FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SUATU WILAYAH ATAU AREA PERDAGANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN LOKASI RITEL

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi atau sosial (Sirojuzilam,

BAB I PENDAHULUAN. industri dan produksi serta pada kegiatan perdagangan eceran di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kinerja. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. beberapa temuan untuk dijadikan kesimpulan. Kesimpulan berdasrkan pada hasil

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

NIM : B FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Makalah Strategi Bisnis Ritel

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat diikuti dengan. berkembangnya kebutuhan masyarakat menyebabkan perubahan gaya hidup pada

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan yang dimaksud adalah efisiensi dalam pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Disadari atau tidak bisnis ritel kini telah menjamur dimana-mana baik

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin bervariasi. Adanya tuntutan konsumen terhadap pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat beragam, juga untuk

KUISIONER TAHAP KETIGA. Mohon memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERDAGANGAN. SEMINAR RETAIL NASIONAL 2006 (RETAILER DAY & AWARD 2006) JAKARTA, 25 Januari 2007 =========================

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. sekunder dan tersier. Semua kebutuhan tersebut dipenuhi melalui aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Carrefour, Hero, Superindo, Hypermart, dan lainnya. Dengan adanya berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesuksesan maka perlu mempelajari karakteristik yang dimiliki konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru. Perubahan

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Nama : Umur :. 3. Alamat :. 5. Jabatan :. KUISIONER TAHAP KEDUA

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan barang kehidupan sehari-hari. akan kenyamanan berbelanja, kepraktisan dan penghematan waktu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia telah memacu perusahaan ritel

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. usaha ritel yang sangat sulit untuk melakukan diferensiasi dan entry barrier

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET GALAXY DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk dapat memenuhi hal tersebut dibutuhkan suatu strategi yang. serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan.

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor penting yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut adalah perkembangan mall yang ada di Surabaya berdasarkan kanalsatu.com: Tabel 1.1 Perkembangan Mall di Surabaya

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,

STRUKTUR MODAL & BIAYA MODAL INTERNASIONAL

STRATEGI PENETAPAN HARGA BISNIS RETAIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Nama : Nurul Wakiah NPM : Kelas : 3EA06

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia banyak tertolong oleh sektor perdagangan ritel. Industri ritel

BAB I PENDAHULUAN. lapangan-lapangan pekerjaan baru, investasi-investasi yang dapat menjadi solusi

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel Indonesia, merupakan industri yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

BAB II KERANGKA TEORI. atau jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis eceran, yang kini populer disebut bisnis ritel, merupakan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi Indonesia. Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja bisa diatur dengan fleksibel juga potensi penghasilan yang bisa lebih

Judul : Analisis Pendapatan Usaha Warung Tradisional Dengan Munculnya Minimarket Di Kota Denpasar Nama : Ida Ayu Sima Ratika Dewi NIM :

BAB I PENDAHULUAN. berupa pusat-pusat pertokoan, plaza, minimarket baru bermunculan di berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. kebutuhan nasabahnya agar tidak berpindah ke bank pesaing.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH DASAR PEMASARAN (ED) KODE / SKS : KK / 2 SKS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pertumbuhan pasar swalayan dewasa ini telah meningkat dengan pesat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelian, meliputi usia dan tahap dalam siklus pembelian, pekerjaan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Bisnis ritel modern di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL. Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad Ardhya Harta S Ardiansyah Permana

