Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

dokumen-dokumen yang mirip
Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR. Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

Ruang Norm-2 dan Ruang Hasil Kali Dalam-2

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

TEOREMA TITIK TETAP DI RUANG BARISAN p-summable DALAM NORM-n

Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut

Ketaksamaan Cauchy-Schwarz, Ketaksamaan Bessel, dan Kesamaan Parseval di Ruang n-hasilkali Dalam Baku. Hendra Gunawan

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

FUNGSIONAL LINEAR-2 DALAM RUANG NORM-2 2-LINEAR FUNCTIONALS IN 2-NORMED SPACE

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM-2

ORTOGONALITAS-P DI RUANG NORM-n

BEBERAPA KONSEP ORTOGONALITAS DI RUANG NORM

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

ORTOGONALITAS DI RUANG BERNORM

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

INTERVAL KEKONTRAKTIFAN PEMETAAN PADA RUANG BANACH. Badrulfalah 1, Khafsah Joebaedi. 2.

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

Eksistensi Dan Ketunggalan Titik Tetap Untuk Pemetaan Kontraktif Pada Ruang Metrik-G Komplit

REPRESENTASI FUNGSIONAL-2 DI l p. Yosafat Eka Prasetya Pangalela Institut Teknologi Bandung

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

ISSN: X 35 SEMI HASIL KALI DALAM ATAS DAN BAWAH

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KESTABILAN PERSAMAAN FUNGSIONAL JENSEN.

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

1. PENDAHULUAN 2. METODE PENELITIAN 3. HASIL DAN PEMBAHASAN. Abstrak

KAJIAN TEOREMA TITIK TETAP PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE LENGKAP DENGAN JARAK-W

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG ULTRAMETRIK DISKRIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

Teorema Titik Tetap Pada Ruang Ultrametrik Diskrit

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga SIFAT JARAK PADA RUANG METRIK SKRIPSI SITI MAISYAROH

FUNGSI COMPUTABLE. Abstrak

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

SIFAT P-KONVEKS PADA RUANG FUNGSI MUSIELAK-ORLICZ TYPE BOCHNER. Yulia Romadiastri

INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

FUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)

SIFAT TITIK TETAP PADA RUANG METRIK SKRIPSI

PEMETAAN KONTRAKSI CIRIC-MATKOWSKI PADA RUANG METRIK TERURUT. Mariatul Kiftiah

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

ANALISIS TITIK TETAP SET- VALUED FUNCTION MENGGUNAKAN METRIK HAUSDORFF TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

Karakteristik Koproduk Grup Hingga

ANALISA KETUNGGALAN TITIK TETAP PADA PEMETAAN KONTRAKTIF DI RUANG METRIK LENGKAP DENGAN MEMANFAATKAN JARAK-W

MA3231 Analisis Real

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

ANALISIS KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI

Daftar Isi 3. BARISAN ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB

BEBERAPA KONSEP YANG BERKAITAN PADA RUANG FUZZY BERNORMA DAN RUANG FUZZY BERNORMA-n

BARISAN SIMBOL DAN UKURAN INVARIAN FUNGSI MONOTON SEPOTONG-SEPOTONG KONTINU

II. TINJAUAN PUSATAKA

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

TOPOLOGI RUANG LINEAR

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

Rumus eksplisit untuk sudut antara dua subruang dari suatu ruang hasilkali dalam 1. Hendra Gunawan 2

PROGRAM FRAKSIONAL LINIER DENGAN KOEFISIEN INTERVAL. Annisa Ratna Sari 1, Sunarsih 2, Suryoto 3. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

SIFAT KELENGKAPAN RUANG METRIK BERNILAI KOMPLEKS

Transkripsi:

Jurnal Matematika Integratif. Vol. 3, No. 2 (207), pp. 95 04. p-issn:42-684, e-issn:2549-903 doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 Ruang Norm-n Berdimensi Hingga Moh. Januar Ismail Burhan Jurusan Matematika dan Teknologi Informasi, Program studi Matematika, Institut Teknologi Kalimantan januarismail@itk.ac.id Abstrak Norm-n adalah bentuk perumuman dari norm yang dapat didefinisikan di suatu ruang vektor real. Konsep ini sangat menarik karena mewariskan beberapa sifat norm, yang mana pada n = 2 dapat mewakili sebagai luas dari jajar genjang yang direntang oleh dua vektor yang berbeda. Pada makalah ini, akan dibahas mengenai ruang norm-n berdimensi hingga. Diawali dengan mempelajari norm yang diturunkan dari norm-n, sehingga diperoleh hubungan kekonvergenan barisan di ruang norm dan di ruang norm-n. Hasil ini merupakan metode yang akan digunakan untuk membuktikan Teorema Titik tetap yang telah diperbaiki pada bagian premisnya di ruang norm-n berdimensi hingga. Kata kunci: Ruang Norm-n Berdimensi Hingga, Norm, Teorema Titik Tetap. Abstract The n-normed is a form of generalization of the normed that can be defined in a real vector space. This concept is very interesting because it inherit some the normed properties, which at n = 2 can represent as the area of a parallelogram spanned by two distinct vectors. In this paper, we will discuss about the finite dimensional n-normed spaces. Beginning by studying the normed which is derived from the n-normed, thus it will be obtained the relation between the convergence of sequence in the normed space and in the n-normed spaces. This result is a method that will be used to prove The Fixed Point Theorem has been fixed in the premise on finite dimensional n-normed spaces. Key words: Finite Dimesional n-normed Spaces, Normed, Fixed Point Theorem.. Pendahuluan Konsep tentang ruang norm-2 pertama kali dikembangkan oleh Gähler pada pertengahan dekade 960an dan ruang hasil kali dalam-2 pertama kali diperkenalkan oleh Diminnie, Gähler dan White pada tahun 970. Sementara itu konsep ruang norm-n dimana n 2 dikembangkan oleh Gähler pada akhir dekade 960-an dan ruang hasil kali dalam-n dikembangkan oleh Misiak pada tahun 989. Pada tahun 200, Gunawan dan Mashadi di [4 mempelajari bahwa setiap norm-n ekuivalen dengan dengan norm-n yang mereka defenisikan sendiri. Dari sinilah mereka membuktikan mengenai Teorema Titik Tetap untuk suatu ruang Banach-n dengan sembarang vektor 2000 Mathematics Subject Classification: 46B99 Received: 207-04-27, accepted: 207-09-26 95

