BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan. (Perpres hukum.unsrat.ac.id/pres/perpres_112_2007.pdf. Diakses Tanggal 25 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis ritel di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin signifikan dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Untuk memasuki lingkungan usaha yang kompetitif, sebuah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. baik daripada pesaingnya. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan dagang yang bergerak pada bidang perdagangan barang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. dari aktifitas keseharian, interst, kebutuhan hidup, dan lain sebagainya, yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis Ritel di Indonesia secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: 1 April hypermarket supermarket minimarket

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Meningkatnya retail modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat beragam, juga untuk

BAB I PENDAHULUAN. dibukanya berbagai macam gerai-gerai baru yang dilakukan oleh investor asing

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini permintaan dan kebutuhan konsumen mengalami perubahan dari waktu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dibidang perdagangan eceran (retail) yang berbentuk toko,

ABSTRAK. Kata Kunci : Promosi Penjualan, Minat Beli Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pasar yang ketat ini sebuah bisnis atau perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

BAB I PENDAHULUAN. usaha ritel yang sangat sulit untuk melakukan diferensiasi dan entry barrier

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis Ritel di Indonesia makin hari dirasakan semakin berkembang dan persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak menjadi halangan bagi para pengusaha ritel untuk menambah jumlah outletnya diberbagai wilayah, apalagi setelah meningkatnya sejumlah supermarket/ minimarket baru dari berbagai perusahaan ritel yang menyelenggarakan programprogram tertentu. Dilihat dari banyaknya perusahaan ritel yang bermunculan baik dari dalam negeri maupun dari perusahaan asing. Perusahaan asing yang berkembang ini dalam negeri seperti carrefour (Prancis), Metro (Jerman) dan Superindo (Belgia), sedangkan perusahaan ritel yang berasal dari dalam negeri sendiri yaitu seperti, Matahari, Griya, Griya Toserba, Hero Pasar Sualayan, Indomaret, Hypermat, Alfamidi, dan Alfamart. Dalam rangka menghadapi arus persaingan yang semakin ketat para perusahaan ritel harus sesegera mungkin mengatur strategi marketing dengan sedemikian rupa agar perusahaan tetap bertahan di persaingan pasar ritel yang semakit ketat. Pemasaran barang atau jasa umumnya tidak dapat dikerjakan langsung dari produsen ke konsumen, melainkan harus melalui beberapa perantara yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen yang dikenali dengan sebutan lembaga saluran distribusi (saluran pemasaran). Sebagai mata rantai terakhir dari 1

2 saluran pemasaran tersebut adalah pengecer (retailer). Ritel merupakan kegiatan yang sangat penting dalam menyampaikan barang dari produsen ke konsumen. Bisnis Ritel baik besar maupun ritel kecil sebagai arena berbelanja berupa pusatpusat pertokoan, supermarket, hypermart, Department store dan plaza bermunculan di berbagai kota besar dan kecil. Hal tersebut tidak lepas dari tuntan kebutuhan masyarakat yang ingin serba praktis, cepat dan menghemat waktu, dan nyaman kondisi ini di dorong oleh semakin maraknya berbagai bisnis baru yang membuka peluang timbulnya bisnis ritel baik peritel besar maupun kecil. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia mulai bertransformasi dari bisnis ritel tradisional menuju bisnis ritel modern. Perkembangan bisnis ritel modern di Indonesia sudah semakin menjamur di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sampai saat ini terdapat banyak perusahan-perusahan industri ritel bersaing untuk menjadi yang terbaik untuk menguasai pangsa pasar dalam negeri. Hal ini dapat di lihat pada tabel 1.1 Perkembangan pangsa pasar perdagangan ritel di Indonesia selama 5 tahun terakhir sebagai berikut : Tabel 1.1 Pangsa Pasar Perdagangan Ritel di Indonesia Selama 5 Tahun Tahun Hyper/Department Store Minimarket 2009 20,8% 11% 2010 20,6% 13% 2011 20,6% 15% 2012 20% 17% 2013 19,7% 20% 2014 19,7% 20% Sumber : AC Nielsen Berdasarkan tabel 1.1 diatas Pangsa Pasar Perdagangan Ritel di Indonesia Selama 5 Tahun perdagangannya cenderung tidak ada perkembagan, dilihat dari

