Oleh Nia Hastari Doddy Rusmono Dini Suhardini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

TEMU KEMBALI BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN STKIP PGRI SUMBAR

untuk keperluan studi atau bacaan, studi ataupun rujukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

TINJAUAN TENTANG PENGGUNAAN OPAC DI PERPUSTAKAAN POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

Oleh Riswan Agustina 1. Doddy Rusmono

BAB I PENDAHULUAN. yang disimpan di perpustakaan, dimulai dari perpustakaan tradisional yang

PERANCANGAN APLIKASI OPAC (ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG) UNTUK KATALOG TUGAS AKHIR PADA PERPUSTAKAAN INDONESIA MANDIRI

PERILAKU PEMUSTAKA DALAM TEMU KEMBALI KOLEKSI DENGAN MENGGUNAKAN OPAC BERBASIS SliMS (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Ponorogo)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

SISTEM TEMU KEMBALI KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

KETERKAITAN ANTARA KETERSEDIAAN KOLEKSI E-BOOKS 3D DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

PERKEMBANGAN KATALOG PERPUSTAKAAN SEBAGAI SARANA TEMU KEMBALI INFORASI. Nanik Arkiyah

PEMANFAATAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI LEMBAGA

Pemanfaatan Online Public Access Catalogue (OPAC) Sebagai Sarana Sistem Temu Balik Pada Perpustakaan

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

BAB I PENDAHULUAN. Informasi berperan penting dalam memperbaiki kualitas suatu Instansi.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. Bab ini membahas tentang penggunaan sistem shelving di Perpustakaan

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA KARYA CETAK DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH (KAPD)

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa

Morality Intellectuality Entrepreneurship

Kompetensi Pustakawan Pengolahan. Qudussisara Perpustakaan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source

PEMBUATAN ABSTRAK INFORMATIF LAPORAN PENELITIAN KOLEKSI LAYANAN DEPOSIT DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMBUATAN BIBLIOGRAFI BERANOTASI TERBITAN BANK INDONESIA KHUSUS KAJIAN EKONOMI REGIONAL TAHUN DI PERPUSTAKAAN KPW BI WILAYAH VIII

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan pada Universitas X

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB II KAJIAN TEORI. Perpustakaan sangat memerlukan katalog guna untuk menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

Sistem Informasi di Perpustakaan

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO. di Perpustakaan Umum Kabupaten Wonogiri pada 1 Februari 2016 sampai 24

HUBUNGAN ANTARA SHELVING DENGAN PROSES TEMU BALIK INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

DESI PERMATA SARI NIM.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN MAGANG DI UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan informasi, hal ini dibutuhkan untuk. menciptakan sumber daya manusia yang profesional.

Oleh Resti Damayanti. Rudi Susilana

2.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Tujuan Katalog Semua perpustakaan mempunyai tujuan agar koleksi yang dimiliki

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BIBLIOGRAFI BERANOTASI SKRIPSI BERTAJUK ISLAM DI MINANGKABAU TAHUN KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB IAIN IMAM BONJOL PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN LAYANAN PERPUSTAKAAN. Erma Awalien Rochmah IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sujadi No. 46, Tulungagung

HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN CITRA BAPUSIPDA PROVINSI JAWA BARAT

PELATIHAN KLASIFIKASI BUKU DAN PEMBUATAN KARTU KATALOG BUKU BAGI PETUGAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DASAR (SD) DI KOTA SINGARAJA.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kembali dan dimanfaatkan oleh penggunanya. mengikuti setiap perkembangan informasi yang mutakhir serta relevan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1.8 Pengertian, Tujuan dan Tugas Pokok Perpustakaan

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) PERPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koleksi bahan pustaka secara sistematis dan digunakan oleh pemakai sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut

BAB III LANDASAN TEORI. Kata perpustakaan berasal dari kata pustaka, yang berarti: kitab,bukubuku,

KATALOGISASI : bagian dari kegiatan pengolahan bahan perpustakaan Sri Mulyani

PENGOLAHAN TERBITAN RESMI PEMERINTAH DI PERPUSTAKAAN DINAS PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA BARAT

Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.2, No.2, Desember 2006

Melia Hanum 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

PEDOMAN UMUM PENELUSURAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN. Disusun Oleh : Zulfa Kurniawan, SIP

KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

BAB III LANDASAN TEORI. kitab primbon. Kemudian kata pustaka mendapat awalan per dan akhiran

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-5 Online dari http:

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

PENERAPAN SISTEM KLASIFIKASI DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENELUSURAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 17 KENDARI

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. maka UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menerapkan. bahan pustaka perpustakaan. Untuk menunjang sistem automasi

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH YANG EFEKTIF DAN EFISIEN. Yunus Abdul Halim

PETUNJUK TEKNIS PENGUNAAN APLIKASI INDARJI (INDEKS ARTIKEL JURNAL ILMIAH) UPT PERPUSTAKAAN POLINES

MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS

BAB I PENDAHULUAN. oleh perpustakaan. Ketersediaan Online Public Access Catalog (OPAC)

: Melakukan proses pengkatalogan buku. : Buku baru untuk diproses

KATALOGISASI. M Hadi Pranoto, SIP. BIMTEK Katalogisasi Desember 2017

Katalogisasi di Era Digital

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI OTOMASI PERPUSTAKAAN

DATABASE PERPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi teknologi mulai merambah seluruh sisi kehidupan, tidak

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

Pengembangan Aplikasi Perpustakaan Sekolah

PENGARUH HASIL PEMBINAAN PUSTAKAWAN SEKOLAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN SMAN 3 CIMAHI

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PERSEPSI PEMUSTAKA TENTANG SISTEM KLASIFIKASI DEWEY DECIMAL CLASSIFICATION (DDC) DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TELUSUR ELEKTRONIK DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG Oleh Nia Hastari Doddy Rusmono Dini Suhardini 2 Program Studi Perpustakaan dan Informasi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia niahastari@gmail.com drusmono@yahoo.com noey_71@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik di perpustakaan perguruan tinggi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB. Kata Kunci: Persepsi, Sistem Klasifikasi DDC, Sistem Telusur Elektronik, OPAC, Perpustakaan STPB. 1 1 Penulis Penanggungjawab I 2 penulis Penanggungjawab II 78

ABSTRACT The research aims to examine the relation between library users' perception about DDC classification system with the use of electronic search system in college Library. This research used correlational descriptive method with quantitative approach. The result of this research shows that there is a relation between library users' perceptions about DDC Classification system with the use of electronic system in STPB Library. Key Words: Perception, DDC Classification System, Electronic Search System, OPAC, STPB Library. 79

Pemustaka di perpustakaan perguruan tinggi dalam memenuhi kebutuhan informasinya harus dapat melakukan penelusuran informasi dengan menggunakan OPAC (Online Public Access Catalog). OPAC merupakan katalog dalam bentuk online yang dimanfaatkan dengan alat berupa layar monitor untuk menelusur sumber-sumber informasi melalui kata kunci. Kenyataannya, banyak pemustaka yang tidak mengoptimalkan OPAC dalam penelusuran informasi, hal ini disebabkan karena beberapa faktor seperti tidak memahami akan penomoran klasifikasi dengan sistem DDC dan tidak adanya user e d u c a t i o n d a l a m p e m a n f a a t a n perpustakaan, sehingga pemustaka tidak mengetahui bagaimana melakukan penelusuran informasi yang tepat. Seharusnya semua pemustaka dapat memahami bagaimana sistem k l a s i f i k a s i D D C d a n d a p a t m e n g o p t i m a l k a n O PA C d a l a m penelusuran agar informasi yang diperoleh memiliki karakteristik BAL (Benar, Akurat, Lengkap). Jika tidak demikian maka akan sulit bagi pemustaka dalam menemukan konten yang benar, rujukan yang tepat, dan perolehan bahan yang lengkap bila tidak memanfaatkan OPA dalam penelusuran. Klasifikasi koleksi perpustakaan sangat berperan dalam proses penelusuran koleksi perpustakaan oleh pemustaka ketika melakukan pencarian sumbersumber informasi (resources). Dengan adanya notasi DDC maka pemustaka akan mengetahui lokasi buku yang dibutuhkan sesuai dengan nomor klasifikasi yang tertera di dalam katalog perpustakaan. Penelusuran dilakukan dengan strategi yang benar agar koleksi perpustakaan yang dibutuhkan mudah ditemukan. Ketika melakukan penelusuran koleksi perpustakaan, pemustaka perlu memahami terlebih dahulu bagaimana sistem notasi DDC dan maksud dari notasi tersebut sesuai dengan subjeknya. Jika pemustaka telah mengetahui sistem klasifikasi DDC dengan baik maka koleksi perpustakaan akan dapat ditelusur secara cepat dengan akurasi waktu yang memadai. Oleh karena itu, peran pustakawan sangat penting dalam memberikan pengarahan kepada pemustakanya mengenai cara membaca nomor klasifikasi DDC, cara menelusur dengan katalog (manual maupun elektronik) dan strategi yang tepat digunakan dalam memperoleh koleksi perpustakaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk m e n g e t a h u i h u b u n g a n p e r s e p s i pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran persepsi pemustaka Perpustakaan STPB tentang sistem klasifikasi DDC dan untuk mengetahui gambaran pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB. Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. S e c a r a a w a m b a n y a k o r a n g mendefinisikan dan memahami bahwa persepsi merupakan pandangan atau tanggapan dari setiap orang tentang sesua u yang dilihatnya. Leavit, 1978, (dalam Sobur, 2013, hlm. 445) mengemukakan bahwa persepsi (perception) dalam arti sempit adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Setiap individu tentunya memiliki kecenderungan yang berdeda-beda dalam melihat suatu benda atau gejala yang 80