96 Burhan, JMI Vol 3 No 2 Okt 207, pp. 95-04,doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 x, x 2,..., x n dalam ruang norm-n berdimensi hingga. Ekariani dan Gunawan di [ membahas ruang norm-n standar dengan menunjukkan ekuivalensi antara norm yang diperoleh dari normn standar dengan norm biasa. Berbeda dengan yang telah dibahas oleh Ekariani dan Gunawan di [, pada makalah ini akan menggunakan suatu norm yang didefinisikan dari norm-n untuk mencari hubungan antara ruang norm dan ruang norm-n dengan batasan ruang berdimensi hingga. Lebih lanjut, fakta ini akan digunakan pula untuk membuktikan Teorema Titik Tetap dalam ruang norm-n berdimensi hingga dengan menggunakan sembarang vektor a, a 2,..., a n yang bebas linear, untuk memperbaiki Teorema Titik Tetap di [4 yang disajikan dalam teorema yang diformulasikan oleh Gunawan sebagai berikut: Teorema.. Misalkan pemetaan T : X X, sedemikan sehingga T x T x, x 2,..., x n C x x, x 2,..., x n, untuk setiap x, x, x 2,..., x n X dan C (0, ). Maka T mempunyai titik tetap yang tunggal, yaitu terdapat x X sedemikian sehingga T x = x. 2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur. Metodologi yang digunakan adalah mengumpulkan bahan penelitian dari buku buku dan jurnal jurnal yang membahas konsep ruang norm dan konsep ruang norm-n, dan selanjutnya melakukan kajian terhadap konsep konsep tersebut untuk mengkonstruksi norm yang diperoleh dari norm-n. Selanjutnya norm yang diperoleh menjadi alat untuk membuktikan teorema titik tetap di ruang norm-n berdimensi hingga sebagai perbaikan teorema titik tetap yang dibahas H. Gunawan di [4. 3. Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini akan dibahas suatu konsep norm-n. Secara geometris, norm-n dapat dipandang sebagai suatu metode untuk menghitung volume parallelepiped yang direntang oleh n buah vektor. Lebih lanjut, akan dibahas hasil yang diperoleh mengenai Teorema Titik Tetap di ruang norm-n berdimensi hingga. Adapun pembahasan norm-n pada tulisan ini hanya pada ruang vektor real berdimensi hingga (d n). 3.. Ruang Norm-n. Pada subbab ini akan dibahas konsep norm-n dan contoh dari norm-n pada ruang vektor berdimensi hingga. Definisi 3.. Misalkan n N dan X adalah ruang vektor real berdimensi d n. Norm-n adalah fungsi,..., : X n R, sehingga untuk setiap x,..., x n, x, y X memenuhi empat kondisi di bawah ini () x,..., x n = 0 jika dan hanya jika x,..., x n bergantung linear; (2) x,..., x n invarian atas permutasi; (3) x,..., x n, αx n = α x,..., x n, x n, untuk setiap α R; (4) x,..., x n, x + y x,..., x n, x + x,..., x n, y. Pasangan (X,,..., ) disebut suatu ruang norm-n. Contoh trivial norm-n dalam ruang berdimensi hingga adalah sebagai berikut: Contoh 3.2. X = R d dengan d = n yang dilengkapi dengan norm-n : x... x n x,..., x n E = abs..... x n... x nn dimana x i = (x i,..., x in ) R d untuk setiap i =,..., n (huruf E adalah untuk Euclid). Selanjutnya diberikan beberapa fakta atau sifat yang dimiliki suatu norm-n seperti halnya beberapa sifat yg dimiliki norm.

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga 97 Proposisi 3.3. Misalkan (X,,..., ) adalah ruang norm-n berdimensi d n, maka () x,..., x n 0 untuk setiap x,..., x n X; (2) x,..., x n, x n + α x +... + α n x n = x,..., x n, x n untuk setiap x,..., x n X dan α,..., α n R. Proof. Ambil sembarang x,..., x n X dan α,..., α n R. () Akan ditunjukkan x,..., x n 0. Perhatikan bahwa, 0 = x x,..., x n x,..., x n + x,..., x n = x,..., x n + x,..., x n = 2 x,..., x n. Maka diperoleh x,..., x n 0. (2) Akan ditunjukkan bahwa x,..., x n, x n + α x +... + α n x n = x,..., x n, x n. Perhatikan n x n,..., x n, x n + α i x i x,..., x n, x n + x,..., x n, α i x i i= i= n = x,..., x n, x n + α i x,..., x n, x i. Menurut definisi norm-n Sifat, maka α i x,..., x n, x i = 0 untuk setiap i =,..., n. Maka diperoleh x,..., x n, x n + α x +... + α n x n x,..., x n, x n. () Selanjutnya perhatikan, ( ) n x,..., x n, x n = x n,..., x n, x n + α i x i α i x i i= i= ( ) n x n,..., x n, x n + α i x i + x,..., x n, α i x i i= i= ( ) n = x n,..., x n, x n + α i x i + α i x,..., x n, x i. i= Karena α i x,..., x n, x i = 0 untuk setiap i =,..., n, maka diperoleh x,..., x n, x n x,..., x n, x n + α x +... + α n x n. (2) Dari () dan (2) dapat disimpulkan bahwa x,..., x n, x n + α x +... + α n x n = x,..., x n, x n. Dengan demikian proposisi terbukti. 3.2. Kekonvergenan dan Kelengkapan. Pada ruang norm-n definisi mengenai kekonvergenan barisan dan barisan Cauchy tidak jauh berbeda dengan definisi pada ruang norm-2 yang telah dibahas Gunawan di [2 dan di [3. Definisi 3.4. Barisan (x (k)) di ruang norm-n (X,,..., ) berdimensi hingga (d n) dikatakan konvergen ke x di dalam (X,,..., ) apabila, untuk setiap x 2,..., x n X berlaku : i= lim x (k) x, x 2,..., x n = 0, i=

