Penentuan Bilangan Asam dan Bilangan Penyabunan Sampel Minyak atau Lemak

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN. bahan dasar seperti kelapa sawit, kelapa, kedelai, jagung, dan lain-lain. Meski

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Minyak dan Lemak 1.1 TUJUAN PERCOBAAN. Untuk menentukan kadar asam lemak bebas dari suatu minyak / lemak

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU ULIN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. yang jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa berlemak. Ciri khusus dari

SNI Standar Nasional Indonesia. Minyak goreng. Badan Standardisasi Nasional ICS

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS MUTU MINYAK GORENG

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

A. Judul Praktikum : Uji Keasaman Minyak (Uji Lipid) B. Tujuan Praktikum : untuk mengetahui sifat Asam dan Basa Minyak. C. Latar Belakang : Lipid

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

TUGAS ANALISIS AIR, MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS LEMAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produksi modern saat ini didominasi susu sapi. Fermentasi gula susu (laktosa)

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan yang digunakan untuk menghasilkan minyak goreng, shortening,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. 1. Data Pengamatan Ekstraksi dengan Metode Maserasi. Rendemen (%) 1. Volume Pelarut n-heksana (ml)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Fungsi lemak sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai sumber energi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

Pemanfaatan Limbah Debu Tanur Pembakaran Laterit Nikel (Raw Gas) Sebagai Adsorben Untuk Meningkatkan Mutu Minyak Kelapa Nohong *)

1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Adelya Desi Kurniawati, STP., M.Sc., MP.

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS. Korry Novitriani M.Si Iin Intarsih A.Md.Ak. Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya

K O P A L SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Bab III Metodologi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak merupakan triester asam lemak dengan gliserol. Trigliserida alami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 Pembahasan Degumming

PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA

UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT TERHADAP PENURUNAN BILANGAN ASAM DAN KEPEKATAN WARNA MINYAK JELANTAH MELALUI PROSES ADSORPSI.

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UJI KUALITAS MINYAK ZAITUN (OLEUM OLIVARUM) MERK X DAN Y BERDASARKAN BILANGAN ASAM YANG BEREDAR DI KECAMATAN KASIHAN, BANTUL, DIY

Sintesis Metil Ester dari Minyak Goreng Bekas dengan Pembeda Jumlah Tahapan Transesterifikasi

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau santan dalam sayur-sayuran. Minyak kelapa murni mengandung asam laurat

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

Penentuan Sifat Minyak dan Lemak. Angka penyabunan Angka Iod Angka Reichert-Meissl Angka ester Angka Polenske Titik cair BJ Indeks bias

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

PENENTUAN SIFAT MINYAK DAN LEMAK. ANGKA PENYABUNAN ANGKA IOD ANGKA REICHERT-MEISSL ANGKA ESTER ANGKA POLENSKE TITIK CAIR BJ INDEKS BIAS

Lampiran 1. Pohon Industri Turunan Kelapa Sawit

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak dan minyak (trigliserida) yang

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah campuran ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik dari tumbuh-tumbuhan seperti kelapa sawit, kacang-kacangan, biji-bijian, dan lain-lain maupun dari hewan. Karena sumber lemak beraneka macamnya, maka setiap jenis lemak berbeda sifat fisik dan kimianya. Dengan menganalisis sifat fisika dan kimianya dapat ditentukan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap lemak dan minyak tersebut sebelum digunakan untuk keperluan manusia, misalnya untuk pembuatan sabun dan margarin. Trigliserida tertentu berfungsi sebagai sumber utama asam linoleat yakni asal lemak tak jenuh. Karena senyawa ini tak dapat disintesis oleh tubuh, asam linoleat dianggap sebagai asam lemak esensial. Akhirnya, trigliserida menunda rasa lapar sesudah makan karena senyawa ini meninggalkan lambung secara perlahan-lahan. Lipid atau lemak mudah dibedakan dari karbohidrat, protein dan asam nukleat karena kelarutannya dalam pelarut organik nonpolar. Dalam hal ini, sifat-sifat kimia lemak atau minyak yang sering dianalisis antara lain bilangan penyabunan, bilangan asam dan asam lemak bebas (FFA) dan bilangan peroksida. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan praktikum ini, yaitu dengan menggunakan analisis penentuan bilangan asam dan bilangan penyabunan pada sampel minyak dan lemak itu sendiri. 1.2 Maksud Praktikum Mengetahui dan memahami bilangan asam dan bilangan penyabunan sampel minyak atau lemak. 1.3 Tujuan Praktikum Menentukan bilangan asam dan bilangan penyabunan sampel minyak Kunci Mas.

