1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang memiliki manajemen berbasis kinerja pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian kinerja, yaitu untuk menilai sukses atau tidaknya suatu organisasi, program, atau kegiatan. Dengan kata lain pengukuran kinerja merupakan elemen pokok manajemen berbasis kinerja (Mahmudi, 2005). Pengukuran kinerja juga menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen perusahaan untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan yang di capai, sebagai bahan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa yang akan datang. Gambaran mengenai kinerja perusahaan bisa didapatkan dari dua sumber, yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial diukur berdasarkan pada anggaran yang telah dibuat, sedangkan informasi nonfinansial seperti kepuasan pelanggan, inovasi produk, sumber daya manusia yang produktif dapat dijadikan sebagai tolok ukur yang dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen perusahaan. Informasi finansial juga dapat dikatakan sebagai variabel kunci yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi penyebab kesuksesan atau kegagalan dalam perusahaan (Ulum, 2008).
2 Perusahaan pada umumnya kurang menyadari kemampuan manajemen dalam menciptakan kinerja keuangan luar biasa berkesinambungan. Jika manajemen telah memiliki kesadaran bahwa perusahaan merupakan institusi pencipta kekayaan, namun karena tidak memiliki alat memadai untuk menciptakan kekayaan, kemampuan manajemen dalam menghasilkan kinerja keuangan adalah rendah. Hal ini disebabkan manajemen menggunakan sistem manajemen yang berfokus ke perspektif keuangan atau hanya menggunakan sistem perencanaan jangka pendek (budgeting system) yang berfokus pada keuangan (Mulyadi, 2005). Selain itu perusahaan yang menggunakan sistem pengukuran kinerja dalam manajemen tradisioanal ditekankan pada aspek keuangan saja dengan mengukur menggunakan (EVA, Camel, Dupont), karena ukuran keuangan ini mudah dilakukan sehingga kinerja personal yang diukur hanya berkaitan dengan aspek keuangan. Sistem pengukuran kinerja pada aspek keuangan memang umum dilakukan, ada beberapa kelemahan dalam sistem pengukuran tradisional yang menitikberatkan pada aspek keuangan, antara lain: terbatas dengan waktu, mengungkapkan prestasi keuangan yang nyata tanpa dengan adanya suatu pengharapan yang dapat dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya prestasi itu sendiri, dan ketidakmampuan dalam mengukur kinerja harta tak berwujud (intangible asset) dan harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan.upaya untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan dalamperusahaan-perusahaan modern di dunia, maka diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat
3 perspektif yang cocok dan tepat, antara lain perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Moeheriono, 2010). Berdasarkan kenyataan tersebut,untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek nonkeuangan menghasilkan suatu metode pengukuran kinerja yang komprehensif yaitu Balanced Scorecard, yang pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1996). Balanced Scorecarddapat di jadikan solusi sebagai alat ukur kinerja perusahaan secara komprehensif yang melibatkan empat perspektif yaitu, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif tersebut menunjukkan adanya kesinambungan antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang, antara keuangan dan nonkeuangan, metode ini bisa digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan, karena memiliki beberapa keunggulan guna mencapai keseimbangan kinerja perusahaan, maka dari itu penggunaan konsep Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992), diharapkan dapat mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada pengukuran kinerja yang hanya berorientasi pada aspek keuangan saja. Perbedaan yang terdapat dalam konsep ini adalah digunakanya informasi nonkeuangan sebagai alat ukur kinerja selain informasi keuangan perusahaan sehingga tidak menekankan pada pencapaian tujuan jangka pendek. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan konsep Balanced Scorecard sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan sebab Balanced Scorecard yang telah dilakukan dapat menghasilkan perbaikan dan
4 perubahan strategis yang dilakukan untuk pencapaian kinerja yang akan dicapai dalam pengelolaan unit usaha perusahaan. Berdasarkan pengalaman dalam perusahaan yang mengimplementasikan Balanced Scorecard, diketahui bahwa terjadi perbaikan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena seluruh karyawan di dalam perusahaan mengerti secara jelas bahwa aktifitas yang mereka lakukan berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian visi dan misi serta strategi perusahaan. Atau dengan kata lain bahwa aktifitas strategi telah menjadi kegiatan seluruh karyawan dalam perusahaan. Sehingga mereka menjadi satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan dengan suatu hubungan yang terjadi dalam perusahaan. PT. PG. Rajawali 1 Unit Krebet Baru adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industri penghasil gula kristal putih IA dengan kualitas Sugar High Superior(SHS). PT. PG. Rajawali I Unit Krebet Baru merupakan BUMN yang berada di bawah naungan Departemen Keuangan RI dan merupakan anak perusahaan dari PT (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia yang berkedudukan di Jakarta. Berdasarkan penjelasan dari Staf akuntansi keuangan perusahaan dalam mengukur kinerja, perusahaan masih menitik beratkan pada sektor keuangan yang hanya mengukur pada hasil penjualan, tanpa memperhatikan faktor-faktor nonkeuangan yang menyebabkan perusahaan mengabaikan dampak yang akan timbul dalam jangka panjang. Dengan konsep Balanced Scorecard, diharapkan dapat membantu perusahaan memberikan rerangka kinerja secara menyeluruh
5 yang meliptuti aspek financial dan nonfinancial. Sebagai perusahaan industri yang terus berkembang PT. PG. Rajawali I Unit Krebet Baruharus mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan sejenis lainya yang juga berkembang pesat. Persaingan yang semakin ketat juga harus diimbangi dengan manajemen yang baik dalam menetukan strategi perusahaan agar perusahaan bisa menuai kesuksesan dimasa mendatang. Selain itu sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri yang memiliki berbagai macam persaingan seharusnya perusahaan melakukan penilaian kinerja dengan lebih komprehensif. Dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard, diharapkan dapat membantu perusahaan untuk memenuhi sasaransasaran yang diinginkan sesuai strategi yang di gunakan. Maka dari itu penggunaan konsep Balanced Scorecard yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1992), diharapkan dapat mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada pengukuran kinerja yang hanya berorientasi pada aspek keuangan saja. Perbedaan yang terdapat dalam konsep ini adalah digunakanya informasi nonkeuangan sebagai alat ukur kinerja selain informasi keuangan perusahaan sehingga tidak menekankan pada pencapaian tujuan jangka pendek. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang terdapat di dalam Balanced Scorecardke dalam skripsi yang berjudul ANALISIS PENERAPAN BALANCED SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada PT.PG. Rajawali I Unit Krebet Baru).
6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja perusahaan pada PT. PG. Rajawali I Unit Krebet Baru. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menilai kinerja perusahaan serta memberikan solusi atas permasalahan berdasarkan konsep Balanced Scorecard. D. Manfaat Penelitian a. Bagi perusahaan Diharapkan memberikan masukan mengenai sistem penilaian kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dan sebagai bahan evaluasi bagi manajemen PT. PG. Rajawali I Unit Krebet Baruuntuk menilai kinerja perusahaan. b. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan atau informasi yang relevan mengenai penilaian kinerja dengan metode Balanced Scorecard.