98 Burhan, JMI Vol 3 No 2 Okt 207, pp. 95-04,doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 yaitu untuk setiap ε > 0 terdapat n 0 N sedemikian hingga untuk setiap k n 0 berlaku x (k) x, x 2,..., x n < ε, dimana x disebut limit barisan (x (k)). Teorema 3.5. Limit dari suatu barisan yang konvergen di ruang norm-n (X,,..., ) berdimensi hingga (d n) senantiasa tunggal. Proof. Misalkan x dan x adalah limit dari barisan (x (k)), menurut definisi untuk setiap x 2,..., x n X dan ε > 0 terdapat n 0 N sedemikian sehingga x (k) x, x 2,..., x n < ε 2 untuk setiap k n 0, dan terdapat n N sehingga x (k) x, x 2,..., x n < ε 2 k n. Pilih n = maks(n 0, n ) sehingga untuk k n, maka x x, z = x x (k) + x (k) x, x 2,..., x n x x (k), x 2,..., x n + x (k) x, x 2,..., x n < ε 2 + ε 2 = ε. Karena untuk sembarang ε > 0, maka diperoleh x x = 0. untuk setiap Selanjutnya dibahas mengenai kriteria Cauchy untuk kelengkapan suatu ruang norm-n. Definisi 3.6. Barisan (x (k)) di ruang norm-n (X,,..., ) disebut barisan Cauchy apabila, untuk setiap x 2,..., x n X. Untuk setiap ε > 0 terdapat n 0 N sedemikian hingga untuk setiap k, l n 0 berlaku x (k) x (l), x 2,..., x n < ε. Teorema 3.7. Jika barisan (x (k)) konvergen, maka (x (k)) merupakan barisan Cauchy. Proof. Ambil sembarang ε > 0, barisan (x (k)) konvergen ke x X artinya untuk setiap z X terdapat n 0 N sedemikian hingga untuk setiap k n 0 berlaku x (k) x, x 2,..., x n < ε 2. Maka, x (k) x (l), x 2,..., x n = x (k) x + x x (l), x 2,..., x n x (k) x, x 2,..., x n + x x (l), x 2,..., x n < ε 2 + ε 2 = ε, untuk setiap k, l n 0. Jadi (x (k)) merupakan barisan Cauchy di ruang norm-n. Lebih lanjut, dapat didefinisikan kelengkapan suatu ruang norm-n. Definisi 3.8. Ruang norm-n (X,,..., ) dikatakan lengkap, jika setiap barisan Cauchy (x (k)) konvergen ke x di (X,,..., ). Ruang norm-n yang lengkap disebut ruang Banach-n. 3.3. Norm yang diturunkan dari norm-n dan basis bagi X. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendefinisian norm yang diturunkan dari norm-n dan himpunan basis bagi X. Misalkan (X,,..., ) adalah ruang norm-n dan misalkan {b, b 2,..., b d } adalah basis bagi X, maka diberikan beberapa fakta antara lain: Lemma 3.9. Barisan (x (k)) konvergen ke x di X jika dan hanya jika lim x (k) x, b i 2,..., b in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. Proof. Ambil sembarang y 2, y 3,..., y n X. (= ) Misalkan Barisan (x (k)) konvergen ke x di X, maka perdefinisi dapat ditunjukkan bahwa lim x (k) x, b i 2,..., b in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}.

