BAB III ANALISIS KOMPOSISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB II LANDASAN TEORI

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

BAB III ANALISIS REPERTOAR. A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS A. Komposisi musik program Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede

BAB III ANALISIS KARYA

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB V TEKNIK PERMAINAN

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

BAB II LANDASAN TEORI

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

Gambar bagian-bagian gitar

Bentuk Penyajian Musik pada Karya The Spirit of Samurai, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Tugas Akhir Jurusan Sendratasik Tahun 2013

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

KARYA MUSIK SCHERZO CON BRILLANTE DALAM TINJAUAN PENERAPAN KOMPOSISI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis mengerjakan BAB I sampai BAB III, dapat

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

KREATIVITAS MUSIK PADA GRUP KENTONGAN ADIYASA DI KABUPATEN BANYUMAS

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

FANTASIA DALAM G MAYOR KOMPOSISI UNTUK PIANO EMPAT TANGAN

G L O S A R I 121 GLOSARI

BAB III ANALISIS DATA. Bagian I Kehidupan Penjala Ikan.

STRUKTUR HARMONI PADA KARYA MUSIK SING ISN T LIPSYNC. Oleh Nur Irfan Ismail Pembimbing : Budi Dharmawanputra S.pd, M.

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

Penerapan Akord Bebas Pada Lagu Nusantara Studi Kasus Pada Aransemen Lagu Sarinande

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Variasi

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bentuk Pembelajaran Teknik Permainan. Instrumen Keroncong

ANALISIS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK GUTHRIE GOVAN PADA LAGU WONDERFUL SLIPPERY THING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Khayyan Munada

Bentuk Penyajian Karya Musik Follow Me, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Akhir Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013

DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT. Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL

CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR. untuk

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN ESTETIKA MUSIK PADA KARYA QUINTET FOR TENOR SAXOPHONE AND STRING QUARTET. Abstrak

Musik Sebagai Iringan Gerak Tari. Oleh: Agus Untung Yulianta

Teknik Permainan Piano Goyang Borjuis, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013

BAB II LANDASAN TEORI

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

KARYA MUSIK TRES PIEZAS PARA ROSETTE GUITAR QUARTET DALAM TINJAUAN BENTUK MUSIK. Oleh Danang Sandy Tyas Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono, S.Sn, M.Pd.

KARYA MUSIK ALAINN DALAM TINJAUAN ARANSEMEN

APLIKASI TEKNIK JATHIS DALAM KOMPOSISI MUSIK BERJUDUL SUNYI UNTUK FORMAT QUINTET

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Pupuh Balakbak Raehan merupakan salah satu pupuh yang terdapat dalam

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI

ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR KOMPOSISI QUARTET IN D MAYOR BAGIAN KE TIGA KARYA WOLFGANG AMADEUS MOZART SKRIPSI

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

Harmoni I. Progresi I IV V

January 1 HARMONI MANUAL DIKTAT KULIAH. Oleh: HANNA SRI MUDJILAH HENI KUSUMAWATI. JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY

Transkripsi:

BAB III ANALISIS KOMPOSISI Suita Gambang Semarang untuk Kuartet Gitar dan Erhu merupakan komposisi yang menerapkan struktur suita modern, dimana tidak memiliki bentuk baku seperti yang ada pada suita barok. Komposisi ini terdiri dari lima bagian, karena mengadaptasi dari struktur suita barok yang biasanya memiliki lima bagian. Kelima bagian ini diambil dari lagu-lagu yang biasa dimainkan dalam pertunjukan Gambang Semarang, yang telah dipilih berdasarkan tangga nada yang digunakan, perpaduan musik yang dihasilkan, dan kepopuleran lagu tersebut. Setiap bagian adalah hasil adaptasi dari judul lagu yang sudah ada, dan mengadaptasi motif dari lagu asli yang kemudian dikembangkan menggunakan teknik komposisi Barat. Bagian-bagian komposisi tersebut, adalah Empat Penari, Gado-gado Semarang, Simpang Lima Kota Semarang, Jangkrik Genggong, dan Malu-malu Kucing. Komposisi ini memiliki nuansa yang sama dengan tempo sedang, dan sebagian besar menggunakan sukat 4/4. Pengembangan teknik komposisi barat, penulis menggunakan harmoni modern dengan mengadopsi tangganada asli yaitu slendro menjadi tangga nada pentatonis diatonis. Komposisi ini tidak menjadikan tonal sebagai prinsip utama, dikarenakan penulis tertarik untuk mengeksplorasi materi tentang harmoni modern yang telah didapat saat perkuliahan. Instrumen asli Gambang Semarang yang berupa gamelan, dan instrumen Cina diadopsi ke dalam kuartet Gitar yang mengadopsi suara gamelan dan beberapa instrumen Cina, Erhu sebagai perwakilan dari instrumen Cina. Berikut ini adalah hasil analisis struktural komposisi yang telah disusun: 13

A. Empat Penari Gambar 3.1 Lagu asli Emapat Penari/ Gambang Semarang 14

Tabel 3.1 Analisis Struktural Komposisi Empat Penari Birama Keterangan 1 6 Introduksi Tonalitas : D pentatonik diatonik 7 18 Bagian A Tonalitas : D pentatonik diatonik 19 23 Transisi bagian A Tonalitas : D pentatonik diatonik 24 38 Bagian B Tonalitas : Em dan 6/4 39 46 Bagian C Tonalitas : E pentatonik kumoi Komposisi ini menggunakan tempo Moderato. Harmoni yang digunakan adalah harmoni modern dengan menggunakan tangga nada pentatonis diatonis, pentatonis kumoi 1, kromatis, twelve tone, dan penggabungan dari interval. Cadence yang digunakan sebagian besar adalah rhythmic cadence 2. 1 Vincent Persichetti, Twentieth Century Harmony (England: Faber and Faber Limited, 1961), 50. 2 Leon Stein,The Study and Analysis of Musical Form (Princeton: Summary-Birchard, 1979), 20. 15

Motif introduksi diawali oleh Erhu, dikembangkan menggunakan teknik bersaut-sautan di interval yang berbeda oleh Gitar 1, 2, dan 3. Gitar 4 berperan sebagai bas. Notasi 3.1 motif dan pengembangan introduksi Bagian introduksi ditutup dengan rhythmic cadence yang dimainkan oleh Gitar 1, 2, 3, dan 4. Nada yang digunakan tonika dan terts, menggunakan teknik staccato seperti pada permainan lagu asli. Notasi 3.2 cadence penutup introduksi 16

Melodi utama bagian A dimainkan oleh Erhu sebagai adopsi dari melodi penyanyi. Notasi 3.3 melodi utama Erhu Gitar 1 mengulang melodi utama dengan variasi. Pengolahan ini mengadopsi teknik dari permainan lagu asli yang bersaut-sautan antara penyanyi dan instrumen Cina. Sementara Gitar 2 dan 3 memainkan pola irama ostinato seperti pada gamelan. Notasi 3.4 pengolahan motif dan iringan Ciri khas nuansa dari lagu asli diperkuat dengan permainan Gitar 4 yang mengadopsi permainan gong dan kecrek. Notasi 3.5 pola iringan Gitar 4 17

Birama 11-14 merupakan pengolahan motif berupa retrograsi yang dimainkan oleh Erhu. Gitar 1 memainkan motif ritme yang sama dengan Erhu, sementara Gitar 2, 3, dan 4 masih menggunakan teknik pengolahan yang sama seperti frase sebelumnya. Pada birama 14 terdapat rhythmic cadence sebagai akhir frase untuk masuk frase berikutnya. Notasi 3.6 pengolahan motif retrogasi Frase pengembangan selanjutnya pada birama 15-18 terdapat pengembangan motif berupa interpolasi yang dimainkan oleh Gitar 1. Notasi 3.7 pengembangan motif interpolasi Transisi bagian A terdapat pada birama 18-23 merupakan transisi masuk ke bagian B yang terdiri dari enam birama. Gitar 1 memainkan pola motif awal, Gitar 2 memainkan pengolahan motif secara adopsi. 18

Notasi 3.8 motif dan pengembangan transisi bagian A Bagian B terdapat pada birama 24-38 yang menggunakan pengolahan harmoni modern dengan tidak terikat pada tradisi tonal. Teknik penggabungan interval digunakan untuk mendapatkan suatu karakter bunyi. Motif 1 dijawab oleh motif 2 yang diulang selama 5 birama menggunakan sekuen kromatis. Notasi 3.9 motif 1, motif 2, penjelasan interval 19

