ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Visi dan Misi Bank Tabungan Negara (Persero) Adapun Misi bank BTN adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II KERANGKA TEORI

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA. A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan badan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Singkat PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. beberapa orang dalam suatu departemen. Prosedur ini dibuat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung. Pemerintah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Perbankan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang (Kasmir, 2002:23). Bank adalah merupakan salah satu badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia bank,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bergantung kepada dinamika perkembangan dan konstribusi nyata dari sektor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009).

III KERANGKA PEMIKIRAN

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PENEMPATAN DANA BANK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Sejarah Singkat Bank Tabungan Negara (BTN)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB II LANDASAN TEORI

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI PT BANK TABUNGAN NEGARA KANTOR CABANG SURABAYA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN Lokasi Bank Tabungan Negara Cabang Bandung terletak di Jalan Jawa Nomor 7.

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II LANDASAN TEORI

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: NOVIANA CINDY ARIZONA 3110711004 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BATAM 2010

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : NOVIANA CINDY ARIZONA NIM : 3110711004 Tanda Tangan : Tanggal : 20 Januari 2011

LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KPR TERHADAP JUMLAH DEBITUR Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam TUGAS AKHIR Oleh: NOVIANA CINDY ARIZONA 3110711004 BATAM, 20 Januari 2011 Dosen Pembimbing H. M. Zaenuddin, S.Si., M.Sc 100008 Dosen Penguji I Dosen Penguji II Sinarti, SE., M.Sc., Akt 102024 Marihot Nasution, SE 109060

KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam ini dengan baik. Penyusunan Tugas Akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam gelar Diploma III Akuntansi Politeknik Negeri Batam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ayah dan Ibu tercinta, atas doa, kasih sayang, semangat serta segala sesuatu yang telah diberikan. 2. Kedua adikku, Edo dan Maya yang sangat aku sayangi yang selalu membuatku ceria. 3. Ayank, yang selalu ada dalam hari-hariku dan selalu memberi semangat serta doa, trimakasih untuk semuanya. 4. Bapak H.M.Zaenuddin, S.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir dan dosen wali selama kuliah di Politeknik Negeri Batam. 5. Seluruh dosen Politeknik Negeri Batam yang telah memberikan ilmu pengetahuan dari semester awal hingga semester akhir. 6. Pimpinan serta seluruh jajaran manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. 7. Pak Wahyu, selaku AMGR Operation PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. 8. Bang Heri, Mas Sogi, Bang Ari dan Raja Dilla yang telah membantuku mengumpulkan data untuk Tugas Akhir Ini.

9. Seluruh karyawan PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam, temen-temen teller service khususnya, trimakasih atas kerjasamanya. 10. Teman-temanku, Chaerna, Susan dan Fitri, makasih buat masukan, bantuan, serta hari-hari kita. 11. Teman-teman Prodi Akuntansi kelas karyawan angkatan 2007. 12. Segenap pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan lebih lanjut. Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini berguna bagi kita semua. Batam, Januari 2011 Penulis Noviana Cindy Arizona 3110711004

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Politeknik Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Noviana Cindy Arizona NIM : 3110711004 Program Studi : Akuntansi Jenis Karya : Tugas akhir/skripsi/karya Ilmiah demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pengaruh Perubahan Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam. beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Batam berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Batam Pada tanggal : 20 Januari 2011 Yang menyatakan (Noviana Cindy Arizona)

ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Noviana Cindy Arizona : Akuntansi : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. Objek penelitian yang digunakan adalah tingkat suku bunga KGU periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dan jumlah debitur KGU periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 12.00. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu perkembangan jumlah debitur KPR KGU tidak stabil dan perkembangan tingkat suku bunga KPR KGU juga tidak stabil, serta terdapat pengaruh antara tingkat suku bunga terhadap jumlah debitur KPR KGU pada PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Kantor Cabang Batam. Dari hasil penelitian yang ada maka dapat diambil simpulan bahwa dari data suku bunga KGU selama 4 tahun dapat digunakan untuk memprediksi jumlah debitur di masa yang akan datang. Kata kunci: Analisis tingkat suku bunga, jumlah debitur

DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan Orisinalitas... Lembar Pengesahan... Kata Pengantar... Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademis... Abstrak... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iii iv vi vii viii x xi xii xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan Masalah... 4 1.4 Tujuan Penelitian... 4 1.5 Manfaat Penelitian... 5 1.6 Hipotesis Penelitian... 5 1.7 Sistematika Penulisan... 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9 2.1 Bank... 9 2.1.1 Pengertian Bank... 9 2.1.2 Fungsi Bank... 9 2.1.3 Jenis Bank... 10 2.2 Kredit... 10 2.2.1 Pengertian Kredit... 10 2.2.2 Unsur-unsur Kredit... 10 2.2.3 Tujuan dan Fungsi Kredit... 12 2.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit... 13 2.2.5 Kredit Bermasalah... 16 2.3 Suku Bunga Bank... 17 2.3.1 Pengertian Suku Bunga... 17 2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga... 17 2.3.3 Komponen-Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit... 19 2.3.4 Faktor-Faktor yang Diperhatikan dalam Penetapan Suku Bunga Kredit... 21 2.3.5 Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit... 22 2.4 Pengertian Debitur dan Kreditur... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 25 3.1 Metodologi Penelitian... 25 3.1.1 Objek Penelitian... 25 3.1.2 Teknik Pengumpulan Data... 25 3.1.3 Metode Analisis Data... 26 3.2 Gambaran Umum Perusahaan... 27 3.2.1 Sejarah Perusahaan... 27 3.2.2 Visi dan Misi Perusahaan... 31 3.2.3 Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir... 31 3.2.4 Struktur OrganisasiPerusahaan... 34 BAB IV PEMBAHASAN... 37 4.1 Pengumpulan Data... 37 4.1.1 Sumber Data...... 37 4.2 Perkembangan Suku Bunga Kredit...... 37 4.3 Perkembangan Jumlah Debitur... 39 4.4 Statistik Deskriptif...... 40 4.4.1 Statistik Deskriptif Suku Bunga KGU... 40 4.4.2 Statistik Deskriptif Jumlah Debitur KGU..... 41 4.5 Hasil Uji Analisis Regresi KGU...... 41 BAB V PENUTUP... 43 5.1 Simpulan... 43 5.2 Saran... 44 Daftar Pustaka Lampiran

DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Perbandingan Penjualan Selama Tahun2006, 2007, dan 2008 pada PT Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam.... 33 Tabel 4.1. Daftar Perubahan Suku Bunga Periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009... 38 Tabel 4.2. Daftar Jumlah Debitur Periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2009... 39 Tabel 4.3. Hasil Uji Statistik Deskriptif Suku Bunga KGU... 40 Tabel 4.4. Hasil Uji Statistik Deskriptif Jumlah Debitur KGU... 41 Tabel 4.5. Model Summary Analisis Regresi Tingkat Suku Bunga dan Jumlah Debitur KGU... 42 Tabel 4.6. Hasil Uji Koefisiensi Analisis Regresi Tingkat Suku Bunga dan Jumlah Debitur KGU... 42

DAFTAR GRAFIK Grafik 3.1. Grafik Penjualan Tiga Tahun Terakhir... 33

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Bank TabunganNegara Kantor Cabang Batam... 34

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Laporan Magang...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembang properti menyatakan selisih suku bunga ideal untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebaiknya dua persen dari Suku Bunga Bank Indonesia (SBI). Menurut Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi, tidak dapat dipungkiri selisih yang besar antara SBI dengan bunga KPR akan memberikan pengaruh signifikan terhadap sektor properti nasional. Pasalnya, dengan bunga yang semakin tinggi pihak perbankan jadi lebih ketat dalam memberikan persyaratan kepada kreditur (VIVA news, 2010). Adapun penjelasan secara teoritis mengenai proses penentuan suku bunga yaitu dengan The Monetary Theory I Likuidity Theory. Dalam teori ini pendekatan moneter dikembangkan oleh ekonom penganut aliran Keynes yang suku bunganya sangat rendah selama masa resesi, orang akan tetap memegang uang dibandingkan menginvestasikannya sehingga tingkat bunga yang direncanakan dan tingkat investasi yang diperlukan tidak sama dengan kondisi normal (Laksmono, 201: 130). Argumen tersebut merupakan pijakan dasar bagi pendekatan moneter sehingga pendekatan suku bunga bergantung pada penawaran dan permintaan untuk memegang uang dan unsur spekulatif mendorong adanya ketidakseimbangan jangka panjang. Menurut Widjaja (2009), perubahan suku bunga ini sangat berdampak pada bank perkreditan khususnya bagian Kredit Pemilikan Rumah (KPR). PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam merupakan salah satu bank yang memberikan kredit KPR. Jenis KPR yang diberikan oleh PT Bank Tabungan 1

