BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu rumah tangga membutuhkan sumbersumber penerimaan untuk membiayai segala keperluan rumah tangga. Sama hal nya dengan pajak yang merupakan salah satu dari sumber-sumber penerimaan negara dan menjadi sumber pendapatan utama negara. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro,SH, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut lembaga pemungutnya, pajak terdiri dari 2 jenis, yaitu Pajak pusat dan Pajak daerah. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, sedangkan pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2009, bahwa pajak daerah terbagi dalam 2 jenis, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/ Kota. Pajak provinsi adalah kewenangan pemungutan terdapat pada pemerintah daerah provinsi, sedangkan untuk pajak kabupaten/ kota kewenangan pemungutan terdapat pada 1
2 pemerintah daerah kabupaten/ kota. Jenis Pajak Provinsi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara No Jenis Pajak 1 Pajak Kendaraan Bermotor 2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 4 Pajak Air Permukaan Sumber : Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Provinsi Sumatera Utara, 2014 Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) termasuk dari salah satu pajak provinsi yang berpengaruh besar terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena tingginya aktivitas sehari-hari masyarakat yang menjadikan kendaraan bermotor menjadi suatu kebutuhan akan kendaraan sebagai sarana angkutan. Seperti informasi yang dilansir dari e-newspaper, kompasiana (8 Februari 2013), Indonesia kini telah menjadi negara ketiga yang paling banyak menggunakan kendaraan bermotor setelah Amerika dan China. Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 107.226.572 unit. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Branch Manager Auto 2000 Amplas, Martogi Siahaan, Di Auto 2000 penjualan pada tahun lalu mencapai 3.000 unit per bulan untuk seluruh merek. Untuk tahun 2014 ini diperkirakan akan sama dengan tahun lalu. Secara rata-rata per tahun 36.000 unit setiap tahunnya terjual dari Auto 2000 (Sindo: Minggu, 26 Januari 2014). Maka dengan semakin meningkatnya pengguna kendaraan bermotor otomatis penerimaan pajak kendaraan bermotor juga meningkat.
3 Realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) diperoleh dari Wajib Pajak yang membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Jika Wajib Pajak merupakan badan maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa hukum badan tersebut. Dengan demikian, pada Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) subjek pajak sama dengan wajib pajak, yaitu orang pribadi atau badan yang memiliki atau menguasai kendaraan bermotor. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berasal dari pungutan pembayaran Pajak Kendaraan bermotor, Kendaraan bermotor tersebut yakni semua kendaraan beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang bergerak. Untuk memungut Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dari Wajib Pajak maka dibentuklah suatu instansi yang disebut Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) yang terdiri dari 3 (tiga) gabungan instansi, antara lain: 1. Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara yaitu DITLANTAS POLDASU, menangani pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Plat Nomor Kendaraan; 2. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yaitu Dinas Pendapatan Daerah Provinsi (DISPENDA), menangani pemungutan pendapatan provinsi yaitu Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);
4 3. Departemen Keuangan yaitu PT. Jasa Raharja Cabang Sumatera Utara (persero), menangani Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ). Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) di Sumatera Utara sebanyak 44 (empat puluh empat) unit. Salah satunya adalah Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Medan Utara yang biasanya disebut sebagai Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh oleh Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau akan diserahkan kepada Dinas Pendapatan Daerah dan dimasukkan ke kas daerah yang digunakan untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur di daerah tersebut sehingga masyarakat diharapkan dapat merasa puas dan nyaman dalam menggunakan infrastruktur tersebut. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diserahkan yakni berdasarkan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yang diperoleh dari suatu instansi. Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan andalan dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Semakin meningkatnya Pendapatan Asli Daerah maka akan mengurangi ketergantungan pemerintah daerah terhadap subsidi atau bantuan dari pemerintah pusat sehingga pemerintah daerah akan lebih leluasa membelanjakan penerimaannya sesuai dengan pembangunan yang sedang dilaksanakan di daerah tersebut. Maka dari itu pihak instansi terkait meningkatkan target penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) setiap tahun agar realisasi penerimaan pajak kendaraan bermotorpun meningkat yang akan digunakan untuk keperluan pembangunan
5 daerah. Hal ini mendorong penulis untuk membahas tentang Analisis Realisasi Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Pada Kantor Bersama Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang akan dibahas adalah Bagaimana perkembangan realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan perkuliahan pada Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 2. Untuk mengetahui perhitungan dan prosedur pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan. 3. Untuk mengetahui realisasi penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan.
6 4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Putri Hijau Medan dalam meningkatkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan penulis pada bidang perpajakan khususnya mengenai Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). 2. Bagi Instansi Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan atau saran untuk mengambil keputusan dalam menentukan perencanaan dan kebijaksanaan di masa yang akan datang yaitu keputusan yang diambil secara benar dan tepat. 3. Bagi Akademisi Hasil penulisan ini diharapkan dapat disajikan sebagai bahan acuan dalam melakukan ataupun melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan judul tugas akhir ini.