PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

BAB I PENDAHULUAN. hanyalah salah satu faktor saja -dari sekian banyak faktor- yang perlu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepribadian manusia sangat bergantung pada pendidikan yang diperolehnya, baik dari lingkungan keluarga

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN OPERASI HITUNG KPK DAN FPB MELALUI MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTUAN MEDIA DEKAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PROSIDING ISBN :

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

Rahmudin Hipi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMANFAATAN SATUAN PANJANG DAN BERAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK. Sri Handayani

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MI Miftahul Ulum, Tutur, Pasuruan. Pemilihan tempat

BAB III METODE PENELITIAN. dimana tempat ini sekaligus tempat penulis melaksanakan tugas mengajar. Alasan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

BAB I PENDAHULUAN. SMK Negeri Pancatengah merupakan Unit Sekolah Baru (USB) dengan

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD N SIMO

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

(PTK Siswa Kelas VII Semester II di SMP N 2 Banyudono Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

Yunandasari et al., Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)...

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

S, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berbagai kompetensi tersebut belum tercapai secara optimal.

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn PADA SISWA KELAS XI, SMKN 1 SUKAWATI GIANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuliani Susilawati,2013

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI SD Negeri Kedungkebo, Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan belajar matematika pada materi volume prisma segitiga dan tabung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian pada siklus I dan II dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran. Dengan demikian disimpulkan bahwa metode problema based instruction dapat meningkatkan kemampuan menghitung matematika siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Kedungkebo Kabupaten Pekalongan pada materi volume prisma segitiga dan tabung lingkaran. 2016 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Kemampuan Menghitung, Prisma Segitiga, Tabung Lingkaran, Model Pembelajaran PBI PENDAHULUAN Salah satu mata pelajaran pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar yang harus dikuasai sesuai dengan kompetensinya adalah matematika. Pembelajaran matematika merupakan wahana untuk mendidik siswa berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta berkemampuan bekerja sama. Kecakapan itu diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Masalah utama dalam pembelajaran dewasa ini adalah rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri. Proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan-penemuan dalam proses berpikir. Kenyataan di lapangan siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Kita menyadari bahwa ada siswa yang mampu memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya. Namun kenyataannya mereka sering kurang memahami dan mengerti secara mendalam pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan diaplikasikan pada situasi baru. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI 87

Selama kurun waktu delapan tahun penulis sebagai guru kelas merasa sulitnya mentransfer ilmu kepada peserta didik terutama materi pelajaran matematika pada standar kompetensi volume prisma segitiga dan tabung lingkaran. Siswa sudah dijelaskan secara lisan dan bahkan diulang lebih dari sekali, dipaparkan secara tertulis, memberikan contoh-contoh dan latihan soal sederhana. Guru mencoba mengulang menjelaskan rumus-rumus untuk mencari volume prisma segitiga dan tabung lingkaran, nampak pada saat proses belajar mengajar siswa sudah memahami konsep yang diberikan akan tetapi hasilnya kurang lebih hanya 35 % dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu 65. Rendahnya kemampuan dalam penguasaan matematika dimungkinkan karena kurang jelasnya penanaman konsep dari guru dan metode pembelajaran yang belum sesuai. Hal ini mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya aktivitas belajar siswa dapat di lihat dari kurang tekunnya siswa dalam belajar, tidak adanya kesadaran dalam belajar, siswa kurang menyenangi pelajaran, tidak adanya perhatian pada waktu di berikan pelajaran, dan kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang disampaikan. Upaya yang utuh dan mendesak harus dilakukan guna mengatasi permasalahan-permasalahan di atas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru harus mengubah cara berpikirnya dari selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang untuk memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah. Dalam memperbaiki proses pembelajaran di kelas VI SD Negeri Kedungkebo pada pembelajaran matematika materi volume prisma segitiga dan tabung lingkaran, peneliti menetapkan pemecahan masalah dengan menggunakan model pembelajaran problem based instruction (PBI). Dalam pembelajaran problem based instruction (PBI) guru bertugas membatu para siswa merumuskan tugas-tugas, dan membantu siswa merumuskan obyek pelajaran dari masalah yang ada di sekitarnya. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa ia mampu memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar, kemampuan berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses-proses penerimaan, pengaktifan, pengolahan, penyimpanan, serta pemanggilan untuk membangkitkan pesan dan pengalaman (Dimyati dan Mujiono, 2002). Berdasarkan definisi di atas prestasi belajar adalah hasil yang didapat oleh siswa berdasarkan kemampuannya dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Adapun fungsi dari prestasi belajar menurut pendapat di atas adalah untuk mengetahui sejauh mana kemajuan siswa setelah menyelesaikan aktivitas belajar. Problem Based Instruction (PBI) atau dikenal dengan pengajaran berdasarkan masalah telah dikenalkan oleh John Dewey. Menurutnya (dalam Trianto, 2011) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Menurut Arends (dalam Trianto, 2011), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri. 88 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

