TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

MATERI DAN METODE. Prosedur

METODE. Materi. Alat. Rancangan

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

MATERI DAN METODE. Materi

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

Bab III Bahan dan Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat

MATERI DAN METODE. Metode

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) Penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DAN METODE. Materi

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 bertempat di Waduk Batu Tegi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

3. MATERI DAN METODE. Gambar 2. Alat Penggilingan Gabah Beras Merah. Gambar 3. Alat Penyosohan Beras Merah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis

III. MATERI DAN METODE

Transkripsi:

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. - Sampel harus representatif atau mewakili data - Sampel harus segera diproses agar tidak terjadi kerusakan - Timbangan : untuk menimbang sampel - Kantong plastik : sebagai tempat sampel - Kertas label : menandai sampel - Gelas ukur : mengukur banyaknya sampel cair yang akan digunakan a. Pengambilan sampel pakan hijauan - Timbang hijauan 200 gram - Masukkan kedalam kantong plastik - Dianginkan-anginkan agar tidak busuk b. Pengambilan sampel pakan konsentrat - Timbang konsentrat 50 gram - Masukkan kedalam kantong plastik berlabel c. Pengambilan sampel sisa pakan - Ambil sisa pakan yang telah diberikan ke ternak - Ditimbang dan dicatat bobotnya - Diambil sampel 10% dari bobot total dan masukkan pada kantong plastik d. Pengambilan feses - Diambil sampel feses - Ditimbang berat feses - Diambil 10% dari bobot total - Disemprotkan formalin dengan persentase 37% e. Pengambilan urine - Disaring dan dimasukkan ke gelas ukur - Dicatat volume dan diambil 10% dari bobot total - Ditetesi H2SO4 PENGUKURAN KECERNAAN PAKAN IN VITRO Untuk mengukur kecernaan bahan pakan dengan alatalat laboratorium sebagai pengganti tubuh ternak yang sebenarnya. Pengukuran kecernaan bahan pakan secara fermentatif yang diinkubasi selama 48 jam menggunakan alat-alat laboratorium yang meniru sistem pencernaan rumen dan abomasum ruminansia.

- Timbangan analitik : menimbang sampel yang akan digunakan - Tabung fermentor : tempat sampel dan cairan rumen - Bunsen valve : menutup tabung fermentor - Rak tabung fermentor : meletakkan tabung fermentor - Inkubator : mempertahankan suhu perkembangan - Erlenmeyer : tempat cairan rumen dan larutan Mc Dougel - Dispenser : mengambil cairan dari Erlenmeyer ke tabung fermentor dalam kondisi anaerob - Sentrifuge : memisahkan lapisan supernatan dan residu - Magnetic stirrer : menghomogenkan larutan - Tabung gas CO2 : mempertahankan kondisi anaerob - Filter crucible : menyaring larutan - Cawan porselin : tempat sampel untuk analisis Kecernaan BK & BO - Oven : mengoven sampel - Tanur : mengabukan sampel - Eksikator : mengkondisikan kedap udara a. Preparasi sampel yang telah mengalami pengeringan dengan suhu mencapai 60 0 sampai 70 0 b. Digrinding atau pengecilan partikel sama halnya dengan diselep hingga mencapai ukuran partikel 0,3 sampai 0,5 gram c. Ditimbang sebanyak 0,5 gram d. Diletakkan didalam tabung fermentor e. Ditutup dengan Bunsen valve yang diujungnya terdapat pipet tetes berlubang (sobek) guna mengeluarkan gas pada tabung fermentor f. Dilakukan inkubasi selama 12 sampai 24 jam g. Disiapkan cairan rumen dan juga larutan Mc Dougel h. Dihomogenkan dengan magnetic stirrer yang ditambahkan oleh air hangat sebelumnya i. Ditambahkan gas CO2 guna mempertahankan kondisi supaya tetap dalam anaerob j. Diambil cairan dari Erlenmeyer sebanyak 50 ml kedalam tabung fermentor dengan menggunakan dispenser k. Diinkubasi selama 12 sampai 24 jam dalam inkubator dengan suhu 39 41 0 C dan pada setiap 2 jam sekali harus digoyang-goyang menyesuaikan dengan gerak peristaltik pada rumen dan abomasum