timbul di lingkungannya. Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam m e m a n d a n g, m e m a h a m i, d a n menafsirkan apa yang telah dia lihat. Persepsi merupakan cara pandang atau pemahaman yang dimiliki oleh masingm a s i n g i n d i v i d u b e r d a s a r k a n pengertiannya sendiri. Sistem klasifikasi yang tepat dalam pengklasifikasian koleksi p e r p u s t a k a a n a d a l a h d e n g a n menggunakan sistem klasifikasi fundamental yaitu mengelompokkan koleksi perpustakaan berdasarkan isi atau subjek dari koleksi tersebut. Sistem klasifikasi DDC (Dewey Decimal Classification/ Klasifikasi Persepuluhan Dewey) termasuk kedalam sistem klasifikasi fundamental karena sistem klasifikasi persepuluhan dewey ini menggunakan sistem pengklasifikasian dengan mengelompokkan koleksi perpustakaan menurut subjeknya. Menurut Sulistyo-Basuki (1991, hlm. 402) klasifikasi DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan menyusun buku di p e r p u s t a k a a n. P e n g e r t i a n i n i menjelaskan bahwa sistem klasifikasi DDC merupakan sistem klasifikasi yang bertujuan dalam mengelompokkan dan m e n y u s u n b a h a n p e r p u s t a k a a n b e r d a s a r k a n s u b j e k a t a u i l m u pengetahuannya. Sistem telusur elektronik digunakan untuk melakukan penelusuran bahan perpustakaan secara lebih cepat dan mudah. Menurut Djatin (1996, hlm. 3) Penelusuran informasi adalah mencari kembali informasi yang pernah ditulis orang mengenai topik tertentu, informasi tersebut terdapat dalam publikasi yang diterbitkan baik dalam maupun luar negeri. Proses penelusuran informasi membutuhkan media atau alat yang dapat membantu dalam mendapatkan informasi. Begitu pula dalam proses penelusuran di perpustakaan, membutuhkan alat bantu dalam penelusuran bahan perpustakaan yaitu dengan menggunakan katalog. Saat ini katalog yang sudah mulai banyak digunakan di perguruan tinggi adalah katalog terpasang atau biasa disebut dengan OPAC (online public access catalog). Katalog elektronik lebih efektif digunakan dibanding dengan katalog manual, baik dalam kualitas proses pencarian maupun kualitas informasi yang didapatkan. Menurut Kao (1995, hlm.11) OPAC is With either the touch screen or the keyboard, users can access the most up-to-date information of the library's collection and can get a printout of the information. Pengertian ini memiliki makna yaitu OPAC adalah pencarian dengan menggunakan layar sentuh atau papan ketik, pemustaka dapat mengakses informasi terbaru dari koleksi perpustakaan dan bisa mendapatkan salinan dari informasi tersebut. Menurut Barbara, 2001, (dalam Purwono, 2010, hlm. 162) katalog terpasang (online catalog) merupakan katalog perpustakaan yang memuat informasi data bibliografis berbasis komputer, dimana data disimpan pada suatu web server, sehingga data tersebut bisa diakses langsung secara terpasang dari komputer terminal (workstation) baik lokal maupun global. Pengertian ini menjelaskan bahwa katalog terpasang atau biasa disebut OPAC (Online Public Access Catalog) merupakan katalog yang bersifat elektronik karena menggunakan komputer dan pangkalan data sebagai alat bantu dalam pencariannya, sehingga dapat diakses oleh pemustaka langsung di p e r p u s t a k a a n a t a u p u n d i l u a r perpustakaan jika memungkinkan. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, hlm. 8) prosedur pemecahan masalah pada 81

