BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK PERMODALAN RASIO MODAL SENDIRI TERHADAP TOTAL ASET. Modal Sendiri. Total Aset

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional Variabel

Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Pada Koperasi Simpan Pinjam Cendrawasih Kecamatan Gubug Tahun Buku 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mariya (2009) di koperasi KANINDO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam pelaksanaannya

NPM : Dosen Pembimbing : Dr. Masodah,SE.,MMSi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan berkaitan dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. didirikan oleh orang perseorangan atau badanhukum koperasi, dengan pemisahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Draft Htl Maharani Agustus 2008

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

Draft Htl Maharani Agustus 2008

NALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM PADA KOPERASI X DI KABUPATEN GRESIK TAHUN BUKU

BAB II LANDASAN PUSTAKA. Istilah Koperasi berasal dari bahasa Latin Cooperate yang. bersama-sama. Menurut Revrisond Baswir (2000:2) dalam bukunya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PUSAT KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (PKPRI) KOTA MALANG

LANDASAN TEORI. dengan masalah penelitian.landasan teori diperlukan untuk menjelaskan konsep konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan

Analisis Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) HIDUP Tulungagung PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

TINJAUAN PUSTAKA. digunakan mengarah pada tujuan yang sama. Penelitian terdahulu yang. dimaksudkan diatas dapat dijelaskan melalui tabel berikut.

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

Akuntansi Keuangan Koperasi

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Pengelolaan Keuangan. Permodalan. Modal Sendiri

BAB IV PEMBAHASAN. A. Analisis Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas, dan Efisiensi di USPPS Jabal

III. METODE KAJIAN 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan Data

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS PADA KOPERASI KARYAWAN TAMAN MINI INDONESIA INDAH PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN KUD TANI MAKMUR MOJOKERTO SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH BMT AKBAR TAHUN BUKU

TINGKAT KESEHATAN KSP. MADANI NTB ABSTRACT

Idham Kholid Sri Mangesti Rahayu Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat laporan keuangan yang harus selesai dalam waktu 6 (enam) bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam bidang ekonomi semakin lama cenderung

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

Penilaian Kinerja Koperasi Serba Usaha Karyawan Pemerintah Kota Semarang Tahun 2011

Kata kunci: tingkat kesehatan, koperasi simpan pinjam, jatidiri koperasi

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 3 Nomor 1 EdisiFebruari 2018 ( )

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KPRI NAGARA NGAGLIK SLEMAN TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DI UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI KOPANESA

Contoh laporan keuangan koperasi

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM ATAU UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KOTA SURAKARTA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu peneliti menilai

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

Putri Handayani. Abstraksi

Tugas Umum Pengawas. Kewajiban Pengawas

ANALISIS KINERJA KOPERASI BERDASARKAN TINGKAT KESEHATAN SESUAI PERMENKOP

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

FINANCIAL HEALTH ANALYZE OF CITRA BEKISAR TELKOM SURABAYA EMPLOYEES COOPERATION. Oleh: Rr Vania Primadiptha Mahardani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah sehingga akan meningkatkan permodalan. sistem informasi yang diterapkan dalam kegiatan oprasionalnya.

ANALISIS KESEHATAN KSP. BMT. ARTHA ABADI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA KPRI LANCAR DI KABUPATEN BLITAR SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH DITERAPKANNYA KEBIJAKAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM BANGUN JAYA MAKMUR MADIUN SKRIPSI

f 2010 Debet Kredit April 2 Kas Simpanan Pokok

CHAPTER 2 PSAK DALAM MANAJEMEN KEUANGAN KOPERASI

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI GIRI SARI SEDANA DI MENGWI. I Made Agus Putrayasa Ni Wayan Kurnia Dewi I Wayan Purwanta Suta

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan

ANALISIS PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI KARYAWAN MANDIRI PERUM DAMRI SURABAYA ARTIKEL ILMIAH

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

JUMLAH ASET LANCAR

ANALISIS KESEHATAN KOPERASI PADA KPRI MEKAR SLEMAN YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara harfiah koperasi berasal dari cooperation (Inggris) atau

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tinjauan dari penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandy Adi Putra dengan judul Analisis Kinerja Keuangan PKPRI Kota Blitar dan PKPRI Kota Malang periode 2007-2009. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi.alat analisis yang digunakan adalah analisis rasio keuangan yang bersumber dari laporan keuangan baik neraca maupun laporan laba-rugi. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja keuangan PKPRI Kota Blitar dan PKPRI Kota Malang dinyatakan baik, dan implikasinya koperasi diharapkan untuk meningkatkan kinerjanya. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah objek penelitian 1 tempat yaitu PKPRI Kota Malang dan periode observasi. Penelitian saat ini menggunakan objek pada Pusat Koperasi pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Kota Malang. Penelitian terdahulu melakukan periode observasi dari 2007-2009, sedangkan penelitian sekarang menggunakan periode 2010-2013. Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk mengukur kinerja pada koperasi. B. Tinjauan Teori 1. Kinerja Keuangan Koperasi Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu operasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran standart 8