Negara, Tbk cabang Batam antara lain Kredit Griya Multi (KGM), Kredit Griya Utama (KGU), Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), KPR Subsidi, KPR Platinum, Kredit Griya Sembada, Kredit Swagriya, dan Kredit Pemilikan Ruko (KP Ruko). Suku bunga yang digunakan oleh PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam yaitu suku bunga mengambang (Floating Rate). Per 1 April 2010, PT Bank Tabungan Negara Tbk menurunkan kembali suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Kebijakan ini merupakan yang kedua kali sepanjang 2010. Sebelumnya Bank BTN telah menyesuaikan suku bunga kreditnya per 1 Maret 2010. Kebijakan penurunan suku bunga kredit ini merupakan komitmen bank untuk terus menyesuaikan suku bunga kredit sesuai dengan kemampuan bank dan kondisi di pasar. Dengan kebijakan penurunan suku bunga kredit ini diharapkan Bank BTN dapat bersaing dengan bank lain. Bank BTN juga berharap penurunan suku bunga ini dapat mendorong pasar perumahan agar semakin kondusif. Seperti diberitakan, bisnis pembiayaan perumahan merupakan bisnis padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja karena terkait dengan 114 industri ikutannya. Menurut Iqbal, kebijakan menurunkan suku bunga pinjaman ini sebagai bentuk komitmen BTN menyesuaikan kemampuan bank dan kondisi pasar serta situasi makroekonomi yang semakin baik. Penurunan bunga kredit sebanyak dua kali pada awal tahun ini sejalan dengan semangat perbankan menyesuaikan tingkat bunga pinjamannya dengan situasi terkini (www.btn.co.id). Tingkat kebutuhan hunian rumah khususnya di kota Batam sangat tinggi, mengingat kota Batam sendiri menjadi salah satu kota industri yang mendatangkan banyak tenaga kerja dari luar daerah. Untuk memiliki rumah, maka

salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pengajuan KPR. Dalam pengajuan KPR salah satu pertimbangan yang dilakukan dalam memilih Bank adalah dengan membandingkan tingkat suku bunga KPR yang diberikan oleh Bank tersebut sehingga tingkat suku bunga juga merupakan faktor yang sangat penting yang menjadi acuan bagi calon debitur dalam menentukan kredit pemilikan rumah. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Perubahan Suku Bunga KPR Terhadap Jumlah Debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk Cabang Batam. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan suku bunga KPR pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam. b. Apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam. 1.3. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih mengarah pada tujuan yang diharapkan, penulis membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu:

a. Batasan Data Jumlah debitur KPR yang diteliti hanya pada jenis KPR Griya Utama (KGU) selama 48 bulan terakhir terhitung sejak Januari 2006 Desember 2009. Perubahan suku bunga KPR yang diteliti hanya pada jenis KPR Griya Utama (KGU) selama 48 bulan terakhir terhitung sejak Januari 2006 Desember 2009. b. Batasan Lapangan Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga perbankan di Batam yaitu di PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam, Jl. Sriwijaya Komplek Regency Park Lot 29, Pelita, Batam. 1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan perubahan suku bunga KPR pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam. b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam. c. Untuk pendalaman metode analisis data dan hipotesis yang diaplikasikan dalam lingkungan kerja yang nyata. 1.5. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan dan dapat dijadikan tolak ukur yang bermanfaat. b. Bagi Penulis Dapat memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menambah atau memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam bidang yang sesuai serta mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku kuliah. c. Bagi Akademis Sebagai referensi serta informasi tambahan bagi peneliti lain untuk penelitian sejenis di masa yang akan datang. 1.6. Hipotesis Penelitian Seperti yang sudah dipaparkan di atas, Batam merupakan kawasan yang padat penduduk dan sektor perindustrian memegang peranan yang paling utama. Sebagai kota perindustrian, sebagian besar masyarakat Batam bekerja sebagai buruh pabrik dengan berbagai tingkatan kesejahteraan. Banyaknya industri di Batam, menarik minat pekerja untuk tinggal di Batam sehingga jumlah penduduk Batam dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah kebutuhan rumah hunian. Kredit pemilikan rumah menjadi salah satu alternatif bagi sejumlah orang untuk memiliki rumah. Melihat kebutuhan hidup yang semakin naik sedangkan sektor kerja sebagian besar masyarakat Batam adalah sebagai buruh pabrik dengan beragam tingkat kesejahteraan, terutama untuk kalangan kelas menengah ke bawah sangat diperlukan sikap yang bijak dalam

melakukan pembelian atau mengajukan kredit perumahan. Kalkulasi jumlah pendapatan dan pengeluaran dalam satu bulan sangat mutlak diperlukan bagi setiap orang. Hal ini akan mendorong orang untuk mengukur kemampuan finansial terutama dalam seberapa besar jumlah dana yang dikeluarkan untuk angsuran maksimal kredit rumah setiap bulannya. Pada saat tingkat suku bunga tinggi, jumlah angsuran akan lebih besar sehingga jumlah debitur yang mengajukan kredit perumahan akan mengalami penurunan, sebaliknya jika suku bunga rendah, angsuran akan lebih rendah sehingga jumlah debitur yang mengajukan kredit mengalami kenaikan, sehingga hipotesis yang akan diuji adalah: H1 = Terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah debitur. 1.7. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembahasan masalah yang ada, maka penulisan penelitian ini nantinya akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu: Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Berisi tentang landasan teori yaitu pengertian suku bunga, faktorfaktor yang mempengaruhi suku bunga, dan teori lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Metodologi penelitian memaparkan populasi dan sample=, teknik pengumpulan data yang digunakan, metode analisis data, dan model penelitian. Gambaran umum perusahaan menjelaskan tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk perusahaan dan perkembangan volume penjualan tiga tahun terakhir, serta struktur organisasi perusahaan (gambar struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan). Bab IV Pembahasan Berisi tentang uraian mengenai jawaban atas pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah yaitu bagaimana hubungan perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah debitur dan faktorfaktor yang mempengaruhi perubahan suku bunga di Bank Tabungan Negara, Tbk kantor cabang Batam. Bab V Penutup Berisi tentang simpulan dan saran yang diperoleh dari pembahasan di Bab IV.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1. Pengertian Bank Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2.1.2. Fungsi Bank Fungsi bank adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang maka menurut Kasmir (2001) dapat disimpulkan tiga fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi, yaitu: a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan. b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit. c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.

2.1.3. Jenis Bank Menurut Undang-undang Pokok Perbankan No. 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI. No. 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri atas: a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b. Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.2. Kredit 2.2.1. Pengertian Kredit Menurut Undang-undang perbankan No. 10 tahun 1998, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 2.2.2. Unsur-unsur Kredit Menurut Kasmir (2001) unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian fasilitas kredit adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, yang sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara internal maupun dari eksternal. Penelitian dan penyelidikan dilakukan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit. b. Kesepakatan Selain unsur percaya, di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian yang masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing. c. Jangka Waktu Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. d. Resiko Adanya tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macetnya pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja, misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

e. Balas Jasa Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah, balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil. 2.2.3. Tujuan dan Fungsi Kredit Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Menurut Kasmir (2001), tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah: a. Mencari Keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diperoleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. b. Membantu Usaha Nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu Pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

2.2.4. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit Menurut Kasmir (2001), dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisa 5 C dan 7 P. Adapun penjelasan analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut: a. Character Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi social standingnya. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar. b. Capacity Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat kamampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. c. Capital Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini. d. Collateral Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. e. Conditional Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai berikut: 1. Personality Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya seharihari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Perpose Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mangambil kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya. 6. Profability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profability diukur dari periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan asuransi.

2.2.5. Kredit Bermasalah Hal yang tidak menggembirakan bagi bank sebagai pemberi kredit apabila kredit yang diberikan menjadi bermasalah. Kredit bermasalah disebabkan debitur dalam memenuhi kewajibannya yaitu membayar angsuran kredit sekaligus dengan bunganya tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui dalam perjanjian kredit. Beberapa pengertian mengenai kolektivitas kredit yang dibuat menurut ketentuan Bank Indonesia (Martono, 2002: 61) adalah sebagai berikut: a. Kredit Lancar Yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit. b. Kredit dalam perhatian khusus Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman atau bunganya terdapat tunggakan sampai 90 hari. c. Kredit kurang lancar Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari waktu yang disepakati. d. Kredit diragukan Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari dari waktu yang disepakati.

e. kredit macet Yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari. 2.3. Suku Bunga Bank 2.3.1. Pengertian Suku Bunga Menurut Kasmir (2001) bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai bunga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjamn). Dalam kegiatan perbankan ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu: a. Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasaa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya, sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito. b. Bunga Pinjaman Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank, sebagai contoh bunga kredit.

2.3.2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi suku bunga Menurut Kasmir (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan Dana Apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman meningkat maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat dipenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. b. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka selain faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing, dalam arti misalnya untuk bunga simpanan rata-rata 16%, jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing. Namun sebaiknya untuk bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing. c. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. d. Target laba yang diinginkan Sesuai dengan target laba yang diinginkan, jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman ikut besar dan sebaliknya. e. Jangka waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa

mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. f. Kualitas Jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. g. Reputasi perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. h. Produk yang kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku di pasaran. i. Hubungan baik Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. j. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan dalam bonafit baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank, maka bunga yang dibeban pun berbeda demikian pula sebaliknya.

2.3.3. Komponen-Komponen dalam Menentukan Suku Bunga Kredit Khusus untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan diberikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang mempengaruhi. Komponen-komponen ini ada yang dapat diperkecil (dikurangi) dan ada pula yang tidak. Menurut Kasmir 2001, adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain: a. Total biaya dana Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya dana tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. b. Biaya operasi Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainnya. c. Cadangan resiko kredit macet Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko tiak dibayar. Resiko ini dapat timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah presentase tertentu terhadap kredit yang disalurkan.

d. Laba yang diinginkan Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah atau untuk pengusaha / rakyat kecil maka labanya pun berbeda dengan yang komersil. e. Pajak Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya. 2.3.4. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam Penetapan Suku Bunga Kredit Menurut Kasmir (2001), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penetapan suku bunga, yaitu: a. Biaya dana itu sendiri dalam pengertian sebagai cost of fund, cost of money, cost of loanable fund ataupun sebagai cost of borrowing fund. b. Faktor nasabah Dalam kondisi pasar yang bersaing, harga akan terjadi pada titik kesepakatan antara pembeli dan penjual. Hal ini mungkin akan terjadi karena pembeli mempunyai hak sepenuhnya untuk memilih harga dari jasa bank (suku bunga kredit) yang akan dibelinya dengan tingkat yang paling baik baginya.

c. Bank pesaing Untuk merebut nasabah sebanyak mungkin sesuai masing-masing target, harga atau dalam hal ini tingkat suku bunga kredit merupakan faktor yang menentukan. Jadi dalam penetapan suku bunga kredit ini perlu dipertimbangkan. d. Mutu pelayanan Para pengusaha dalam melaksanakan kegiatannya selalu berharap akan memperoleh kepastian, ia berani membayar lebih mahal untuk memperoleh kepastian tersebut. Hingga tidak jarang seorang nasabah bersedia membayar suku bunga kredit yang lebih tinggi apabila keputusan permohonan kreditnya dapat diterima saat itu juga. e. Resiko usaha Hampir pada setiap jenis usaha mengandung resiko. Adanya resiko yang akan dihadapi oleh para pengusaha ini perlu diperhitungkan pula oleh bank dalam penetapan suku bunga kredit. Semakin rendah resiko tentu suku bunganya akan lebih rendah dan sebaliknya pada resiko usaha yang tinggi suku bunga kreditnya pun juga lebih tinggi. 2.3.5. Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibebankan kepada jenis kreditnya. Pembebanan disini maksudnya metode perhitungan yang digunakan, sehingga mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang akan dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Dimana jumlah angsuran perbulan terdiri dari hutang / pokok pinjaman dan bunga.