metode deskriptif adalah dengan cara menggambarkan objek penelitian pada saat keadaan sekarang berdasarkan faktafakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan, bentuknya berupa survei dan studi perkembangan. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 7) metode kuantitatif merupakan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini dipilih karena sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu untuk mendeskripsikan dan melihat bagaimana hubungan persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB. Jumlah populasi terdiri dari 1374 pemustaka yang merupakan anggota perpustakaan pada tahun 2015. Teknik sampel yang dipilih yaitu menggunakan teknik sampling incidental sebanyak 94 pemustaka. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa angket dengan menggunakan skala Likert. Data-data yang telah diperoleh kemudian akan diolah kedalam beberapa tahapan yaitu uji hipotesis menggunakan rumus Rank Spearman dan uji signifikansi menggunakan Uji-T. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.Gambaran Persepsi Pemustaka Tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC). Persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC pada indikator pengelompokan bahan perpustakaan berdasarkan isi/ subjek menunjukkan pernyataan yang memiliki respon baik. Respon paling besar berada pada pernyataan Pengelompokan berdasarkan subjek membantu anda mendapatkan buku yang dibutuhkan. Menurut Hamakonda dan Tairas (2001, hlm. 1) klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari sejumlah objek, gagasan, buku, atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa sistem klasifikasi yang menggolongkan bahan perpustakaan kedalam subjek yang sama dapat membantu pemustaka menemukan bahan perpustakaan yang dibutuhkannya. Pengklasifikasian secara tepat dapat mempermudah pemustaka mendapatkan apa yang dibutuhkan dan memudahkan pula bagi pustakawan untuk menyusun kembali bahan perpustakaan. Hasil penelitian mengenai persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC yaitu pada indikator pemberian identitas pada bahan perpustakaan dengan notasi berupa angka dan huruf memiliki respon yang baik dari pemustaka. Respon terbesar terdapat pada pernyataan Pemberian identitas judul buku pada label penomoran klasifikasi sesuai dengan identitas judul buku. Menurut Hamakonda dan Tairas (2001, hlm. 1) yaitu sistem klasifikasi dijadikan dasar untuk penyusunan buku pada rak buku, maka kepada semua kelas, bagian serta sub-bagiannya diberikan notasi atau simbol tertentu, sehingga buku-buku yang memiliki notasi yang sama dapat dikumpulkan pada suatu tempat. Simbolsombol yang dipakai berupa angka, huruf, atau kombinasi dari angka dan huruf. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa sistem klasifikasi DDC berfungsi untuk menyusun subjek ilmu pengetahuan kedalam susunan yang sistematis. Dalam penyusunan tersebut digunakan simbolsimbol berupa angka, huruf, atau angka dan huruf. Di Perpustakaan STPB mengklasifikasi bahan perpustakaannya menggunakan simbol berupa angka dan h u r u f, a n g k a d i g u n a k a n u n t u k menentukan nomor klasifikasi koleksi, sedangkan huruf digunakan untuk 82