3 tahun 2009 pangsa pasar perdagangannya pencapai 20,8%, tahun 2010 20,6%, tahun 2011 20,6%, tahun 2012 20%, tahun 2013 19,7%, dan pada tahun 2014 19,7%, hal ini dapat di artikan bahwa tidak adanya perkembangan yang signifikan di lihat dari gambar share perdagangan ritel di Indonesia. Sedangkan pada format minimarket market share terus berkembang pesat di lihat dari tahun 2009 market sizenya hanya 11%, tahun 2010 naik menjadi 13%, tahun 2011 naik menjadi 15%, tahun 2012 17%, tahun 2013 20%, dan tahun 2014 tetap 20% dapat diartikan bahwa Minimarket di Indonesia sendiri mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir ini menunjukan masyarakat membutuhkan aktivitas belanja yang serba praktis, cepat dan hemat waktu sehingga Minimarket yang ada di Indonesia berkembang di bandingkan dengan hypermarket dan Department store. Adapun mengenai Segmen pangsa pasar berdasarkan format perusahaan ritel di Indonesia sendiri adalah sebagai berikut : Tabel 1.2 Pangsa Pasar berdasarkan Format Ritel No Format Perusahaan Nama Perusahaan Pangsa Pasar 1. 2. 3. 4. Sumber : AC Nielsen Hypermarket Minimarket Department Store Carrefour, Hypermart, dan Giant Alfamart dan Indomaret Griya Department Store 97% 87% 55% Supermarket Hero 12% Berdasarkan tabel 1.2 di atas pangsa pasar berdasarkan oleh format ritel di Indonesia di dominasi oleh format hypermarket yang di kuasai oleh Carrefour,

4 Hypermart dan Giant menguasai sekita 97% pangsa pasar, dan posisi ke dua di tempati oleh format minimarket yang di kuasai alfamart dan indomart yang menguasai sekitar 87% pangsa pasar. Di posisi ke tiga di tempati oleh Departeman Store yang dikuasai oleh Matahari Department Store dan Griya Department Store sekitar 55% pangsa pasar, kemudian di posisi ke empat ditempati oleh supermarket yang dikuasai oleh superindo dan hero sekitar %. Dilihat dari data penjualan Department store di Indonesia, pertumbuhan bisnis Department store tidak sepesat bisnis ritel lainnya seperti hypermarket dan minimarket yang menjual produk makanan dan sebagainya yang menyebabkan masyarakat lebih memilih berbelanja di hypermarket dan minimarket yang mampu menyediakan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sedangkan Department store adalah ritel yang penjual produk non makanan yaitu komoditi fashion termasuk pakaian, tas, sepatu aksesoris, perabotan rumah tangga yang di tata menjadi bagian (department) dengan system pembelian secara swalayan. Di bidang pemasaran tidak hanya menentukan sasaran dan target pasarnya tetapi perusahaan juga harus menciptakan produknya dengan baik agar dapat unggul dan diminati oleh konsumen yang sebelumnya tidak memiliki permintan Tugas pemasar memberikan daya tarik kepada konsumen dan konsumen tersebut tertarik dengan apa yang disampaikan atau yang diberikan oleh pemasar, sehingga konsumen dapat mengalihkan perhatiannya kepada yang telah ditawarkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Berikut ini adalah beberapa jenis perusahaan ritel yang ada di Indonesia Khususnya di kota Bandung yang peneliti sajikan pada halaman selanjutnya:

5 Tabel 1.3 Jumlah pengunjung 3 tahun terakhir No Jenis perusahaan 2014 2015 2016 Jumlah pengunjung 1. Hypermart 17 17 17 14.329.521 2. Minimarket 553 566 570 15.787.420 3. Supermarket 54 56 56 14.276.857 4. Department Store 9 10 10 13.086.475 Sumber : www.majalahmarketing.com Berdasarkan data di atas, dari beberapa klasifikasi pasar modern di Bandung. Pertahunnya pasar modern tersebut telah mengalami kenaikan atau bertambahnya pasar modern di kota Bandung ini terdapat kenaikan dari tahun 2014 hingga ke tahun 2016. Dilihat dari jumlah pengunjung 3 tahun terakhir jenis pasar Department Store lah terdapat pengunjung yang sedikit. Hal ini termasuk yang me latar belakangi masalah sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di Department Store. Adapun mengenai data penjualan Department Store di kota Bandung adalah sebagai berikut : Tabel 1.4 Jumlah penjualan Departement store tahun 2016 No Department Store Penjualan 1. PT. Matahari 9,6 Triliun 2. Griya Department Store 5,4 Triliun 3. PT. Ramayana Lestari Sentosa 2,9 Triliun Sumber : Indonesia Commercial Newsletter (ICN) Berdasarkan tabel yang peneliti sajikan pada halaman sebelumnya Department store di Bandung Raya di kuasai oleh tiga Department store saja yaitu: (1) PT.Matahari Department store (2) Griya Department store dan (3) PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk. Penjualan yang di peroleh oleh ketiga Department store tersebut tahun 2016, PT. Matahari Department store jumlah Penjualannya

6 mencapai 9,6 Triliun, posisi kedua di tempati oleh Griya Department store dengan jumlah penjualan mencapai 5,4 Triliun dan posisi ketiga ditempati PT. Ramayana Lestari Sentosa dengan jumlah penjualan mencapai 2,9 Triliun. Perusahaan ritel sangat banyak membuka perusahaan di Bandung, hal ini menjadi kesempatan untuk para produsen dalam bersaing dalam menarik perhatian konsumen untuk memilih dan memutuskan pembeliannya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Melihat adanya peluang tersebut, maka banyak pengusaha yang berminat melakukan usaha di bidang retail khususnya Department store yang mampu bersaing di bidang retail serta mampu memberikan sarana bagi konsumen untuk berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Dengan begitu maka konsumen akan sering melakukan pembelian secara terus menerus, serta konsumen akan merekomendasikan kepada masyarakat luas. Di kota Bandung sendiri masyrakat mampu memberikan kontribusi yang baik bagi para pelaku bisnis ritel, karena kota Bandung merupakan kota yang diminati oleh marsayakat kota Bandung maupun dari luar untuk mencari tempat tinggal maupun untuk berbelanja. Griya Department store memiliki berbagai cabang perusahaan di kota Bandung diantaranya adalah Griya Department store Pasteur, Setia budi, Kircon, Setrasari, Arcamanik dan Ujung Berung yang merupakan perusahaan ritel yang menyediakan kebutuhan non pangan kepada para konsumen. Di lihat dari jumlah kunjungan di Bandung Raya yaitu Griya Department store Pahlawan lebih rendah di bandingkan dengan cabang dapat di lihat dari tabel berikut yang menunjukan bahwa jumlah kunjungan dari Griya Department store cabang Pahlawan lebih rendah sebagai berikut :