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga 99 ( =) Misalkan diketahui lim x (k) x, b i 2,..., b in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. Perhatikan bahwa, d d x (k) x, y 2,..., y n = x (k) x, (α 2 ) i2 b i2,..., (α n ) in b in d i 2= d i 2= d i 2= i 2= (α2 ) i2 x (k) x, b i2,..., [ (α 2 ) i2 d i 3= [ d (α 2 ) i2 [... i n= d (α n ) in b in i n= (α 3 ) i3 x (k) x, b i2,..., i n= d (α n ) in b in i n= (α n ) in x (k) x, b i2, b i3,..., b in Akibatnya untuk k ruas kanan bernilai akan bernilai nol, sehingga ruas kiri bernilai nol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lim x (k) x, y 2, y 3,..., y n = 0. Dengan demikian barisan (x (k)) konvergen ke x di X. Hal yang sama untuk barisan Cauchy, Lemma 3.0. Barisan (x (k)) Cauchy di X jika dan hanya jika untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. lim k,l x (k) x (l), b i 2,..., b in = 0.... Proof. Dapat dibuktikan dengan cara membuktikan lemma 3.0 Akibatnya diperoleh bahwa, Akibat 3.. Barisan (x (k)) konvergen ke x di X jika dan hanya jika lim x (k) x, b i2,..., b in = 0, {i 2,...,i n} {,...,d} dan barisan (x (k)) Cauchy di X jika dan hanya jika lim x (k) x (l), b i2,..., b in = 0. k,l {i 2,...,i n} {,...,d} Proof. Tanpa mengurangi keumuman, hanya akan ditunjukkan arah ( =). Menurut Lemma 3.9 dan Lemma 3.0, serta fakta bahwa untuk setiap y 2, y 3,..., y n X. Diperoleh x (k) x, y 2, y 3,..., y n d (α 2 ) i2 i 2= [ [ d... i n= (α n ) in x (k) x, b i2, b i3,..., b in Jika k, maka diperoleh ruas kiri bernilai nol. Dengan demikian (x (k)) konvergen ke x di X. Selanjutnya perhatikan pula bahwa, x (k) x (l), y 2, y 3,..., y n d (α2 ) i2 i 2= [ [ d... i n=.... (αn ) in x (k) x (l), bi2, b i3,..., b in Jika k, l, diperoleh ruas kanan bernilai nol mengakibatkan ruas kiri bernilai nol. Dengan demikian (x (k)) Cauchy di X.....

00 Burhan, JMI Vol 3 No 2 Okt 207, pp. 95-04,doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 Selanjutnya diperoleh fakta bahwa dapat didefinsikan norm yang diturunkan dari norm-n yang berhubungan dengan basis {b, b 2,..., b d }. Proposisi 3.2. Misalkan {b, b 2,..., b d } adalah basis bagi X, maka x n = x, b i2,..., b in adalah norm di X. {i 2,...,i n} {,...,d} Proof. Tanpa mengurangi keumuman, cukup ditunjukkan Sifat dari definisi norm. Ambil sembarang x, y X dan α R, akan ditunjukkan bahwa x n = 0 jika dan hanya jika x = 0. ( =) Diketahui x = 0, perhatikan 0 n = 0, b i2,..., b in. {i 2,...,i n} {,...,d} Karena 0 bergantung linear terhadap setiap b, b 2,..., b d, maka 0, b i2,..., b in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. Maka 0 n = 0. (= ) Diketahui bahwa x n hanya dipenuhi oleh = 0, maka {i 2,...,i n} {,...,d} x, b i2,..., b in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. x, b i2,..., b in = 0. Akibatnya Yakni x dan b i2,..., b in bergantung linear untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. Maka dapat ditulis sebagai kombinasi linear x = α i2 b i2 +... + α in b in untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. Tanpa mengurangi keumuman misalkan x = α b +α 3 b 3 +... + α n b n, apabila kita substitusikan kepada 0 = x, b i2,..., b in = α b + α 3 b 3 +... + α n b n, b 2, b 3,..., b n. Maka menurut sifat norm-n diperoleh α b, b 2, b 3,..., b n = α b, b 2, b 3,..., b n = 0. Karena b, b 2, b 3,..., b n = 0, maka α = 0 = α = 0. Dengan cara yang sama dapat diperoleh bahwa α = α 2 =... = α d = 0, sehingga x = α i2 b i2 +... + α in b in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., d}. Selanjutnya dengan membuktikan sifat - sifat norm yang lain dapat ditunjukkan bahwa x n adalah norm di X. Apabila kita memilih basis yang lain, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap norm yang dibentuk, karena di X yang berdimensi hingga (d n) sembarang norm ekuivalen dengan norm yang lain. Perhatikan bahwa secara umum untuk p <, Dapat didefinisikan fungsi p di X dengan bentuk p x n p = x, b i2,..., b in p. {i 2,...,i n} {,...,d} Dapat diperiksa pula bahwa n p merupakan norm di X. Akhirnya diperoleh penulisan yang berbeda dari Akibat 3. dengan menggunakan norm n. Akibat 3.3. Barisan (x (k)) konvergen ke x di X jika dan hanya jika lim x (k) x n = 0, dan barisan (x (k)) Cauchy di X jika dan hanya jika lim x (k) x k,l (l) n = 0.

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga 0 Proof. Gunakan definisi n dan Akibat 3.. 3.4. Norm yang diturunkan dari norm-n dan n buah vektor bebas linear. Bagian ini membahas mengenai pendefinisian norm yang diturunkan dari norm-n dan n buah vektor bebas linear di X. Sebelumnya akan dibahas mengenai beberapa fakta yang diperoleh berkenaan dengan himpunan bebas linear. Lemma 3.4. Jika barisan (x (k)) konvergen ke x di X maka lim x (k) x, a i 2,..., a in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., n}, dimana {a,..., a n } bebas linear. Proof. Barisan (x (k)) konvergen ke x di X, untuk setiap y 2, y 3,..., y n X, berlaku lim x (k) x, y 2, y 3,..., y n = 0. Akibatnya karena a,..., a n X, maka diperoleh lim x (k) x, a i 2,..., a in = 0 untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., n}. Lemma 3.5. Jika barisan (x (k)) Cauchy di X maka lim x (k) x (l), a i 2,..., a in = 0 k,l untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., n}, dimana {a,..., a n } bebas linear. Proof. Misalkan (x (k)) Cauchy di X, maka untuk setiap y 2, y 3,..., y n X, berlaku lim x (k) x (l), y 2, y 3,..., y n = 0. k,l Akibatnya karena a,..., a n X, maka diperoleh lim x (k) x (l), a i 2,..., a in = 0 k,l untuk setiap {i 2,..., i n } {,..., n}. Lebih lanjut, akibat kedua lemma sebelumnya maka dapat didefinisikan norm baru yang diturunkan dari norm-n dan himpunan bebas linear {a,..., a n } di X. Proposisi 3.6. Misalkan {a,..., a n } X bebas linear, maka x n = x, a i2,..., a in adalah norm di X. {i 2,...,i n} {,...,n} Proof. Tanpa mengurangi keumuman, hanya akan ditunjukkan pembuktian sifat 3 (Ketaksamaan Segitiga). Pembuktian sifat ke- dari norm dan ke-2 dapat digunakan cara seperti pembuktian norm n. Ambil sembarang x, y X dan α R. Akan ditunjukan bahwa n memenuhi sifat-sifat dari definisi norm. Akan ditunjukkan bahwa x + y n x n + y n.

02 Burhan, JMI Vol 3 No 2 Okt 207, pp. 95-04,doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 () Karena norm-n mempunyai sifat ketaksamaan segitiga, maka diperoleh x + y n = x + y, a i2,..., a in = {i 2,...,i n} {,...,n} {i 2,...,i n} {,...,n} {i 2,...,i n} {,...,n} = x n + y n. { x, a i2,..., a in + y, a i2,..., a in } x, a i2,..., a in + {i 2,...,i n} {,...,d} y, a i2,..., a in Jadi x n adalah norm di X. Dengan menggunakan norm n, maka Lemma 3.4 dan Lemma 3.5 dapat ditulis sebagai berikut, Akibat 3.7. Jika barisan (x (k)) konvergen ke x di X maka lim x (k) x n = 0 dan jika barisan (x (k)) Cauchy di X maka lim x (k) x (l) n = 0. k,l Proof. Gunakan definisi n dan akibat dari Lemma 3.4 dan Lemma 3.5. Teorema 3.8. Setiap ruang norm (X, ) berdimensi hingga merupakan ruang Banach. Proof. Lihat [5. 3.5. Hubungan ruang norm-n dan ruang norm berdimensi hingga. Seperti halnya dengan pembahasan pada Bab 3 bahwa semua norm pada X yang berdimensi hingga (d n) adalah ekuivalen. Kita peroleh bahwa norm x n ekuivalen dengan norm x n di X. Proposisi 3.9. Norm n ekuivalen dengan norm n di X. Proof. Lihat Teorema mengenai ekivalensi norm pada ruang berdimensi hingga di [5. Berdasarkan hasil di atas dan hubungan yang diperoleh pada pembahasan sebelumnya dapat diperoleh beberapa fakta, antara lain. Lemma 3.20. Misalkan (x (k)) barisan di X dan x X, maka () Barisan (x (k)) konvergen ke x di (X,,..., ) jika dan hanya jika barisan (x (k)) konvergen ke x di (X, n ). (2) Barisan (x (k)) Cauchy di (X,,..., ) jika dan hanya jika barisan (x (k)) Cauchy di (X, n ). Proof. Gunakan Akibat 3.3. Lemma 3.2. Misalkan (x (k)) barisan di X dan x X, maka () Barisan (x (k)) konvergen ke x di (X, n ) jika dan hanya jika barisan (x (k)) konvergen ke x di ( ). (2) ( Barisan (x (k)) Cauchy di (X, n ) jika dan hanya jika barisan (x (k)) Cauchy di X, n ). Proof. Misalkan (x (k)) barisan di X dan x X, () (= ) Misalkan Barisan (x (k)) konvergen ke x di (X, n ). Karena norm n ekuivalen dengan norm n di X, maka untuk setiap y X terdapat a, b > 0 sehingga a y n y n b y n. Perhatikan bahwa x (k) x n b x (k) x n. Jika k, maka ruas kanan bernilai nol mengakibatkan x (k) x n = 0. Dengan demikian (x (k)) konvergen ke x di ( ).

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga 03 ( =) Dibuktikan dengan cara yang serupa dan fakta bahwa x (k) x n a x (k) x n untuk setiap k N. (2) Pembuktian dapat dilakukan dengan langkah seperti pembuktian barisan konvergen di atas. Berdasarkan kedua hal di atas disimpulkan lemma pun terbukti. Akibat 3.22. Misalkan (x (k)) barisan di X dan x X, maka () Barisan (x (k)) konvergen ke x di (X,,..., ) jika dan hanya jika barisan (x (k)) konvergen ke x di ( ). (2) ( Barisan (x (k)) Cauchy di (X,,..., ) jika dan hanya jika barisan (x (k)) Cauchy di X, n ). Proof. Gunakan Lemma 3.20 dan Lemma 3.2. Lebih lanjut, berdasarkan Lemma 3.20, Lemma 3.2, dan Akibat 3.22 maka hubungan kekonvergenan barisan di ruang norm dan di ruang norm-n berdimensi hingga digambarkan dalam diagram berikut, Gambar. Diagram hubungan kekonvergenan barisan di ruang norm dan di ruang norm-n. 3.6. Teorema Titik Tetap. Pada bagian ini akan dibahas hasil utama yang diperoleh, yaitu Teorema Titik Tetap di ruang norm-n berdimensi hingga, dimulai dengan Lemma di bawah ini. Lemma 3.23. Ruang (X,,..., ) berdimensi hingga (d n) adalah ruang Banach-n. Proof. Untuk membuktikan lema tersebut, dapat digunakan Akibat 3.22. Misalkan (x (k)) barisan di X dan x X. Ambil (x (k)) barisan Cauchy di (X,,..., ) menurut Akibat 3.22, maka (x (k)) barisan Cauchy di ( ) (. Karena X, n ) adalah ruang Banach (akibat Teorema 3.8), maka (x (k)) konvergen di ( ) (. Sebut x (k) x X, n ), sehingga menurut Akibat 3.22 pula (x (k)) konvergen ke x di (X,,..., ). Karena (x (k)) Cauchy dan konvergen ke x di (X,,..., ), dengan demikian kita simpulkan (X,,..., ) ruang Banachn. Teorema 3.24. (Teorema Titik Tetap) Misalkan {a,..., a n } X himpunan bebas linear dan T adalah pemetaan kontraktif pada X sehingga T x T y, a i2,..., a in C x y, a i2,..., a in untuk setiap x, y X dan {i 2,..., i n } {,..., n}, dimana C (0, ). Maka T memiliki titik tetap yang tunggal di X. Proof. Menurut Teorema 3.8 ( ) adalah ruang Banach. Selanjutnya dengan menggunakan norm n yang diturunkan dari norm-n dan himpunan bebas linear {a,..., a n },

04 Burhan, JMI Vol 3 No 2 Okt 207, pp. 95-04,doi:0.2498/jmi.v3.n2.986.95-04 pemetaan T memenuhi T x T y n = = C {i 2,...,i n} {,...,n} {i 2,...,i n} {,...,n} {i 2,...,i n} {,...,n} T x T y, a i2,..., a in C x y, a i2,..., a in x y, a i2,..., a in = C x y n untuk setiap x, y X. Jadi T kontraktif terhadap norm n. Karena ( ) adalah ruang Banach, sehingga menurut Teorema Titik Tetap untuk ruang Banach T mempunyai titik tetap yang tunggal di X. 4. Simpulan Ruang norm-n secara umum memiliki sifat-sifat yang tak berbeda jauh dengan ruang norm. Kekonvergenan barisan, barisan Cauchy, dan kelengkapan dapat didefinisikan di dalamnya. Pada makalah ini telah dibuktikan bahwa ruang norm-n (X,,..., ) berdimensi hingga adalah ruang Banach-n dengan memanfaatkan hubungan kekonvergenan barisan di ruang normn (X,,..., ) dan di ruang norm ( ). Lebih lanjut, dengan metode yang sama telah dibuktikan pula Teorema Titik Tetap di ruang norm-n (X,,..., ) berdimensi hingga yang merupakan perbaikan dari Teorema Titik Tetap versi Gunawan dan Mashadi [4. Dengan merubah hipotesis teorema yang pada awalnya menggunakan untuk setiap x, x 2,..., x n X menjadi himpunan sembarang himpunan bebas linear {a,..., a n }. Ucapan Terimakasih. Isi makalah ini dapat diselesaikan atas bimbingan Prof. Hendra Gunawan pada saat Moh. Januar Ismail menyelesaikan master di ITB dan dapat dipublikasikan setelah berada di Institut Teknologi Kalimantan. Daftar Pustaka [ Ekariani., S. dan Gunawan., H., 202, Teorema titik tetap pada ruang norm-n standar, Jurnal Ilmiah Matematika dan Pendidikan Matematika (JMP). Vol. 4 No., Juni 202, hal. 69-77. [2 Gunawan., H., 200, The space of p-summable sequences and its natural n-norm, Bull. Austral. Math. Soc. 64, 37-47. [3 Gunawan., H. and Mashadi., M., 200, On finite-dimensional 2-normed space, Soochow J. Math. 27, 32-329. [4 Gunawan., H. and Mashadi., M., 200, On n-normed spaces, Int. J. Math. Sci. 27, 63-639. [5 Kreyszig., E., 978, Introductory Functional Analysis with Application, John Wiley & Sons Inc, New York.