TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. - Sampel harus representatif atau mewakili data - Sampel harus segera diproses agar tidak terjadi kerusakan - Timbangan : untuk menimbang sampel - Kantong plastik : sebagai tempat sampel - Kertas label : menandai sampel - Gelas ukur : mengukur banyaknya sampel cair yang akan digunakan a. Pengambilan sampel pakan hijauan - Timbang hijauan 200 gram - Masukkan kedalam kantong plastik - Dianginkan-anginkan agar tidak busuk b. Pengambilan sampel pakan konsentrat - Timbang konsentrat 50 gram - Masukkan kedalam kantong plastik berlabel c. Pengambilan sampel sisa pakan - Ambil sisa pakan yang telah diberikan ke ternak - Ditimbang dan dicatat bobotnya - Diambil sampel 10% dari bobot total dan masukkan pada kantong plastik d. Pengambilan feses - Diambil sampel feses - Ditimbang berat feses - Diambil 10% dari bobot total - Disemprotkan formalin dengan persentase 37% e. Pengambilan urine - Disaring dan dimasukkan ke gelas ukur - Dicatat volume dan diambil 10% dari bobot total - Ditetesi H2SO4 PENGUKURAN KECERNAAN PAKAN IN VITRO Untuk mengukur kecernaan bahan pakan dengan alatalat laboratorium sebagai pengganti tubuh ternak yang sebenarnya. Pengukuran kecernaan bahan pakan secara fermentatif yang diinkubasi selama 48 jam menggunakan alat-alat laboratorium yang meniru sistem pencernaan rumen dan abomasum ruminansia.
- Timbangan analitik : menimbang sampel yang akan digunakan - Tabung fermentor : tempat sampel dan cairan rumen - Bunsen valve : menutup tabung fermentor - Rak tabung fermentor : meletakkan tabung fermentor - Inkubator : mempertahankan suhu perkembangan - Erlenmeyer : tempat cairan rumen dan larutan Mc Dougel - Dispenser : mengambil cairan dari Erlenmeyer ke tabung fermentor dalam kondisi anaerob - Sentrifuge : memisahkan lapisan supernatan dan residu - Magnetic stirrer : menghomogenkan larutan - Tabung gas CO2 : mempertahankan kondisi anaerob - Filter crucible : menyaring larutan - Cawan porselin : tempat sampel untuk analisis Kecernaan BK & BO - Oven : mengoven sampel - Tanur : mengabukan sampel - Eksikator : mengkondisikan kedap udara a. Preparasi sampel yang telah mengalami pengeringan dengan suhu mencapai 60 0 sampai 70 0 b. Digrinding atau pengecilan partikel sama halnya dengan diselep hingga mencapai ukuran partikel 0,3 sampai 0,5 gram c. Ditimbang sebanyak 0,5 gram d. Diletakkan didalam tabung fermentor e. Ditutup dengan Bunsen valve yang diujungnya terdapat pipet tetes berlubang (sobek) guna mengeluarkan gas pada tabung fermentor f. Dilakukan inkubasi selama 12 sampai 24 jam g. Disiapkan cairan rumen dan juga larutan Mc Dougel h. Dihomogenkan dengan magnetic stirrer yang ditambahkan oleh air hangat sebelumnya i. Ditambahkan gas CO2 guna mempertahankan kondisi supaya tetap dalam anaerob j. Diambil cairan dari Erlenmeyer sebanyak 50 ml kedalam tabung fermentor dengan menggunakan dispenser k. Diinkubasi selama 12 sampai 24 jam dalam inkubator dengan suhu 39 41 0 C dan pada setiap 2 jam sekali harus digoyang-goyang menyesuaikan dengan gerak peristaltik pada rumen dan abomasum
l. Dikeluarkan dan dimasukkan kedalam air es selama 1 jam berguna untuk menghentikan fermentasi m. Dimasukkan kedalam sentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2.500 rpm berguna untuk memisahkan residu dibawah dan supernatan diatas n. Disaring dengan filter crusible o. Ditambahkan dengan HCl dan Pepsin p. Diinkubasi selama 48 jam q. Disentrifuge kembali r. Disaring kembali dengan menggunakan cawan crusible s. Diletakkan kedalam cawan porselin t. Dioven selama 24 jam u. Dieksikator selama 1 jam v. Ditimbang untuk mengetahui Kecernaan