l. Dikeluarkan dan dimasukkan kedalam air es selama 1 jam berguna untuk menghentikan fermentasi m. Dimasukkan kedalam sentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2.500 rpm berguna untuk memisahkan residu dibawah dan supernatan diatas n. Disaring dengan filter crusible o. Ditambahkan dengan HCl dan Pepsin p. Diinkubasi selama 48 jam q. Disentrifuge kembali r. Disaring kembali dengan menggunakan cawan crusible s. Diletakkan kedalam cawan porselin t. Dioven selama 24 jam u. Dieksikator selama 1 jam v. Ditimbang untuk mengetahui Kecernaan Bahan Kering (KcBK) w. Ditanur selama 4 jam x. Dieksikator selama 1 jam y. Ditimbang untuk mengetahui Kecernaan Bahan Organik (KcBO) Dengan menggunakan alat piston dan syringe untuk mengukur produksi gas dengan cara diinkubasi di waterbath (suhu 39-41 0 C), gas yang dihasilkan akan mendorong piston ke atas meniru keadaan rumen - Piston dan syringe : sebagai tempat sampel - Timbangan analitik : untuk menimbang sampel - Alat pembantu memasukkan sampel : untuk membantu memasukkan sampel kedalam syringe - Inkubator : mempertahankan suhu perkembangan - Erlenmeyer : sebagai tempat cairan rumen dan Mc Dougel - Dispenser : mengambil cairan rumen - Magnetic stirrer : menghomogenkan cairan rumen dan larutan Mc Dougel - Waterbath : menginkubasi sampel - Tabung gas CO2 : mempertahankan kondisi anaerob ANALISIS PRODUKSI GAS Untuk mengukur produksi gas didalam rumen secarain Vitro atau menggunakan alat-alat di laboratorium a. Preparasi alat dan bahan b. Sampel pakan ditimbang 0,5 gram c. Sampel dimasukkan kedalam syringe menggunakan alat pembantu pemasukan sampel d. Diinkubator selama 12 sampai 24 jam

e. Menyiapkan larutan Mc Dougel - Bahan-bahan yang dibutuhkan dicampur kedalam Erlenmeyer - Dihomogenkan dengan magnetic stirrer yang dilengkapi oleh pemanas - Selama pencampuran dialiri dengan gas CO2 - Setelah dihomogenkan ditambahkan cairan rumen dengan perbandingan 1:1 f. Diambil piston dan syringe beserta sampel yang sudah diinkubasi dan ditambahkan sebanyak 50 ml cairan Mc Dougel dan cairan rumen dengan dispenser kedalam syringe g. Diinkubasi di waterbath selama 24 sampai 48 jam h. Setiap 2 sampai 4 jam sekali dicek kenaikan piston dan direkap hasil yang terjadi i. Diulangi pengecekan sampai akhir inkubasi j. Data yang diperoleh diinkubasi dan data dijumlah k. Didapat hasil produksi gas ANALISIS NH3 Untuk mengetahui teknik dan proses dari analisis NH3 - Mikropipet 1 ml : mengambil sampel - Cawan Conway : meletakkan sampel - Magnetic stirrer : menghomogenkan larutan - Statif : membantu proses titrasi - Vaselin : mengkondisikan kedap udara a. Diambil masing-masing sampel 1 ml dengan mikropipet b. Diletakkan didalam cawan Conway sampel tersebut c. Diolesi bibir cawan Conway dengan vaselin d. Ditutup dengan tutup cawan Conway e. Dihomogenkan f. Didiamkan selama 24 jam hingga berubah warna menjadi biru dan atau hijau muda g. Dititrasi dengan H2SO4 0,005n, titrasi akan berakhir apabila warna telah berubah kembali menjadi merah muda h. Dicatat volume titrasinya Mencampur supernatan dan Na2CO3 didiamkan selama 24 jam sehingga terjadi perubahan warna biru atau hijau muda ANALISIS VAN SOEST Untuk mengetahui kandungan hemiselulosa pada bahan pakan dari suatu tanaman

