SINOPSIS Watanabe Toru adalah seorang pria berusia 37 tahun yang sedang menaiki pesawat Boeing 737 menuju ke bandara Hamburg, Jerman. Sesampainya di bandara, dia mendengar suara lantunan instrumentalia Norwegian Wood dari The Beatles yang dimainkan oleh kelompok orkestra entah dari mana. Sambil mendengarkan alunan lagu itu dimainkan, dia terkenang kembali pada masa ketika dia sedang berada di sebuah padang rumput yang hijau. Di sana ada seorang gadis yang sedang duduk di sebelahnya. Gadis itu bernama Naoko. Naoko meminta Watanabe untuk tidak akan pernah melupakan dirinya. Samarsamar terlintas wajah Naoko di dalam benak Watanabe seiring musik tersebut dimainkan. Lagu Norwegian Wood adalah lagu yang membuat Watanabe terkenang kembali akan masa mudanya 18 tahun yang lalu. Saat itu, Watanabe selalu pergi mengelilingi kota Tokyo tanpa arah dan tujuan bersama dengan gadis yang dicintainya yaitu Naoko. 18 tahun yang lalu, Watanabe baru saja menjadi mahasiswa di sebuah universitas swasta di Tokyo. Dia juga pertama kali tinggal di asrama. Asrama tempat tinggal Watanabe saat itu adalah asrama laki-laki yang sangat jorok. Teman sekamar Watanabe waktu itu adalah seorang anak laki-laki yang bercitacita ingin membuat peta dan selalu gagap jika bicara. Dia biasanya dipanggil Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) oleh teman-teman asramanya karena dia adalah lelaki yang sangat disiplin dan bersih. Watanabe dan kopasgat hanya mengobrol sesekali karena Watanabe lebih suka membaca novel miliknya. Suatu hari, Watanabe tidak sengaja bertemu dengan teman lamanya di kereta jalur Chuo bernama Naoko. Pertemuan mereka yang tidak disengaja tersebut membuat hubungan di antara mereka berdua menjadi dekat. Setiap hari Minggu, Watanabe selalu pergi bersama dengan Naoko. Bisa dikatakan mereka sedang berkencan. Satu tahun sebelum pertemuan Watanabe dengan Naoko di kereta jalur Chuo, Watanabe adalah murid SMA yang tidak memiliki banyak teman. Teman satu-satunya Watanabe adalah Kizuki dan mereka menjadi bersahabat baik. Kizuki adalah seorang yang pendiam jika di hadapan teman-temannya namun dia
menjadi pria yang banyak bicara jika bersama dengan Watanabe. Kizuki memiliki seorang teman masa kecil yang telah menjadi kekasihnya yaitu Naoko. Pertemuan pertama kali Watanabe dan Naoko adalah karena Kizuki. Watanabe sering pergi jalan-jalan bersama-sama dengan Kizuki dan Naoko. Suatu hari, Kizuki mengajak Watanabe membolos kelas dan mereka pergi bermain biliar. Sepulangnya dari bermain biliar, diketahui bahwa Kizuki melakukan bunuh diri dengan mengurung dirinya di dalam mobil yang disambungi oleh pipa yang berisi asap mobil. Watanabe sangat terpukul dengan bunuh diri yang dilakukan oleh Kizuki. Sejak kematian Kizuki, Watanabe dan Naoko menjadi jarang bertemu sebab Naoko kecewa lantaran orang yang terakhir ditemui oleh Kizuki adalah Watanabe. Kemudian mereka pun bertemu kembali setahun kemudian di kereta jalur Chuo. Tibalah hari ulang tahun Naoko yang ke-20 tahun dan Watanabe berjanji akan merayakannya. Mereka merayakan ulang tahun Naoko di apartemen tempat Naoko tinggal. Naoko terlihat sangat senang hingga dia tidak berhenti bercerita dengan Watanabe. Pada malam hari ulang tahun tersebut, ada kejanggalan pada diri Naoko. Naoko terus bercerita pada Watanabe hingga Watanabe kelewatan jam kereta terakhir. Watanabe pun meladeninya hingga Naoko berhenti dan tibatiba menangis. Suasana malam tersebut membuat Watanabe tidak tega membiarkan Naoko dan mereka pun berhubungan seks. Ketika berhubungan seks, Watanabe menyadari bahwa Naoko tidak pernah disentuh oleh siapa pun dan dia bertanya pada Naoko kenapa Naoko tidak pernah berhubungan seks dengan Kizuki. Setelah itu, Naoko pun berhenti dan menangis lagi lalu tertidur. Paginya Watanabe pulang. Keesokan harinya, Watanabe pergi ke apartemen Naoko dan Naoko ternyata sudah tidak tinggal lagi di sana. Watanabe tidak bisa berbuat apa- apa untuk mencari keberadaan Naoko. Dia hanya bisa menulis surat untuk Naoko yang dialamatkan ke rumah orang tua Naoko di Kobe. Perkuliahan dimulai setelah liburan musim panas dan pada hari itu ada pelajaran Sejarah Drama II. Setelah mengikuti perkuliahan tersebut, Watanabe pergi ke restoran kecil yang tidak jauh dari universitas. Di sana, Watanabe yang
sedang makan sendirian tiba-tiba disamperi oleh seorang gadis berambut pendek yang langsung duduk di depannya. Gadis itu mulai berbicara dan memperkenalkan dirinya. Gadis itu bernama Kobayashi Midori. Dia ternyata ingin meminjam buku catatan perkuliahan Sejarah Drama II yang dilewatkannya kepada Watanabe. Midori berjanji pada Watanabe kalau dia akan mentraktir Watanabe besoknya di restoran yang sama dan meminta Watanabe menunggunya di sana. Keesokan harinya sesuai yang dijanjikan, Watanabe pergi ke restoran kecil tersebut dan menunggu Midori. Setelah lama menunggu, Midori tidak datang juga. Perkuliahan Sejarah Drama II dimulai dan di sana tidak ada Midori. Namun saat perkuliahan berjalan beberapa saat, muncul Midori yang kemudian duduk di sebelah Watanabe dan menyerahkan buku catatan Watanabe sambil berbisik meminta maaf. Setelah selesai, sesuai janji Midori tetap ingin mentraktir Watanabe tapi bukan di tempat yang sebelumnya melainkan kedai dekat dengan SMA Midori dulu. Midori bercerita bahwa dia tinggal di toko buku Kobayashi dan mengajak Watanabe ke rumahnya pada hari Minggu. Setelah sampai di rumah Midori, Watanabe masuk dan melihat Midori sedang menyiapkan banyak makanan. Mereka pun makan dan kemudian bersantai di balkon rumah Midori. Midori mengambil gitar miliknya dan bernyanyi kemudian bercerita kepada Watanabe. Midori merasa bahwa dirinya selama ini kurang dicintai oleh kedua orang tuanya. Dia ingin mendapatkan pria yang bisa mencurahkan seluruh perhatiannya kepadanya kelak. Sebelumnya Watanabe sempat bertemu dengan seorang pria yang cocok dengannya di asrama tempat tinggalnya. Suatu ketika, Watanabe sedang membaca novel sendirian dan pria tersebut melihatnya. Pria itu pun langsung berbicara banyak kepada Watanabe karena dia mempunyai selera novel yang sama. Pria itu bernama Nagasawa. Nagasawa adalah pria yang terkenal di asramanya dan jarang ada teman asrama Watanabe yang bisa mengobrol dengannya. Dia juga begitu dihormati di asrama tersebut. Tapi dia adalah anak orang kaya yang suka menghamburkan uangnya untuk bermain dengan gadis- gadis di bar dan menidurinya. Watanabe merasa bisa cocok dengannya karena
Nagasawa memiliki intelektual yang tinggi dan bisa mengubah suasana pembicaraan menjadi menyenangkan layaknya Kizuki. Hari Sabtu, Nagasawa mengajak Watanabe pergi ke Shinjuku untuk bermain. Watanabe di sana mengikuti Nagasawa dan banyak gadis yang menyukainya. Akhirnya Watanabe tidur dengan salah satu perempuan yang ditemuinya dan dia menjadi kecanduan tidur dengan banyak perempuan. Setelah lama menunggu, akhirnya datanglah surat balasan dari Naoko. Naoko menuliskan bahwa dirinya baik-baik saja dan berterima kasih pada Watanabe. Naoko mengatakan bahwa dia menderita gangguan kejiwaan dan saat ini sedang berada di asrama kejiwaan bernama asrama Ami. Setelah membaca surat dari Naoko, Watanabe begitu terkejut hingga dia terus membaca surat itu sampai 20 kali. Keesokan harinya, Watanabe bersiap-siap pergi ke asrama Ami untuk menemui Naoko. Sesuai dengan petunjuk dari surat Naoko, Watanabe pergi ke sana. Sesampainya di sana, dia bertemu dengan seorang wanita yang mengantarnya hingga ke gedung utama asrama. Wanita itu adalah wanita yang terbilang cantik dengan keriputnya yang mempesona Watanabe. Ternyata wanita tersebut adalah salah satu pasien yang juga merupakan teman sekamar Naoko. Wanita itu bernama Reiko. Reiko mengatakan bahwa Naoko sedang bekerja dan baru bisa ditemui saat sore hari dan Watanabe diantarkan ke kamar Naoko. Di kamar tersebut, sambil menunggu Naoko dia membaca novel yang dibawanya. Kemudian dalam keadaan setengah tertidur, Watanabe membayangkan Kizuki lalu tiba-tiba datanglah Naoko. Naoko datang menyelinap hanya untuk mengucapkan selamat datang kepada Watanabe dan dia pergi lagi. Tiba saatnya Naoko kembali ke kamarnya. Naoko sangat senang dengan kedatangan Watanabe. Watanabe disambut hangat oleh Naoko dan Reiko. Reiko memainkan gitar untuk Watanabe dan mereka bertiga mengobrol hingga malam hari. Hari-hari Watanabe di asrama Ami baginya sangatlah menyenangkan sampai saatnya Watanabe untuk pulang. Watanabe menjalani hari-harinya seperti biasa lagi. Suatu hari, Watanabe diundang oleh Nagasawa untuk makan malam merayakan kepergian Nagasawa
ke Jerman. Pada malam itu, Nagasawa membawa kekasihnya untuk hadir juga dan mereka pun makan malam bertiga. Kekasih Nagasawa bernama Hatsumi. Hatsumi adalah wanita yang sangat anggun dan baik hati. Di tengah-tengah makan malam, tiba-tiba Hatsumi mengarahkan pembicaraannya kepada Nagasawa yang sepertinya tidak mau menikahinya. Mereka pun bertengkar dan Watanabe menjadi penengah mereka. Karena Hatsumi begitu marah kepada Nagasawa, Hatsumi meminta Watanabe untuk mengantarkannya pulang. Namun Hatsumi malah mengajak Watanabe bermain biliar dan hal itu mengingatkannya pada Kizuki. Malam itu adalah terakhir kali Watanabe bertemu dengan Hatsumi karena Watanabe mendengar kabar bahwa Hatsumi bunuh diri setelah menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Watanabe mengunjungi Naoko lagi di asrama Ami. Pada kunjungan yang kedua kalinya, Naoko meminta Watanabe untuk berjanji kepadanya agar bersabar karena dia tidak ingin disentuh oleh siapa pun sampai dia sembuh. Namun kondisi kejiwaan Naoko saat itu sudah memburuk. Setelah pulang, Watanabe mengirim surat kepada Naoko. Namun yang membalas suratnya adalah Reiko. Reiko mengatakan dalam suratnya bahwa Naoko sering mendengar suara-suara dan melihat ilusi-ilusi di dalam pikirannya. Mengetahui kondisi itu, Watanabe menjadi gelisah. Midori menyadarinya dan mengajak Watanabe untuk pergi kemudian menghiburnya. Tapi Midori tidak dihiraukannya. Midori merasa marah dan meninggalkan Watanabe. Watanabe pun pergi mencari Midori di universitas dan berhasil bicara dengannya. Midori mengatakan bahwa dia sudah putus dengan kekasihnya dan ingin bersama dengan Watanabe. Watanabe menjadi bingung dengan situasinya. Kemudian datanglah surat dari Reiko yang menyatakan bahwa Naoko sudah meninggal. Naoko meninggal karena bunuh diri. Watanabe sangat frustasi dan pergi entah kemana selama satu bulan. Setelah Watanabe kembali, Reiko datang menemuinya untuk menghiburnya dan mereka pun tidur bersama. Watanabe menjadi lebih baik setelah kedatangan Reiko. Watanabe yang sudah merasa lebih baik pun menelepon Midori dan mengatakan ingin memulai semuanya lagi dari awal bersama Midori.