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penampilan bagi manusia. Pakaian juga mencerminkan pribadi orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PEMILIHAN LOKASI BISNIS RITEL Pemilihan lokasi ritel adalah sebuah keputusan yang sangat strategis sekali lokasi dipilih, pemilik ritel harus menanggung semua konsekuensi dari pilihan tersebut. Sebagai contoh sebuah ritel makanan mempertimbangkan lokasi toko di area yang masih baru. Pemilik ritel memilih dua tempat bersebrangan dengan toko lain atau menempati lokasi yang benar-benar baru dengan pesaing toko makanan lainnya. Dalam membuat keputuan mengenai pemilihan lokasi,seharusnya pemilik ritel memikirkan dalam 3 tingkatan yaitu daerah,area perdagangan,dan tempat yang lebih spesific. 1. Daerah merujuk pada suatu negara, bagian dari suatu negara,kota tertentu, atau metropolitan statistical area (MSA) 2. Area perdagangan adalah area geografis yang berdekatan yang memiliki mayoritas pelanggan dan penjualan sebuah toko,mungkin bagian dari sebuah kota,atau dapat meluas diluar batas-batas kota tersebut,tergantung pada tipe-tipe toko, dan intensitas dari para pelanggan potensial di sekitarnya. 3. Tempat yang lebih spesific dan khusus FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SUATU WILAYAH ATAU AREA PERDAGANGAN Wilayah-wilayah terbaik dan area-area perdagangan adalah tempat-tempat yang dapat menghasilkan permintaan tertinggi atau penjalan untuk sebuah ritel. Meskipun analisis wilayah berbeda dengan analisis area perdagangan, karena perbedaan luas areanya namun biasanya terdapat faktor-faktor yang tidak banyak berbeda yang membuat suatu wilayah atau area perdagangan menarik untuk dipilih. Untuk menaksir permintaan secara keseluruhan dalam suatu wilayah atau pasar atau perdagangan, analisis ritel harus mempertimbangkan: 1. SKALA EKONOMI VERSUS KANIBALISASI Sebuah ritel seharusnya memilih lokasi terbaik dalam suatu area perdagangan, tetapi kebanyakan waralaba atau chaines mengarah pada sebuah area dengan sebuah jaringan pertokoan. Skala dari promosi dan distribusi ekonomi bisa lebih mudah dicapai dengan lokasi berganda atau multiple. Contohnya biaya memasang seubuah iklan di koran untuk sebuah ritel dengan 20 toko dalam suatu area akan sama besarnya dengan biaya iklan yang di keluarkan untuk ritel yang hanya memiliki 1 toko. Dengan demikian perlu dipikirkan berapa jumlah toko yang terbaik untuk didirikan dalam suatu area tertentu. Dengan ini sebaiknya ritel akan terus membuka toko cabang selama margin pendapatan kembali yang tercapai dengan membuka sebuah toko baru lebih besar daripada biaya marginal. Dengan membuka banyak toko dalam area perdagangan yang sama,dapat menjadi solusi terhadap toko yang kinerjanya kurang baik. 2. DEMOGRAFI DAN KARAKTERISTIK GAYA HIDUP Beberapa ritel, seringkali mengambil keputusan untuk masuk dalam pusat perbelanjaan yang baru untuk mengantisipasi terjadinya permintaan yang cukup besar disekitar area pinggran. Karakteristik gaya hidup dari populasi mungkin relevan pula untuk dipahami dalam menentukan lokasi ritel.dengan ini dapat dikatakan bahwa penetapan lokasi tergantung pada sasaran atau target pasar yang dikejar oleh ritel.

3. IKLIM BISNIS Kecenderungan pekerjaan konsumen pada pasar sasaran ritel karena pekerjaan tertentu identik dengan penghasilan yang tinggi dan biasanya mempunyai daya beli yang tinggi. Hal ini berguna untuk area mana yang bertumbuh dengan cepat. Analisis lokasi ritel harus menentukan pula bagaimana pertumbuhan yang akan berlanjut dan bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi permintaan atas barang dagangan mereka. Bila pertumbuhan tidak terdiverifikasikan kedalam sejumlah industri maka area tersebut mungkin akan menjadi area yang kurang menguntungkan sebagai akibat siklus trend yang terus menurun dan merugikan. 4. KOMPETISI Akan mempengaruhi permintaan atas barang dagangan ritel tingkat kompetisi bisa dirinci sebagai berikut: a. Tingkat kompetisi yang telah mengalami kejenuhan Sebuah area perdagangan yang jenuh (saturated trade area) menawarkan kepada konsumen sejumlah pilihan barang dan jasa yang cukup,tetapi memungkinkan ritel untuk terus berkompetisi dalam mendapatkan keuntungan. Hal ini terjadi karena konsumen tetap tertarik pada area ini, disebabkan terjadinya banyak pilihan toko maupun barang dagangan b. Tingkat kompetisi yang kurang Strategi yang lain adalah menemukan lokasi area perdagangan yang kurang toko (understore trade area)artinya sebuah area yang hanya terdapat sedikit toko yang enjual suatu barang atau jasa yang spesific untuk memenuhi kebutuhan populasi. c. Tingkat kompetisi yang berlebih Area perdagangan dengan toko yang berlebihan (overstore trade area) yaitu memiliki banyak toko yang menjual barang secara spesifik dan tidak banyak bisa di bedakan oleh konsumen dalam populasi tersebut. 5. MASALAH MASALAH LOKASI SECARA GLOBAL Ritel perlu untuk mengambil keputusan pada sebuah wilayah, yaitu sebuah area perdagangan dan lokasi yang spesifik. Ritel masih perlu untuk mengamati karakteristik dan tingkat persaingan maupun pola lalulintas disekitar lokasi tersebut. Hal yang membuat keputusan lokasi global menjadi lebih sulit dan menarik secara potensial adalah bahwa mereka yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan ini adalah mereka yang tidak bisa dengan nuansa daripada masalah lokasi asing dibandingkan dengan masalah yang sama negara asalnya. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA TARIK SEBUAH LOKASI Masalah-masalah yang membuat suatu lokasi tertentu memiliki daya tarik secara spesifik,akan mengamati keuntungan aksesibilitas lokasi dan keuntungan secara lokasi sebagai pusatnya. Penjelasan kedua masalah tersebut: 1. Aksesibilitas suatu lokasi adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk datang atau masuk dan keluar dari lokasi tersebut. Analisis ini memiliki dua tahap yaitu:

a. Analisis makro mempertimbangkan area perdagangan primer,seperti area dua hingga tiga mil di sekitar lokasi tersebut dalam kasus sebuah supermarket atau toko obat b. Analisis mikro berkonsentrasi pada masalah-masalah sekitar lokasi seperti visibilitas arus lalulintas,parkir,keramaian,dan jalan masuk atau jalan keluar 2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat Setelah aksesibilitas pusat telah dievaluasi, analisis harus mengevaluasi lokasi di dalamnya,hal ini disebabkan lokasi yang lebih baik memerlukan biaya yang lebih ritel harus mempertimbangkan kepentingan mereka. Contohnya : dalam wilayah pusat perbelanjan lokasi yang lebih mahal adalah lokasi yang mendekati supermarket. Toko minuman beralkohol atau sebuah toko bunga yang mungkin menarik pembeli yang tergerak hatinya dan seharusnya dekat dengan supermarket. Pada intinya konsumen ingin berbelanja dimama mereka menemukn sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap. MEMPERKIRAKAN PERMINTAAN UNTUK SEBUAH LOKASI YANG BARU Pemilik ritel memperkirakan permintaan untuk lokasi yang baru dengan menetapkan area perdagangannya dan kemudian memperkirakan seberapa banyak uang yang di keluarkan oleh konsumen dalam area perdagangan dan faktor yang di pertimbangkan ketika menetapkan batasbatas area perdagangan dengan menjelaskan tipe-tipe informasi dan teknik-teknik yang digunakan oleh para pemilik ritel untuk memperkirakan permintaan. Area perdagangan Adalah area geografis yang berdekatan yang memiliki mayoritas pelanggan dan penjualan dari sebuah toko. Area perdagangan dibedakan kedalam 3 zona yaitu: 1. Zona primer adalah area geografis dari mana toko atau pusat perbelanjaan tersebut mendapatkan 60% dari pelangganya. 2. Zona sekunder adalah area geografis dari kepentingan sekunder dalam tngkat penjualan pelanggan, yang menghasilkan sekitar 20% dari penjualan sebuah toko. 3. Zona tersier termasuk para pelanggan yang kadang berbelanja ditoko atau pusat berbelanja tersebut. Faktor-faktor Yang Mendefinisikan Area-Area Perdagangan Cara lain melihat pda bagian tipe toko mempengaruhi ukuran dari sebuah area perdagangan adalah tipe toko ini apakah merupakan toko tujuan apakah toko parasit. Toko tujuan adalah toko dimana barang dagangan,pemilihan,presentasi,penetapan harga atau tampilan-tampilan unik lainnya bertindak sebagai magnet untuk pelanggan. Sedangkan toko parasit adalah toko yang tidak menciptakan lalulintasnya sendiri dan area perdagangannya ditentukan oleh para pemilik ritel yag dominan dalam pusat perbelanjaan atau area ritel. Penandaan pelanggan Tujuan dari penandaan pelanggan adalah untuk menandai,melacak tempatpelanggan dari sebuah toko atau pusat perbelanjaan. Sensus per 10 tahun adalah sebuah informasi yang lengkap untuk membuat keputusan-keputusan lokasi.

