5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review) Metode belajar SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R ini semakin populer digunakan orang karena bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. Survey maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks. Question maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks. Read maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Recite maksudnya menghafal setiap jawaban yang ditemukan, Review maksudnya meninjau seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga (Syah, 2011). Menurut Prastowo (2012) SQ3R adalah menyurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas, dan mengulang. Pada tahap survey, siswa siswa diminta untuk membaca secara sepintas ringkasan materi. Kedua, pada tahap question siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Ketiga, pada tahap read siswa dirangsang untuk memperhatikan pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda khusus pada ide utama dan menjawab pertanyaan yang sudah dibuat di tahap sebelumnya. Keempat, pada tahap recite siswa diminta untuk menguji diri pada saat membaca kemudian meringkas materi dengan menggunakan bahasa siswa sendiri. Terakhir, pada tahap review siswa diminta untuk melihat kembali materi tersebut. Metode belajar SQ3R merupakan metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri atas lima tahap, yaitu survey, question, read, recite, 5
6 review (Haryadi dalam Sari, 2009). Langkah-langkah metode itu adalah: 1. Survey Pada langkah yang pertama ini dilakukan penelaahan sepintas kilas terhadap seluruh struktur buku untuk melihat gagasan-gagasan yang dapat diharapkan dari buku tersebut. Dalam melakukan survey, dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna kuning, hijau dan sebagainya) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagianbagian penting akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan pada langkah kedua. Jika tidak melakukan survey, pembaca tidak akan bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi. 2. Question Question (bertanya) merupakan langkah kedua dari metode belajar SQ3R. Langkah kedua ini adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas, singkat, dan revelan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama. Sebaiknya, pertanyaan-pertaanyaan itu dicatat supaya tidak lupa dan tidak membebani untuk selalu mengingat-ingat pertanyaan sehingga dapat mengganggu konsentrasi pada waktu membaca. 3. Read Langkah ketiga dari metode belajar SQ3R ini adalah reading (membaca). Membaca merupakan tahap terpenting dari metode ini. Membaca secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-
7 jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan yang telah disusun pada langkah kedua. 4. Recite Langkah keempat adalah menyebutkan atau menceritakan kembali jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Sedapat mungkin diupayakan tanpa membuka catatan jawaban sebagaimana telah dituliskan dalam langkah ketiga. Langkah ini dilakukan supaya pembaca dengan mudah memperoleh ikhtisar dari apa yang dibaca. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab, diusahakan tetap terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Demikian seterusnya, hingga seluruh pertanyaan, termasuk yang belum terjawab, dapat diselesaikan dengan baik. 5. Review Pada langkah terakhir dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban. Pada tahap ini akan diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan atau keseluruhan materi yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan, peneliti menarik pengertian bahwa metode SQ3R adalah metode belajar yang terdiri dari 5 tahap yaitu menyelidiki, membuat pertanyaan terkait, membaca secara aktif untuk membangun pengetahuan dan menemukan konsep materi, menjawab pertanyaan dan menguji diri, serta meninjau ulang materi yang telah dipelajari. B. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan
8 penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2009). LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012). 1. Fungsi LKS Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai LKS, ada empat fungsi LKS yaitu: a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih mengaktifkan siswa b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang diberikan. c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan sarat akan tugas. d. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran. 2. Tujuan LKS Tujuan penyusunan LKS ada empat : a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan. b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. c. Melatih kemandirian siswa d. Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa. 3. Unsur-unsur LKS Ditinjau dari strukturnya, bahan ajar LKS harus memuat enam unsur, yaitu: a. Judul
9 b. Petunjuk belajar c. Kompetensi dasar yang akan dicapai d. Informasi pendukung e. Tugas atau langkah kerja f. Penilaian 4. Macam-macam Bentuk LKS Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan maksud dan tujuan pengemasan maeri pada masing-masing LKS tersebut, hal ini berakibat LKS memiliki berbagai macam bentuk. Secara umum, berdasarkan fungsinya bentuk LKS meliputi: a. LKS yang Membantu Siswa Menemukan Suatu Konsep Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, siswa akan belajar jika siswa aktif mengkonstruksi pengetahuanya sendiri. LKS jenis ini memuat apa yang harus dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati, dan menganalisis. Selanjutnya, pada LKS tersebut siswa diberi pertanyaanpertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang mereka amati dengn konsep yang akan dibangun. b. LKS yang Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai Konsep yang Telah Ditemukan Setelah menemukan konsep, melalui LKS siswa diarahkan dan dilatih untuk menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Caranya, dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk melakukan diskusi, kemudian meminta siswa untuk mengemukakan pendapat.
10 c. LKS yang Berfungsi Sebagai Penuntun Belajar LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isisan yang jawabanya ada di dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika membaca buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal dan memahami materi. LKS jenis ini sesuai untuk keperluan remidiasi. d. LKS yang Berfungsi Sebagai Penguatan LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu. Materi dalam LKS jenis ini lebih mengarah pada pendalaman dan penerapan materi. e. LKS yang Berfungsi Sebagai Petunjuk Praktikum Agar lebih praktis, petunjuk praktikum yang biasanya disusun dalam sebuah buku dapat disajikan digabungkan dalam kumpulan LKS. Sehingga salah satu isi dari LKS bentuk ini selain materi adalah petunjuk-petunjuk untuk melaksanakan kegiatan praktikum. 5. Langkah Penyusunan LKS Untuk dapat menghasilkan LKS, langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut : a. Analisis Kurikulum Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Langkah analisis dilakukan dengan melihat materi pokok, pengalaman belajar, materi yang akan dipelajari, serta kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. b. Menyususun Peta Kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan melihat sekuensi atau urutan LKS tersebut. Sekuensi LKS
11 sangat diperlukan untuk menentukan prioritas penulisan. Langkah ini diwali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar. c. Menentukan Judul LKS Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar, materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Judul sebaiknya dibuat semenarik mungkin agar siswa berminat belajar menggunakan LKS. d. Penulisan LKS Untuk dapat menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan kompetensi dasar 2) Menentukan alat penilaian 3) Menyusun materi memperhatikan struktur LKS C. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel Materi pokok Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV) dalam silabus Kurikulum 2013 adalah : 1. Kalimat Tertutup dan Kalimat Terbuka 2. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) 3. Pengertian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV) 4. Penyelesaian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV)
12 D. LKS Materi PLSV dan PtLSV Berbasis Metode SQ3R Ditinjau dari bentuknya, LKS berbasis metode SQ3R merupakan LKS yang membantu siswa menemukan suatu konsep. Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan, maka LKS materi PLSV dan PtLSV berbasis metode SQ3R adalah pengaplikasian langkah-langkah metode SQ3R yang berupa instruksi-instruksi Survey, Question, Read, Recite, dan Review pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuan (konsep materi) secara mandiri pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel. E. Model Pengembangan Lembar Kerja Siswa Model pengembangan LKS diadopsi dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel (Trianto, 2009) yang dikenal dengan Four-D Model. Model pengembangan ini terdiri dari 4 tahap yaitu Define, Design, Develop, dan Desseminate. 1. Tahap Pendefinisian (Define) a. Analisis Awal-Akhir Analisis awal-akhir dimaksudkan untuk menentukan masalah dasar yang diperlukn dalam pengembangan LKS. Dalam melakukan analisis awal akhir perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai alternatif pengembangan bahan ajar. Analisis awal akhir diawali dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum. b. Analisis Tugas Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasikan ketrampilan akademis utama yang akan dikembangkan dalam model pembelajaran. Analisis ini meliputi: a) Analisis materi, dan b) Spesifikasi tujuan pembelajaran.
13 2. Tahap Perancangan (Design) Tahap ini bertujuan menyiapkan perangkat pembelajaran, meliputi tiga langkah yaitu pemilihan media (bahan ajar), pemilihan format, dan perancangan awal. Dalam pemilihan format dapat dilkakukan dengan mengkaji format-format bahan ajar yang sudah ada meliputi format dalam mendesain isi kemudian dikembangkan menjadi lebih baik lagi. 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan pengembangan adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang sudah direvisi berdasarkan validasi para ahli. Tahap ini meliputi: a) Validasi LKS, dan b) Menghasilkan produk berupa lembar kerja siswa. 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala lebih luas. Tujuan lainya adalah untuk menguji keefektifan penggunaan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran. F. Penelitian yang Relevan Penelitian yang sudah dilakukan dan sesuai dengan penelitian ini adalah: 1. Penelitian oleh Kristina Hedberg tentang Using SQ3R Method with Fourth Grade ESOL Students dengan hasil bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Penelitian tersebut menganjurkan penggunaan scaffold worksheet (lembar kerja bersifat perancah/bantuan/pancingan) dalam penerapan metode SQ3R. 2. Elok Fariha Sari (2009) dengan judul Penerapan Metode SQ3R Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Turi Kabupaten Sleman dengan hasil bahwa metode SQ3R dapat meningkatkan minat belajar matematika.