menentukan identitas pengarang dan judul buku. Simbol tersebut dibuat dalam bentuk label pada punggung buku. Sebagai contoh buku dengan judul Dokumentasi, yang dikarang oleh Purwono (2010), dan diklasifikasikan kedalam nomor klasifikasi 025. Sehingga terbentuk label dengan notasi 025 PUR d. Hasil penelitian mengenai persepsi pemustaka terhadap sistem klasifikasi DDC sebagai petunjuk untuk memudahkan pemustaka mencari subjek tertentu memiliki hasil yang baik dari pemustaka. Respon terbesar terdapat pada pernyataan Sistem klasifikasi menunjukkan anda dimana letak informasi yang anda butuhkan. Menurut Hamakonda dan Tairas (2001, hlm. 1) yaitu Apabila bagan klasifikasi menyusun dan memperinci ilmu pengetahuan ke dalam sejumlah subjek yang semakin lama makin khusus, maka indeks klasifikasi menyusun suatu daftar subjek secara alfabetis, dengan demikian memberikan petunjuk yang memudahkan orang mencari subjek tertentu atau aspeknya di dalam bagan klasifikasi... Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dengan mengklasifikasikan bahan perpustakaan kedalam subjek yang sama maka dapat mempermudah pemustaka dalam melakukan penelusuran bahan perpustakaan. Sistem klasifikasi DDC juga digunakan sebagai petunjuk bagi pemustaka dalam mencari bahan perpustakaan yang dibutuhkannya. Hasil penelitian mengenai persepsi pemustaka terhadap penyusunan bahan perpustakaan secara sistematis berdasarkan notasi sistem klasifikasi DDC memiliki hasil yang cukup baik dari pemustaka. Respon terbesar terdapat pada pernyataan Mudah menemukan buku yang dibutuhkan karena penyusunan penomoran sistem klasifikasi tersusun secara sistematis. Menurut Hamakonda dan Tairas (2001, hlm. 1) yaitu semua bagan atau sistem klasifikasi, juga Klasifikasi Persepuluhan Dewey, berusaha untuk menyusun semua subjek yang mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan manusia ke dalam suatu susunan yang sistematis dan teratur, yang umumnya terdiri dari sejumlah kelas utama, yang masing-masing terbagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, menurut suatu urutan yang logis, yang biasanya dari bersifat umum kepada bersifat khusus. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa sistem klasifikasi DDC bertujuan untuk penyusunan bahan perpustakaan dengan sistematis sesuai dengan cakupan ilmu pengetahuan pada bahan perpustakaan tersebut. Sehingga buku-buku pada rak tersusun secara berkelompok dan sistematis sesuai dengan subjeknya, dengan demikian pemustaka akan dipermudah dalam menelusur informasi yang dibutuhkannya karena subjek ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya telah tersusun dalam kelompok rak yang sama. 2.Gambaran Pemanfaatan Sistem Telusur Elektronik Pada Perpustakaan STPB Hasil penelitian tentang software sistem telusur elektronik memiliki hasil yang cukup baik. Respon tertinggi terdapat pada pernyataan Tata cara penggunaan software penelusuran mudah dan jelas untuk dipahami. Menurut Supriyanto dan Muhsin (2008, hlm. 56) tentang beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan perangkat lunak, yaitu software aplikasi dipasang didalam perangkat lunak operating system, sebagai metode dan prosedur dalam menjalankan komputer sesuai dengan permintaan pengguna, mampu diaplikasikan diberbagai sistem operasi, mampu mengelola data lebih handal, tersedia diberbagai negara, serta mudah untuk didapatkan. bahwa dalam memilih software yang akan 83