Bahan Kering (KcBK) w. Ditanur selama 4 jam x. Dieksikator selama 1 jam y. Ditimbang untuk mengetahui Kecernaan Bahan Organik (KcBO) Dengan menggunakan alat piston dan syringe untuk mengukur produksi gas dengan cara diinkubasi di waterbath (suhu 39-41 0 C), gas yang dihasilkan akan mendorong piston ke atas meniru keadaan rumen - Piston dan syringe : sebagai tempat sampel - Timbangan analitik : untuk menimbang sampel - Alat pembantu memasukkan sampel : untuk membantu memasukkan sampel kedalam syringe - Inkubator : mempertahankan suhu perkembangan - Erlenmeyer : sebagai tempat cairan rumen dan Mc Dougel - Dispenser : mengambil cairan rumen - Magnetic stirrer : menghomogenkan cairan rumen dan larutan Mc Dougel - Waterbath : menginkubasi sampel - Tabung gas CO2 : mempertahankan kondisi anaerob ANALISIS PRODUKSI GAS Untuk mengukur produksi gas didalam rumen secarain Vitro atau menggunakan alat-alat di laboratorium a. Preparasi alat dan bahan b. Sampel pakan ditimbang 0,5 gram c. Sampel dimasukkan kedalam syringe menggunakan alat pembantu pemasukan sampel d. Diinkubator selama 12 sampai 24 jam
e. Menyiapkan larutan Mc Dougel - Bahan-bahan yang dibutuhkan dicampur kedalam Erlenmeyer - Dihomogenkan dengan magnetic stirrer yang dilengkapi oleh pemanas - Selama pencampuran dialiri dengan gas CO2 - Setelah dihomogenkan ditambahkan cairan rumen dengan perbandingan 1:1 f. Diambil piston dan syringe beserta sampel yang sudah diinkubasi dan ditambahkan sebanyak 50 ml cairan Mc Dougel dan cairan rumen dengan dispenser kedalam syringe g. Diinkubasi di waterbath selama 24 sampai 48 jam h. Setiap 2 sampai 4 jam sekali dicek kenaikan piston dan direkap hasil yang terjadi i. Diulangi pengecekan sampai akhir inkubasi j. Data yang diperoleh diinkubasi dan data dijumlah k. Didapat hasil produksi gas ANALISIS NH3 Untuk mengetahui teknik dan proses dari analisis NH3 - Mikropipet 1 ml : mengambil sampel - Cawan Conway : meletakkan sampel - Magnetic stirrer : menghomogenkan larutan - Statif : membantu proses titrasi - Vaselin : mengkondisikan kedap udara a. Diambil masing-masing sampel 1 ml dengan mikropipet b. Diletakkan didalam cawan Conway sampel tersebut c. Diolesi bibir cawan Conway dengan vaselin d. Ditutup dengan tutup cawan Conway e. Dihomogenkan f. Didiamkan selama 24 jam hingga berubah warna menjadi biru dan atau hijau muda g. Dititrasi dengan H2SO4 0,005n, titrasi akan berakhir apabila warna telah berubah kembali menjadi merah muda h. Dicatat volume titrasinya Mencampur supernatan dan Na2CO3 didiamkan selama 24 jam sehingga terjadi perubahan warna biru atau hijau muda ANALISIS VAN SOEST Untuk mengetahui kandungan hemiselulosa pada bahan pakan dari suatu tanaman
Proses pemecahan dinding sel dengan pemanasan larutan NDS atau ADS yang selanjutnya di filtrasi dan diakhiri dengan oven dan kemudian dipanaskan - Beaker glass : tempat meletakkan sampel - Gelas ukur : mengukur sampel - Cawan crusible : menyaring larutan - Vacum vace : tempat meletakkan larutan hasil penyaringan - Kotak pemanas : memanaskan sampel selama 1 jam - Pompa vacuum : mempercepat turunnya air atau penyaringan - Timbangan analitik : menimbang sampel - Eksikator : mengkondisikan kedap udara - Oven : memanaskan sampel selama 4 jam a. Ditimbang sampel sebanyak 0,5 gram b. Diletakkan di beaker glass c. Ditambahkan larutan ADS atau NDS d. Diletakkan di kompor pemanas selama 1 jam e. Disaring dengan menggunakan cawan crucible f. Dibilas dengan aquades panas 50 ml sebanyak 4 kali g. Dibilas dengan aseton sebanyak 70 ml h. Dimasukkan oven selama 4 jam i. Dimasukkan eksikator selama 45 menit sampai 1 jam j. Ditimbang PENGUKURAN KECERNAAN PAKAN IN SACCO Untuk mengetahui kecernaan bahan kering dari suatu bahan pakan dengan menggunakan metode In Sacco Pengukuran daya cerna suatu bahan pakan dengan memasukkan kantong nilon yang difermentasi didalam rumen bervistula pada ternak ruminansia - Timbangan analitik : menimbang sampel - Oven : memanaskan residu setelah fermentasi - Ternak bervistula : menginkubasi sampel - Kantong nilon : menempatkan sampel saat inkubasi - Pemberat : menenggelamkan kantong nilon
