STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM SEKOLAH dan DESKRIPSI TUGAS PENGELOLA LABORATORIUM MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Manajemen Laboratorium yang dibina oleh Bapak Drs. Derrmawan Afandy, M.Pd, Ibu Prof.Dr.Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd, dan ibu Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd Oleh Kelompok 2 Off A Citra Larasati Rifka Amilia UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Januari 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan pun memiliki peranan yang sangat besar untuk keberhasilan suatu pendidikan. Mulai dari peran guru, lingkungan belajar sampai pada ketersediaan fasilitas belajar mengajar. Salah satu fasilitas dalam proses belajar mengajar yang tidak boleh dikesampingkan adalah Laboratorium. Diharapkan laboratorium yang tersedia merupakan tempat latihan yang memiliki kesamaan operasional dan peralatan dengan yang akan digunakan didalam tempat kerjanya kelak. Dikemukakan pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikanbahwa Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, siswa tidak hanya dituntut untuk membuktikan tetapi dituntut pula untuk dapat menemukan suatu konsep. Laboratorium merupakan sumber belajar yang efektif untuk mencapai kompetensi yang diharapkan bagi siswa. Untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus dan selengkap apapun suatu laboratorium tidak akan berarti apa-apa bila tidak ditunjang oleh manajemen yang baik.oleh karena itu, untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium perlu dikelola secara baik untuk kelancaran proses belajar mengajar. Salah satu bagian dari pengelola lab ini adalah staf atau personal laboratorium. Staf atau personal laboratorium mempunyai tanggunga jawab terhadap efektifitas dan efisiensi laboratorium termasuk fasilitas, alat-alat dan bahan-bahan praktikum. Selain itu untuk melancarkan proses yang ada, di sekolah biasanya terdapat struktur organisasi laboatorium yang berfungsi mengoptimalkan fungsi laboratorium sebagai sarana siswa dalam
mengembangkan konsep yang telah mereka miliki sebelumnya. Untuk menjelaskan hal ini, makalah ini disusun dengan judul Struktur Organisasi Laboratorium Sekolah dan Deskripsi Tugas Pengelola Laboratorium. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah: a. Bagaimanakah manajemen laboratorium di sekolah? b. Bagaimanakah aspek pengelolaan laboratorium sekolah? c. Bagaimanakah Struktur organisasi laboratorium sekolah? d. Bagaimanakah deskripsi tugas pengelola laboratorium? 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui: a. Untuk mendeskripsikan manajemen laboratorium di sekolah b. Untuk mendeskripsikan aspek pengelolaan laboratorium sekolah c. Untuk mendeskripsikan Struktur organisasi laboratorium sekolah d. Untuk mendeskripsikan deskripsi tugas pengelola laboratorium
BAB II ISI 2.1 Manajemen Laboratorium di Sekolah Penanganan dan Penataan Laboratorium atau yang lebih umum dikenal dengan manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk mengelola semua perangkat Laboratorium. Bagaimana suatu Laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa alat-alat lab yang canggih, dengan staf propesional yang terampil belum tentu dapat beroperasi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya manajemen Laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen lab adalah suatu bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Laboratorium. Suatu manajemen lab yang baik memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas.yang efektif, efisien, disiplin, dan administrasi lab yang baik pula. Manajemen Laboratorium, dalam hal ini manajemen mutu, harus didesain untuk selalu memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerjanya, disamping harus mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemennya adalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana dan penggunaan laboratorium. Menurut Wirjosoemarto dkk (2004) laboratorium yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memudahkan pemakaian laboratorium dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, papan tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang timbang, lemari asam, perlengkapan P3K, pemadam kebakaran dan lain-lain. Menurut Wicahyono (2003:30), untuk menentukan apakah suatu ruangan itu cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium, kita perlu memperhatikan beberapa hal seperti arah angin, dan arah datangnya cahaya. Apabila
memungkinkan, ruangan Laboratorium sebaiknya terpisah dari bangunan ruangan kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas yang dekat dengan laboratorium akibat dari kegiatan yang berlangsung di laboratorium, baik suara atau bau yang ditimbulkan. Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah fungsi. Tentu saja hal tersebut sangat disayangkan dan merugikan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan bergesernya laboratorium sebagai tempat untuk mengamati, menemukan, dan memecahkan suatu masalah manjadi ruang kelas ataupun gudang, antara lain : 1. Kurangnya kemampuan dalam mengelola laboratorium sekolah. 2. Kurangnya pemahaman terhadap makna dan fungsi laboratorium sekolah serta implikasinya bagi pengembangan dan perbaikan sistem pembelajaran IPA. Ironisnya keberadaan laboratorium sekolah dianggap membebani sehingga jarang dimanfaatkan sebagai mana mestinya. 3. Terbatasnya kemampuan guru dalam penguasaan mata pelajaran. 4. Belum meratanya pengadaan dan penyebaran alat peraga Kit IPA sehingga menyulitkan bagi pusat kegiatan guru untuk menjalankan fungsi pembinaannya kepada para guru (Emha, 2002). Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral dalam Anonim (2003), Laboratorium IPA-Fisika yang pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: 1. Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfaatan bahan praktek masih belum memadai. 2. Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga laboratorium. 3. Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali 4. Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eksperimen.
2.2 Aspek Pengelolaan Laboratorium Sekolah Agar laboratorium khususnya laboratorium IPA dapat dimanfaatkan secara optomal, maka pengelolaan laboratorium harus menyangkut beberapa aspek sebagai berikut: Perencanaan Proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Penataan Penataan (ordering) alat / bahan adalah proses pengaturan alat / bahan di laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat / bahan tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan maupun kemudahan dalam pemeliharaan. Yang harus diketahui sebelum melakukan penatan: mengenali alat dan fungsinya, mengenali sifat bahan, kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian, keperangkatan, nilai/harga alat, kualitas alat tersebut dan kelangkaannya, bahan dasar penyusun alat, bentuk dan ukuran alat serta bobot/berat alat. Alat-alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa dan alat- alat yang mahal harganya penyimpanannya dipisah. Alat-alat untuk percobaan fisika biasanya dikumpulkan menurut golongan percobaannya. Alat-alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat khusus. Pengadministrasian Pengadministrasian laboratorium dimaksudkan adalah suatu proses pencatatan atau inventarisasi fasilitas dan aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat semua fasilitas dan aktifitas laboratorium dapat terorganisir dengan sistematis. Dalam kaitannya dengan pengadaan alat dan bahan, pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut mengenai pengadministrasian sarana dan prasarana. Pengadministrasian sarana dan prasarana laboratorium bertujuan: mencegah kehilangan/ penyalah-
gunaan, memudahkan operasional dan pemeliharaan, mencegah duplikasi /overlapping permintaan alat serta memudahkan pengecekan. Pengamanan,Perawatan Dan Pengawasan Aspek ini merupakan aspek yang membutuhkan personalia untuk menjalankannya. Untuk memenuhi aspek ini, biasanya laboratorium di sekolah terdapat berbagai personil yaitu:kepala sekolah, wakasek bidang sarana, wakasek bidang kurikulum, penanggung jawab teknis laboratorium, koordinator laboratorium, dan laboran. Untuk mengelola Laboratorium yang baik kita harus mengenal perangkatperangkat apa yang harus dikelola. Semua perangkat-perangkat laboratorium ini jika dikelola secara optimal, akan memberikan optimalisasi manajemen lab yang baik. Dengan demikian manajemen lab itu adalah suatu tindakan pengelolaan yang komplek dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang (lab-lay-out) sampai dengan semua perangkat - perangkat penunjang lainnya. Laboratorium dan jenis peralatannya merupakan sarana dan prasarana penting untuk penunjang proses pembelajaran di sekolah. Dikemukakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan pasal 42 ayat (2) serta pasal 43 ayat (1) dan ayat (3). Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian, dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. (Depdiknas.2002) 2.3 Struktur Organisasi Laboratorium Sekolah Struktur organisasi laboratorium di sekolah adalah sebagai berikut:
2.4 Deskripsi Tugas Pengelola Laboratorium a. Kepala Sekolah 1. bertanggung jawab dan mengawasi jalannya pelaksanaan program pengelolaan, pemamfaatan, dan pendayagunaan laboratorium. 2. Memilih koordinator lab. IPA setiap dua tahun sekali. 3. Membimbing, memotivasi, memantau dan mengevaluasi kinerja pengurus lab. IPA. 4. Memotivasi guru-guru IPA dalam melaksanakan pembelajaran praktikum di sekolah. 5. Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium IPA. b. Wakasek Kurikulum 1. Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator lab. IPA untuk menyusun program kegiatan pembelajaran di laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan. 2. Bekerjasama dengan koordinator lab. IPA untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar mengajar di laboratorium IPA c. Wakasek Sarana dan Prasarana 1. Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator lab. IPA untuk menyusun program pengadaan sarana dan prasarana di dalam laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan. 2. Bekerjasama dengan koordinator laboratorium IPA untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar mengajar di lab. IPA. d. Koordinator Laboratorium Sekolah 1. Berkoordinasi dengan wakasek kurikulum, wakasek sarana dan prasarana dan dengan koordinator lab. IPA untuk menyusun program kerja di dalam laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan. 2. Bekerjasama dengan masing-masing koordinator laboratorium untuk menjamin kelancaran kegiatan belajar mengajar di laboratorium IPA.
3. merencanakan program pengelolaan, pemamfaatan laboratorium dan pengelolaan pemakaian laboratorium, memberi masukan atau merekomendasikan program penggunaan laboratorium, dan pengembangan laboratorium. e. Koordinator Laboratorium IPA 1. Mengkoordinir guru mata pelajaran IPA (fisika, kimia,biologi) dalam membuat jadwal praktikum di laboratorium. 2. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan koordinator laboratorium sekolah untuk pengadaan alat/bahan IPA berdasarkan matrikulasi yang dibuat oleh guru mata pelajaran IPA. 3. menentukan tata letak penempatan alat dan bahan, 4. mengawasi keluar masuk peralatan f. Guru Mata Pelajaran IPA 1. Melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum di ruang lab. IPA. 2. Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan untuk praktikum maksimal tiga hari sebelum pembelajaran praktikum dilaksanakan. 3. Mengusulkan jadwal penggunaan laboratorium kepada penanggung jawab laboratorium. 4. Menyusun dan menggandakan penuntun praktikum. 5. Menguji coba eksperimen yang akan digunakan dalam pembelajaran. 6. Membimbing pelaksanaan eksperimen/ praktikum, (g) memeriksa laporan praktikum. 7. Menilai kinerja peserta didik ketika melakukan praktikum. g. Laboran 1. Mengerjakan administrasi tentang alat/bahan yang ada di laboratorium IPA minimal setiap satu tahun sekali. 2. Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat/bahan yang digunakan dalam pembelajaran.
3. Bertanggung jawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta perlengkapannya. h. Teknisi 1. Memperbaiki alat laboratorium yang rusak. 2. Bersama-sama dengan laboran merawat alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium IPA.
BAB II PENUTUP 3.1. Simpulan Dalam pengelolaan laboratorium memerlukan struktur organisasi yang jelas supaya setiap orang yang terlibat didalam struktur tersebut dapat mengetahui dan mempelajari serta melakukan tugasnya masing-masing. Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen biologi, bahan kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggungjawabnya, dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah umumnya sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah 2. Wakasek Kurikulum 3. Wakasek Sarana dan Prasarana 4. Koordinator Laboratorium Sekolah 5. Koordinator Laboratorium IPA 6. Guru Mata Pelajaran IPA 7. Laboran 8. Teknisi
DAFTAR PUSTAKA. 2013. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Laboratorium, (Online), (http://mtsnsipa.blogspot.com/2013/07/tugas-pokok-dan-fungsikepala.html), diakses 21 Januari 2015.. 2013. Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah, (Online), (http://www.m-edukasi.web.id/2013/03/pengelolaanlaboratorium-ipa-di-sekolah.html), diakses 20 Januari 2015. Affandi, Yusuf. 2012. Pengelolaa Laboratorium Sekolah, (Online), (https://yusufaffandi11.wordpress.com/2014/03/17/pengelolaanlaboratorium-sekolah/), diakses 22 Januari 2015. Azhar, Rofa Yulia. 2014. Struktur Organisasi dan Job Description, (Online), (http://www.rofayuliaazhar.com/2014/04/struktur-organisasidan-job-description.html), diakses 22 Januari 2015. Purnamasari, Nyoman Dewi. 2012. Pengenalan Laboratorium IPA, (Online), (http://pengenalanlab.blogspot.com/), diakses 21 Januari 2015. Widayat, Laksita. 2012. Struktur Organisasi Sekolah Beserta Tugas Poko dan Fungsinya, (Online), (https://www.academia.edu/7575074/struktur_organisa SI_SEKOLAH_BESERTA_TUGAS_POKOK_DAN_FUNGSI NYA), diakses 22 Januari 2015. Yoef, Raden.2012. Deskripsi Tugas Penanggungn Jawab Laboratorium, (Online), (http://publikasipendidikan.blogspot.com/2012/07/deskripsitugas-penanggung-jawab.html), diakses 21 Januari 2015.