digunakan sebagai sistem telusur elektronik di perpustakaan maka harus memperhatikan hal-hal tersebut. Salah satu hal yang sesuai dengan pernyataan adalah software sesuai dengan permintaan pemustaka atau sesuai dengan tingkat kemampuan pemustaka dalam menelusur. Di Perpustakaan STPB sebagian besar pemustaka telah memahami dengan cukup mudah tata cara penggunaan software sistem telusur elektronik. Hasil penelitian tentang hardware sistem telusur elektronik memiliki hasil yang cukup baik. Respon tertiggi terdapat pada pernyataan Anda mengetahui keberadaan alat telusur di perpustakaan. Menurut Supriyanto dan Muhsin (2008, hlm. 48) Hardware yang dibutuhkan dalam menjalankan sistem informasi di perpustakaan adalah komputer yang tersiri dari perangkat input, proses, pemyimpanan, output, dan komunikasi. bahwa untuk keperluan hardware sistem telusur elektronik memerlukan perangkat komputer lengkap untuk menjalankan software sistem telusur elektronik. Hardware merupakan perangkat keras yang memiliki bentuk fisik yang dapat terlihat secara langsung. Maka dari itu p e r n y a t a a n t e n t a n g p e m u s t a k a mengetahui keberadan alat telusur di Perpustakaan STPB berarti Perpustakaan STPB telah meletakkan hardware alat telusur di tempat yang strategis untuk digunakan oleh pemustaka. H a s i l p e n e l i t i a n t e n t a n g p e n g e t a h u a n p r a k t i s d a l a m memanfaatkan sistem telusur elektronik memiliki hasil yang baik. Respon tertinggi terdapat pada pernyataan Anda memahami cara menelusur buku menggunakan alat telusur. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori menurut Zainab (dalam Purwono, 2010, hlm. 153) yang menjelaskan bahwa temu kembali sebagai suatu proses pencarian dokumen dengan menggunakan istilah-istilah pencarian untuk mendefinisikan dokumen sesuai dengan subjek yang diinginkan. bahwa proses temu kembali informasi pada sistem telusur elektronik adalah dengan cara memasukkan kata kunci yang sesuai dengan informasi yang diinginkan, dapat berupa kata kunci judul, pengarang, maupun subjek. Dengan demikian sebagian besar pemustaka Perpustakaan STPB telah mengetahui bagaimana cara menelusur di sistem telusur elektronik menggunakan software NCI Bookman 3.10. Hasil penelitian tentang pencarian bahan perpustakaan dengan kata kunci judul, pengarang, ataupun subjek memiliki hasil yang baik. Respon tertinggi terdapat pada pernyataan Anda melakukan penelusuran buku dengan menggunakan kata kunci subjek. Menurut Cutter (dalam Purwono, 2010, hlm. 122) fungsi katalog adalah memungkinkan orang menemukan dokumen yang diketahui pengarangnya, judulnya, atau subjeknya. bahwa fungsi katalog adalah untuk membantu pemustaka dalam menelusur bahan perpustakaan yang dibutuhkannya. Dalam menelusur melalui katalog, pemustaka dapat menggunakan kata kunci judul, pengarang ataupun subjek. Di Perpustakaan STPB, pemustaka cenderung menggunakan kata kunci subjek dalam menelusur bahan perpustakaan. Hasil penelitian tentang manfaat menggunakan sistem telusur elektronik memiliki hasil yang baik. Respon tertinggi terdapat pada pernyataan Anda menemukan buku yang dibutuhkan dengan akurat karena menelusur terlebih dahulu menggunakan sistem telusur. Menurut Hermanto (dalam Mawati, 2013, hlm.437) penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, 84

