BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran merupakan persiapan kita di masa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan anak yang ditentukan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, sekolah ingin mempersiapkan mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Pembelajaran ini merupakan suatu proses penyampaian pengetahuan, yang akan dilaksanakan dengan menuangkan berbagai macam ilmu pengetahuan kepada siswa. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di sekolah dasar yang dimaksudkan agar siswa mempunyai banyak pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam di sekitarnya, yang akan diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang alam sekitar, yang telah dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam bersikap ilmiah. Namun materi Ilmu Pengetahuan Alam yang diberikan harus sesuai dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Materi Ilmu Pengetahuan Alam yang akan diberikan kepada siswa harus disesuaikan dengan tingkatan kelas, sehingga penguasaan pengetahuan tentang Ilmu Pengetahuan Alam dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi kelestarian lingkungan alam sekitar. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori (Abdullah,1998:18). 6

2 7 IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep atau prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Sri Sulistyorini, 2007: 39). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah. Pada prinsipnya, mempelajari IPA adalah sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7) Tujuan Pembelajaran IPA Mata pelajaran IPA SD/MI betujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2. Dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran diri tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk dapat berperan dan ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

3 8 6. Meningkatkan kesadaran untuk dapat menghargai lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu makhluk ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS. (Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan SD, 2007: 13-14) Ruang Lingkup Pembelajaran IPA Ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai Berikut: 1. Makhluk hidup dan proses kehidupannya yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi padat, cair, dan gas. 3. Energi dan perubahannya yaitu meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4. Bumi dan alam semesta yaitu meliputi tanah, bumi, tata surya, dan bendabenda langit lainnya. (Depdiknas Ditjen Manajemen Dikdasmen Ditjen Pembinaan TK dan SD, 2007: 14) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Standar kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.

4 9 Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran standar kompetensi (SK) peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibandingkan dengan standar kompetensi (SK) peserta didik. Tabel 1.1 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV Semester II SDN Blotongan 01 Salatiga Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 11. Memahami hubungan 11.1 Menjelaskan hubungan antara antara sumber daya alam sumber daya alam dengan dengan lingkungan, lingkungan. teknologi, dan 1.2 Menjelaskan hubungan antara masyarakat. sumber daya alam dengan teknologi Model Pembelajaran scramble Model pembelajaran merupakan strategi yang akan digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, sikap belajar siswa, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan dalam pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal (Isjoni, 2009: 8). Berbagai macam model pendekatan dalam pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran scramble. Scramble merupakan model pembelajaran dengan membagikan lembar kartu soal dan kartu jawaban yang jawabannya harus disusun sehingga bisa menjadi sebuah jawaban yang tepat/benar. Model pembelajaran Scramble tampak seperti model pembelajaran Word Square. Word Square dalam arti bahasa terdiri atas dua suku kata diantaranya Word yang berarti Kata dan Square yang berarti Pencari. Jadi menurut bahasa arti dari Word Squre adalah pencari kata. Dalam model pembelajaran, Word Square adalah model pembelajaran yang memadukan

5 10 kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi teka-teki silang perbedaanya jawaban sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf penyamar atau pengecoh. Sedangkan scramble, jawaban sudah dituliskan namun dengan susunan huruf yang acak, dan siswa diberi tugas untuk menyusun huruf-huruf jawaban tersebut sehingga menjadi jawaban yang tepat/benar. Istilah scramble berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yang berarti perebutan, peperangan, dan perjuangan. Seperti yang diungkapkan oleh fadmawati (2009) pembelajaran model scramble adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dengan mencocokan kartu pertanyaan dengan kartu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan soal, sedangkan soeparmo (1998:60) berpendapat bahwa model scramble adalah salah satu permainan bahasa, yang pada hakikatnya permainan bahasa ialah merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Scramble merupakan model mengajar dengan membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban dan cara penyelesaian dari soal jawaban yang ada. Scramble dipakai untuk jenis permainan anak-anak yang merupakan latihan pengembangan dan peningkatan wawasan pemikiran kosakata. Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacammacam bentuk yakni: a. Scramble huruf, yakni sebuah permainan menyusun huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna misalnya : Alpjera = Pelajar Ktarsurt = Struktur