7 Tabel 1.5 Jumlah pengunjung Griya department store di bandung Tahun 2016 No Griya Department Store Jumlah Pengunjung 1. Griya Pasteur 1.756.432 2. Griya Setiabudi 1.054.219 3. Griya Kircon 791.892 4. Griya Arcamanik 627.871 5. Griya Ujungberung 447.858 6. Griya Pahlawan 215.892 Sumber : Griya Department store Berdasarkan tabel di atas pada tahun 2016 jumlah pengunjung dari Griya Department store di kota bandung terendah berada pada Griya department store pahlawan yang beralamat di Jl. Pahlawan no 10-14 bandung oleh karena itu peniliti tertarik untuk melakukan penelitian di Griya Department store Pahlawan karena Griya Department store Pahlawan memiliki pengunjung yang lebih rendah di bandingkan cabang Griya department store lainnya di Bandung raya. Selanjutnya selain dari jumlah pengunjung yang rendah, realisasi Penjualan Griya Department store Pahlawan pun tidak mencapai target hal tersebut dapat di lihat dari data penjualan perbulan selama 2016. Terdapat beberapa alasan yang dapat mempengaruhi Keputusan pembelian konsumen di Griya Department store cabang Pahlawan adalah sebagai berikut : (1) Konsumen cenderung memperhatikan kenyamanan dalam berbelanja serta tata letak toko yang sesuai pada setiap produknya (2) Konsumen cenderung melihat produk yang kurang beragam pada saat berbelanja di Griya Department store cabang Pahlawan.

8 Keputusan Pembelian diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Dimana keputusan pembelian merupakan suatu keputusan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan membuat konsumen secara aktual mempertimbangkan segala sesuatu dan pada akhirnya konsumen membeli. Keputusan pembelian itu sendiri banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, berkaitan dengan hal tersebut, penulis melakukan pra survey pada 30 responden di Griya Department store cabang Pahlawan mengenai sejumlah faktor yang dapat dicurigai akan mempengaruhi Keputusan pembelian, untuk menunjukan bahwa keputusan pembelian di Griya Department store cabang Pahlawan terdapat masalah yang di lakukan peneliti berikut data hasil Pra Survey : Tabel 1.6 Pra Penelitian Pendahuluan Variabel Pernyataan SS S KS TS STS Total Keputusan Pembelian Kepuasan Pelanggan Saya tertarik membeli produk di Griya Department store Pahlawan Griya Department store Pahlawan selalu menjadi pilihan utama dalam melakukan pembelian Saya puas terhadap kualitas produk di Griya Department store Pahlawan 12% 11% 12% 44% 21% 100% 17% 10% 20% 33% 25% 100% 23% 34% 20% 16% 7% 100% Saya puas dengan pelayanan yang di berikan Griya Department store Pahlawan Sumber : Pra Survey (2017) 23% 28% 15% 17% 17% 100%

9 Tabel 1.7 Pra pendahuluan yang mempengaruhi Keputusan Pembelian di Griya Department store Pahlawan Variabel Pernyataan SS S KS TS STS TOTAL Product Price Place Promotion Griya Department store Pahlawan memiliki produk yang beragaman Produk di Griya Department store Pahlawan lebih lengkap dibandingkan dengan Department store lain. Stock Produk yang ada di Griya Department store Pahlawan selalu tersedia Harga produk di Griya Department store Pahlawan sangat terjangkau. Harga yang ditetapkan Griya Department store Pahlawan sudah sesuai dengan kualitasnya Harga di Griya Department store Pahlawan lebih murah di banding Department store lain. Papan nama produk di Griya Department store Pahlawan dapat terlihat dengan jelas. Griya Department store Pahlawan memiliki suasana toko yang nyaman. Penataan produk di Griya Department store Pahlawan sesuai dengan pengelompokkan barang Diskon yang di tawarkan menarik perhatian konsumen. Brosur yang di tawarkan menarik perhatian konsumen Kupon undian berhadiah yang di tawarkan Griya Department store Pahlawan menarik perhatian konsumen Sumber : Pra Survey (2017) 20% 20% 27% 37% 13% 100% 13% 17% 37% 27% 20% 100% 3% 17% 33% 23% 7% 100% 17% 37% 13% 27% 7% 100% 10% 53% 27% 10% 0% 100% 13% 51% 26% 6% 4% 100% 13% 23% 23% 33% 23% 100% 13% 3% 27% 40% 3% 100% 7% 17% 20% 33% 7% 100% 15% 40% 10% 12% 23% 100% 13% 50% 23% 7% 7% 100% 10% 40% 30% 17% 3% 100%