2.1 Teori Umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang (Anwar, 1996). Secara kimia yang diartikan dengan lemak adalah trigliserida dari gliserol dan asam lemak. Berdasarkan bentuk strukturnya trigliserida dapat dipandang sebagai hasil kondensasi ester dari satu molekul gliseril dengan tiga molekul asam lemak, sehingga senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun lemak itu sama disebut trigliserida paling sederhana. Tetapi jika ketiga asam lemak tersebut tidak sama disebut dengan trigliserida campuran. Pada umumnya trigliserida alam mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Trigliserida jika dihidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol. Reaksi hidrolisis trigliserida dapat digambarkan sebagai berikut : (Sudarmadji, 1989) O O O O O O R 1 R 2 R 3 3H 2 O CH 2 OH CHOH CH 2 OH + R 1 COOH R 2 COOH R 3 COOH Trigliserida gliserol asam lemak Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Bila minyak mengalamipemanasan yang berlebihan, bagian molekulnya yaitu gliserol akan mengalami kerusakan dan minyak tersebutakan mengeluarkan asap biru yang sangat mengganggu lapisan selaput mata. Molekul-molekul gliserol tersebut

menjadi kering dan membentuk aldehida tidak jenuh yang disebut akrolein. Titik asap suatu minyak goreng bergantung pada kadar gliserol bebasnya. Semakin tinggi titik asapnya, semakin baik mutu minyak goreng tersebut (Wijaya, 2005). Tabel II.1 Standar Mutu Minyak Goreng KRITERIA UJI SATUAN SYARAT Keadaan bau, warna dan rasa - Normal Air %b/b Maks 0,30 Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam larutan) %b/b Maks 0,30 bahan makanan tambahan Sesuai SNI 022-M dan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88 Cemaran logam - Besi (Fe) - Tembaga (Cu) - Raksa (Hg) - Timbal (Pb) - Timah (Sn) Mg/kg Mg/kg Mg/kg Mg/kg Mg/kg Maks 1,5 Maks 0,1 Maks 0,1 Maks 40,0 Maks 0,005 - Seng (Zn) Mg/kg Maks 40,0/250,0)* Arsen (As) %b/b Maks 0,1 Angka Peroksida %mg 02/gr Maks 1 Catatan *Dalam kemasan kaleng (Sumber : SNI 01-3741-2002 Standar Mutu Minyak Goreng) tujuan utama proses pemurnian minyak adalah menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, serta memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri. Kotoran-kotoran yang ada dalam minyak dapat berupa komponen yang tidak larut dalam minyak. Komponen yang tidak larut alam minyak adalah lendir, getah, abu, dan mineral. Komponen dalam bentuk suspensi koloid adalah fosfolipid, karbohidrat, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Komponen yang larut dalam minyak berupa asam lemak bebas, sterol, hidrokarbon,