Metode pembebanan bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut (Kasmir, 2001): 1. Sliding rate Pembebanan bunga tiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya, sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. Cicilan nasabah (pokok pinjaman ditambah bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya diberikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani terhadap pinjamannya. 2. Flat rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama, sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flat rate ini diberikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau kredit konsumtif lainnya. 3. Floating rate Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang, sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sanagat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap cicilannya setiap bulan. Menurut Edward dan Khan (1985) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi

pendapatan nasional, jumlah uang beredar (JUB), dan inflasi yang diharapkan. Sedangkan faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing yang diharapkan. Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestic di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Peningkatan akses tersebut telah memperbesar kendala manajemen moneter Bank Indonesia. Setiap upaya untuk mempengaruhi money supply dengan meningkatkan suku bunga di atas suku bunga internasional akan mendapat gangguan dari arus modal masuk berjangka pendek. Namun, Bank Indonesia terlihat dapat mempertahankan derajat kebebasan beberapa suku bunga domestic tanpa merubah kebijakan nilai tukar. Selanjutnya Laksmono (2001), mengatakan bahwa selain suku bunga internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7-8 bulan. Kemudian, Winardi (1995), berpendapat bahwa faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil. Sedangkan Widjaja (2009), menyimpulkan bahwa suku bunga KPR sangat sensitif terhadap gejolak kenaikan suku bunga moneter (SBI). Diperkirakan,

tingkat bunga KPR komersil pada Bank Tabungan Negara berpotensi mengalami kenaikan sekitar 1-2% dari rata-rata tingkat bunga saat ini sebesar 14-16%. Dengan terjadinya perubahan suku bunga KPR, maka kalangan yang paling terkena dampak langsung dari kenaikan suku bunga pinjaman tersebut adalah konsumen di kelas menengah kebawah. 2.4. Pengertian Debitur dan Kreditur Dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1 ayat (1) UUK, Debitur adalah pihak yang memiliki utang terhadap kreditur dan kreditur adalah pihak yang memiliki tagihan atau piutang terhadap debitur yang berhutang padanya. Bagi pihak bank kredit perumahan yang diberikan kepada nasabah adalah berupa piutang bagi pihak bank tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Metodologi Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Adapun objek penelitian yang diteliti oleh penulis yaitu jumlah debitur dan perubahan suku bunga KPR pada jenis KPR Griya Utama (KGU) di PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam yang beralamat di Jl. Sriwijaya, Komplek Regency Park, Lot 29 Pelita, Batam. 3.1.2. Teknik Pengumpulan Data Metode atau teknik pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu: a. Observasi Hadi (1986), mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi pada bagian kredit untuk memperoleh data perubahan suku bunga KPR dan jumlah debitur. b. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2008). Dengan metode ini maka penulis akan melakukan wawancara dengan

bagian kredit untuk memperoleh informasi tentang perubahan suku bunga KPR dan jumlah debitur. c. Dokumentasi Hajar (1999), menyatakan bahwa dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berupa file atau dokumen yang terkait dengan objek penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dengan cara mengumpulkan data laporan perubahan suku bunga beserta jumlah debitur dari periode Januari 2006-Desember 2009. 3.1.3. Metode Analisis Data Menurut Sugiono (2008), metode deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai dua variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Metode ini menggambarkan segala sesuatu mengenai objek dengan menggunakan kalimat-kalimat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu dengan cara memaparkan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan suku bunga KPR pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam. Selain itu digunakan metode analisis regresi sederhana untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan suku bunga KPR terhadap jumlah debitur pada PT Bank Tabungan Negara, Tbk cabang Batam. Data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 12.