Hal senada juga disampaikan oleh Nurhadi et.al (2004) yang mengartikan pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Berdasarkan definisi di atas secara garis besar pengajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan siswa berdasarkan masalah untuk mengembangkan keterampilan berpikir untuk memecahkan masalah. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang mandiri Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah yang akan diambil adalah Apakah melalui model pembelajaran Problem Based Instruction berbantuan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran? METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti menggunakan dua siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu rencana (planning), tindakan (acting), observasi (observing), danrefleksi (reflection). Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SD N Kedungkebo semester I tahun ajaran 2015/2016 Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes untuk mengukur kompetensi siswa, lembar kuesioner observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk mengumpulkan data selama penggunaan pembelajaran Problem based Instructions (PBI) dan dokumentasi. Adapun teknik analisis yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif baik melalui tes tertulis siswa maupun melalui pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru yang dilakukan oleh observer. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I 1. Perencanaan Tahap perencanaan yang dilakukan adalah melakukan analisis kurikulum dan silabus untuk mengetahui kompetensi dan dasar yang akan disampaikan, merancang rencana pembelajaran pada siklus I kompetensi dasar volume prisma segitiga,menyiapkan alat peraga,,menyiapkan lembar kerja, lembar evaluasi baik untuk individu maupun kelompok, membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa, menyusun alat tes evaluasi siklus I dan kuesioner, membuat kunci jawaban. 2. Pelaksanaan Peneliti berencana melaksanakan pembelajaran yang terbagi dalam siklus 1 dan 2 yang akan dilaksanakan empat kali pertemuan. Pada siklus I dilaksanakan 2 pertemuan tiap pertemuan 2 x35 menit. Peneliti mengembangkan pembelajaran inovatif yang disertai alat peraga dan media sehingga pembelajaran menarik. Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan dilakukan, PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI 89

skenario tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. Rencana pembelajaran yang direncanakan dilaksanakan pada tahap tindakan yang meliputi kegiatan. 3. Pengamatan Peneliti akan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru, Mencari partner yang menjadi anggota tim pengamat. Pengamatan atau observasi yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai dalam pembelajaran dapat diukur dengan hasil tes, dan untuk mengetahui sikap percaya diri dapat diukur dengan mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Refleksi Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi yang berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan, Peneliti melakukan review bersama tim pengamat untuk mendapatkan keunggulan dan kelemahan pembelajaran inovatif selama siklus 1, hasil refleksi akan dijadikan titik tolak melanjutkan kegiatan siklus 2.jika dalam siklus I telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan maka penelitian dihentikan tetapi jika belum memenuhi indikator maka dilanjutkan ke siklus II. Siklus II 1. Perencanaan Setelah merefleksi siklus I, maka diadakan rencana ulang terutama mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kekurangan yang ada pada siklus I untuk diterapkan pada siklus II. Tahap perencanaan ini meliputi, merancang rencana pembelajaran pada siklus II kompetensi dasar volume bangun ruang tabung lingkaran, menyiapkan alat peraga,,menyiapkan lembar kerja, lembar evaluasi baik untuk individu maupun kelompok, membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa, menyusun alat tes evaluasi siklus II dan kuesioner, membuat kunci jawaban. 2. Pelaksanaan Peneliti berencana melaksanakan pembelajaran yang terbagi dalam siklus 1 dan 2 yang akan dilaksanakan empat kali pertemuan. Pada siklus II dilaksanakan 2 pertemuan tiap pertemuan 2x35 menit. Peneliti mengembangkan pembelajaran inovatif yang disertai alat peraga dan media sehingga pembelajaran menarik. Pelaksanaan tindakan merupakan deskripsi tindakan yang akan dilakukan, skenario tindakan perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. Rencana pembelajaran yang direncanakan dilaksanakan pada tahap tindakan yang meliputi kegiatan. 3. Pengamatan Peneliti akan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru, Mencari partner yang menjadi anggota tim pengamat. Pengamatan atau observasi yaitu prosedur perekaman data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan yang dirancang. Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan. Untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai dalam pembelajaran dapat diukur dengan hasil tes, dan untuk mengetahui sikap percaya diri dapat diukur dengan mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Refleksi Peneliti bersama pengamat dan guru menganalisis semua tindakan kelas pada siklus II sebagaimana yang telah dilakukan dalam siklus I. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi apakah pembelajaran menggunakan metode Problem Based Instruction (PBI) dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa kelas VI SD Negeri Kedungkebo pada standar kompetensi volume prisma tegak segitiga dan tabung. 90 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)