a. Preparasi sampel dengan cara diangin-anginkan b. Ditimbang kantong nilon sebagai berat A gram c. Ditimbang sampel sebagai berat B gram d. Dimasukkan kedalam kantong nilon setelah semua ditimbang e. Diikat dengan pemberat f. Dimasukkan kedalam rumen ruminansia bervistula g. Diikat tali dengan kanula atau penutup vistula h. Diinkubasi i. Dikeluarkan j. Dicuci dengan air mengalir k. Dioven selama 12 sampai 24 jam dengan suhu 60 O sampai 70 O l. Ditimbang sebagai berat C gram Rumus perhitungannya Residu BK (%) = c a b x 100% PENGUKURAN KECERNAAN PAKAN IN VIVO Untuk mengukur nilai kecernaan suatu bahan pakan dengan menggunakan hewan percobaan yang diletakkan pada kandang metabolis Suatu metode pengukuran kecernaan dengan menggunakan hewan percobaan atau ternak asli yang ditempatkan pada kandang metabolis - Kandang metabolis : sebagai tempat ternak percobaan - Ember : sebagai tempat urine - Saringan : menyaring sampel - Gelas ukur : mengukur volume sampel 1. Fase pendahuluan : dilakukan pemilihan ternak berdasarkan umur, bobot yang relatif sama guna menyeragamkan kecernaan dari ternak tersebut 2. Fase adaptasi : diberikan pakan perlakuan yang akan di uji nilai kecernaannya serta dilakukan adaptasi terhadap lingkungan kandang agar ternak tidak stres 3. Fase koleksi data : berisi beberapa hasil data pengamatan terkait dengan sampel pakan, sampel sisa pakan, sampel feses dan sampel urine
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL CAIRAN RUMEN Untuk mengambil cairan rumen dan selanjutnya di analisis di laboratorium Dengan menggunakan pipa penyaringan dan selang dimasukkan kedalam rumen melalui vistula, lalu cairan diambil dan ditampung - Pipa penyaring dan talinya : sebagai tempat selang - Selang : tempat cairan rumen - Spet : menyedot cairan rumen dari selang - Gunting penjepit : menjepit selang - Termos : penampung cairan rumen - Ternak bervistula : pengambilan sampel 1. Preparasi alat 2. Pipa penyaring dan selang dimasukkan kedalam rumen melalui vistula 3. Tali pipa penyaring dimasukkan ke tangan dan diikat secara erat 4. Selang dikocok-kocok atau digoyang-goyang 5. Disedot dengan spet 6. Ditampung ditermos (termos sebelumnya diisi dengan air hangat bersuhu 39 0 C agar suhunya sesuai dengan suhu cairan rumen) Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan cairan rumen melalui ternak fistula adalah : 1) Cermat dan hati-hati jangan sampai melukai bagian dalam perut (rumen) 2) Lubang fistula setelah pengambilan cairan harus ditutup dengan sempuma jangan sampai bocor. 3) Sisa-sisa cairan yang menempel harus segera dibersihkan agar tidak terjadi infeksi sekunder. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan cairan rumen melalui selang adalah : 1) Dalam memasukkan selang harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai salah masuk ke lubang pernapasan. 2) Dalam mendorong selang keluar masuk harus hati-hati agar tidak melukai organ saluran pencernaan. Yang perlu diperhatikan dalam pengambilan cairan rumen melalui ternak yang mati adalah : 1) Dalam mengambil sampel pada ternak yang telah disembelih sebaiknya pengambilannya dilakukan segera setelah proses penyembelihan (kurang dari 1 jam).