BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes No. 128 tahun 2004 pengertian Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Menurut UU No. 29 tahun 2004, tenaga kesehatan adalah tenaga yang bertanggung jawab dalam mengisi rekam medis adalah dokter umum/spesialis, dokter gigi/dokter gigi spesialis, serta tenaga kesehatan lain yang ikut memberikan pelayanan kesehatan secara langsung kepada pasien. Puskesmas mempunyai tugas diantaranya memberikan pelayanan kesehatan menyeluruh, yaitu asuhan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatife pada wilayah kerjanya. Untuk menjalankan tugas tersebut perlu di dukung adanya unit-unit pembantu yang mempunyai tugas spesifik, diantaranya adalah unit rekam medis. Unit rekam medis bertanggungjawab terhadap pengelolaan data pasien menjadi informasi kesehatan yang berguna bagi pengambilan keputusan (Budi 2011). Fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pokok sasarannya masing-masing. 1
Selain itu, juga mempunyai kewajiban administrasi untuk membuat dan memelihara rekam medis pasien. Hal ini di tegaskan dalam beberapa peraturan dan undang-undang, misalnya Undang-undang praktik kedokteran atau yang dikenal dengan UUPK Nomor 29 tahun 2004 pasal 46 ayat 1 yaitu Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Apabila melanggar undang-undang tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan. Unit rekam medis pada fasilitas pelayanan kesehatan sangat berperan untuk memelihara dan menjaga rekam medis pasien. Hal ini disebutkan juga dalam peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis pada pasal 5 ayat 1. Selain kewajiban diatas, pelayanan rekam medis dan fasilitas pelayanan kesehatan juga menjadi salah satu penilaian pada proses akreditasi (Budi, 2011). Tugas unit rekam medis mulai dari pengumpulan data, pemrosesan data, dan penyajian informasi kesehatan. Data yang dikumpulkan berupa data sosial dan data medis. Data sosial didapatkan ketika pasien mendaftar sebagai pasien, sedangkan data medis didapatkan setelah pasien mendapat pemeriksaan dari tenaga kesehatan (Budi, 2011). Proses pengumpulan data pertama kali di suatu fasilitas pelayanan kesehatan dilakukan di unit rekam medis pada urusan penerimaan pasien. Data di tempat penerimaan pasien dijadikan sebagai sumber data pasien yang berobat di klinik, bangsal, atau pelayanan penunjang. Setelah mendapatkan masukan data dari penerimaan pasien dan bagian pelayanan medis data akan diproses melalui tahapan penyusunan, pengecekan kelengkapan, pengkodean, pengindekan dan rekap laporan. Pada proses ini 2
kegiatan pengelolaan rekam medis manual sangat nyata bentuk kegiatannya. Artinya, pada kegiatan rekam medis manual tahapan proses tersebut dapat diamati satu-persatu. Sedangkan untuk kegiatan rekam medis elektronik kegiatan tersebut akan secara otomatis terisikan dari pertama kali petugas memasukkan data sesuai dengan bagiannya (Budi, 2011). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan, pelayanan di tempat pendaftaran pasien di puskesmas DTP Kahuripan kota Tasikmalaya tidak menggunakan berkas rekam medis melainkan hanya menggunakan selembar berkas rekam medis, didalam selembar berkas rekam medis terdapat beberapa kolom untuk mengisi identitas tentang pasien yang akan berobat ke puskesmas tersebut. Cara penulisan didalam identitas pasien petugas jarang sekali memakai nama singkatan dan gelar pasien, sehingga petugas terkadang salah memanggil nama pasien yang seharusnya ibu menjadi bapak atau bahkan sebaliknya. Tidak terdapatnya prosedur tertulis yang disimpan di tempat pelayanan pendaftaran pasien, baik itu rawat jalan atau rawat inap. Jika petugas ingin mengetahui isi prosedur pendaftaran, petugas bisa langsung melihat sendiri ke ruang tata usaha yang ada di puskesmas tersebut. Ketika peneliti melihat dan membaca isi prosedur tetap pelayanan pendaftaran yang ada di puskesmas tersebut ada beberapa poin dari isi prosedur tersebut yang tidak dicantumkan dan terbalik ketika pelaksanaannya berlangsung. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin melaksanakan penelitian mengenai Evaluasi Pelayanan di Tempat Pendaftaran Pasien dengan Prosedur Tetap di Puskesmas DTP Kahuripan Kota Tasikmalaya. 3
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pelayanan di tempat pendaftaran dengan membandingkan antara prosedur tetap dengan sistem pelayanan pendaftaran yang ada di Puskesmas DTP Kahuripan kota Tasikmalaya. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus yaitu sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dan mengevaluasi pelayanan pendaftaran pasien dengan prosedur tetap dengan sistem pelayanan pendaftaran yang ada di Puskesmas DTP Kahuripan Kota Tasikmalaya. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui bagaimana proses pelayanan pendafataran yang berlangsung di Puskesmas DTP Kahuripan Kota Tasikmalaya. b. Mengetahui prosedur tetap tentang pelayanan pendaftaran pasien c. Membandingkan proses pelayananan pendaftaran dengan prosedur tetap yang ada di puskesmas tersebut. 4
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini meliputi manfaat praktis dan manfaat teoritis yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Agar puskesmas bisa mengetahui apa yang telah sesuai dan belum, sehingga jika ada yang belum sesuai bisa untuk diperbaiki kembali agar sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan. b. Bagi Peneliti Mempunyai pengalaman menjadi seorang perekam medis khususnya di Puskesmas, menjadi banyak pengetahuan dalam bidang rekam medis. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menciptakan seorang perekam medis yang lebih handal dan lebih pengalaman dalam bidangnya, dan menjadikan mahasiswa menjadi banyak pengalaman. b. Bagi Peneliti Lain Sebagai bahan acuan jika ada peneliti lain yang mengambil topik yang hampir sama sehingga bisa lebih mendalami dan lebih baik lagi. 5
E. Keaslian penelitian 1. Agung Setiawan (2012) Pengembangan Dan Evaluasi Pelaksanaan Prosedur Tetap Pendaftaran Dan Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di Klinik Sehat Gratis Lentera Hati Minomartani Sleman Penelitian ini bertujuan untuk merancang, membuat dan mengevaluasi penggunaan prosedur tetap pendaftaran rawat jalan dan menyimpan rekam medis di klinik sehat gratis lentera hati. Hasil penelitian ini menunjukan rancangan prosedur tetap pendaftaran dan penyimpanan berkas rekam medis dari peneliti telah mendapat persetujuan dengan mendapatkan pengesahan dan tanda tangan dari penanggung jawab klinik sehat gratis lentera hati, dan hasil evaluasi peneliti tentang pelaksanaan prosedur tetap pendaftaran dan penyimpanan berkas rekam medis dari petugas (subjek penelitian) dapat disimpulkan bahwa seluruh langkah pada prosedur tetap dilaksanakan dengan baik dalam menyelesaikan pelayanan pendaftaran dan kegiatan penyimpanan berkas rekam medis di klinik sehat gratis Lentera Hati. 2. Adi (2010) Evaluasi Prosedur Tetap Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Santa Elisabeth Bantul Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif, dengan pendekatan kualitatif. Koordinator rekam medis sebagai sumber triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan uraian pekerjaan tentang penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Sanata Elisabeth Bantul masih ada kendala. Kendalanya apabila petugas didalam menyimpan berkas di ruang rak filling, petugas mengalami kesulitan maka berkas akan diletakan dimeja filling lagi. Dikarenakan petugas rekam 6