6 11 b. Scramble kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat dan benar. Contohnya : kota akan ke saya - pergi = saya akan pergi ke kota c. Scramble wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-kalimat acak. Hasil susunan wacana hendaknya logis, bermakna. Misalnya: 1. Hasilnya berupa berbagai jenis kertas. 2. Dengan menggunakan mesin diproses menjadi kertas. 3. Kayu dipotong-potong dan dihaluskan. 4. Dibuat bubur kertas dan dicampur dengan perekat dan pemutih. Melalui pembelajaran model scramble, siswa dapat dilatih berkreasi menyusun huruf, kalimat, atau wacana yang acak susunannya sehingga dapat menjadi susunan yang bermakna dan mungkin lebih baik dari susunan aslinya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran scramble berbentuk permainan acak huruf, kalimat, atau paragraf. Pembelajaran model scramble ini adalah sebuah model yang menggunakan penekanan latihan soal berupa permainan yang dikerjakan secara berkelompok. Dalam model pembelajaran ini perlu adanya kerja sama antar anggota kelompok untuk saling membantu teman sekelompok agar dapat berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah mencari penyelesaian soal. Model permainan ini diharapkan dapat memacu hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA Langkah-langkah Pembelajaan Dengan Model Scramble. Pembelajaran model scramble memiliki kesamaan dengan model pembelajaran lainnya. Dimana siswa dikelompokan secara acak berdasarkan kemampuan tinggi, rendah, besar, atau jika memungkinkan anggota kelompok

7 12 berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda. Model pembelajran scramble ini dapat dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru menyiapkan sebuah wacana, kemudian guru mengeluarkan kalimatkalimat yang terdapat di dalam wacana tersebut ke dalam kartu-kartu kalimat. b. Guru membuat kartu soal beserta kartu jawaban yang diacak hurufnya sesuai dengan materi bahan ajar yang telah dibagikan guru sebelumnya dan membagikan kartu soal tersebut. c. Siswa di dalam kelompoknya masing-masing, diminta untuk mengerjakan soal dan mencari kartu jawaban untuk jawaban yang cocok, sebelumnya huruf-huruf jawaban telah diacak sedemikian rupa. d. Siswa diharuskan dapat menyusun kata jawaban yang telah tersedia dalam waktu yang telah ditentukan guru. Setelah selesai mengerjakan soal, hasil pekerjaan siswa dikumpulkan dan dilakukan pemeriksaan. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, belum dicantumkan sintaks pembelajaran kooperatif secara keseluruhan langkah-langkah pembelajaran di dalam kegiatan belajar mengajar meliputi dari kegiatan awal, inti dan akhir. Peneliti juga menggunakan langkah-langkah model pembelajran scramble dan menggabungkannya dengan sintaks pembelajaran kooperatif sebagai berikut: A. Kegiatan Awal 1. Guru membuka pelajaran, dan memeriksa kesiapan peserta didik. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 3. Guru memberikan informasi dan menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan dan direncanakan. B. Kegiatan Inti 4. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok.

8 13 5. Guru membagikan lembar kerja dan kartu nama benda yang diacak hurufnya. 6. Siswa di dalam kelompok masing-masing, diminta untuk menyusun kartu nama benda terlebih dahulu, kemudian mengisi kolom yang telah tersedia. 7. Guru mengontrol kerja siswa dalam berdiskusi dan membantu siswa mengarahkan jika masih terdapat hal-hal yang belum dipahami siswa. 8. Setelah siswa selesai mengerjakan lembar kerja, guru kemudian meminta perwakilan dari tiap-tiap kelompok untuk maju ke depan dan mempresentasikan hasil kerja masing-masing kelompok. C. Kegiatan Penutup 9. Guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi. 10. Guru mengadakan evaluasi Tujuan Penggunaan Model Pembelajaran Scramble dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Adapun tujuan dari penggunaan model scramble dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam adalah sebagai berikut : 1. Agar siswa dapat berfikir kritis sehingga dapat lebih mudah dalam mengerjakan soal. 2. Supaya siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 3. Melatih siswa agar bisa bekerja sama di dalam kelompok Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Scramble a. Kelebihan Model Scramble 1. Setiap anggota kelompok dapat bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam setiap anggota kelompoknya, dan setiap anggota kelompok juga harus mengetahui bahwa semua anggota

9 14 kelompok mempunyai tujuan yang sama, setiap anggota kelompok harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya, setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi, setiap anggota kelompok berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan setiap anggota kelompok juga akan diminta pertanggung jawaban secara individual materi yang ditangani dalam kelompoknya, sehingga dalam teknik ini setiap siswa tidak ada yang diam karena setiap individu dikelompoknya diberi tanggung jawab akan keberhasilan kelompoknya. 2. Model pembelajaran ini akan memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Mereka juga dapat berkreasi sekaligus dapat belajar dan berfikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuatnya stres atau merasa tertekan. 3. Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu, model pembelajara scramble ini juga dapat memupuk rasa solidaritas siswa di dalam kelompoknya. 4. Materi yang diberikan melalui salah satu model permainan ini biasanya mengesankan dan sulit untuk mereka lupakan. 5. Sifat kompetitif di dalam model ini dapat mendorong siswa berlombalomba untuk maju. b. Kekurangan Model Pembelajaran Scramble 1. Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya, oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajarnya. 2. Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

10 15 3. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh guru. 4. Model permainan seperti ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan menggangu kelas yang berdekatan Belajar dan Hasil Belajar Belajar Pengertian belajar dapat ini dapat ditemukan dalam berbagai sumber. Meskipun kita melihat terdapat perbedaan-perbedaan di dalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya menurut Slameto (2003: 2). Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditinjau dari berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, dan kecakapan yang merupakan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar Sudjana (1989: 5). Menurut Agus Suprijono (2009: 2) belajar adalah proses yang menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap belajar. Belajar sejak manusia lahir sampai akhir hayat Buharuddin (2007:11). Dari beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pada intinya bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan

11 16 oleh seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan terjadinya perubahan perilaku yang ditunjukkan dari hasil belajar itu Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar Menurut Muhibbin Syah (2010), Secara global, faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa bisa kita bedakan menjadi 2 macam, yaitu: a. Faktor eksternal (faktor yang terdapat dari luar diri siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa. b. Faktor internal (faktor yang terdapat dari dalam diri siswa) yaitu keadaan jasmani dan rohani siswa. c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi pelajaran. a. Faktor Internal Siswa Terdapat dua aspek yang ada dari dalam diri siswa yaitu: aspek fisiologis (aspek yang bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (aspek yang bersifat rohaniah). 1. Aspek Fisiologis Dimana kesehatan siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyerap informasi dalam belajar. 2. Aspek Psikologis a. Inteligensi Siswa Tingkat kecerdasan atau inteligensi (IQ) yang dimiliki oleh siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

12 17 b. Sikap Siswa Sikap (attitude) siswa yang positif di dalam merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. c. Bakat Siswa Kemampuan individu siswa untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan. d. Minat Siswa Kecenderungan dan kegairahan siswa yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. e. Motivasi Siswa Keadaan internal organisme siswa yang mendorong untuk berbuat sesuatu. b. Faktor Eksternal Siswa a. Lingkungan Sosial Lingkungan sosial siswa yaitu di sekolah seperti guru-guru, para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakilnya) dan teman-teman sekelas, orang tua (keluarga) dan masyarakat sekitar juga dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. b. Lingkungan Nonsosial Faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar siswa, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan oleh siswa. Faktor-faktor ini juga menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa Hasil Belajar Hasil belajar adalah tindakan, atau suatu pencapaian tujuan dalam pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 4). Sebagai hasil belajar

13 18 menurut Slameto (2002: 3) adalah perubahan yang dapat terjadi dari dalam diri seseorang yang berlangsung secara berkesinambungan, dan tidak statis. Menurut Nasution (1996) hasil belajar adalah kesempurnaan yang telah dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Sedangkan menurut Agus Suprijono (2009: 5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik perlakuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik (1995: 48) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dalam situasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang. Menurut Oemar Hamalik (2006) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Dimyati (2002: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes. Dari pendapat para ahli tentang hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusian saja. Melainkan yang telah

