TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

dokumen-dokumen yang mirip
MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan mencapai 60% per tahun (Halim, 2012). ini menurut Tajuddin M. Rasdi dalam bukunya Rekabentuk Masjid Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agama mempunyai rumah ibadah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MASJID RAYA SUMATERA BARAT PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

MASJID JABALUL KHOIR PURWODADI SEBAGAI MASJID MODERN

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gbr.1 Peta Jalur Sutra (Silk Road)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB VI. PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

MASJID BESAR KOTA SALATIGA

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) DITA ANDIANI

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Pada masa Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Muslimin pada umumnya yakni suatu bangunan besar tempat shalat. berjama ah dengan berbagai atribut kemasjidannya.

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Medan_Electronic_Mall

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR DIAGRAM DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V KAJIAN TEORI. Pengembangan Batik adalah arsitektur neo vernakular. Ide dalam. penggunaan tema arsitektur neo vernakular diawali dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. tempat berdakwah menyampaikan risalah dari Nabi Muhammad SAW kepada

AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN MASJID AGUNG PADANG BAB I PENDAHULUAN

Waktu itu baru fakultas agama dan kemasyarakatan yang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

Universitas Sumatera Utara BAB 1

BAB III METODE PERANCANGAN. Untuk memudahkan proses perancangan diperlukan sebuah metode yang

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB III METODE PERANCANGAN

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN DI MEDAN

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu dari 21 kecamatan di Medan yang sedang mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Kompleks perumahan, pemukiman, dan pendidikan saat ini telah mengalami pertumbuhan. Tetapi, pertambahan penduduk ini tidak diikuti dengan menambah fasilitas untuk menunjang kegiatan masyarakat tersebut. Salah satu fasilitas yang kurang adalah fasilitas peribadatan, yaitu masjid. Masjid di kecamatan medan Johor masih kurang. Sehingga, apabila akan melakukan shalat hari raya idul fitri, idul adha, shalat jum at, masyarakat harus berdesakan dan menempuh masjid yang jauh. Maka, dari latar belakang masalah tersebut, seharusnya di kecamatan Medan Johor harus dibangun Masjid Raya/Besar yang dapat menampung kegiatan masyarakat di kecamatan tersebut. Karena selain sebagai bangunan sentral dalam Islam untuk beribadah, masjid juga berperan sebagai sebuah ruang pertemuan besar, forum politik, serta ruang pendidikan. Kebutuhan untuk shalat berjamaah secara fisik telah terpenuhi dengan tersedianya masjid lengkap dengan tempat beribadah dan berandanya yang beratap, tempat wudhu, mimbar, dan mihrab. Sedangkan, kebutuhan politis terpenuhi dengan adanya gambar dan hiasan yang indah. Masjid menjadi refleksi hubungan antara dan hubungan internasional dalam sejarah perkembangan peradaban Islam ketika itu. Dapat dikatakan, arsitektur masjid merupakan contoh yang jelas untuk melukiskan perpaduan budaya antara Islam dan daerah sekitar tempat masjid itu berdiri. Selain dipengaruhi oleh budaya daerah setempat, seni arsitektur masjid juga dipengaruhi oleh bahan baku yang tersedia saat itu di wilayah tersebut, yaitu batu, batu bata, ataupun tanah liat. Phillip K Hitty dalam bukunya, History of the Arabs, mengatakan, Masjid Nabawi di Madinah merupakan prototipe umum arsitektur mas jid-masjid besar pada abad pertama Islam. Arsitektur masjid ini se derhana, hanya terdiri dari pelataran terbuka yang dikelilingi oleh dindingdinding yang terbuat dari tanah liat yang dikeringkan. Untuk menghalangi sinar matahari, ditambahkan atap untuk menutup seluruh ruang yang terbuka. Atap tersebut terbuat dari batang pohon kurma yang juga dimanfaatkan sebagai tiang penyangga. INDRA KESUMA 090406031 1

Tak hanya itu, batang kurma juga diletakkan di atas tanah yang kemudian digunakan Nabi Muhammad sebagai mimbar. Pada awalnya, mimbar merupakan tempat duduk yang ditinggikan atau singgasana yang digunakan oleh penguasa dan tidak terkait dengan peribadatan. Namun, dalam perkembangan arsitektur Islam, khususnya masjid, mimbar dijadikan sebagai tempat untuk me nyampaikan khutbah dan hal ter sebut dimulai dari Masjid Nabawi. Tidak lama menggunakan batang pohon kurma, Nabi Muhammad kemudian mengganti mimbar dengan sebuah podium dari kayu cedar bertangga tiga. Dari bangunan Masjid Nabawi yang sederhana, gambaran umum arsitektur sebuah masjid terdiri dari tiga hal, yaitu beranda atau pelataran, atap, dan mimbar. Namun, dalam realitas kehidupan muslim, tidak dapat dipungkiri adanya degradasi keimanan, kesolehan, dan kebaikan. Pada akhirnya hal ini melahirkan penyimpangan dan kesesatan dalam kehidupan. Kondisi dan fenomena ini pernah dialami oleh kaum sebelum kita. Secara eksplisit, Al-Qur`an menggambarkannya dalam ayat berikut ini. Maka, datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. (Maryam: 59) Oleh karena itu, munculnya generasi terbiasa menyia-nyiakan shalat dan mengikuti hawa nafsu seperti yang disebutkan dalam ayat di atas, disebabkan oleh tidak adanya perhatian dari generasi sebelumnya. Pendahulunya tidak memberikan pemahaman dan pembinaan terhadap mereka secara kontinyu. Karena, apabila manusia tidak memiliki pemahaman yang baik tentang agamanya, ia cendrung mengikuti apa yang diinginkan hawa nafsunya. Itulah sebabnya, ketika ia memiliki pemahaman yang tidak baik, atau adanya intervensi syubhat dalam paradigma pemikirannya, atau adanya dominasi syahwat yang berlebihan, ia akan mempunyai kecendrungan meyimpang dari jalan kebenaran. Salah satu alasan bagi mereka yang malas atau tidak mau melakukan ibadah shalat adalah bahwa ia tidak merasakan dampak dan manfaat apapun dari shalat yang dia lakukan. Memang sering terjadi, sesuatu yang semestinya cukup menjadi tidak cukup, kematian misalnya, yang semestinya cukup menjadi sebuah nasehat namum kerap kali seseorang tidak mampu menghadirkan nasehat itu kedalam relung jiwanya. INDRA KESUMA 090406031 2

1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan studi proyek kasus ini adalah: Sebagai fasilitas ibadah umat islam dan pusat kegiatan masyarakat Mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman Rasulullah SAW Memberikan alternatif rancangan masjid yang dapat mengakomodasi kegiatan keagaman umat islam Menuntaskan degradasi moral yang terjadi dengan memaksimalkan fungsi masjid yang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan moral. 1.3 Rumusan masalah Masalah yang ada dalam merancang Masjid Raya Johor adalah: - Mengaplikasikan dan menyelaraskan simbolisme yang sesuai dasar ajaran islam. - Bagaimana merancang suatu Masjid yang memiliki fungsi utama sebagai tempat ibadah dan fasilitas pendukung lain (perpustakaan, BAZIS, ruang pengelola, pasar islam, dll) yang menjadi satu kesatuan perencanaan yang baik. - Memecahkan sistem struktur yang tepat agar memaksimalkan ruang yang ada tanpa menyisakan ruang mati. - Bagaimana menyelaraskan antara bangunan masjid sebagai pusat dakwah dan pendidikan islam dengan landsekap sebagai pusat interaksi masyarakat. 1.4 Metode Pendekatan Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses perencanaan dan perancangan Masjid Raya Johor ini, maka dilakukan berbagai pendekatan, terdiri dari : 1. Pendekatan Fungsi : Menyediakan suatu fasilitas pendidikan yang dapat meningkatkan moral masyarakat. Menyediakan ruang untuk interaksi masyarakat. 2. Pendekatan Desain Mendalami dan mengetahui fungsi Masjid Merancang bangunan yang menerapkan hasil analisa dari perilaku lebah pada berbagai bagian bangunan masjid ini. Menciptakan desain ruang yang efisien dengan fungsi yang banyak. INDRA KESUMA 090406031 3

1.5 Lingkup dan Batasan Proyek Penyelesaian permasalahan dibatasi pada: Perancangan yang dilakukan adalah bangunan yang memiliki fasilitas ibadah (utama) dan fasilitas pendukung seperti perpustakaan, pasar, dll. Bagaimana menyelaraskan hubungan antara fungsi ibadah (masjid) dengan fasilitas pendukung lainnya. Batasan- batasan dalam mendesain adalah: Kajian arsitektur akan dibatasi oleh tema dalam penyelesaian kasus ini, yaitu Arsitektur Islma. Menerapkan Arsitektur Islamyang sesuai dengan ajaran agama Islam ke dalam Masjid Raya Johor ini. 1.6 Asumsi Asumsi-asumsi diperlukan terutama yang berkaitan dengan hal-hal berikut : Asumsi tapak yang terutama berkaitan dengan kondisi dan topografi. Asumsi-asumsi penentuan program ruang terutama yang berkaitan dengan pengadaan ruang dan penentuan besaran ruang untuk mewadahi kegiatan tertetu. Asumsi pengguna (user) dari fungsi-fungsi bangunan. INDRA KESUMA 090406031 4

Feed back TUGAS AKHIR (TKA 490) 1.7 Kerangka Berfikir JUDUL PROYEK dan TEMA Judul Proyek: Masjid Raya Johor Tema : Arsitektur Islam LATAR BELAKANG - Perbedaan fungsi masjid pada saat sekarang dan zaman Rasulullah SAW - Semakin tingginya degradasi moral masyarakat. MAKSUD dan TUJUAN - Menyediakan fasilitas untuk dakwah dan pendidikan. - Menurunkan degradasi moral yang ada pada masyarakat. - Mengembalikan fungsi masjid seperti zaman Rasulullah SAW. PERMASALAHAN - Bagaimana menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema arsitektur Islam. - Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada para pengguna. STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING - Fasilitas masjid. - Kajian tema dengan bentuk bangunan. PENGUMPULAN DATA - Studi literatur. - Studi banding. - Studi pustaka. v ANALISA STUDI SITE - Ukuran site. - Peraturan Pemerintah - Sempadan bangunan - Batas bangunan. - Potensi. - Analisa kondisi lingkungan yaitu : analisa matahari, vegetasi, view dari dan ke site, vegetasi - Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang - Analisa penerapan struktur pada bangunan. KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan analisa, Peraturan Pemerintah, konsep tapak, dan konsep bangunan Tabel 1.1. Kerangka Berfikir DESAIN INDRA KESUMA 090406031 5

1.8 Sistematika Penulisan Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan, lingkup dan batasan, yang mendasari dilakukannya studi. Kerangka berpikir yang digunakan dan pembahasan sistematika laporan. Bab 2 Deskripsi Proyek Menguraikan tentang terminologi dari judul atau kasus proyek, deskripsi proyek, tinjauan terhadap konteks lingkungan dan tinjauan kelayakan (kelayakan teknis, kelayakan ekonomi dan kelayakan fungsional) dari proyek. Bab 3 Elaborasi Tema Menguraikan tentang pengertian tema, interpretasi tema, analisa penentuan tema, dan studi banding tema sejenis. Bab 4 Analisa Menguraikan tentang analisa - analisa fisik tapak dan lingkungan sekitar, analisa nonfisik serta analisa - analisa fungsional yang berkaitan dalam hal perancangan ruang dalam, dimana nantinya dari hasil analisa - analisa tersebut diperoleh suatu konsep perancangan untuk kasus proyek ini. Bab 5 Konsep Perancangan Menguraikan tentang konsep - konsep dari hasil analisa yaitu konsep tapak, konsep perancangan ruang dalam, konsep perancangan struktur dan konstruksi, konsep perancangan utilitas, dan konsep perancangan interior yang akan diterapkan pada perancangan. INDRA KESUMA 090406031 6