Transisi menuju motif 3 bagian B, Gitar2 memainkan melodi menggunakan tangga nada twelve tone. Notasi 3.10 transisi menuju motif 3 bagian B Bagian B terdapat motif 3 pada Gitar 1 yang dikembangkan selama 3 birama. Gitar 2 dan 3 memainkan interval yang sama namun beda ritmisnya. Gitar 4 menggunakan interval simetris m3. Terdapat pedal point yang dimainkan oleh Gitar 2, 3, dan 4 dengan memainkan nada E. Notasi 3.11 motif 3 dan penjelasan interval 20

Bagian C terdapat pada birama 39-46, dengan melodi utama pada Erhu yang diolah menggunakan tangga nada kumoi. Penulis menggunakan tangga nada kumoi untuk mendapatkan kesan minor namun masih menggunakan tangga nada pentatonis. Gitar 1 pengulangan melodi utama dengan variasi ritmis 1/16. Gitar 3 memainkan efek perkusi yang mengadospsi dari permainan kecrek. Dan Gitar 4 memainkan register bass, mengadopsi permainan saron yang dimainkan dengan ritmis 1/4. Notasi 3.12 melodi utama dan pengolahan bagian C Pada bagian terakhir ditutup dengan cadence back to central tonic 3. Notasi 3.13 kadens penutup 3 Stein, 17. 21

B. Simpang Lima Kota Semarang Gambar 3.2 Lagu asli Simpang Lima Kota Semarang 22

Tabel 3.2 Analisis Struktural Komposisi Simpang Lima Kota Semarang Birama Keterangan 1 4 Introduksi Tonalitas : C pentatonik diatonik 5 19 Bagian A Tonalitas : C pentatonik diatonik 20 26 Transisi Tonalitas : C pentatonik diatonik 27 42 Bagian B Tonalitas : C pentatonik diatonik 43 48 Coda Tonalitas : C pentatonik diatonik Komposisi ini sebagian besar menggunakan tempo 100 Bpm 4. Menggunakan tanggan nada C pentatonik diatonik yang divarisasi dengan penggunaan modus dari tangga nada itu sendiri. Karakter dari komposisi ini adalah polyphony. Introduksi diawali dengan tempo 70 Bpm dengan ekspresi maestoso untuk memberikan kesan megah pada pembukaan lagu. Erhu memainkan motif lagu dengan pengolahan augmentasi. Gitar 1 memainkan motif yang ditambah interval quint di nada bawah. Gitar 2 dan 3 memainkan interval dari motif. Gitar 4 memainkan block chord untuk menambah kesan megah. Pada birama 2/4 terdapat autentik kadens untuk menutup frase. Gitar 4 pada birama 3-4 memainkan bas ostinato sebagai pengantar nuansa bagian A. 4 Bpm adalah beats per minute 23

Notasi 3.14 bagian introduksi Bagian A diawali oleh Gitar 1 memainkan solo motif utama lagu yang dimulai di birama 5/1 ketukan naik. Gitar 2 memainkan pengolahan motif utama berupa retrogasi pada birama 6. Terdapat pengolahan motif berupa diminuisi yang dimainkan oleh Gitar 3 pada birama 7. Gitar 4 memainkan pola bas ostinato pada birama 6-15 yang tujuannya untuk mempertahankan nuansa dari lagu diantara instrumen lain yang memiliki karakter polyphony. Notasi 3.15 motif utama dan pengembangan frase 1 bagian A 24

Adopsi motif pada instrumen Erhu pada birama 9. Pengolahan instrumen Gitar hampir sama dengan frase pertama terdapat pengolahan motif retrogasi pada Gitar 1 birama 10, dan diminuisi pada Gitar 2 birama 11. Notasi 3.16 adopsi motif dan pengolahan Birama 15 Erhu memainkan motif berupa sekuen pada interval M3, lalu dilanjutkan sekuen pada Gitar 1 birama 17, dan Gitar 2 pada birama 19. Notasi 3.17 sekuen motif 25