14 19 dicapai sebagai tanda atau simbol keberhasilan dari usaha belajar (hasil aktivitas belajar) yang menghasilkan perubahan, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai. 2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan metode scramble antara lain: 1. Mariyana litta (2011) tentang peningkatan kemampuan membaca pemahaman teks melalui teknik scramble siswa kelas V SDN Bedali 05 Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik scramble dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman teks. Siswa semakin aktif dan tidak takut untuk mengekspresikan ide-ide yang dimilikinya. Selain menambah pengetahuan, siswa juga bermain sambil belajar, hal ini terlihat pada waktu siswa melaksanakan kerja kelompok. Selain itu penilaian hasil juga mengalami peningkatan, ini terbukti dari nilai pratindakan sampai penilaian proses siklus 1 ketuntasan klasikal adalah 50% dan pada siklus 2 ketuntasan klasikal mencapai 100%. Pada penilaian hasil pratindakan ketuntasan klasikal mencapai 40%, pada siklus 1 mencapai 50% dan pada siklus 2 adalah 100%. 2. Febri Belandina Lay (2011) tentang Penerapan model pembelajaran scramble untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VA pada mata pelajaran PKN SDN Madyopuro 4 Kecamatan Kedungkandang kota Malang. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut; nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 69,54%, sebanyak 11 siswa (33,33%) belum tuntas karena masih berada dibawah kriteria penilaian, sebanyak 22 siswa (66,66%) tuntas karena sudah mencapai kriteria ketuntasan oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VA SDN Madyopuro 4 adalah 74,54%, sebanyak 9 siswa (27,27%) yang belum tuntas atau belum mencapai kriteria ketuntasan, sedangkan sebanyak 24 siswa

15 20 (72,72%) yang sudah tuntas karena telah mencapai kriteria ketuntasan. Dengan melihat pada nilai rata-rata siswa pada tiap siklus maka pada siklus II nilai siswa mengalami peningkatan. Disimpulkan bahwa model pembelajaran Scramble ini dapat meningkatkan hasil belajar PKN siswa kelas VA SDN Madyopuro 4 Kota Malang. Dari hasil analisis judul yang pernah digunakan penelitian diatas ternyata model scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan motivasi belajar siswa. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penelitian di atas, penulis menggunakan model scramble guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di dalam penelitian ini. 2.3 Kerangka Pikir Prestasi belajar merupakan tolak ukur dari tingkat kecerdasan seseorang maupun masyarakat. Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan guru dan keaktifan belajar siswa. Cara belajar siswa juga harus disesuaikan dengan materi pelajaran dan tujuan pengajarannya. Cara belajar yang baik dapat memungkinkan siswa untuk dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) inilah yang merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengenal masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep pada pembelajaran IPA dan untuk mengetahui usaha dalam mengatasinya. Ketika akan melakukan kegiatan belajar mengajar, guru juga harus menggunakan model pembelajaran yang mudah diterima oleh siswa dan dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa. Selain model belajar yang dilakukan oleh guru, faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

16 21 adalah efektif dan efisien yang dapat dilihat dari keaktifan, kreatifitas dan kemandirian siswa. Guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang optimal dengan menerapkan berbagai model pembelajaran. Untuk itu peneliti akan menggunakan model pembelajaran Scramble untuk mengatasi kurangnya keaktifan belajar siswa. Model pembelajaran Scramble ini digunakan agar dapat membangkitkan semangat belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sehingga siswa akan menjadi lebih aktif lagi pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung. Mengenai penerapan model pembelajaran scramble maka terdapat suatu pendapat dari penulis, tampak seperti pada bagan 2.1.