Proses pemecahan dinding sel dengan pemanasan larutan NDS atau ADS yang selanjutnya di filtrasi dan diakhiri dengan oven dan kemudian dipanaskan - Beaker glass : tempat meletakkan sampel - Gelas ukur : mengukur sampel - Cawan crusible : menyaring larutan - Vacum vace : tempat meletakkan larutan hasil penyaringan - Kotak pemanas : memanaskan sampel selama 1 jam - Pompa vacuum : mempercepat turunnya air atau penyaringan - Timbangan analitik : menimbang sampel - Eksikator : mengkondisikan kedap udara - Oven : memanaskan sampel selama 4 jam a. Ditimbang sampel sebanyak 0,5 gram b. Diletakkan di beaker glass c. Ditambahkan larutan ADS atau NDS d. Diletakkan di kompor pemanas selama 1 jam e. Disaring dengan menggunakan cawan crucible f. Dibilas dengan aquades panas 50 ml sebanyak 4 kali g. Dibilas dengan aseton sebanyak 70 ml h. Dimasukkan oven selama 4 jam i. Dimasukkan eksikator selama 45 menit sampai 1 jam j. Ditimbang PENGUKURAN KECERNAAN PAKAN IN SACCO Untuk mengetahui kecernaan bahan kering dari suatu bahan pakan dengan menggunakan metode In Sacco Pengukuran daya cerna suatu bahan pakan dengan memasukkan kantong nilon yang difermentasi didalam rumen bervistula pada ternak ruminansia - Timbangan analitik : menimbang sampel - Oven : memanaskan residu setelah fermentasi - Ternak bervistula : menginkubasi sampel - Kantong nilon : menempatkan sampel saat inkubasi - Pemberat : menenggelamkan kantong nilon

a. Preparasi sampel dengan cara diangin-anginkan b. Ditimbang kantong nilon sebagai berat A gram c. Ditimbang sampel sebagai berat B gram d. Dimasukkan kedalam kantong nilon setelah semua ditimbang e. Diikat dengan pemberat f. Dimasukkan kedalam rumen ruminansia bervistula g. Diikat tali dengan kanula atau penutup vistula h. Diinkubasi i. Dikeluarkan j. Dicuci dengan air mengalir k. Dioven selama 12 sampai 24 jam dengan suhu 60 O sampai 70 O l. Ditimbang sebagai berat C gram Rumus perhitungannya Residu BK (%) = c a b x 100% PENGUKURAN KECERNAAN PAKAN IN VIVO Untuk mengukur nilai kecernaan suatu bahan pakan dengan menggunakan hewan percobaan yang diletakkan pada kandang metabolis Suatu metode pengukuran kecernaan dengan menggunakan hewan percobaan atau ternak asli yang ditempatkan pada kandang metabolis - Kandang metabolis : sebagai tempat ternak percobaan - Ember : sebagai tempat urine - Saringan : menyaring sampel - Gelas ukur : mengukur volume sampel 1. Fase pendahuluan : dilakukan pemilihan ternak berdasarkan umur, bobot yang relatif sama guna menyeragamkan kecernaan dari ternak tersebut 2. Fase adaptasi : diberikan pakan perlakuan yang akan di uji nilai kecernaannya serta dilakukan adaptasi terhadap lingkungan kandang agar ternak tidak stres 3. Fase koleksi data : berisi beberapa hasil data pengamatan terkait dengan sampel pakan, sampel sisa pakan, sampel feses dan sampel urine

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL CAIRAN RUMEN Untuk mengambil cairan rumen dan selanjutnya di analisis di laboratorium Dengan menggunakan pipa penyaringan dan selang dimasukkan kedalam rumen melalui vistula, lalu cairan diambil dan ditampung - Pipa penyaring dan talinya : sebagai tempat selang - Selang : tempat cairan rumen - Spet : menyedot cairan rumen dari selang - Gunting penjepit : menjepit selang - Termos : penampung cairan rumen - Ternak bervistula : pengambilan sampel 1. Preparasi alat 2. Pipa penyaring dan selang dimasukkan kedalam rumen melalui vistula 3. Tali pipa penyaring dimasukkan ke tangan dan diikat secara erat 4. Selang dikocok-kocok atau digoyang-goyang 5. Disedot dengan spet 6. Ditampung ditermos (termos sebelumnya diisi dengan air hangat bersuhu 39 0 C agar suhunya sesuai dengan suhu cairan rumen) Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan cairan rumen melalui ternak fistula adalah : 1) Cermat dan hati-hati jangan sampai melukai bagian dalam perut (rumen) 2) Lubang fistula setelah pengambilan cairan harus ditutup dengan sempuma jangan sampai bocor. 3) Sisa-sisa cairan yang menempel harus segera dibersihkan agar tidak terjadi infeksi sekunder. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan cairan rumen melalui selang adalah : 1) Dalam memasukkan selang harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai salah masuk ke lubang pernapasan. 2) Dalam mendorong selang keluar masuk harus hati-hati agar tidak melukai organ saluran pencernaan. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan cairan rumen melalui ternak yang mati adalah : 1) Dalam mengambil sampel pada ternak yang telah disembelih sebaiknya pengambilannya dilakukan segera setelah proses penyembelihan (kurang dari 1 jam).