9 dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Standart perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran (Mulyadi,2001) Kinerja koperasi merupakan suatu hasil atau prestasi yang dicapai koperasi dalam satu tahun buku dan harus dipertanggungjawabkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) untuk mengetahui kesehatan dari koperasi, sehingga akan lebih baik dalam kegiatannya di masa yang akan datang. Laporan keuangan koperasi selain bagian dari sistem pelaporan keuangan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.dengan demikian, dilihat dari fungsi manajemen, laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi.tujuan laporan keuangan koperasi adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama dan pemakai lainnya. Beberapa hal yang harus diinformasikan oleh laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Manfaat yang diperoleh setelah menjadi anggota koperasi. b. Prestasi keuangan koperasi selama suatu periode. c. Transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumberdaya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode. d. Informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas koperasi. Sitio (2001: 109) laporan keuangan koperasi mempunyai karakteristik sebagai berikut:

10 a. Laporan keuangan merupakan bagian dari pertanggungjawaban pengurus kepada anggotanya di dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) b. Laporan keuangan biasanya meliputi neraca, laporan sisa hasil usaha, dan laporan arus kas yang penyajiannya dilakukan secara komparatif. c. Laporan rugi-laba menyajikan hasil akhir yang disebut SHU. d. SHU yang berasal dari transaksi anggota maupun nonanggota didistribusikan sesuai dengan komponen-komponen pembagian SHU yang telah diatur dalam Anggaran Dasar Koperasi yang bersangkutan. e. Laporan keuangan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi f. Posisi keuangan koperasi mencerminkan pada neraca, sedangkan sisa hasil usaha tercermin pada penghitungan hasil usaha. g. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi dapat menyajikan hak dan kewajiban anggota beserta hasil usaha dari dan untuk anggota disamping berasal dari bukan anggota. h. Alokasi pendapatan dan beban pada perhitungan hasil usaha kepada anggota dan bukan anggota. i. Modal koperasi yang dibukukan terdiri dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman dan penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. j. Pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan penyusunan-penyusunan dan beban-beban dari tahun buku yang bersangkutan disebut Sisa hasil Usaha

11 k. Keanggotaan atau kepemilikan pada koperasi tidak dapat dipinadhtangankan dengan dalih apapun. 2. Tujuan Pengukuran Kinerja Penilaian atau pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam perusahaan atau koperasi. Selain digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan, pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan system imbalan dalam perusahaan, misalnya untuk tingkat gaji karyawan, dalam koperasi pengukuran kinerja digunakan untuk menghitung nilai SHU. Pihak manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode lalu. Kinerja keuangan koperasi sangat penting bagi berbagai pihak seperti kreditur, analis, konsultan, pialang, pemerintah dan pihak manajemen sendiri guna memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai prestasi yang dicapai oleh koperasi. Penilaian kinerja merupakan penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standart dan criteria yang sudah ditetapkan. 3. Faktor-faktor berpengaruh pada kinerja koperasi Faktor-faktor yang dinilai dalam penilaian kesehatan koperasi menurut Kep MenNo. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 adalah sebagai berikut: a. Permodalan. Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total asset.modal sendiri atau modal yang menanggung risiko atau yang disebut modal ekuiti terdiri dari :

12 1) Simpanan Pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan Pokok tidak dapat diambil kembali selama yangbersangkutan masih menjadi anggota. 2) Simpanan Wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus samayang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dankesempatan tertentu. Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selamayang bersangkutan masih menjadi anggota. 3) Dana Cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dan penyisihan sisahasil usaha yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untukmenutup kerugian koperasim bila diperlukan. 4) Hibah, adalah sejumlah uang yang diberikan dari suatu badan atau orangperorangan kepada Koperasi Simpan Pinjam /USP. b. Kualitas Aktiva Produktif. Aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva yang menghasilkan, karena penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aktiva produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang bersangkutan. Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang kolekbilitasnya tidak lancar. Oleh karena itu penanaman dana dan kesigapan USP dalam menanggung kemungkinan timbulnya resiko kerugian penanaman dana tersebut, mempunyai peranan penting dalam menunjang usaha operasional USP.

13 Kualitas produktif dinilai atas dasar pengolongan kolektibilitas yang terdiri atas lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian untuk menutup kemungkinan resiko kerugian maka USP wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif. Besarnya penyisihan penghapusan aktiva produktif yang harus dibentuk USP sekurang-kurangnya: a. 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar. b. 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP. c. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP. d. 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi 75% dari nilai agunan yang dikuasai USP. c. Manajemen. Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan non bank yang lain. Fungsi manajemen perusahaan berikut juga diterapkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit simpan pinjamnya : 1. Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk menentukan sasaran usaha yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. 2. Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien. 3. Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis Secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan (Planning, Organizing, and controlling).

14 Pada manajemen Unit simpan pinjam, pengelolaan Unit Simpan Pinjam harus dilakukan secara professional dengan prinsip pengelolaan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.pengelolaan kegiatan USP dapat dilakukan oleh pengurus atau pengelola, Pengelola diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada pengurus.pengelola dapat perorangan atau badan usaha, termasuk yang berbentuk badan usaha, termasuk badan hukum dengan sistem kerja keterkaitan dalam kontrak kerja. d. Efisiensi. Rasio ini menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang dimilikinya. Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu : a. Rasio biaya operasional terhadap partisipasi bruto b. Rasio aktiva tetap terhadap total asset c. Rasio efisiensi pelayanan e. Likuiditas. Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.dalam hal ini adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai kemampuan

15 membayar (zahlungsfahigkeit). Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan membayar dikatakan mengalami likuid (Riyanto,1995:25-26). f. Kemandirian dan Pertumbuhan. Aspek ini didasarkan pada rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian operasional. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung kemandirian dan pertumbuhan adalah : a. Rasio rentabilitas asset. Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset. b. Rasio rentabilitas modal sendiri. Rasio rentabilitas ekuitas yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total ekuitas c. Rasio kemandirian operasional pelayanan. Rasio kemandirian operasional yaitu SHU dibandingkan dengan biaya beban.usaha ditambah dengan beban perkoperasian. g. Jatidiri Koperasi. Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung rentabilitas adalah : a. Rasio partisipasi bruto. Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik.partisipasi bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi

16 sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi bruto. b. Rasio promosi ekonomi anggota. Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik. 4. Indikator pengukuran kinerja keuangan koperasi Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor. 14/Per/M.KUKM/IV/2009, maka indikator yang digunakan untuk menilai kinerja koperasi pada suatu periode tertentu adalah sebagai berikut : 1. Permodalan a. Rasio Modal Sendiri terhadap total asset. Modal Sendiri Total aset b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko. Modal Sendiri Pinjaman yang berisiko c. Rasio kecukupan Modal sendiri. Modal Sendiri Tertimbang ATMR 2. Kualitas Aktiva Produktif a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan. Volume penjualan pada anggota Volume penjualan

17 b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan. Pinjaman bermasalah Pinjaman yang diberikan c. Rasio cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah. Cadangan berisiko Pinjaman bermasalah d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan. Pinjaman yang berisiko Pinjaman yang diberikan 3. Manajemen a. Manajemen Umum b. Kelembagaan c. Manajemen Pemodalan d. Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas 4. Efisiensi a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto. Beban operasi anggota Partisipasi bruto b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor Beban kotor SHU kotor c. Rasio efisiensi pelayanan. Biaya karyawan Volume pinjaman

18 5. Likuiditas a. Rasio kas kas + bank kewajiban lancar b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima. pinjaman yang diberikan dana yang diterima 6. Kemandirian dan pertumbuhan. a. Rentabilitas asset SHU sebelum pajak Total aset b. Rentabilitas Modal Sendiri SHU bagian anggota Total modal sendiri c. Kemandirian Operasional Pelayanan Partisipasi bruto beban usaha + beban perkoperasian 7. Jatidiri Koperasi. a. Rasio partisipasi bruto Partisipasi bruto Partisipasi bruto + pendapatan b. Rasio promosi ekonomi anggota. PEA simpanan pokok + simpanan wajib

19 C. Kerangka Pikir Laporan Keuangan Koperasi Laporan neraca, laporan perhitungan laba-rugi Peraturan Menteri Koperasi dan UKM no.14 tahun 2009 Analisis time seriesdan Cross section Kinerja keuangan koperasi Sehat Tidak Sehat Gambar 3.1 menjelaskan bahwa dalam menganalisis kinerja suatu koperasi melalui analisis laporan keuangan koperasi tersebut dengan menggunakan peraturan Menteri Koperasi dan UKM RI nomor 14/Per/M.KUKM/IV/2009 dimana dari hasil analisis tahun 2010-2013 itu ditinjau dengan pendekatan Time Series dan Cross section. Sehingga kinerja keuangan PKPRI kota Malang dapat dikatakan sehat atau sebaliknya.