Persamaan yang akan diuji adalah: Y = a + bx Keterangan: x = perubahan suku bunga y = jumlah debitur a = konstanta b = koefisien regresi Selanjutnya analisis data perlu diuji melalui hipotesis yang dijelaskan di atas. Menurut Hajar (1999), uji hipotesis yang digunakan jika jumlah data kurang dari 30 adalah uji-t sedangkan jika jumlah data lebih dari 30 maka digunakan uji- F. Simpulan: f -hitung > f -tabel = H0 tidak dapat ditolak f -hitung < f -tabel = H0 ditolak 3.2. Gambaran Umum Perusahaan 3.2.1. Sejarah Perusahaan Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postspaarbank, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan

besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan Postpaarbank pulih kembali pada tahun 1941. Pada tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Postpaarbank dan mendirikan Tyokin Kyoku sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. Tyokin Kyoku hanya mendirikan 1 (satu) cabang yaitu cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan inspirasi kepada Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari Pemerintah Jepang ke Pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama. Tugas pertama Kantor Tabungan Pos adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia (ORI) tetapi kegiatan Kantor Tabungan Pos tidak berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) yang mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang dari Kantor Tabungan Pos hingga tahun 1949. Saat Kantor Tabungan Pos dibuka kembali tahun 1949, nama Kantor Tabungan Pos diganti dengan Bank Tabungan RI. Sejak kelahirannya dan sampai berubah nama menjadi Bank Tabungan Pos RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantif bagi sejarah BTN adalah dikeluarkannya UU Darurat No.9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama Postpaarbank in Indonesia berdasarkan staatsblat No. 295 tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan

induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan dibawah Menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun UU Darurat tersebut masih bernama Bank Tabungan Pos, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut Undang-undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi Bank Tabungan Negara didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964. Penegasan status Bank Tabungan Negara sebagai bank milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) Bank Tabungan Negara menjadi BNI unit V, jika tugas utama saat pendirian Postpaarbank (1897) sampai dengan Bank Tabungan Negara (1968) adalah bergerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 Bank Tabungan Negara ditambahkan tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hokum Bank Tabungan Negara mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 bentuk hokum BTN berubah menjadi Perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT Bank Tabungan Negara (persero) dengan call name Bank BTN. Akhirnya sejarah mencatat dengan sukses BTN dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR tersebut telah membawa status BTN ini menjadi PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) pada tahun 1992. Status persero ini memungkinkan BTN bergerak lebih luas lagi dengan fungsinya sebagai bank umum. Dan memang untuk mendukung bisnis KPR tersebut, BTN mulai mengembangkan produk-produk layanan perbankan sebagaimana layaknya bank umum. BTN juga memiliki produk Tabungan, Giro, Deposito, ataupun layanan perbankan lainnya yang dimiliki oleh bank lain. Sukses BTN dalam bisnis KPR juga telah meningkatkan status BTN sebagai bank umum menjadi Bank Devisa pada tahun 1994. Layanan bank dalam bentuk penerbitan Letter of Credit (L/C), pembiayaann usaha dalam bentuk dollar, dan lain-lain bisa diberikan BTN dengan status tersebut. Dengan status baru ini tidak membuat BTN lupa fungsi utamanya sebagai penyedia KPR untuk masyarakat menengah kebawah. Diakui memang bisnis perbankan yang semakin berkambang menurut BTN untuk terjun sebagai pemenuhan dari statusnya sebagai bank umum dan bank devisa. Krisis ekonomi yang meluluh lantahkan sendi-sendi perekonomian Indonesia membuat keyakinan BTN untuk memutar kembali bisnis utamanya di bidang perumahan. Tahun 1997 manajemen BTN menetapkan kebijakan strategisnya untuk mengembalikan BTN pada bisnis intinya, yaitu bisnis pembiayaan perumahan. Keputusan ini pada akhirnya banyak membantu BTN dalam proses rekapitalisasi atau penambahan modal oleh pemerintah bagi bank yang menderita sakit karena pengaruh krisis ekonomi. Dengan rekapitalisasi tersebut, manajemen BTN telah menetapkan paradigm baru untuk mendukung VISI Bank BTN baru yaitu menjadi bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam pembiayaan perumahan.