monogliserida, digliserida, dan zat warna yang terdiri dari karotenoid dan klorofil (Ketaren, 1986). Pemurnian merupakan tahap pertama dari proses pemanfaatan minyak goreng bekas, yang hasilnya dapat digunakan sebagai minyak goreng kembali atau sebagai bahan baku produk untuk pembuatan sabun mandi padat. Tujuan utama pemurnian minyak goreng ini adalah menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna yang kurang menarik dan memperpanjang daya simpan sebelum digunakan kembali (Wijaya, 2005). Adsorben atau bahan penyerap berupa karbon aktif yang digunakan dapat meningkatkan kembali mutu minyak goreng bekas, dimana karbon aktif akan bereaksi menyerap warna yang membuat minyak bekas menjadi keruh. Cara pelarutan yang terbaik adalah dengan menambahkan adsorben berupa karbon aktif sebanyak 10% dari bahan minyak goreng bekas yang digunakan. Adsorben dilarutkan dalam minyak selama 1-1,5 jam pada suhu 150 o C, kemudian minyak disaring (Yuliana, 2008). 2.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2015) 1. Penentuan bilangan asam Timbang seksama lebih kurang 5,0 gram sampel (lemak/minyak), masukkan ke dalam erlenmeyer, tambahkan 50 ml alkohol 95% netral. Setelah ditutup dengan pendingin balik, panaskan sampai mendidih dan digojok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya. Setelah dingin, larutan lemak dititrasi dengan larutan baku KOH 0,1 N menggunakan indikator fenolftalein (PP). akhirnya titrasi apabila terbentuk warna merah muda yang tidak hilang selama 30 detik. Apabila cairan berwarna gelap maka dapat ditambahkan pelarut yang cukup banyak dan atau menambahkan indikator bromotimol-biru sampai terbentuk warna biru. Hitunglah bilangan asam. 2. Penetapan bilangan penyabunan Timbang seksama kurang lebih 5 gram minyak atau lemak, masukkan kedalam erlenmeyer 200 ml dan tambahkan 50 ml larutan

KOH-etanolik. Setelah ditutup dengan pendingin balik, didihkan dengan hati hati selama 30 menit. Selanjutnya dinginkan dan tambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein dan titrasi kelebihan KOH dengan larutan baku HCL 0,5 N. untuk mengetahui kelebihan larutan KOH ini maka lakukan titrasi blangko, yaitu dengan prosedur yang sama tanpa mengandung sampel (lemak/minyak). Hitunglah angka penyabunan. BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah buret, corong, erlenmeyer 200 ml, kondensor, pipet volum, statif, dan timbangan analitik. 3.2 Bahan Praktikum Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alcohol 95% netral, indikator feolftalein (PP), indikator bromotimol-biru,

larutan baku KOH 0,1 N, larutan KOH-etanolik, larutan baku HCL 0,5 N, tissue dan sampel minyak (kunci mas). 3.3 Prosedur Kerja 1. penetapan bilangan asam Pertama ditimbang sampel minyak (kunci mas) sebanyak 5 gram, setelah itu masukan dalam Erlenmeyer 200 ml dan di tambahkan 50 ml alcohol netral. Kemudian di tutup dengan pendingin balik yaitu dengan menggunakan kondensor panaskan hingga asam lemak bebasnya terlarut, setelah semuanya telah terlarut asam lemak di titrasi dengan larutan KOH 0,1 N dan menggunakan indikator fenolftalein (PP) akhir titrasi apabila terbentuk warna merah muda yang tidak hilang selama 30 detik. Apabila yang terbentuk warna gelap maka ditambahkan pelarut yang cukup banyak atau di tambahkan indikator bromotimol biru sampai terbentuk warna biru dan dihitung bilangan asamnya. 2. penetapan bilangan penyabunan Pertama di timbang sampel minyak (kunci mas) sebanayak 200 gram masukan dalam Erlenmeyer 200 ml dan ditambahkan 50 ml KOH-etanolik. Setelah itu di tutup dengan pendingin balik yaitu dengan menggunakan kondensor di panaskan selama 30 menit. Setelah itu di dinginkan dan di tambahkan indikator fenolftalein dan dititrasi kelebihan KOH dengan menggunakan larutan baku HCL 0,5 N. untuk mengetahui kelebihan larutan KOH makan lakukan titrasi blangko, kemudian di hitung bilangan penyabunannya.

4.1 Hasil praktikum a. Tabel BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN No Sampel (berat) Volume titran 1 Kunci mas (5,039 gram) 2 2 Provit (5,0169 gram) 2,6 3 Susu SGM (5,005 gram) 12,4 4 Susu dancow (5, 0173 gram) 10,2

- Penyabunan Volume titran blanko Volume titran sampel 115,5 67,2 b. Perhitungan 1. Penetapan asam Bilangan asam = VKOH x NKOH x56,1 berat sampel Kelompok 1 Bilangan asam = = 2 x 0,1 x56,1 5,039 11,22 5,039 = 2,226 gram 2. Bilangan Penyabunan Bilangan penyabunan = V HCLblanko VHCL sampel x N HCLx 56,1 berat sampel Di ketahui : V HCLblanko = 111,5 ml V HCLsampel = 67,2 ml NHCL = 0.5 N Berat sampel = 5, 0168 gram (115,5 67,2 ) x0,5 x56,1 Bilangan sampel = 5,0168 = 270,053 gram Kelompok 2 Bilangan penyabunan = 2,6 x 0,1x 56,1 5,0661

= 14, 506 5,0661 = 2,879 gram Kelompok 3 Bilangan penyabunan = 12,4 x 0,0992 x 56,1 5,0051 = 69,0074 5,0051 = 13,797 gram 4.2 Pembahasan Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak nabati terdapat dalam buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, akar tanaman, dan sayur-sayuran. Dalam jaringan hewan lemak terdapat di seluruh badan, tetapi jumlah terbanyak terdapat dalam jaringan adipose dan sumsum tulang. Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar yang berasal dari hidrolisa minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka asam makin rendah kualitasnya, sebaliknya jika angka asamnya rendah maka kualitas minyak tersebut bagus dan layak untuk dikonsumsi. Parameter yang penting untuk mengetahui kualitas minyak adalah dari angka asam. Pada penetapan bilangan asam dilakukan penimbangan sampel minyak (kunci mas) sebanyak 5 gram, setelah itu masukan dalam Erlenmeyer 200 ml dan di tambahkan 50 ml alcohol netral, digunakan alkohol netral karena alkohol adalah pelarut yang baik untuk minyak. Kemudian di tutup dengan pendingin balik yaitu dengan menggunakan kondensor panaskan hingga asam lemak bebasnya terlarut, setelah semuanya telah terlarut asam lemak di titrasi dengan

larutan KOH 0,1 N untuk menetralkan asam lemak bebas yang ada pada minyak kunci mas. kemudian menggunakan indikator fenolftalein (PP), indikator ini merupakan indikator yang sering digunakan selain itu merupakan bentuk asam lemak. akhir titrasi apabila terbentuk warna merah muda yang tidak hilang selama 30 detik. Apabila yang terbentuk warna gelap maka ditambahkan pelarut yang cukup banyak atau di tambahkan indikator bromotimol biru sampai terbentuk warna biru dan dihitung bilangan asamnya. Kemudian untuk penentuan bilangan penyabunan yaitu dilakukan penimbangan sampel minyak (kunci mas) sebanayak 200 gram masukan dalam Erlenmeyer 200 ml dan ditambahkan 50 ml KOH-etanolik. Setelah itu di tutup dengan pendingin balik yaitu dengan menggunakan kondensor di panaskan selama 30 menit. Setelah itu di dinginkan dan di tambahkan indikator fenolftalein dan dititrasi kelebihan KOH dengan menggunakan larutan baku HCL 0,5 N. untuk mengetahui kelebihan larutan KOH makan lakukan titrasi blangko, kemudian di hitung bilangan penyabunannya. Pada percobaan penentuan bilangan asam mendapatkan hasil yaitu 2,226 gram dan pada penentuan bilangan penyabunan didapatkan hasil 270,053 gram.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun hasil dari percobaan untuk penentuan bilangan asam mendapatkan hasil 2,226 gram dan pada penentuan bilangan penyabunan mendapatkan hasil 270,053 gram. 5.2 Saran Diharapkan kepada teman-teman agar tidak rebut pada saat praktikum sedang berlansung.

DAFTAR ISI Anwar, Chairil, dkk. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI. Ketaren, 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Edisi 1, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Perkins, 1967, Pelatihan Pemurnian Minyak Goreng Bekas, http://www.pelatihan pemunian minyak_goreng_bekas. Html diakses tanggal 10 September 2011SNI 01-3741-2002 Dewan Mutu Minyak Goreng, Jakarta. Sudarmadji, Slamet, dkk. 1989. Analisa Bahan Pangan dan Pertanian. Yogyakarta, PAU Pangan dan Gizi UGM. Wijaya, S., dkk., 2005, Pengolahan MinyakGoreng bekas, Trubus Agrisarana, Surabaya. Yuliana, dkk., 2008, Penggunaan Adsorben untuk mengurangi Kadar Free Fatty Acid, Peroxide Value dan WarnaMinyak Goreng bekas, Jurnal Teknik Kimia Indonesia