Transisi terdapat 7 birama yang berisi pengolahan motif berupa diminuisi dan varisi pada Gitar 1 birama 20 dan dilanjutkan sekuen pada Gitar lain dengan pola yang sama di interval yang berbeda. Birama 24 bagian penutup episode dengan sekuen naik unison pada instrumen Erhu, Gitar 1 dan 4. Gitar 2 dan 3 memainkan interval 5. Notasi 3.18 Transisi Bagian B dimainkan di modus ke 5 dari tangga nada C pentatonik diatonik sehingga terkesan bermain dalam tangga nada G pada birama 27-31. Motif utama dimainkan oleh Erhu pada birama pertama bagian B kemudian dilanjutkan kuartet Gitar memainkan pola karakter saron, bonang, dan gendang. 26

Notasi 3.19 motif utama bagian Birama 32 Erhu memainkan modus ke 6 yang dimulai dari nada A. Notasi 3.20 motif Erhu Birama 33 kuartet Gitar memainkan modus ke 6 dimulai dari nada A. Gitar 1 mengulang motif sekuen seperti pada birama 20. Motif 2 bagian B birama 34 yang direpetisi oleh Gitar 2 dari birama 33/2 yang kemudian diolah menggunakan sekuen turun selama 4 birama. Bagian tersebut diulang kembali pada birama 39-41 yang tujuannya menyamarkan modus yang telah dipakai untuk kemudian kembali ke tonika. Notasi 3.21 pengulangan motif sekuen dan motif 2 bagian B 27

Bagian coda terdapat enam birama, empat birama awal adalah pengembangan sekuen naik (nada ke 1, 3, dan 5) oleh kuartet Gitar yang memainkan satu pola yang sama. Bagian ini bertujuan untuk menciptakan suasana megah seperti bagian introduksi. Birama 46 terdapat teknik rasqueado dengan dinamika pianissimo menuju fortissimo. Notasi 3.22 Coda Erhu memainkan tema utama secara solo pada bagian akhir selama tiga birama, tujuannya untuk mengingatkan kembali motif utama dari komposisi ini. Notasi 3.23 motif utama sebagai ending 28

C. Gado-gado Semrang 29

Gambar 3.3 Lagu Asil Gado-gado Semarang 30

Tabel 3.3 Analisis Struktural Komposisi Gado-gado Semarang Birama 1 11 Introduksi Tonalitas: - Keterangan 12 27 Bagian A Tonalitas: D pentatonik diatonik 28 31 Transisi Tonalitas: D - E 32 40 Bagian B Tonalitas: E pentatonik diatonik 41 48 Bagian A Tonalitas: E pentatonik diatonik 49 53 Coda Tonalitas: E pentatonik diatonik Komposisi ini menggunakan tempo Allegretto. Lagu ini memiliki kesan riang dan jenaka. Pada bagian awal mewakili bagian lawak yang ada pada pertunjukan Gambang Semarang. Tangga nada yang digunakan sebagian besar menggunakan pentatonik diatonik. Karakter permainan instrumen gamelan banyak tertuang pada permainan gitar. Karakter meliputi ritmis maupun pola melodi yang diadopsi dalam permainan gitar. Bagian introduksi diawali ritmis gendang yang diadopsi oleh Gitar 3. Gitar 2 memainkan teknik glisando untuk menimbulkan kesan jenaka. Notasi 3.24 Introduksi 1 31

Birama 9/2 Gitar 4 memainkan motif utama lagu dengan teknik harmonik yang dilanjutkan Gitar 2 birama 10/2 dengan teknik glissando pada setiap nada. Bagian introduksi ditutup dengan rhythmic cadence oleh Gitar 3 pada birama 11-12/1. Notasi 3.25 Introduksi 2 Bagian A diawali dengan motif utama oleh Gitar 1 pada tangga nada D pentatonik. Gitar 2 memainkan sekuen turun pada birama 14/2. Permainan ritmis seperempatan yang dimainkan Gitar 2 maupun Gitar 3 mengadopsi permainan saron. Gitar 3 mengahdopsi pola permainan bonang dan kecrek. Gitar 4 mengadopsi pola iringan gendang. Notasi 3.26 motif dan pengembangan bagian A 32

Motif muncul pada birama 20 dikembangkan dengan teknik sekuen M2 yang dimainkan oleh Gitar 1. Notasi 3.27 motif sekuen M2 Birama 24 motif dimainkan oleh Gitar 2 berupa adopsi dari motif sebelumnya pada oktaf lebih rendah. Notasi 3.28 motif adopsi Bagian transisi lagu terdapat 4 birama yang merupakan jembatan modulasi dari D menjadi E yang merupakan tangga nada pada bagian B. Notasi 3.29 transisi bagian A 33

Bagian B mengadopsi permainan solo gendang pada bagian tengah-tengah lagu. Gitar 3 memainkan ritmis solo gendang dengan teknik perkusif pada gitar. Gitar 1, 2, dan 4 memainkan pola-pola iringan. Erhu mulai masuk untuk memperkuat suasana dengan memainkan tangga nada E pentatonik diatonik yang dikembangkan dengan dua interval sekuen turun. Notasi 3.30 Bagian B Bagian B ditutup menggunakan rhythmic cadence pada birama 40. Notasi 3.31 rhythmic cadence 34

Bagian A diawali oleh permainan perkusi dan bas dari Gitar 3 dan 4 pada ketukan pertama. Pada birama 41/2 motif kembali muncul dengan tangga nada E pentatonik diatonik. Gitar 2 mengadopsi permainan bonang berbentuk pola yang diulang-ulang. Notasi 3.32 motif dan pengembangan bagian A Coda sebanyak 5 birama berisi sekuen naik oleh Gitar 1. Bagian akhir ditutup dengan cadence back to central tonic oleh seluruh instrumen. Notasi 3.33 sekuen dan cadence bagian A 35

D. Malu-malu Kucing Gambar 3.4 Lagu Asli Malu-malu Kucing 36

Tabel 3.4 Analisis Struktural Komposisi Malu-malu Kucing Birama Keterangan 1 4 Introduksi Tonalitas: C Sukat 6/8 5 21 Bagian A Tonalitas: C Sukat 6/8 22 29 Transisi Tonalitas: C-G Sukat 6/8 30 46 Bagian A Tonalitas: G Sukat 6/8 47 57 Coda Tonalitas: G Sukat 6/8 Komposisi ini menggunakan tempo moderato. Tanda sukat yang digunakan adalah 6/8 tidak sama dengan lagu asli yang menggunakan sukat 4/4. Pergantian sukat dipilih untuk mencari suasana tarian untuk mewakili unsur yang ada dalam pertunjukan Gambang Semarang. Tangga nada tidak terpaku pada tangga nada pentatonik. Akord dan harmoni yang digunkan menggunakan pengolahan tonal modern. Bagian introduksi diawali dengan Gitar 4 memainkan akord CmM7 dengan cara ostinato. Notasi 3.34 Bas ostinato bagian A Birama motif 1 dimainkan oleh Gitar 1 pada birama 5-12. Notasi 3.35 motif 1 bagian A 37

Birama 13 terdapat pengulangan motif 1 yang dimainkan oleh Gitar 2. Gitar 1 memainkan motif 2 yang berpola dan dikembangkan dengan teknik sekuen. Gitar 3 memainkan melodi-melodi variasi. Birama 20-21 terdapat cadence sebagai penutup bagian A. Notasi 3.36 motif 1, 2, dan cadence Bagian transisi terdapat pengembangan dari motif 2 yang diulang dengan teknik sekuen, dan dimainkan bersautan oleh Gitar 1 dan 2. Transisi ini bertujuan untuk membawa modulasi ke tanda kunci G. Modulasi ini bersifat unprepared dimulai pada birama 26. Notasi 3.37 transisi A 38

Bagian A diawali dengan motif 1 yang telah modulasi ke G, dimainkan oleh Erhu mulai birama 30/2. Akord yang digunakan adalah GM7, nada ke 3 tidak diturunkan supaya tidak terkesan keruh. Notasi 3.38 motif 1 dan pengembangan bagian A Terdapat pergerakan kromatis pada Gitar 1. Gitar 2 memainkan akord yang berjarak 3M yang bergerak kromatis turun, bertujuan untuk menutup frase. Notasi 3. 39 akord Gitar 2 Notasi 3.40 kromatis penutup frase 39