17 22 Kondisi awal Tindakan Guru : Mengajar dengan model ceramah Menerapkan model pembelajaran scramble Siswa : Hasil belajar siswa rendah Siklus I: Menerapkan model pembelajaran scramble dalam pembelajaran Siklus II: Menerapkan model pembelajaran scramble dalam pembelajaran Kondisi Akhir Diduga melalui penerapan model scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Blotongan 01 Salatiga. Bagan 2.1 Skema Kerangka Pikir

18 Hipotesis Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis tindakan yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dapat diupayakan melalui penggunaan model pembelajaran scramble pada siswa kelas 4 di SDN Blotongan 01 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif 2.1.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Metode STAD Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok serta di dalamnya menekankan kerjasama.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan dalam belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian mengenai teori-teori menurut pendapat dari beberapa ahli yang digunakan untuk mengembangkan dan mendukung penelitian ini. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat IPA IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1.Pembelajaran Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik (Djamarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering disebut science. Natural artinya alamiah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pendidikan atau pengajaran di sekolah dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang tampak pada siswa harus merupakan akibat dari proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari

BAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fiqih merupakah ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Fiqih merupakah ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fiqih merupakah ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al Qur an dan Sunnah. Selain itu fiqih juga merupakan ilmu yang membahas hukum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Picture and Picture Picture and picture adalah suatu metode pemelajaran yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurut menjadi urutan logis.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Hasil Belajar IPA 2.2.1 Hakekat Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2009:20) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses hasil belajar. Hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas dan mutu pendidikan harus senantiasa ditingkatkan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Kelas V Nana Sudjana (2002: 22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembelajaran model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi kemampuan siswa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan dasar bagi siswa dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari : Hasil Belajar, Belajar dan 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka Penelitian ini mengutip beberapa pendapat para ahli yang mendukung dan relavansi dari penelitian tindakan kelas ini yang terdiri dari :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Menyiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, keadaan atau proses sesuatu, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Metode eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari atau melakukan sendiri, mengikuti

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR 6 BAB II PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA A. Definisi Metode Inkuiri Salah satu metode pembelajaran dalam bidang Sains, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut science. Telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia. Setiap warga masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball throwing menurut asal katanya berarti bola salju bergulir dapat diartikan sebagai metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting di dunia ini. Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini sangat beragam. Salah satunya adalah ilmu tentang alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu alam atau dalam bahasa Inggris disebut natural science atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Pembelajaran merupakan persiapan di masa depan, dalam hal ini masa depan kehidupan anak yang ditentukan orang tua. Oleh karenanya, sekolah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa. BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman ini berasal dari kata Faham yang memiliki tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7 Disini ada pengertian tentang pemahamn yaitu kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab II kajian pustaka berisi tentang kajian teoriyang menjelaskan tentang pembelajaran,pengertian dari IPA sebagai ilmu pengetahuan yang berisi tentang alam semesta. Hasil belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Jigsaw 2.1.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw Menurut Arends (2008: 13), pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan berperan untuk mencetak sumber daya manusia yang handal dan terampil dibidangnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Tipe STAD 2.1.1.1. Model Pembalajaran Kooperatif Mohamad Nur (2011:1) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang

Lebih terperinci

materi yang ada dalam suatu pengajaran.

materi yang ada dalam suatu pengajaran. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yang harus kita mengerti yaitu pemahaman dan konsep, dua kata tersebut yang harus kita pahami terlebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 2.1.1.1 Pengertian Model Menurut Salma(2009:33), istilah model diartikan sebagai design grafis, prosedur kerja yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakekat IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA IPA merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja tetapi juga mencakup pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah sebuah proses yang terus menerus berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang terjadi sebagai perkembangan IPTEK, perubahan nilai budaya, dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar dalam Garis-garis Besar Program Pendidikan (GBPP) kelas V Sekolah Dasar dinyatakan: Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dinamik yang harus selalu diserasikan dengan proses kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah kehidupan internasional. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat IPA Menurut (Depdiknas RI No. 22, 2006) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang di kembangkan pada tingkat sekolah dasar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Hakikat ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Konsep Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan. Hamalik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Tinjauan Tentang Teknik Luck of the Draw a. Pengertian Teknik Pembelajaran David W. Johnson menjelaskan bahwa teknik pembelajaran adalah proses belajar mengajar

Lebih terperinci