10 Dapat dilihat dari tabel 1.7 yang peneliti sajikan pada halaman sebelumnya bahwa hasil pra survey yang telah dilakukan peneliti, menunjukan Keragaman Produk memperoleh hasil tertinggi dari kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan presentase keseluruhan sebesar 25%, kemudian Suasana Toko sebesar 23% dan sebagian besar menunjukan keputusan pembelian memperoleh hasil tertinggi dengan persentase keseluruhan sebesar 26%. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Suasana Toko dan keragaman produk di Griya Department store cabang Pahlawan kemungkinan mempengaruhi keputusan pembelian. Berdasarkan observasi di lapangan, konsumen beranggapan bahwa Griya Department store cabang Pahlawan (1) Tidak adanya ATM Galery (2) produk yang di jual hanya merek tertentu saja (3) tidak tersedianya toilet umum (4) Keanekaragaman merek kurang (5) Keadaan bangunan yang kurang baik Melihat hasil pra survei pada halaman sebelumnya. Maka dapat dilihat faktor dominan pertama yang mempengaruhi keputusan pembelian di Griya Department store Pahlawan adalah Suasana Toko (Store Atmosphere) merupakan bentuk fisik atau fasilitas fisik yang di miliki oleh perusahaan untuk menciptakan rasa nyaman bagi konsumen/pengunjung. Menurut Christina Widya Utami (2010:86) Fasilitas Fisik (Store Atmosphere) adalah faktor penentu dalam mendominasi pangsa pasar yang diinginkan oleh perusahaan, karena penguasaan pasar dapat dicapai apabila perusahaan mempunyai kedudukan yang baik sehingga dapat menciptakan citra perusahaan bagi para konsumennya. Selain Suasana toko yang dapat mempengaruhi yaitu Keragaman Produk merupakan kumpulan seluruh produk dan barang yang di tawarkan penjual tertentu

11 kepada pembeli. Menurut Maharani Vinci (2009 ; 4) keragaman produk adalah suatu proses perencanaan dan pengendalian ragam produk dalam satu kelompok. Salah satu unsur kunci dalam persaingan di antara bisnis eceran adalah ragam produk yang di sediakan oleh pengecer. Oleh karena itu pengecer harus membuat keputusan yang tepat mengenai keragaman produk yang dijual, karena dengan adanya ragam produk dalam arti produk yang lengkap mulai dari merek, ukuran, kualitas dan ketersediaan atas produk setiap saat. Berdasarkan Observasi di lapangan masalah pada keragaman produk di Griya Department store Pahlawan yaitu kurangnya pilihan warna produk yang ditawarkan, kurangnya ketersediaan stock barang, tidak banyak ragam kategori pada produk yang di tawarkan sehingga. Hal ini dapat menyebabkan konsumen membatalkan niat untuk berbelanja di Griya Department store Pahlawan. Karena konsumen merasa produk yang di butuhkan nya tidak terpenuhi di Griya Department store Pahlawan. Teori tersebut di perkuat oleh peniliti terdahulu Rizka Andika Hermawan menunjukan terdapat hubungan signifikan antara keragaman produk terhadap keputusan pembelian. Salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan di Griya Department store Pahlawan dengan menambah banyak nya keragaman produk di Griya Department store Pahlawan. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan tersebut sebagai topik penelitian skripsi dengan judul : Pengaruh Suasana Toko dan Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian di Griya Departement Store Pahlawan