3.2.2. Visi dan Misi Perusahaan A. Visi Bank Tabungan Negara Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan B. Misi Bank Tabungan Negara Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional dan memiliki integritas tinggi. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. 3.2.3. Produk Perusahaan dan Perkembangan Volume Penjualan Tiga Tahun Terakhir A. Produk Perusahaan Kegiatan usaha PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam secara umum adalah sebagai bank umum atau bank devisa adalah pengumpulan dana dari masyarakat dalam berbagai jenis tabungan, deposito dan giro yang kemudian disalurkan dalam bentuk kredit.

Dengan demikian sebagai lembaga intermediary dan menjabarkan peran serta fungsi PT. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Batam, sampai saat ini mempunyai beberapa aktivitas usaha sebagai berikut: Produk dana Tabungan Batara Tabungan e Batarapos Tabungan Haji Nawaitu Deposito Berjangka Rupiah Deposito Berjangka Valas Sertifikat Deposito Giro Rupiah Giro Dollar Tabungan Batara Prima Produk Jasa Kartu Debit Batara Kiriman Uang Inkaso Inkaso Luar Negeri (Collection) Safe Deposit Box Money Changer Penerimaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) Bank Garansi Payment Point

Real Time Gross Settlement (RTGS) SMS Batara Batara Payroll SPP Online Perguruan Tinggi Western Union Bank BTN Produk Kredit Kredit Perorangan 1) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Griya Utama (KGU) Kredit Griya Utama (KGU) diperuntukkan bagi pemohon atau calon debitur yang memenuhi persyaratan dan dengan tujuan penggunaan untuk membeli tanah dan bangunan. Maksimal KGU yang dapat diberikan sebesar 80% untuk debitur nonkolektif dan 90% untuk debitur kolektif, besaran tersebut dari harga jual setelah discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal). Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, bank akan mengambil harga terendah. KPR Bersubsidi Kelompok sasaran dan pilihan jenis KPR bersubsidi: a) KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga atau rumah tangga yang baru pertama kali memiliki rumah dan termasuk kedalam kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah.. b) Penghasilan dimaksud adalah penghasilan pemohon yang didasarkan atas gaji pokok pemohon atau pendapatan pokok pemohon per bulan.

c) Subsidi diberikan kepada kelompok sasaran, baik yang berpenghasilan tetap maupun yang berpenghasilan tidak tetap, yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh fasilitas kredit sesuai dengan ketentuan bank. 2) Pemilikan Rumah Non KPR Kredit Griya Multi (KGM) Kredit Griya Multi (KGM) diperuntukan bagi pemohon atau calon debitur perorangan yang membutuhkan dan memenuhi persyaratan bank teknis, dengan tujuan penggunaan untuk memenuhi keperluannya dan tidak bertentangan dengan hukum. Kredit Griya Sembada (KGS) Kredit Griya Sembada yang selanjutnya disingkat KGS adalah kredit yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian atau pengadaan atau pembangunan proyek perumahan atau bangunan rumah tinggal guna disewakan. Kredit Swadana Kredit swadana diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa penahanan sebagian atau seluruh simpanan (baik berupa tabungan maupun deposito) yang disimpan di bank. Real Cash Real Cash adalah fasilitas pinjaman yang dapat dicairkan sewaktu-waktu bila dibutuhkan (stand by loan).

Kredit Umum atau Korporasi 1.Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit Yasa Griya atau Kredit Konstruksi (KYG) Kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada developer untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek perumahan mulai dari biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan finishing serta biaya sarana dan prasarana Kredit Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor) Kredit modal kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja di dalam menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja. Kredit Modal Kerja Industri Terkait dengan Perumahan Kredit modal kerja yang diberukan oleh Bank BTN dalam rangka pembiayaan kebutuhan modal kerja khususnya bagi sektor-sektor industry yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor tersebut. 2.Kredit Investasi (KI) Industri Terkait dengan Perumahan Kredit investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka pembiayaan investasi khususnya bagi sektor-sektor industry yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor tersebut. 3.Non Cash Loan (Garansi Bank) Maksimal nilai garansi bank adalah jumlah yang dibayarkan dikurangi kontra garansi (berupa setoran tunai atau deposito). Jangka waktu garansi bank paling lama 12 bulan, terhitung sejak tahun realisasi garansi bank dan provisi sebesar 1% dari nilai garansi (eenmaling).