BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BA B II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ilmu pengetahuan (kepandaian, keterampilan).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) agar siswa memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai orang yang banyak belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI JENJANG PENDIDIKAN DASAR MATA PELAJARAN SAINS. 4 Pilar Pendidikan UNESCO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GAYA MAGNET MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD NEGERI 3 KRAJAN JATINOM KLATEN TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Picture and Picture Picture and picture adalah suatu metode pemelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurut menjadi urutan logis. Menurut Siti Fatimah ( 2008) Metode pembelajaran picture and picture adalah metode pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan cara memberdayakan potensi gambar-gambar yang berkorelasi dan berkaitan dengan materi/kompetensi yang ingin dicapai. Dengan penggunaan metode pembelajaran picture and picture siswa dapat memperdalam konsep secara leluasa, terkondisi untuk mengembangkan daya nalarnya, dan memperkaya pengalamannya di sekolah. Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Menurut Sahrudin dan Iriani (2010) Metode pembelajaran picture and picture mengupayakan siswa belajar secara aktif, berangkat dari pengalaman siswa, mengajak siswa berpikir kritis, dan merupakan pembelajaran kontekstual. Menurut Depdiknas (2007:204) Metode pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Menurut Agus Suprijono dalam Zainur Rofi ah (2010) Metode picture and picture adalah metode belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dalam hal ini guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi sebagai pengantar. Setelah itu guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, guru memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Ditanyakan juga alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dari alasan atau urutan gambar, guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Metode ini dapat melatih siswa untuk 6

7 berani menerima tugas yang diberikan guru dengan maju kedepan untuk memasangkan gambar melatih siswa untuk mendengarkan tugas yang diberikan oleh guru secara lisan. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya konsep perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap lingkungan daratan dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar, sikap positif serta menciptakan kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah. Metode ini juga merupakan metode pembelajaran yang mengutamakan keberanian siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2.1.1.1. Ciri-Ciri Metode Picture and Picture 1. Untuk menuntaskan materi belajarnya siswa harus memperhatikan penjelasan guru melalui gambar. 2. Masing - masing siswa diberi tugas untuk memasangkan gambar dengan pernyataan yang ada. 3. Jika dalam kelas terdapat siswa yang tidak berani untuk memasangkan gambar maka guru harus memberikan motivasi secara langsung saat kegiatan pembelajaran berlangsung. 4. Melatih siswa untuk melaksanakan tugas dari guru secara lisan. 5. Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah yang harus dilakukan dengan metode picture and picture adalah sebagai berikut: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut 6. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

8 7. Kesimpulan / rangkuman. 2.1.1.2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Picture and Picture Metode picture and picture sering digunakan karena merupakan metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sifatnya pemahaman. 2.1.1.3. Kelebihan Metode Picture and Picture 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa 2. Melatih berpikir logis dan sistematis. 3. Membantu pengembangan respon yang siap dan tepat. 4. Memupuk rasa tanggung jawab. 5. Memperkuat motivasi belajar. 6. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar 7. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Dari uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan metode picture and picture akan dapat mengaktifkan siswa, serta dapat menghindari kesalahan pengertian dari siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama disimpan dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi. 2.1.1.4. Kekurangan Metode Picture and Pictures Di samping memiliki beberapa kelebihan, maka metode picture and picture juga tidak terlepas dari kelemahan. Kelemahan metode picture and picture yaitu Memakan banyak waktu. Banyak siswa yang pasif. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode picture and picture maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: guru harus mempersiapkan sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan picture and picture, menjelaskan tujuan picture and picture kepada siswa, memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi jalannya metode picture and picture.

9 2.1.1.5. Penggunaan Metode Picture and Picture Penggunaan metode picture and picture ini mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu. Penggunaan metode picture and picture menunjang proses interaksi belajar mengajar di kelas karena dapat memusatkan perhatian siswa pada pelajaran, meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mengembangkan kecakapan siswa dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Menurut Roestyah N.K, (1991 : 84). Dengan kata lain penggunaan metode picture and picture bertujuan untuk mewujudkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, menghindari kesalahan dalam memahami konsep-konsep dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta dapat melatih kecakapan siswa dalam menganalisa sesuatu yang sedang berlangsung. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode picture and picture adalah metode yang dapat mengembangkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. 2.1.2. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran untuk sekolah dasar yang ada pada kurikulum. Menurut Samatowa (2010:2) pengetahuan diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Sedangkan pengetahuan alam merupakan pengetahuan tentang alam semesta dan isinya. Ilmu Pengetahuan Alam dalam arti sempit diartikan sebagai disiplin ilmu dari physical sciences dan life sciences. Menurut Iskandar (1997:2) menjelaskan bahwa secara harfiah IPA merupakan ilmu tentang alam yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Conant dalam Samatowa (2010:1) mendefinisikan IPA sebagai suatu deretan konsep dan skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, yang berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Menurut Samatowa (2010:3) IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan manusia. Selanjutnya Samatowa (2010:3)

10 menyimpulkan bahwa IPA adalah pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah. Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD/MI menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar dan MI oleh Refandi (2006), sebagai berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Pembelajaran IPA perlu diberikan kepada siswa sekolah dasar agar siswa dapat berpikir kritis, bersikap ilmiah, dan memahami alam ini. Hal ini akan berguna bagi kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran IPA di SD lebih menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah, daripada perolehan pengetahuan. Piaget dalam Samatowa (2010:5) mengatakan bahwa pengalaman langsung berperan penting sebagai pendorong perkembangan kognitif anak. Pengalaman langsung pada anak tergantung pada konsistensi antara hubungan metode dan objek serta tingkat perkembangan anak.

11 Cullingford dalam Samatowa (2010:9) menjelaskan bahwa pembelajaran IPA tidak hanya dengan hafalan dan pemahaman konsep, tetapi anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan berbagai penjelasan logis. Hal ini akan mendorong anak untuk mengekspresikan kreativitasnya. Anak juga didorong untuk mengembangkan cara berpikir logis dan kemampuan untuk membangkitkan penjelasan ilmiah untuk alasan yang bersifat hakiki dan praktis. Para siswa melakukan berbagai percobaan untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui kegiatan-kegiatan serupa untuk memahami konsep baru atau menguji ide. 2.1.2.1. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SD/MI Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar sebagai berikut:

12 1. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep IPA yang bermanfaat serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengembangkan rasa ingin tahu dan motivasi untuk menggali pengetahuan baru sehingga terjadi respon positif tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 2.1.3. Pengertian Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (2004: 14) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. menurut Dimyati dan Moedjiono (1993) menyatakan, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Sedangkan dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau belajar. Menurut Dimyati dan Moedjiono, (1992 : 40) Hasil belajar dapat berupa pengetahuan (kognitif), tingkah laku atau sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan seseorang dari suatu perbuatan belajar, atau hasil belajar merupakan kecakapan nyata yang dicapai siswa dalam waktu tertentu. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat yang diperoleh setiap siswa setelah proses belajar. Di dalam proses belajar siswa mengerjakan hal-hal yang akan dipelajari sesuai dengan tujuan dan maksud belajar. Hasil belajar akan dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan sikap dan nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi (Tabrani Rusyan, 1993:8). Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai

13 komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan (UU No 20 Tahun 2003 SISDIKNAS ). Menurut Sudjana (1990:22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajaranya. Menurut Winkel (1999:51) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya hasil belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikan, biasanya hasil belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. Selanjutnya, proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil oleh setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filosofisnya. Namun untuk menyatakan persepsinya terhadap penilaian hasil belajar harus tetap berpedoman pada kurikulum. 2.1.3.1. Pengertian Belajar Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional, sampai pada tujuan yang bersifat universal. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh hampir setiap orang. Keterampilan dan kebiasaan-kebiasaan dalam tingkah laku seseorang pada dasarnya dibentuk dan di tempuh melalui proses belajar, karena itu seseorang dapat dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Menurut Rohani (2007: 8) belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan Muhibbin Syah (2006: 109)

14 mendefinisikan belajar sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Senada dengan Syah, Hamalik (2004:6) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu bentuk perubahan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, pengalaman dan latihan. Hal senada ditegaskan pula oleh Sudjana (2009:87) yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri melalui proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungann di sekiranya yang terjadi sebagai hasil belajar dapat berupa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan yang bersifat positif. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kemudian Hintzman dalam Muhibbin Syah (2006) dalam bukunya the psychology of learning and memory berpendapat leraning is a change in organism due to experience which can affact the organism s behavio r. Artinya belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat memenuhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila memengaruhi organisme. Menurut Witting dalam Muhibbin Syah (2006), belajar sebagai : any relatively permanent change in an organism s behavioral repertoire that occurs as a result of experience. Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Selanjutnya menurut Hamalik (1992 : 28) belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan pelatihan.

15 Dari beberapa pengertian belajar di atas dapat ditarik kesimpulan, belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berasal dari pengalaman yang sudah di lewati dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan. 2.1.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas faktorfaktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor-faktor inilah yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang belajar. Faktor dari dalam ini meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologi. Kondisi fisiologis adalah keadaan jasmani dari seseorang yang sedang belajar, keadaan jasmani dapat dikatakan sebagai latar belakang aktivitas belajar. Sedangkan kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor ekstern yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana, dan sebagainya. Clark dalam Nana Sudjana & Ahmad Rivai (1991:39) mengungkapkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi fisik,

16 psikis serta kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi, metode, model pembelajaran serta pendekatan yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. 2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebagai berikut : Zainur Rofi ah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh pendekatan picture and picture dengan mengoptimalkan barang bekas sebagai media pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika pada keliling dan luas segi empat ditinjau dari motivasi belajar siswa. Tujuan dari hasil penelitian ini adalah agar siswa dapat meningkatkan prestasi dengan pendekatan metode picture and picture. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa setelah diterapkan metode pembelajar picture and picture, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan. Penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2012) tentang Upaya meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menerapkan metode Picture and Picture pada siswa kelas IV SD Negeri mangunsari 05 Semester II tahun ajaran 2011/2012. penelitian ini berhasil dilakukan dengan penerapan metode picture and picture sehingga metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dan KKM yang ditentu tercapai. Penelitian yang dilakukan oleh Nuggraheni Arry (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas V SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester II Tahun Pelajaran 2011/2013. Penelitian ini berhasil dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V. Penelitian yang dilakukan oleh Moerwani Ninik Sri (2011) dengan judul Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Semester I SD Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini berhasil dilakukan, bahwa pembelajaran menggunakan

17 kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV. Berdasarkan hasil beberapa penelitian atas, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajaran siswa. 2.3. Kerangka Pikir Alur kerangka berpikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan sehingga proses pembelajaran sebagai usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo tahun pelajaran 2012/2013. Pembelajaran menggunakan metode picture and picture didasarkan beberapa alasan, antara lain metode ini mampu melatih kemampuan berpikir logis siswa melalui pemasangan gambar secara logis sesuai dengan urutan-urutan yang seharusnya, dan diikuti dengan argumentasi siswa atas pengurutan gambar-gambar tersebut. Artinya, bahwa kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa menjadi hal mendasar dalam penggunaan metode ini. Guru hanya memberikan bimbingan materi pelajaran, selebihnya adalah tanggung jawab siswa untuk menguasainya. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode picture and picture, guru tetap menggunakan pembelajaran klasikal (ceramah, tanya jawab, atau diskusi dan tugas) dalam penyajian materi pelajaran. Tetapi pembelajaran klasikal tersebut dikembangkan atau diperkaya guru dengan metode pembelajaran picture and picture sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai, dalam hal ini hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Tlogo tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkat. 2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa Kelas 4 SDN Tlogo, semester II tahun pelajaran 2012/2013.