12 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah murupakan proses pengkajian dan permasalahanpermasalahan yang akan ditelitu, sedangkan rumusan masalah menggambarkan permasalahan yang tercakup dalam penelitian terhadap variable Harga, Keragaman produk dan keputusan pembelian. 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditarik identifikasi masalnya, yang menimbulkan permasalahan yang ada, adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya jumlah pengunjung Department Store selama 3 tahun terakhir. 2. Jumlah penjualan Department Store selama tahun 2016 posisi kedua. 3. Jumlah pengunjung terendah Department Store di Bandung selama Tahun 2016. 4. Kurangnya keanekaragaman produk yang di tawarkan oleh Griya Department store Pahlawan. 5. Produk di Griya Department Store tidak lebih lengkap di bandingkan Department store lain. 6. Tidak ada nya stok produk yang tersedia di Griya Department Pahlawan. 7. Papan nama produk di Griya Department Store tidak jelas. 8. Suasana Toko di Griya Departement store pahlawan tidak membuat nyaman konsumen. 9. Penataan produk tidak sesuai dengan pengelompokan barang di Griya Department Store Pahlawan.

13 10. Pengunjung tidak tertarik untuk berbelanja di Griya Department Store Pahlawan. 11. Pengunjung tidak memilih Griya Department Store Pahlawan sebagai pilihan utama dalam berbelanja. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Suasana Toko di Griya Department store Pahlawan. 2. Bagaimana tanggapan konsumen tentang Kergaman produk di Griya Department store Pahlawan. 3. Bagaimana pelaksanaan keputusan pembelian konsumen di Griya Department store Pahlawan. 4. Seberapa besar pengaruh Suasana Toko dan Keragaman Produk terhadap Keputusan pembelian di Griya Department store Pahlawan secara Parsial dan Simultan. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Tanggapan konsumen tentang Suasana Toko di Griya Department store Pahlawan. 2. Tanggapan konsumen tentang Kergaman produk di Griya Department store Pahlawan

14 3. Pelaksanaan keputusan pembelian konsumen di Griya Department store Pahlawan. 4. Besarnya pengaruh Suasana Toko dan Keragaman Produk terhadap Keputusan pembelian di Griya Department store Pahlawan secara Parsial dan Simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, penulis mengharapkan akan menambah ilmu pengetahuan kususnya dalam bidang pemasaran, dan akan memeperoleh hasil yang memberikan manfaat dan juga diharapkan akan memiliki kegunaan sebagai berikut : 1.4.1 Kegunaan Peneliti 1. Bagi Peneliti a. Peneliti dapat mengetahui permasalahan yang terjadi seperti permasalahan Suasana toko yang berada pada Griya Department store Pahlawan. b. Peneliti dapat mengetahui keragaman produk yang terdapat Griya Department store Pahlawan. c. Peneliti dapat mengetahui hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian di Griya Department store Pahlawan. 2. Bagi Perusahaan a. Perusahaan dapat menentukan strategi-strategi yang akan digunakan untuk meningkatkan Suasana toko pada Griya Department store Pahlawan. b. Perusahaan diharapkan dapat menambah keragaman produk yang ada pada Griya Department store Pahlawan.

15 c. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan suasana yang nyaman di Griya Department store Pahlawan. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Dapat menambah wawasan serta pengetahuan dan membandingkan teori yang sudah diterima dari perkuliahan dengan kenyataan sesungguhnya yang terjadi di perusahaan, khusunya tentang, Suasana Toko dan keragaman produk keputusan pembelian. 2. Mendapatkan informasi tentang kegiatan, aktifitas, dan sistem yang di jalankan dalam perusahaan. 3. Dapat dijadikan bahan informasi untuk memperkaya wawasan berfikir dan sebagai bahan referensi tambahan untuk penelitian yang akan dilakukan. 1.4.3 Kegunaan Akademisi Kegunaan Akademisi yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong pengembangan ilmu mananajemen pemasaran. 2. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan konsep mengenai keputusan pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong pengembangan konsep teori keragaman produk, harga dan keputusan pembelian. 4. Bagi penelitian lebih lanjut dapat di jadikan bahan perbandingan dan masukan dalam melakukan penelitian yang akan di lakukan.