BAB I PENDAHULUAN. tata aturan dan norma sosial yang berlaku,hal seperti ini disebut perilaku

dokumen-dokumen yang mirip
FENOMENA YANKI DALAM MASYARAKAT JEPANG YANG TERCERMIN PADA MANGA CROWS KARYA HIROSHI TAKAHASHI. Gede Desar Yuartha Putra

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia memerlukan bantuan dan kerja sama dengan manusia lain, baik dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. digunakan sebagai perbandingan dalam melakukan penelitian ini, yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manga merupakan sebutan untuk komik Jepang. Manga adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mitos adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap suci oleh masyarakat tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengakses informasi melalui media cetak, TV, internet, gadget dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan sebuah negara yang dianggap telah maju oleh negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik di negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset masa depan bagi suatu bangsa. Remaja di ibaratkan

BAB I PENDAHULUAN. Tiap-tiap individu memiliki suatu citra tertentu yang didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah hasil cipta manusia berdasarkan imajinasi. keindahan, maupun sebuah kritikan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir abad 19 orang Jepang disebut yankii dari timur disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain disekitarnya dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran

HUBUNGAN ANTARA URUTAN KELAHIRAN DALAM KELUARGA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH I KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercermin dalam perilaku yang dianggap menimbulkan masalah di sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari dan menjalani kehidupan. Era ini memiliki banyak tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

I. PENDAHULUAN. Pola hidup mengacu pada cara-cara bagaimana menjalani hidup dengan cara yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada zaman Heian sangatlah sensitif terhadap perasaan pribadi terutama dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. kebingungan, kecemasan dan konflik. Sebagai dampaknya, orang lalu

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB III METODE PENELITIAN. dan Effendi (1995) penelitian eksplanatory yaitu tipe penelitian untuk

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.5. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa.

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. peralihan dari satu tahap anak-anak menuju ke tahap dewasa dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dan tekanan dalam kehidupan dipengaruhi oleh persepsi, konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere (kata

BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peserta didik merupakan aset suatu negara yang nantinya akan menjadi

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

BAB I. dalam dialog komik membuat pembaca secara langsung mampu. mengintepretasikan gambaran perasaan yang sedang di alami tokoh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. muda, kenakalan ini merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan, dapat dilihat pada akhir akhir ini telah timbul akibat negatif

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya. Namun terkait

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

I. PENDAHULUAN. Perubahan zaman dan perkembangan teknologi telah membawa dampak yang begitu besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

Bab 1. Pendahuluan. Wirawan dalam Panudju dan Ida (1999:83) mengungkapkan bahwa masa remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN. maupun elektronik, maka telah menciptakan suatu gaya hidup bagi masyarakat. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam setiap dinamika kehidupan pada setiap negara pasti akan selalu ada perilaku dari warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan dan norma sosial yang berlaku,hal seperti ini disebut perilaku menyimpang (Budirahayu dalam Narwoko dan Suyanto, 2004:98). Perilaku menyimpang tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Salah satu penyimpangan yang menyita perhatian adalah penyimpangan yang dilakukan oleh kaum muda atau remaja yang sering disebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan perbuatan yang melanggar atau melawan hukum yang di dalamnya terdapat sikap anti sosial, anti susila, dan melanggar norma agama serta norma-norma yang berlaku di masyarakat (Musbikin, 2013:13). Remaja yang nakal disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental yang disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada di tengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut kenakalan (Kartono, 1988:93). Seperti di negara-negara lain. di negara Jepang juga terdapat fenomena kenakalan remaja. Di Jepang terdapat kelompok remaja pemberontak yang disebut dengan istilah yanki (Spacey, 2012). Yanki merupakan kelompok anak muda yang sering dihubungkan dengan kenakalan remaja di Jepang, seperti bergabung dalam geng dan lainnya. Yanki bila dibandingkan dengan kelompok remaja di belahan

2 dunia lainnya yang juga melakukan kenakalan, memiliki keunikannya tersendiri. Keunikan tersebut terletak pada penampilan mereka. Mereka biasanya memiliki berbagai gaya rambut yang unik, menggunakan pakaian yang mencolok, serta ada juga yanki yang mencukur habis alisnya (Sato, 1991: 110). Para Yanki juga sering tergabung ke dalam geng motor di Jepang yang disebut Bosozoku yaitu kelompok anak muda yang berkendara mengelilingi kota dengan menggunakan kendaraan baik motor ataupun mobil yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mengeluarkan suara bising dan memiliki bentuk yang mencolok. Banyak remaja di Jepang memulai kehidupannya sebagai yanki ketika SMP. Mereka memulainya dengan merokok baik itu di rumah ataupun di sekolah, kemudian sering datang terlambat ke sekolah, lalu menggunakan seragam sekolah yang sudah dimodifikasi, mewarnai rambut dan mengeriting rambut, bolos sekolah, bergabung ke dalam boso driving (berkendara dengan kecepatan tinggi dan manuver ekstrim di tengah kota bersama kelompok bosozoku), berkelahi, hingga menghirup thinner atau lem dan menggunakan amphetamine (Sato, 1991: 116 123). Di Jepang, berbagai fenomena sosial yang terjadi dapat diaplikasikan menjadi sebuah tema dari sebuah karya sastra, salah satu karya sastra tersebut adalah komik atau disebut dengan manga. Salah satu manga yang menceritakan tentang fakta-fakta sosial yang terjadi pada masyarakat Jepang adalah manga yang berjudul Crows karya Hiroshi Takahashi. Manga ini dikarang oleh seorang mangaka (sebutan untuk pembuat manga) Jepang yang juga seorang sutradara bernama Hiroshi Takahashi yang dikenal dengan karyanya yang bertemakan

3 kehidupan para yanki (sebutan untuk anak muda berandalan) di Jepang. Manga Crows diterbitkan pertama kali pada tahun 1990 dan serinya berakhir tahun 1998. Dalam manga ini, diceritakan tentang kehidupan siswa SMA khusus laki-laki yang mayoritas siswanya merupakan siswa nakal dan bermasalah. Di sekolah ini, segala hal diselesaikan dengan perkelahian, termasuk masalah siapa yang berhak menguasai sekolah ini. Hal ini menyebabkan mereka membentuk kelompokkelompok kecil dan saling berkelahi demi merebut posisi nomor satu serta menghalalkan berbagai macam cara demi mencapainya. Karena menceritakan kumpulan dari siswa-siswa nakal dan bermasalah, di dalam manga ini dapat dijumpai berbagai kenakalan remaja yang dilakukan oleh para yanki atau remaja yang melakukan kenakalan di Jepang. Manga Crows menarik untuk dinikmati karena di dalamnya terkandung cerita yang dikemas dengan menarik mengenai fenomena yang benar-benar terjadi di kalangan remaja di Jepang pada era tahun 90 an, bahkan hingga saat ini. Alasan komik ini dipilih sebagai objek penelitian adalah, pertama komik ini mencerminkan realita yang terjadi dalam masyarakat Jepang. Meskipun negara ini sangatlah maju, masih ada masalah sosial yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah yaitu masalah perilaku menyimpang dikalangan remaja. Karena dalam manga ini, sebagian besar tokohnya melakukan banyak perilaku yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang siswa SMA atau bahkan tidak boleh dilakukan sama sekali oleh siapapun. Kedua, walaupun pada tahun 90 an saat diterbitkannya komik ini banyak komik serupa yang mengangkat tema serupa mengenai kehidupan yanki, komik

4 ini dipilih karena komik ini sangat laku di pasaran dan sudah diadaptasi ke bentuk film. Film pertama berjudul Crows Zero pada tahun 2007, Crows Zero II di tahun 2009, dan Crows Explode yang dirilis pada tahun 2014. Berdasarkan beberapa alasan tersebut maka dipilihlah manga Crows karya Hiroshi Takahashi sebagai objek penelitian dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah karakteristik yanki pada masyarakat Jepang yang tercermin dalam manga Crows karya Hiroshi Takahashi? 2. Bagaimanakah faktor penyebab terjadinya fenomena yanki dalam masyarakat yang tercermin dalam manga Crows karya Hiroshi Takahashi? 3. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan oleh remaja Jepang yang menjadi yanki yang tercermin dalam manga Crows karya Hiroshi Takahashi?

5 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: 1.3.1 Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat mengenai karya sastra yang dihasilkan oleh penulis-penulis asal Jepang dan meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra berupa manga. 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah; 1. Untuk memahami karakteristik yanki pada masyarakat Jepang yang tercermin dalam manga Crows karya Hiroshi Takahashi 2. Untuk memahami faktor penyebab terjadinya fenomena yanki dalam masyarakat yang tercermin dalam manga Crows karya Hiroshi Takahashi 3. Untuk memahamii dampak terjadinya fenomena yanki dalam masyarakat yang tercermin dalam manga Crows karya Hiroshi Takahashi

6 1.4 Manfaat Manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi manfaat teoretis dan manfaat praktis 1.4.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, memperkaya khasanah penelitian sastra, dan pengetahuan dalam menganalisis aspek sosiologi sastra, terutama yang berkaitan dengan fenomena yanki yang terdapat dalam manga Crows. Melalui pembahasan yang terdapat pada penelitian ini, diharapkan dapat memberi gambaran mengenai gambaran umum mengenai fenomena yanki di Jepang. Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan data bagi para akademisi yang akan melaksanakan kajian penelitian sosiologi sastra dan dapat digunakan sebagai landasan bagi penelitian karya sastra selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis masyarakat diharapkan dapat memahami isi dari manga Crows karya Hiroshi Takahashi, khususnya fenomena yanki yang terdapat dalam komik tersebut beserta faktor penyebab dan dampaknya dalam masyarakat. Melalui pembahasan yang terdapat dalam penelitian ini, pembaca diharapkan dapat memahami dan memilah hal positif dan negatif dari keberadaan yanki. 1.5 Ruang Lingkup Manga Crows karya Hiroshi Takahashi yang digunakan terdiri dari dua puluh enam volume dan ceritanya sudah tamat. Untuk membatasi ruang lingkup

7 penelitian, maka dalam penelitian ini hanya membahas mengenai fenomena yanki yang terdapat dalam manga Crows karya Hiroshi Takahashi, serta faktor penyebab dan dampaknya terhadap masyarakat yang tercermin dari manga Crows karya Hiroshi Takahashi. 1.6 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer berupa manga Crows berbahasa Jepang karya Hiroshi Takahashi volume satu sampai dengan volume dua puluh enam yang diterbitkan di Tokyo, Jepang oleh Akita Publishing Co.,Ltd. mulai tahun 1990 hingga tahun 1998. Manga ini tebalnya berkisar antara 188 hingga 205 halaman untuk setiap volumenya. Untuk membantu pemahaman terhadap sumber data primer yang berbahasa Jepang, digunakan manga Crows karya Hiroshi Takahashi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh M dengan judul Crows yang diterbitkan di Jakarta oleh PT. Elex Media Komputindo mulai tahun 2009 hingga tahun 2012 dengan tebal 188 hingga 205 halaman untuk setiap volumenya. Sumber data sekunder yang dipakai adalah buku-buku penunjang, artikel, makalah, dan data dari internet. 1.7 Metode dan Teknik Penelitian Metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu:

8 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah metode studi kepustakaan dengan teknik lanjutan yaitu teknik catat. Metode pustaka adalah metode penelitian yang menggunakan sumber pustaka sebagai acuan dalam penelitian yang diterapkan pada saat mencari dan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan objek penelitian. Teknik catat adalah dilakukan dengan cara membaca, memahami, dan mencatat data-data penting yang relevan dengan objek penelitian (Ratna, 2009:53). 1.7.2 Metode dan Teknik Penganalisisan Data Dalam menganalisis data, tahap pertama yang dilakukan adalah memeriksa data yang sudah dikumpulkan, dan kemudian dianalisis. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah metode kualitatif. Metode ini memberikan perhatian terhadap data ilmiah. Metode kualitatif ini dianggap sebagai multimetode sebab penelitian pada gilirannya melibatkan sejumlah besar gejala sosial yang relevan (Ratna, 2004: 47). Teknik yang digunakan dalam menganalisa data adalah teknik deskriptif analitik. Teknik deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan faktafakta yang kemudian disusul dengan analisis. Dengan menggunakan metode ini, data tidak semata-mata diuraikan, melainkan juga diberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya (Ratna, 2009: 53).

9 1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Setelah data dianalisis, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah penyajian hasil analisis data. Penyajian hasil analisis dalam penelitian ini akan menggunakan metode informal. Penyajian hasil analisis secara informal adalah penyajian hasil analisis melalui kata-kata, bukan dalam bentuk angka, bagan, atau statistik (Ratna, 2009: 50).