penelusuran dapat dilakukan dimana saja tidak harus datang ke perpustakaan, menghemat waktu dan tenaga, pengguna dapat mengetahui keberadaan koleksi apakah sedang dipinjam atau tidak, pengguna mendapatkan peluang lebih banyak dalam menelusur bahan pustaka, dapat menemukan kembali bahan perpustakaan yang dibutuhkan, meningkatkan layanan perpustakaan, keberadaan perpustakaan diketahui masyarakat luas. bahwa dengan menggunakan sistem telusur elektronik dalam penelusuran informasi di perpustakaan, maka pemustaka akan mendapat banyak keuntungan, diantaranya mengetahui k e b e r a d a a n k o l e k s i d a n d a p a t menemukan kembali bahan perpustakaan yang dibutuhkan. Manfaat tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa dengan menggunakan sistem telusur elektronik terlebih dahulu dalam penelusuran maka akan menemukan buku yang dibutuhkan dengan akurat. Dalam hal ini pemustaka STPB menggunakan sistem telusur elektronik terlebih dahulu sebelum mengakses koleksi ke rak untuk mendapatkan bahan perpustakaan sesuai dengan apa yang dibutuhkannya. H a s i l p e n e l i t i a n t e n t a n g kesesuaian hasil pencarian di sistem telusur dengan kenyataan di rak memiliki hasil yang baik. Respon tertinggi terdapat pada pernyataan Setelah menemukan data buku yang diperlukan di alat telusur ternyata buku tersebut tidak terdapat di rak. Menurut Yusuf (dalam Mawati, 2013, hlm.436) Menunjukkan tempat suatu buku atau bahan lain dengan menggunakan simbol-simbol angka klasifikasi dalam bentuk nomor panggil (call number). Mendaftar semua buku dan bahan lain dalam susunan alfabetis nama pengarang, judul buku, atau subjek buku yang bersangkutan, kedalam satu tempat k h u s u s d i p e r p u s t a k a a n g u n a memudahkan pencarian entri-entri yang diperlukan. Memberikan kemudahan untuk mencari suatu buku atau bahan lain di perpustakaan dengan hanya mengetahui salah satu dari daftar kelengkapan buku yang bersangkutan. bahwa sistem telusur berfungsi sebagai petunjuk dimana koleksi di suatu perpustakaan berada. Petunjuk tersebut berupa notasi klasifikasi yang telah ditentukan dan dicantumkan dalam bentuk label pada punggung buku. Label tersebut akan menunjukkan kepada pemustaka dimana letak koleksi yang dibutuhkannya. Akan tetapi berdasarkan pernyataan yang diberikan kepada pemustaka, ternyata sebagian besar pemustaka tidak mendapatkan buku yang dibutuhkannya setelah melakukan penelusuran terlebih dahulu di sistem telusur elektronik. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya buku sedang dipinjam, atau buku tidak diletakkan dirak sebagaimana mestinya 3. Hubungan Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal C l a s s i f i c a t i o n ( D D C ) d e n g a n Pemanfaatan Sistem Telusur Elektronik pada Perpustakaan STPB Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai hubungan persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB, digunakan uji hipotesis dan uji signifikansi. Terdapat hubungan yang signifikan antar dua variabel. Persepsi masing-masing individu akan berbeda sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya. Persepsi akan muncul ketika adanya stimulus yang diberikan kepada seseorang yang nantinya akan muncul respon dari orang tersebut. 85

Persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC muncul ketika adanya pengalaman individu ketika mengunjungi perpustakaan dan melakukan penelusuran bahan perpustakaan yang dibutuhkannya. S i s t e m k l a s i f i k a s i D D C dimanfaatkan oleh Perpustakaan STPB d a l a m m e n g e l o m p o k k a n b a h a n perpustakaanya kedalam subjek yang sama. Sistem klasifikasi DDC memiliki hubungan yang kuat dilihat dari indikator sistem klasifikasi DDC yang memiliki hubungan dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Ahmad (2012, hlm.460) yaitu bagan klasifikasi di dunia perpustakaan dikenal dengan berbagai model seperti DDC (Dewey Decimal Classification), UDC (Universal Decimal Classification), LC (Library of Congres) dan sebagainya. Semua sistem ini bertujuan untuk memudahkan temu kembali bahan perpustakaan yang dibutuhkankan. bahwa sistem klasifikasi DDC merupakan a l a t d a l a m p e n g o l a h a n b a h a n perpustakaan yang mengelompokkannya kedalam kelompok subjek yang sama. Selain itu bertujuan juga untuk proses penelusuran di perpustakaan dalam menemukan resources yang dibutuhkan pemustaka. adanya hubungan yang erat antara persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan proses penelusuran. Dalam penelitian ini proses p e n e l u s u r a n d i k a i t k a n d e n g a n pemanfaatan sistem telusur eleketronik, karena dengan mengetahui cara kerja sistem klasifikasi DDC maka sistem telusur akan termanfaatkan dengan baik. Dalam menelusur menggunakan sistem telusur elektronik maka data yang keluar akan berupa petunjuk dimana lokasi koleksi berada. Petunjuk tersebut merupakan notasi klasifikasi DDC. Dengan demikian pemustaka harus menelusur koleksi sesuai dengan rak yang bernotasi sesuai dengan subjek yang dicarinya. Jika pemustaka tidak memahami bagaimana cara kerja sistem klasifikasi DDC maka akan sulit dalam melakukan penelusuran walaupun menggunakan sistem telusur elektronik. Penelitian ini menunjukkan persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC memiliki respon yang baik dan pemanfatan sistem telusur memiliki respon yang baik. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC sudah baik, sehingga pemanfaatan sistem telusur pada Perpustakaan STPB menjadi maksimal untuk tujuan temu kembali informasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara persepsi pemustaka tentang sistem klasifikasi DDC dengan pemanfaatan sistem telusur elektronik pada Perpustakaan STPB, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara keduanya signifikan dan dengan tingkat hubungan pada kategori sedang. Sehingga hubungan keduanya bersifat positif. D e n g a n d e m i k i a n p e m u s t a k a Perpustakaan STPB telah cukup memahami cara kerja sistem klasifikasi DDC sehingga sistem telusur elektronik dapat termanfaatkan untuk tujuan penelusuran informasi di perpustakaan. Simpulan khusus mengenai gambaran persepsi pemustaka tentang s i s t e m k l a s i f i k a s i D D C p a d a Perpustakaan STPB adalah bahwa sebagian besar pemustaka sudah memahami penggunaan dan maksud dari sistem klasifikasi DDC sebagai alat pengelompokan bahan perpustakaan sesuai subjek dan sebagai petunjuk dalam penelusuran. Pengelompokan bahan 86

