BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada

BAB I PENDAHULUAN. kerugian terjadi ketika dua belah pihak yang terlibat tidak dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gaya Manajemen Konflik

BAB 1 PENDAHULUAN. atau lebih. Konflik terjadi secara alami dan merupakan fenomena yang akan

BAB I PENDAHULUAN. industri dan organisasi. Konflik sendiri diartikan sebagai reaksi psikologis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini sumber daya manusia adalah kunci sukses suatu organisasi

BAB 11 MANAJEMEN KONFLIK

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara, bahwasannya konflik ini sudah terjadi sejak lama.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan jika mungkin untuk selamanya. Perusahaan yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRES. Adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk

Team Building & Manajeman Konflik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 GAYA PENANGANAN KONFLIK PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR SENTRAL DI SINTANG

Nama: Anton Rahmat Riyadi NIM :

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

Bab I. Pendahuluan. Tingkat perputaran karyawan (turnover) memang biasa. terjadi dalam sebuah organisasi, namun jika perputaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN MANAJEMEN KONFLIK DENGAN KINERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS PESISIR KABUPATEN PANGKEP

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam, berkembang dan berubah. Seseorang bekerja karena

1 Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Yogie Afdhal Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Hidup di tempat kerja, pekerjaan dan keluarga, pekerjaan dan pemenuhan

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri otomotif khususnya industry otomotif truk di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. antara fakta dan teori. Keputusan tersebut merupakan penafsiran dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan (Wealth-creating institution). Bahkan dalam lingkungan bisnis yang

Judul : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran pada Kinerja Manajerial Dengan Self Efficacy dan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Moderating

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak lagi terelakkan. Dalam organisasi-organisasi bisnis, kondisi ini terkadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh karyawan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dinamika lingkungan kerja penuh dengan berbagai tantangan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Wanita karir mengacu pada sebuah profesi. Karir adalah karya. Jadi, ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dapat dicapai dengan peningkatan potensi sumber daya manusia yang ada. memuaskan, bahkan mungkin menemui kegagalan.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya manusia mempunyai peran penting di dalam setiap kegiatan. keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan

Skripsi. Pengaruh Kepribadian terhadap Job Performance. Dengan Gaya Manajemen Konflik sebagai Variabel Moderating

Perilaku Keorganisasian IT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Menurut Achour (2011) kesejahteraan pada karyawan adalah seseorang

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

Suatu proses dimana satu pihak menganggap pihak lain secara negatif, merugikan dan perlu dihindari. Pandangan mengenai konflik:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Globalisasi mengakibatkan adanya perubahan dengan tuntutan tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Ruky (2001) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat

Judul : Pengaruh Konflik Interpersonal dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan PT POS Indonesia (Persero) Pusat Denpasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Salah satu sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan

BAB 1. Pendahuluan. yang tidak diketahui atau dikenal (Laraia & Stuart, 1998). Sedangkan (Corey. tegang yang memaksa individu untuk berbuat sesuatu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan isu gay di Indonesia meskipun tidak dikatakan pesat, kini

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Setiap individu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN DISKUSI. Pada penelitian ini, responden berjumlah 396 responden terdiri dari ibu

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, potensi individu/siswa yang belum berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perkembangan perusahaan di Bali berlangsung sangat cepat terutama di

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi yang dibangun memiliki tujuan serta pencapaian. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang bergerak dibidang sosial mempunyai cara tersendiri dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Kontribusi sumber daya manusia menjadi salah satu komponen utama keberlangsungan operasional dalam organisasi sehingga harus dikelola dengan baik. Sebagaimana yang dijelaskan Daft (2002:520) bahwa peranan penting dari manajemen sumber daya manusia adalah menyeimbangkan kebutuhan akan tenaga kerja di masa depan dengan penciptaan iklim yang stabil bagi pekerjapekerja yang tersisa. Karyawan sebagai sebagai salah satu komponen organisasi yang memiliki tingkat kompleksitas sangat tinggi dalam pengelolaannya. Menurut Gaol (2014:3) manusia adalah sumber dan objek persoalan yang besar, dan memang pantas untuk dipersoalkan karena keagungan manusia tidak ada tandingannya. Sampai saat ini banyak penelitian yang menjadikan manusia sebagai obyek penelitian yang dikaitkan pada keanggotaannya dalam perusahaan atau organisasi. Manusia yang terdiri dari berbagai latar belakang, persepsi, dan budaya, terkumpul dalam suatu organisasi yang menuntut sebuah pencapaian, memberi dampak tersendiri kepada para anggota organisasi tersebut. Salah satu dampak yang terjadi ialah konflik personal dan interpersonal. Hal ini diperkuat oleh Wirawan (2010:55-59) yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa jenis konflik 1