METODE PENGUKURAN PERMINTAAN Pendekatan Analog Pendekatan analog dapat juga disebut dengan pendekatan toko yang serupa. Dalam menggunakan pendekatan ini peritel harus mampu menggambarkan karakteristik area perdagangan terbaik bagi toko dan menggunakannya informasi tersebut dalam menemukan lokasi lain. Misalnya toko A sukses di daerah perdagangan delta plaza, maka pendekatan analogi digunakan untuk mengukur permintaan di area perdagangan royal plaza yang memiliki karakteristik relatif sama dengan delta plaza dimana toko B dibuka. Pendekatan analog di bedakan dalam 3 tahap yaitu: 1. Area perdagangan sekarang ditentukan dengan menggunakan teknik penandaan pelanggan. 2. Berdasarkan pada intensitas pelanggan pada toko,zona-zona primer,sekunder,dan tersier di tentukan 3. Karakteristik dari toko yang ada sekarang dicocokan dengan lokasi-lokasi toko baru yang potensial untuk menentukan tempat terbaik. Analisis Regresi Analisis regresi adalah sebuah metode umum dari pendefinisian area perdagangan ritel yang potensial untuk jaringan ritel yang lebih besar dari 20 toko. Langkh-langkah dalam pendekatan analog yaitu: 1. Area perdagangan sekarang ditentukan dengan menggunakan teknik penandaan pelanggan. 2. Zona primer,sekunder,dan tersier ditentukan dengan memplot para pelanggan pada peta 3. Mencari data 4. Membuat kesamaan regresi dengan bantuan perangkat lunak Dengan menggunakan paket statistik yang dibakukan,3 langkah diikuti untuk mengembangkan persamaan ganda yaitu: 1. Memilih ukuran pelaksanaan yang tepat,seperti penjualan perkapita atau saham pasar. 2. Memilih sebuah set variabel yang dapat berguna dalam meramalkan pelaksanan. 3. Memecahkan persamaan regresi dan menggunakannya untuk meramalkan pelaksanaan tempat-tempat masa depan. Garis regresi dihasilkan dar persamaan: Dimana: A= konstan yang dihasilkan dari program regresi, a juga mendefinisikan dimana garis regresi memotong sumbu y dan karenanya juga dikenal dengan perpotongan sumbu y. B1= angka yang dihasilkan dari program regresi yang mendefinisikan hubungan antara penjualan dengan variabelnya, juga kemiringan dari garis regresi. X1= variabel prediktor (untuk populasi 0 hingga 3 mil)

Model Grativitasi Huff Model Huff, merupakan metode penetapan permintaan secara singkat berdasarkan pada hukum gravitasi Newton. Dibagun berdasarka pada premis bahwa kemungkinan pelanggan yang akan berbelanja pada toko atau pusat perbelanjaan tertentu menjadi lebih besar seiring ukuran toko atau pusat perbelanjaan meningkat dan dekatnya jarak atau waktu perjalanan dari para pelangggan menuju toko