medis kurang pengetahuan tentang pelaksanaan penyimpanan di Rumah Sakit tersebut.untu yang isi prosedur tetap penyimpanan berkas rekam medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Bantul belum sesuai dengan uraian pekerjaan pada bagian penyimpanan karena ada prosedur yang tidak sesuai.prosedur itu tentang mersortir berkas rekam medis menurut kelompok umur, seharusnya prosedur tersebut adadi prosedur penyusutan agar uraian pekerjaan penyimpanan jelas.selain itu, ada kegiatan yang belum tercantum dalam prosedur tetap yaitu dalam penggunaan traccer belum tertuang di dalam prosedur tetap penyimpanan. Jadi isi prosedur penyimpanan mencakup menerima pengambilan berkas RM dari poliklinik lengkap dengan sensus harian, melakukan pengecekan sensus harian antar berkas yang keluar dengan jumlah RM yang dikembalikan, mensortir berkas rekam medis menurut kelompok umur, menyimpan dalam rak file dengan system terminar digit filing, mengganti sampul yang rusak dan memperbaiki yang lepas. 3. Raesita (2012) Evaluasi Sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di Puskesmas Prambanan Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyimpanan berkas rekam medis sangat penting bagi instansi pelayanan kesehatan.sistem penyimpanan berkas rekam medis di Puskesmas Prambanan Sleman menggunakan sistem family folder. Dalam pelaksanaannya, sistem family folder memiliki banyak hambatan, diantaranya yaitu terjadinya antrian pelayanan kesehatan, terjadinya penumpukan lembar rekam medis dalam map atau berkas rekam medis, lembar rekam medis tidak menggunakan traccer maupun alat pengendali berkas lainnya, hal ini menyebabkan terjadinya 7
missed file dan sulit untuk melacak atau menelusuri berkas rekam medis. Prosedur tetap tentang system penyimpanan di Puskesmas Prambanan juga belum berjalan baik, hal ini disebabkan karena terbatasnya sumberdaya manusia yang bertanggung jawab dalam kegiatan rekam medis sehingga petugas merangkap pekerjaannya. F. Gambaran Umum Puskesmas 1. Letak Geografis Puskesmas Kondisi geografis puskesmas kahuripan terdiri dari wilayah dataran dan persawahan. Letak wilayah kerja puskesmas kahuripan merupakan satu dari dua puskesmas yang berada di wilayah kecamatan tawang kota Tasikmalaya yang berada di sebelah selatan dengan jarak sekitar 5 km dari Ibukota Tasikmalaya yang dihubungkan dengan jalan raya beraspal. Secara administratif wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Kahuripan termasuk kedalam wilayah kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya dengan luas wilayah 40.12 km2. Terdiri dari 2 (dua) kelurahan yaitu kelurahan Cikalang dengan luas wilayah 27.05 km2 dan kelurahan Kahuripan dengan luas wilayah 13.07, 32 RW dan 154 RT. 2. Visi dan Misi Untuk mencapai visi dan misi UPTD Puskesmas DTP Kahuripan sebagai UPTD yang berada di tingkat kecamatan, berdasar pada strategi sebagai berikut: a. Pembangunan Kota Tasikmalaya berwawasan kesehatan b. Pembangunan profesionalisme tenaga kesehatan c. Pengembangan jaminan kseshatan masyarakat d. Desentralisasi 8
3. Sumber daya Puskesmas Kahuripan terletak di Kelurahan Kahuripan dengan jarak ±1 km dari Kantor Kecamatan sebagai pusat pemerintah.dalam rangka melaksanakan pelayanan kegiatan UPTD Puskesmas DTP Kahuripan ditunjang dengan sasaran dan fasilitas yaitu diantaranya: a. 1 unit bangunan puskesmas rawat inap b. 1 unit bangunan rawat jalan c. 1 unit bangunan staf d. 2 unit bangunan perumahan dinas e. 1 unit mobil puskesmas keliling f. 4 unit kendaraan motor Sebagai sumber daya manusia yang tersedia di UPTD Puskesmas DTP Kahuripan pada tahun 2014 berdasarkan status jabatan terdiri dari: 3 orang tenaga struktural, 25 orang sebagai tenaga fungsional, 4 orang bidan PTT Kelurahan dan 2 orang tenaga sukwan. 9