BAB I PENDAHULUAN. kronik dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya dibandingkan dengan. menularkan kepada orang lain (Misnadiarly, 2007).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Insiden penyakit ini masih relatif tinggi di Indonesia dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kasus infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella typhi (S.typhi), bersifat endemis, dan masih

Hepatitis Marker. oleh. dr.ricke L SpPK(K)/

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. dan E (jarang) sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal

TEKNIK IMUNOLOGI. Ika Puspita Dewi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

Etiology dan Faktor Resiko

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Reaksi Antiserum terhadap TICV pada Jaringan Tanaman Tomat

Infeksi HIV pada Anak. Nia Kurniati

DIAGNOSIS SECARA MIKROBIOLOGI : METODE SEROLOGI. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN-BINDING LECTIN (MBL) PADA PLASMA DARAH DENGAN TEKNIK ELISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular. berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang. paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ELISA PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN BINDING LECTIN PADA PLASMA DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. protozoa Toxoplasma gondii, infeksi parasit ini dijumpai di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peningkatan angka kejadian, tidak hanya terjadi di Indonesia juga di berbagai

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Virus hepatitis B (VHB) merupakan penyebab infeksi. hepatitis B yang masih menjadi masalah kesehatan global

PEMERIKSAAN LABORATORIUM INFEKSI HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS PADA BAYI DAN ANAK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. VHB (Virus Hepatitis B) termasuk dalam anggota famili Hepadnavirus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis C (HCV), Virus

Darah donor dan produk darah yang digunakan pada penelitian medis diperiksa kandungan HIVnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B Virus

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia (Dastkhosh et al,2014). WHO memperkirakan orang

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme Salmonella enterica serotipe typhi yang

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Uji pada Pengawasan Kualitas Mikrobiologi pada Produk Farmasi dan Makanan. Marlia Singgih Wibowo

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dibatasi pada pemeriksaan HBsAg strip test pada perawat di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

ABSTRAK. STUDI TATALAKSANA SKRINING HIV di PMI KOTA BANDUNG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan global bagi masyarakat dunia. Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya seperti sifilis, gonore, dan herpes. Ilmu pengetahuan yang semakin

PRAKTIKUM ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay) Melviana Maya Anjelir Antika. Kamis 9 Januari 2014, pukul

Metode-metode dalam biologi molekuler : isolasi DNA, PCR, kloning, dan ELISA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting dalam. pelayanan kesehatan modern. Jika digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN. macam, mulai dari virus, bakteri, jamur, parasit sampai dengan obat-obatan,

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Transfusi darah merupakan bagian penting yang turut. menunjang dinamika dunia kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

LAPORAN PRAKTIKUM. ELISA (Enzyme Linked Immune-sorbent Assay ) - NITA ANDRIANI LUBIS. TANGGAL PRAKTIKUM: Kamis, 9 Januari 2014, pukul

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis adalah inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan. kumpulan perubahan klinis, biokimia, serta seluler yang khas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia terinfeksi oleh Virus Hepatitis B (VHB). Diperkirakan juta diantaranya

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas PTM semakin meningkat baik di negara maju maupun

Uji Saring Antigen dan Antibodi Hepatitis C Virus pada Darah Donor

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi cukup besar dan menimbulkan resiko lebih lanjut yang dapat. darah masih saja terjadi.( Soedarmono, S.M.Yuyun, 2008 ).

PEMERIKSAAN RF (RHEUMATOID FACTOR)

BAB I PENDAHULUAN. oleh Salmonella typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai negara

I. PENDAHULUAN. Ekonomi Pertanian tahun menunjukkan konsumsi daging sapi rata-rata. Salah satu upaya untuk mensukseskan PSDSK adalah dengan

Screening Uji Tapis/Screening

Hepatitis C: Bom Waktu didalam Hati

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

Mengenal Hepatitis C dan B. Buklet ini ditujukan untuk masyarakat agar lebih mengetahui informasi seputar Hepatitis C dan B.

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

TEAM BASED LEARNING MODUL SIFILIS PRIMER. Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH :

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

1 Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ELISA PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN BINDING LECTIN (MBL) PADA PLASMA DARAH

12 Faisal SDH Vol.1 No.2

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

BABm METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatits B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang termasuk virus DNA, yang menyebakan nekrosis hepatoseluler dan peradangan (WHO, 2015). Penyakit Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B yang bersifat akut atau kronik dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya dibandingkan dengan penyakit hati yang lain karena penyakit Hepatitis B ini tidak menunjukkan gejala yang jelas, hanya sedikit warna kuning pada mata dan kulit disertai lesu. Penderita sering tidak sadar bahwa sudah terinfeksi virus Hepatitis B dan tanpa sadar pula menularkan kepada orang lain (Misnadiarly, 2007). Saat ini di seluruh dunia diperkirakan ada 240 juta orang yang terinfeksi kronis, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2015). Indonesia merupakan Negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B, terbesar kedua di Negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar, diperkirakan 28juta penduduk Indonesia yang terinfeksi Hepatitis B dan C (Kemenkes RI, 2014). Di Jawa Tengah Pada tahun 2012 terdapat kasus Hepatitis B sebanyak 98 kasus, menurun drastis dibanding tahun 2011 sebanyak 170 kasus (Dinkes Jawa Tengah, 2012). Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan organ hati yang dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain: infeksi virus, gangguan metabolisme, obat-obatan, alkohol, maupun parasit. Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian serius di Indonesia, terlebih lagi 1

2 dengan jumlah penduduk besar serta kompleksitas yang terkait. Selain itu, meningkatnya kasus obesitas, diabetes, melitus, dan hiperlipidemia membawa konsekuensi bagi komplikasi hati (Sari et al, 2008). Metode pemeriksaan VHB antara lain adalah Immunochromatography (ICT), Enzym Linked Imunosorbent Assay (ELISA), Enzym Imunosorbent Assay (EIA) dan Polymerase Chain Reaction (PCR). Metode EIA dan PCR tergolong mahal dan hanya tersedia pada laboratorium yang memiliki peralatan lengkap. Metode yang sering digunakan dan direkomendasikan oleh Kemenkes RI (2012) untuk pemeriksaan Anti-HBs adalah ELISA. Enzym Linked Imunosorbent Assay adalah suatu teknik biokimia yang digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibody atau antigen dalam suatu sampel (Rahman et al, 2008). Akhir-akhir ini banyak digunakan kit dengan hasil yang lebih cepat seperti dipstick atau imunokromatografi (Friedman et al, 2003). Rapid test diterima secara luas untuk diagnosis dan skrining untuk penyakiti infeksi di negara maju dan berkemang. Metode ini secara umum mudah dilakukan, tidak membutuhkan peralatan kompleks, mudah diinterpretasi, dan reagennya dapat disimpan di suhu ruang (Allain, 2005). Prinsip dari metode ini adalah jika terdapat HBsAg pada serum sampel, maka antigen tersebut akan membentuk kompleks dengan koloid emas anti-hbs terkonjugasi pada strip. Cairan tersebut akan berpindah melewati membran nitroselulose dan berikatan dengan antibodi anti-hbs kedua yang immobilisasi pada membran, sehingga membentuk garis merah yang dapat dilihat. Rapid test merupakan metode ICT untuk mendeteksi Anti-HBs secara kualitatif

3 yang ditampilkan secara manual dan memerlukan pembacaan dengan mata. Tes ini sudah secara luas digunakan dalam mendiagnosis dan skrining penyakit infeksi di Negara berkembang. Rapid test memiliki sensitifitas 91,7% dan spesitifitas 98,8% (Lin et al, 2008) Kelebihan teknik ELISA adalah cukup sensitive, reagen mempunyai half life yang lebih panjang dibandingkan reagen RIA, dapat menggunakan spektofotometer biasa dan mudah dilakukan automatisasi, dan yang paling penting adalah tidak mengandung bahaya radioaktif (Boedina, 2010). Prinsip dari pemeriksaan ELISA adalah reaksi antigen-antibodi (Ag-Ab) dimana setelah penambahan konjugat yaitu antigen atau antibodi yang dilabel enzim da substrat akan terjadi perubahan warna. Saat cahaya dengan panjang gelombang tertentu disinarkan pada suatu sampel, kompleks antigen atau antibodi akan berfluoresensi sehingga sejumlah antigen pada sampel dapat disimpulkan berdasarkan besarnya fluoresensi. Perubahan warna akan diukur intensitasnya dengan alat pembaca yang disebut spektrofotometer atau ELISA reader dengan menggunakan panjang gelombang tertentu (Primadharsini dan WIbawa, 2013). Hasil dari proses ELISA terdiri dari di bentuk yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil secara kualitatif adalah perubahan warna pada well plate yang mengindikasikan bahwa terjadi reaksi yang spesifik antara antigen dengan antibodi. Perubahan warna tersebut dihasilka oleh reaksi antara substrat dengan enzim yang terdapat di antigen dan antibody. Hasil secara kuantitatif berupa besaran konsentrasi dan nilai absorbansi pada sampel. Dari penelitian Rini 2015 menunjukkan ELISA memiliki sensitifitas 100%, spesifisitas 92%.

4 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka perlu dilakukan penelitian perbedaan hasil Anti-HBs mengunakan dua metode yaitu Rapid tes dan ELISA. 1.2 Perumusah Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan permasalahan apakah ada perbedaan hasil Anti-HBs menggunakan dua metode yaitu Rapid tes dan ELISA. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk menganalisis perbedaan hasil Anti-HBs menggunakan dua metode yaitu Rapid tes dan Elisa. 1. 3.2 Tujuan Khusus 1. Uji Anti-HBs pada karyawan Laboratorium terpadu Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang dengan metode Rapid test. 2. Uji Anti-HBs pada karyawan Laboratorium terpadu Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang dengan metode ELISA. 3. Analisis perbedaan hasil Anti-HBs dengan metode Rapid Test dengan ELISA. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para anlis kesehatan yang berkerja di laboratorium, sebagai bahan masukan tentang pentingnya perbedaan hasil Anti-HBs yang menggunakan metode Rapid test dan ELISA yang akan digunakan.

5 1.5 Keaslian Penelitian Tabel. 1 Keaslian penelitian No 1 Nama peneliti Ika Budi Wijayanti, Stikes Kusuma Husada Surakata 2016. Judul Efektifitas HBsAg Rapid Screenning Test untuk deteksi dini hepatitis B. Hasil Dari hasil pemeriksaan dapat diketahui bahwa dari 20 sampel yang diambil dan diperiksa didapatkan hasil yang (-) negatif tidak mengandung HBsAg yaitu terbentuknya satu garis merah di daerah C saja. 2 Pierlita Rini, Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia 2015 Uji Saring Antigen dan Antibodi Hepatitis C virus pada donor darah Dari hasil pemeriksaan antigenantibodi HCV ELISA menunjukkan nilai sensitifitas 100% dan spesitifitas 92% sedangkan CMIA menunjukkan hasil sensitifitas 100% dan spesitifitas 89%. Berdasarkan data keaslian penelitian diatas, dapat dilihat perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang telah dilakukan. Perbedaan penelitian ini dapat dilihat dari tempat pengambilan sampel, variabel penelitian, dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel Anti-HBs.