Coda terdapat 11 birama, berisi melodi yang dimainkan oleh Erhu dan dikembangkan oleh Gitar 1 dengan teknik sekuen. Gitar 2 memainkan suara dua dari pengembangan Gitar 1. Gitar 3 memainkan isian melodi dengan menggunakan kromatis turun. Gitar 4 memainkan iringan secara arpegio. Notasi 3.41 pengembangan coda Birama 55 Erhu memainkan motif utama lagu yang dikembangkan menggunakan variasi. Gitar 2 dan 3 memainkan variasi melodi utama secara unison. Birama 56 Gitar 2 dan 3 melakukan pengembangan dengan teknik contrary motion. Diakhiri dengan akord G9 pada birama 57. Notasi 3.42 bagian akhir lagu 40

E. Jangkrik Genggong Gambar 3.5 Lagu Asli Jangkrik Genggong 41

Tabel 3.5 Analisis Struktural Komposisi Jangkrik Genggong Birama 1 6 Tema Tonalitas: C 7 10 Transisi Tonalitas: 11 14 Variasi 1 Tonalitas: A 15 19 Variasi 2 Tonalitas: A 20 23 Variasi 3 Tonalitas: A 24 27 Variasi 4 Tonalitas: E 28 42 Coda Tonalitas: E Keterangan Komposisi ini menggunakan struktur tema dan variasi yang dimainkan dengan tempo moderato. Suasana yang ditampilkan adalah suasana karnaval dimana masyarakat yang riang gembira menonton pertunjukan. Tangga nada yang digunakan gabungan tangga nada pentatonis, kromatis dan diatonis. Bagian tema terdapat bagian frase tanya jawab yang dimainkan oleh Gitar 1 dan 2. Gitar 3 memainkan arpegio akord, yang polanya terinspirasi dari etude Giuliani. Gitar 4 memainkan bas yang bergerak melompat untuk menghadirkan suasana riang. 42

Notasi 3.43 Bagian tema Bagian transisi dimulai birama 6/4 10, berisi pola dari tema utama yang dikembangkan menggunakan imitasi motif dan dolah dengan sekuen. Sekuen yang dibentuk bertujuan untuk menghantarkan melodi yang akan modulasi ke A. Notasi 3.44 bagian transisi 43

Cadence penutup transisi menggunakan autentic cadence pada birama 10. Notasi 3.45 otentic cadence Variasi 1 merupakan variasi tonalitas, melodi dimainkan di tangga nada A yang diawali oleh permainan Gitar 2 dan dijawab oleh Gitar 1. Pola iringan yang dimainkan di Gitar 3, pada variasi 1 dimainkan di Gitar 4. Notasi 3.46 melodi variasi 1 Variasi 2 merupakan variasi melodi dengan perubahan nilai nada yang dimainkan oleh Gitar 3 pada birama 15/2 17/1. Gitar 1 dan 2 memainkan melodi yang berdiri sendiri. Melodi jawaban dimainkan oleh Gitar 1 pada birama 17/2-19/1. Gitar 4 memainkan block chord. 44

Notasi 3.47 variasi 2 Variasi 3 merupakan pengembangan melodi variasi 2 dengan pengolahan contrary motion yang dimainkan oleh Gitar 1 untuk bagian frase tanya dan frase jawab. Bagian ini Erhu mulai masuk memainkan nada pentatonik dengan not 1/4. Gitar 4 memainkan arpegio sextuplet untuk menambah kesan meriah. Notasi 3.48 variasi 3 Variasi 4 merupakan variasi tonal dari A ke tonal baru yaitu E yang dimainkan oleh Gitar 2. Permainan Gitar 1,3, 4 dan Erhu sama dengan variasi sebelumnya birama 20-23. 45

Notasi 3.49 variasi 4 Coda dimulai pada birama 28/2 dimainkan oleh Gitar 2. Gitar 1 dimainkan dengan teknik ujung jari memukul body side untuk memunculkan efek perkusi. Gitar 3 dan 4 memainkan akord dan bas. Pola melodi Gitar 2 dikembangkan oleh Gitar 3 dengan notasi seperenambelas. Notasi 3.50 Coda 46

Birama 36 42 terdapat extended cadence 5 yang bertujuan untuk mengingatkan tema utama dimainkan oleh Gitar 1 dengan teknik tremolo dan dijawab oleh Gitar 4 di oktaf bawah dengan tambahan variasi. Birama 41-42 cadence penutup menggunakan nada diatonis terinspirasi dari lagu Rondo Alla Turca untuk mendapatkan kesan penutupan yang tegas dan megah. Notasi 3.51 Extended cadence 5 Stein, 15 47