2 yakni konflik personal dan interpersonal, konflik interes, serta konflik realistis dan nonrealistis. Berbagai bentuk konflik yang terjadi di dalam organisasi menjadi sebuah tugas sekaligus tantangan bagi orang-orang yang berada di dalamnya. Tugas dan tantangan tersebut berupa pengelolaan konflik yang didesain berdasarkan pola atau karakteristik konflik yang terjadi disetiap organisasi. Manajemen konflik berperan penting sebagai alat dalam mengarahkan konflik negatif kepada konflik positif. Menurut Gaol (2014:639) Konflik yang optimal di dalam perusahaan sangat berguna dalam membantu keberhasilan kinerja yang positif, namun jika tingkat konflik terlalu tinggi akan berakibat kekacauan yang mengancam keberlangsungan hidup perusahaan. Seperti halnya hasil penelitian Giovanni et al. (2015) di PT. Air Manado bahwa konflik kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal ini menjadi penting untuk dimahami terlebih dahulu mengenai manajemen konflik dalam organisasi. Wirawan (2010:129) mendefinisikan manajemen konflik sebagai proses yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun strategi konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konflik agar menghasilkan resolusi yang diinginkan. Manajemen konflik dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain; asumsi mengenai konflik, persepsi mengenai penyebab konflik, ekspektasi atas reaksi lawan konfliknya, pola komunikasi dalam interaksi konflik, kekuasaan yang dimiliki, pengalaman menghadapi situasi konflik, sumber yang dimiliki, jenis kelamin, kecerdasan emosional, kepribadian, budaya organisasi system sosial, prosedur pengambilan keputusan saat terjadi konflik, situasi konflik dan posisi dalam konflik, pengalaman menggunakan salah satu gaya manajemen konflik, dan keterampilan berkomunikasi.

3 Pada akhirnya konflik dalam organisasi yang dikelola sedemikian rupa berdasarkan jenis penanganannya akan bermuara pada kinerja organisasi. Hal ini diperkuat oleh Atteya (2013) yang menjelaskan tentang hubungan strategi manajemen konflik terhadap kinerja karyawan bidang penjualan dan pemasaran. Hasilnya terdapat kolerasi positif yang tinggi antara strategi collaboration dan compromise terhadap tingginya kinerja. Strategi accomodation memberikan hasil kinerja dalam tingkat menengah, sedangkan strategi competition dan avoiding memberikan hasil yang rendah terhadap kinerja. Beberapa masalah yang berkaitan dengan kompleksitas manusia sebagai salah satu komponen utama perusahaan diantaranya disebabkan oleh konflik. Gaol (2014:640) menjelaskan bahwa konflik interpersonal atau konflik yang terjadi antarindividu merupakan salah satu jenis konflik yang biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan tentang isu tertentu, tindakan, dan tujuan, dimana hasil bersama sangat menentukan. Konflik yang tidak terselesaikan biasanya mengakibatkan timbulnya hambatan seperti ketidak percayaan, keraguan, ketidak jujuran, dan defensif. Rahim dan Bonoma (1979) menjelaskan bahwa penanganan konflik terdiri dari integrating, obliging, dominating, avoiding, compromising yang kemudian diklasifikasikan sehingga melahirkan dua dimensi dasar dalam penanganan konflik antara lain dorongan untuk memperhatikan diri sendiri dan dorongan untuk memperhatikan orang lain. Konflik tidak selamanya bersifat negatif. Beberapa orang terkadang justru menganggap konflik sebagai suatu hal yang dianggap memiliki dampak positif dalam diskusi topik untuk pengambilan keputusan. Konflik positif (fungsional) adalah sebuah konfrontasi diantara kelompok yang menambah keuntungan kinerja

4 perusahaan. Memandang konflik sebagai suatu yang positif dapat meningkatkan daya kompetitif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Sebaliknya, konflik negatif akan membuat segala aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan menjadi terhambat. Konflik negatif (disfungsional) sebagai interaksi di antara kelompok yang merugikan perusahaan atau menghalangi pencapaian tujuan perusahaan (Gaol, 2014:640). Konflik interpersonal yang terjadi pada anggota organisasi sering kali dipicu oleh perilaku saling bergantung dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap individu yang tergabung dalam suatu organisasi memiliki kepentingan dan tujuan tersendiri diluar tujuan organisasi. Sebagai konsekuensinya, konflik kepentingan (conflict of interest) muncul sebagai jenis konflik yang mengartikan telah terjadi konflik individual dan interpersonal. Hal ini diperkuat oleh penelitian Sitompul (2014) yang menjelaskan bahwa konflik interpersonal yang ada pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rejang Lebong dapat mempengaruhi kinerja pegawai, hal ini diperoleh dari nilai rata-rata jawaban responden sebesar 3,66. Konflik interpersonal bisa menyebabkan terjadinya stres pada karyawan di tempat kerja. Hal ini diperkuat oleh Ullah dan Naeem (2012) yang meneliti tentang stres kerja sebagai hasil dari konflik interpersonal pada bank di Pakistan. Dijelaskan hasil dari penelitian tersebut bahwa konflik interpersonal dan stres kerja sangat berpengaruh satu sama lain. Penelitian tersebut diperkuat oleh Han dan Netra (2014) yang menjelaskan bahwa konflik berpengaruh positif terhadap stres kerja.