Peningkatan Aktivitas siswa dan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran melalui model pembelajaran Problem Based Instruction pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus Rata-rata P1 P2 Rata-rata Siklus Kriteria Pra siklus 50,40 51,50 50,95 Kurang Baik Siklus I 61,54 63,46 62,50 Cukup Baik Siklus II 73,08 82,69 77,88 Baik Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan perubahan yang belum berarti karena masih dalam taraf cukup baik yaitu rerata 62,50. Setelah dilakukan refleksi terjadi peningkatan rerata pada siklus II yaitu 77,88 dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik berikut : 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 50.40 51.50 50.95 61.54 63.46 62.50 82.69 77.88 73.08 P 1 P 2 Rata-rata 0.00 Prasiklus Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik Aktivitas Siswa Hasil Belajar pada peningkatan kemampuan menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil Hasil Belajar Siklus I dan siklus II Prestasi Belajar Prasiklus Siklus I Siklus II Nilai 80 8 16 20 Nilai < 80 14 6 2 Tuntas Belajar Persentase 8 36,36% 16 72,27% 20 90,90% Tidak Tuntas Belajar Persentase 14 63,63% 6 27,27% 2 09,09% Jumlah 22 22 22 Rata-rata 61,36 70,45 90,91 Berdasarkan hasil tersebut diperoleh dari tes siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan yang diperoleh siswa yaitu 72,27% dengan perincian 16 siswa tuntas dan sudah memenuhi KKM serta memperoleh nilai 80, sedangkan siswa yang memperoleh nilai < 80 sejumlah 6 anak atau 27,27%. Sedangkan hasil tes pada siklus II diperoleh 20 siswa tuntas dengan persentase 90,90% dengan ratarata nilai 90,91. Sedangkan 2 siswa tidak tuntas dengan persentase 09,09%. Dan 90,90% siswa memperoleh nilai lebih dari 80. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI 91

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 90.91 70.45 61.36 20 16 10 12 6 2 Prasiklus Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Nilai Nilai rata-rata Gambar 2. Grafik Hasil Belajar SIMPULAN Model pembelajaran Problem based Instruction (PBI) dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas siswa dalam menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran. Pada siklus I masih terdapat kendala dimana siswa masih canggung untuk mengemukakan pendapat dan aktivitas siswa juga masih tergolong rendah. Hal tersebut berbeda dengan pada siklus II. Pada siklus II interaksi antara guru dan siswa sudah berjalan sangat baik dan siswa sudah banyak yang aktif untuk bertanya dan mengemukakan pendapat sehingga hasil yang diperoleh sangat memuaskan. Kemampuan siswa dapat tergali secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mujdiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Nurhadi, Yasin, B. dan Senduk, G.A,.2004). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapanya dalam KBK. Surabaya : Universitas Negeri Malang. Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Prenada Media Grup. 92 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI)