BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dengan mengambil sampel dari pasien hipertensi yang berkunjung ke Puskesmas Panjatan 1, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Setelah melewati tahap inluksi dan eksklusi, diperoleh sampel penelitian diperoleh sebanyak 92 sampel, dimana jumlah ini telah memenuhi besar sampel minimal yang dibutuhkan yakni sebanyak 92 sampel. Jenis Kelamin 58; 63% 34; 37% Laki-laki Perempuan : Gambar 7. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin Gambar 7 menunjukkan bahwa dari 92 sampel yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan di Puskemas Panjatan 1, sampel terdiri dari 34 orang laki-laki (37%) dan 58 perempuan (63%). 41
42 Usia 1; 1% 3; 3% 63; 69% 25; 27% 21-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun 51-60 tahun Gambar 8. Distribusi responden berdasarkan usia Berdasarkan usia responden pada gambar 8, terlihat bahwa dari 92 pasien hipertensi sebagian besar berusia diantara 51-60 tahun, yakni sebanyak 63 orang (69%). Tekanan Darah 41; 45% Hipertensi stage 1 51; 55% Hipertensi stage 2 Gambar 9. Distribusi responden berdasarkan tekanan darah Selanjutnya, dari gambar 9, terlihat bahwa pasien yang memiliki tekanan darah yang tergolong dalam klasifikasi hipertensi stage 1 berjumlah 41 orang (45%) dan pasien yang bertekanan darah hipertensi stage 2 sebanyak 51 orang (55%).
43 Golongan Darah 46; 50% 16; 17% 20; 22% A B AB 10; 11% O Gambar 10. Distribusi golongan darah pada pasien hipertensi Sedangkan, berdasarkan jenis golongan darah ABO terlihat bahwa pasien hipertensi yang memiliki golongan darah A sebanyak 16 orang (17%) dan pasien dengan golongan darah B sebanyak 20 orang (22%). Sedangkan, pasien yang mempunyai golongan darah AB sebanyak 10 orang (11%) dan golongan darah O berjumlah 46 orang (50%). Kadar Kolesterol Total Darah 35; 38% 11; 12% 46; 50% < 200 200-239 240 Gambar 11. Distribusi kadar kolesterol total pada pasien hipertensi Berdasarkan kadar kolesterol total darahnya, dari 92 pasien hipertensi yang berpartisipasi dalam penelitian didapatkan terdapat 46 orang (50%) yang
44 memiliki kadar kolesterol total darah optimal (< 200 mg/dl) dan 35 orang (38%) dengan kadar kolesterol total diinginkan (200-239 mg/dl). Sedangkan pasien yang memiliki kadar kolesterol total yang tergolong tinggi ( 240 mg/dl) berjumlah 11 orang (12%). 4.1.2. Hubungan Golongan Darah Non-O dan O dengan Kadar Kolesterol Total pada Pasien Hipertensi Data penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah golongan darah ABO dan kadar kolesterol total. Hubungan antara golongan darah non-o dan O dengan kadar kolesterol total darah dapat dianalisis dengan menggunakan uji T tidak berpasangan, dengan syarat distribusi data normal. Apabila distribusi data tidak normal, maka uji alternatif yang dipilih yakni uji Mann Whitney. Sebelum dilakukan uji statistik, maka data harus dilakukan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data. Pengujian distribusi data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tabel 9. Uji Kolmogorov-Smirnov pada variabel golongan darah dan kadar kolesterol total Kadar Total Kolesterol Kolmogorov-Smirnov p Golongan Darah non-o 0,200 Golongan Darah O 0,200 Pada kedua variabel didapatkan nilai p = 0,200 (p>0,05), artinya distribusi data pada masing-masing variabel sama sehingga dapat dilakukan uji statistik parametrik yaitu uji T tidak berpasangan. Selanjutnya, dilakukan uji hipotesis dengan uji T tidak berpasangan. Hasil yang diperoleh ditunjukkan oleh tabel berikut Tabel 10. Hasil Uji T tidak berpasangan antara golongan darah dan kolesterol Golongan non O Golongan O darah darah n Rerata ± SB Perbedaan Rerata p (IK 95 %) 46 211,3 ± 27,9 19,84 (6,84-32,8) 0,003 46 191, 4 ± 34,4
45 Setelah dilakukan uji T tidak berpasangan, hasilnya didapatkan p = 0,003 Oleh karena nilai p<0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara golongan darah ABO dengan kadar kolesterol total pada pasien hipertensi. Terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol total darah yang bermakna antara penderita hipertensi yang bergolongan darah non-o dengan golongan darah O, dimana kadar kolesterol pada penderita hipertensi yang bergolongan darah non-o lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah O. Hal ini diperkuat dengan mean kelompok golongan darah non-o sebesar 211,3 mg/dl dan kelompok golongan darah O sebesar 191,4 mg/ dl. 4.2. Pembahasan Penelitian ini membahas tentang hubungan antara golongan darah ABO dengan kadar kolesterol total darah pada pasien hipertensi. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa pada penderita hipertensi di Puskesmas Panjatan 1 sebagian besar berusia antara 51-60 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Karakteristik ini sesuai dengan faktor-fakor resiko dalam terjadinya hipertensi. Usia merupakan salah satu faktor yang penting dalam terjadinya hipertensi. Seiring dengan bertambahnya usia, maka tekanan darah juga akan mengalami peningkatan. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mulai mengalami penebalan akibat adanya penumpukan kolagen pada lapisan otot, sehingga terjadi peningkatan resistensi perifer. Selain itu, terjadi penurunan sensitivitas pada refleks baroreseptor, yang berperan dalam pengaturan tekanan darah. Kedua hal inilah yang kemudian akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah yang sejalan dengan bertambahnya usia (Kumar et al., 2003). Selain usia, menurut Reckelhoff (2001) faktor jenis kelamin juga berperan dalam terjadinya hipertensi. Sebelum memasuki menopaus, prevalensi hipertensi antara laki-laki dan perempuan sama. Akan tetapi, setelah menopaus perempuan lebih sering mengalami hipertensi dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini disebabkan setelah memasuki usia menopaus, wanita mengalami penurunan yang signifikan pada kadar estrogennya, namun hormon androgennya hanya sedikit mengalami penurunan. Akibat adanya ketidakseimbangan ini, mengakibatkan adanya peningkatan tekanan darah melaui aktivasi sistem Renin Angiotensin
46 Aldosteron (RAA) yang akan meningkatkan substansi vasokonstriktor dan menurunkan sintesis NO di dalam endotel. Selanjutnya, setelah dianalisis secara statistik, hasil yang diperoleh pada penelitian ini yakni terdapat hubungan antara golongan darah ABO dengan kadar kolesterol total pada penderita hipertensi. Terdapat adanya perbedaan rata-rata kadar kolesterol total darah yang bermakna antara penderita hipertensi yang bergolongan darah non-o dengan golongan darah O, dengan nilai p = 0,003 (p<0,05). Golongan darah non-o memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah O. Hal ini diperkuat dengan rata-rata kadar koelsterol total pada kelompok golongan darah non-o sebesar 211,3 mg/dl dan kelompok golongan darah O sebesar 191,4 mg/ dl. Adanya hubungan antara golongan darah ABO dan kadar kolesterol total darah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh El-sayed & Amin (2015). Penelitian ini mendapatkan adanya hubungan yang bermakna antara golongan darah dengan kadar kolesterol total, dengan nilai p = 0,00 (p<0,05). Adanya hubungan ini disebabkan gen yang mengatur keseimbangan kolesterol, yakni ATP-binding cassette 2 (ABCA2) dan gen yang bertanggungjawab terhadap golongan darah ABO, terletak pada kromosom yang sama, yakni kromosom 9, lokus 9p34. Sehingga, golongan darah ABO mungkin terlibat dalam pengaturan kadar kolesterol total darah. Hubungan ini diperkuat dengan hasil yang diperoleh dari Genome-Wide Association Studies (GWAS) yang menunjukkan keterkaitan antara Single Nucleotide Polymorphism (SNP) dalam golongan darah ABO dengan kadar kolesterol total dan LDL yang merupakan faktor resiko terjadinya aterosklerosis. Diantara golongan darah lainnya, golongan darah O memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah. SNP rs657152 yang terdapat di alel O, menyebabkan golongan darah O memiliki kandungan kolesterol, yakni kompasterol yang lebih rendah (Zhang et al., 2012). Hasil yang menunjukkan adanya rata-rata kadar kolesterol total darah yang lebih tinggi pada golongan darah non-o pada penelitian ini sesuai dengan penelitian serupa yang telah dilakukan di berbagai tempat di mancanegara. Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2013) yang melakukan penelitian
47 terhadapat 6476 orang, di Guangzhou, China didapatkan bahwa terdapat perbedaan statistik yang bermakna pada kadar kolesterol total dan LDL di subyek yang memiliki golongan darah non-o dan O, dengan p = 0,0012. Subyek dengan golongan non-o memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi (rata-rata = 4,931 mmol/l) dibandingkan dengan subyek yang memiliki golongan darah O (rata-rata = 4,778 mmol/l). Penelitian yang dilakukan oleh Girgla et al. (2011) yang dilakukan di India Utara dengan melibatkan 896 subyek yang berusia 24-67 tahun juga memperoleh hasil yang sesuai dengan penelitian ini. Dalam penelitian tersebut, didapatkan perbedaan yang bermakna antara kadar kolesterol total populasi dengan golongan darah O dan golongan darah A, B, dan AB, dengan nilai p<0,001. Hasil dari penelitian ini yakni golongan darah non-o memiliki kadar kolesterol total yang lebih tinggi dibandingkan golongan darah O. Rata-rata kadar kolesterol pada golongan darah A, B dan AB secara berurutan yakni 223,97 mg/dl, 204,84 mg/dl, dan 217,84 mg/dl. Sementara, untuk golongan darah O, rata-ratanya sebesar 190,70 mg/dl. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Klop et al. (2013) perbedaan dari kadar kolesterol total pada golongan darah ABO terkait dengan adanya ery-apob yang terdapat dalam setiap jenis golongan darah. Konsentrasi ery-apob pada kelompok yang bergolongan darah O lebih besar dua kali dibandingkan dengan golongan darah non-o. Eritrosit akan mengikat ApoB yang terdapat pada lipoprotein dan Apo B yang sudah berikatan dengan eritrosit menjadi kurang reaktif terhadap endotel, sehingga efek aterogeniknya menjadi berkurang. Selain itu, ery-apob juga berperan dalam jalur reverse cholesterol transport, yang akan mengurangi jumlah kolesterol yang ada di darah. Oleh karena itu, akibat golongan darah non-o yang memiliki konsentrasi ery-apob yang lebih rendah maka populasi ini akan memiliki kadar kolesterol total pada lebih tinggi dibandingkan dengan subyek yang bergolongan darah O. Penelitian yang dilakukan oleh Wazirali et al. (2005) mendapatkan hasil bahwa di antara golongan darah non-o, yang memiliki kadar kolesterol total tertinggi yakni golongan darah A. Dalam penelitian ini, didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hiperkolesterolemia dengan golongan
48 darah A dibandingkan dengan golongan darah lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Kapoor et al. (2012) juga mendapatkan hasil yang serupa. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara golongan darah A, B dan AB dengan kadar kolesterol total darah. Nilai r untuk golongan darah A = 0,52, golongan darah B = 0,46 dan golongan darah AB = 0,28. Menurut Kapoor et al. (2012), adanya perbedaan kadar kolesterol pada masing-masing golongan darah dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh kandungan enzim alkalin fosfatase. Enzim alkalin fosfatase adalah enzim yang dihasilkan oleh usus halus yang fungsi utamanya yakni memecah lipid dalam makanan dan kolesterol ester, sehingga akan menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Penderita hipertensi dengan golongan darah A, mempunyai antigen khusus di permukaan eritrositnya yang menyebabkan rendahnya kadar enzim alkalin fosfatase pada penderita hipertensi yang bergolongan darah A. Hal ini mengakibatkan pasien dengan golongan darah A memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dibandingkan dengan golongan darah lain. 4.3. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain studi cross sectional, sehingga tidak dapat menentukan hubungan temporal sebab akibat antara golongan darah ABO dengan tingginya kadar kolesterol, tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit dan tidak dapat menentukan prognosis dari subyek yang diteliti 2. Minimalnya jumlah subyek penelitian pada variabel non-o sehingga kurang menggambarkan faktor-faktor yang berperan terhadap kejadian hipertensi 3. Data mengenai riwayat penyakit dahulu hanya diperoleh dari hasil anamnesis, sehingga hanya mengandalkan ingatan pasien 4. Penelitian ini hanya meneliti tentang pengaruh golongan darah ABO dengan kadar kolesterol total sehingga tidak bisa mengetahui secara rinci tentang pengaruhnya terhadap profil lipid lainnya seperti trigliserida, LDL dan HDL di dalam darah.