5 Tingginya tingkat stres yang terjadi pada karyawan di tempat kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini seperti yang dilakukan Goswami (2015) dalam mengevaluasi secara empiris dampak stres kerja terhadap kinerja karyawan bank. Hasilnya menunjukkan bahwa stres kerja membawa efek subjektif seperti takut, marah dan kecemasan diantara karyawan yang mengakibatkan kesehatan mental dan psikologis yang buruk. Hal itu terbukti pada tingkat kepercayaan 95% atas dasar Z-test (Z = 1,87) bahwa stres kerja mempengaruhi kinerja karyawan dalam hal efisiensi dan produktivitas. Mengingat pentingnya pengelolaan konflik dalam organisasi mengindikasikan bahwa konflik yang timbul diantara anggota organisasi memberikan pengaruh terhadap keberlangsungan hubungan para anggotanya yang kemudian dapat berdampak pada kinerja yang dicapai. Sebagaimana yang dijelaskan pada hasil penelitian yang dilakukan Chen et al. (2012) dalam International Journal of Conflict Management yang berjudul Improving employees' job satisfaction and innovation performance using conflict management bahwa terdapat pengaruh manajemen konflik terhap kinerja. Penelitian didukung oleh Atteya (2013) dalam Journal of Organisational Psychology yang berjudul Examining the effect of the conflict management strategies on job performance menunjukan hasil bahwa terdapat kolerasi positif yang tinggi antara strategi collaboration dan compromise terhadap tingginya kinerja. Dari berbagai macam kemungkinan yang timbul, sehingga penulis akan mengaitkan gaya manajemen konflik kolaborasi, menghindar, kompetisi, akomodasi dan kompromi dengan beberapa variabel seperti stres kerja, dan

6 kinerja. Dengan merujuk pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penulis meyakini bahwa penelitian ini sangat relevan untuk dilakukan meski dengan objek yang berbeda. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul yang diambil adalah Pengaruh Gaya Manajemen Konflik Kolaborasi, Menghindar, Kompetisi, Akomodasi dan Kompromi terhadap Kinerja Karyawan dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap kinerja karyawan? 2. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik menghindar terhadap kinerja karyawan? 3. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kompetisi terhadap kinerja karyawan? 4. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik akomodasi terhadap kinerja karyawan? 5. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kompromi terhadap kinerja karyawan? 6. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap stres kerja? 7. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik menghindar terhadap stres kerja?

7 8. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kompetisi terhadap stres kerja? 9. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik akomodasi terhadap stres kerja? 10. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kompromi terhadap stres kerja? 11. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi, menghindar, kompetisi, akomodasi dan kompromi terhadap kinerja karyawan? 12. Bagaimana pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi, menghindar, kompetisi, akomodasi dan kompromi terhadap stres kerja? 13. Bagaimana pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan? 14. Lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja? 15. Lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik menghindar terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik menghindar terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja? 16. Lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik kompetisi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik kompetisi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja? 17. Lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik akomodasi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik akomodasi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja? 18. Lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik kompromi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik kompromi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja?

8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap kinerja karyawan. 2. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik menghindar terhadap kinerja karyawan. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kompetisi terhadap kinerja karyawan. 4. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik akomodasi terhadap kinerja karyawan. 5. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kompromi terhadap kinerja karyawan. 6. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap stres kerja. 7. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik menghindar terhadap stres kerja. 8. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kompetisi terhadap stres kerja. 9. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik akomodasi terhadap stres kerja. 10. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kompromi terhadap stres kerja. 11. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi, menghindar, kompetisi, akomodasi dan kompromi terhadap kinerja karyawan.

9 12. Untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik kolaborasi, menghindar, kompetisi, akomodasi dan kompromi terhadap stres kerja. 13. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. 14. Untuk mengetahui lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik kolaborasi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja. 15. Untuk mengetahui lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik menghindar terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik menghindar terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja. 16. Untuk mengetahui lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik kompetisi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik kompetisi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja. 17. Untuk mengetahui lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik akomodasi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik akomodasi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja. 18. Untuk mengetahui lebih besar mana pengaruh secara langsung gaya manajemen konflik kompromi terhadap kinerja karyawan dari pada pengaruh tidak langsung gaya manajemen konflik kompromi terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja.

10 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan serta dapat menjadi salah satu sumber referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Bagi Organisasi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi yang bermanfaat bagi organisasi dalam mempertimbangkan dan mengambil keputusan terkait konflik yang terjadi di organisasi. 3. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan bagi penulis tentang kondisi real di lapangan terkait manajemen konflik pada orgnanisasi. Penelitian ini sekaligus dapat meningkatkan keahlian bagi penulis serta menjadi sumber pembelajaran saat akan melakukan penelitian dikemudian hari.