perpustakaan berdasarkan isi/ subjek membantu pemustaka menemukan bahan perpustakaan sesuai dengan yang dibutuhkannya. Pemberian identitas pada label penomoran klasifikasi sudah sesuai dengan identitas dari bahan perpustakaan tersebut. Sistem klasifikasi dapat menunjukkan kepada pemustaka letak informasi yang dibutuhkannya secara lebih mudah. Pada umumnya bahan perpustakaan sudah tersusun di rak secara berkelompok sesuai subjeknya sehingga m e m u d a h k a n p e m u s t a k a d a l a m pemerolehan bahan. Simpulan khusus mengenai gambaran persepsi pemustaka tentang s i s t e m k l a s i f i k a s i D D C p a d a Perpustakaan STPB adalah pemustaka Perpustakaan STPB pada umumnya menggunakan kata kunci subjek dalam m e l a k u k a n p e n e l u s u r a n b a h a n perpustakaan. Sebagian besar pemustaka telah memahami tata cara penggunaan software sistem telusur elektronik yaitu NCI Bookman dalam proses penelusuran dan menganggap tampilan software (interface) cukup menarik. Keberadaan alat telusur dapat diketahui oleh pemustaka karena letaknya yang strategis dengan pintu masuk. Akan tetapi, hardware dalam melakukan penelusuran yaitu mouse sering mengalami kerusakan hingga tidak dapat digunakan. Pemustaka pada umumnya menggunakan kata kunci subjek untuk melakukan penelusuran pada sistem telusur, akan tetapi sebagian besar pemustaka kurang mengerti cara menggunakan kata kunci dalam penelusuran. Sebagian besar pemustaka menemukan bahan perpustakaan yang dibutuhkan secara lebih akurat, cepat, dan mudah karena menelusur terlebih dahulu pada sistem telusur elektronik. Sebagian pemustaka lain beranggapan bahwa setelah menemukan data bahan perpustakaan pada sistem telusur, ternyata bahan perpustakaan tersebut tidak terdapat di rak. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian data yang ada dengan kenyataan rak. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, F. (2012). Temu kembali bahan pustaka di Perpustakaan STKIP PGRI Sumbar. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 1 (1), hlm. 459-465. Djatin, J. (1996). Penelusuran literatur. Jakarta: Universitas Terbuka. Hamakonda, T. P. & Tairas, J.N.B. (2001). P e n g a n t a r k l a s i f i k a s i persepuluhan Dewey. Jakarta: Gunung Mulia. Hastari, N. (2015). Hubungan Persepsi Pemustaka tentang Sistem Klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) dengan Pemanfaatan Sistem Telusur Elektronik pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Kao, M. L. (1995). Cataloging and classification for library technicians. New York: The Haworth Press. Mawati, Y. (2013). Pemanfaatan Online Public Access Catalog (OPAC) untuk meningkatkan kualitas layanan di Universitas Negeri Padang. Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, 2 (1), hlm. 435-442. Purwono. (2010). Dokumentasi. Yogyakarta : Graha Ilmu. Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: dilengkapi dengan perbandingan manual & SPSS. Jakarta: Kencana. Sobur, A. (2013). Psikologi umum: dalam lintasan sejarah. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar ilmu 87

perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Supriyanto, W. & Muhsin, A. (2008). T e k n o l o g i I n f o r m a s i Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius. 88