atas apa yang telah ia lakukan untuk Busuk Webzine dan komunitas musik underground di Indonesia, khususnya di kampung halamannya di Balikpapan, Kalima

Transkripsi

1 Bab Satu Lahir pada 17 Juni 1977, Yudiansyah bin Syahrani, yang kemudian kita kenal sebagai Yudi, Freddy Krueger, John Yoedi, John Busuk, bahkan dipanggil Om oleh generasi muda berikutnya. Saya mengenalnya sebagai Yudi. Dia adalah seorang gentleman yang pendek dan kurus, dengan mata cokelat gelap dan rambut hitam. Senyumannya khas, siapa pun yang mengenalnya pasti tahu itu. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Dua kakaknya laki-laki, dan sisanya perempuan. Dia tidak banyak bercerita tentang kakak laki-lakinya, malah lebih banyak berkisah tentang kakak perempuannya. Dia mencintai mereka, sebagaimana ia mencintai ayahnya. Kisahnya, ibundanya telah meninggal dunia saat ia berusia 19 tahun karena kanker. Ia sangat mencintai, merindukan, dan selalu mengenang ibundanya. Ibunda Yudi adalah seorang wanita yang sangat cantik, dengan rambut hitam panjang yang biasa ia gerai sebagaimana ingatan Yudi saat masih kecil ibundanya senang duduk di hadapan cermin, menyisir rambutnya, sembari senyum-senyum sendiri memandang sosoknya di balik pantulan kaca. Setelah saya meriset segala detail tentang John, dan saya baru tahu bahwa ia cukup dikenal di seluruh dunia - 1 -

2 atas apa yang telah ia lakukan untuk Busuk Webzine dan komunitas musik underground di Indonesia, khususnya di kampung halamannya di Balikpapan, Kalimantan Timur, Indonesia. John bekerja untuk Busuk Newsletter, prosesnya biasa ia lakukan dengan menuliskan materinya dengan tulis tangan terlebih dahulu, kemudian baru ia ketik. Dunia internet belum ramai dikenal saat ia dulu mengerjakan tulisan-tulisannya. Saya sendiri tidak tahu dari mana ia mendapatkan informasi untuk tulisan yang ia buat, ia tahu segalanya tentang detail musik metal yang masuk ke Indonesia dari seluruh penjuru dunia. Dia biasaya mencetak koran yang ia buat dan menjualnya di tempat umum yang biasa dikenal sebagai emperan, sebuah sisi dari Kota Balikpapan di mana para metal head sering kali berkumpul dan bercengkerama setiap Sabtu malam. Itu adalah saat sebelum metal shop milik John Busuk dibuka. Ketika toko tersebut dibuka, banyak orang mendatanginya dan keramahan John sangatlah patut diacungi jempol. Dia memberikan apa pun yang pengunjungnya butuhkan, kecuali uang tentunya. John juga menjual korannya di lokasi gigs lokal. Dia sering menemui banyak orang saat ia menjual koran dan menawarkan bantuan kepada mereka, sembari bercerita tentang sejarah musik metal yang terjadi sekitar tahun 90-an. Balikpapan adalah kota yang sangat bagus. Saya sempat menghabiskan beberapa hari di sana pada tahun 2014, ketika saya mendapat kabar bahwa sahabat saya meninggal dunia dan saya merasa terpanggil untuk memberikan kata-kata perpisahan untuknya. Kebanyakan orang menyebut bahwa Balikpapan dengan sebutan ladang minyak, dan itu benar. Balikpapan sendiri adalah kota - 2 -

3 terbesar kedua di Kalimantan, setelah Samarinda. Dengan populasi sekitar orang di Balikpapan, saya kira John mungkin mengenal setengah dari populasi tersebut. Ketika John masih hidup, saya ingat bahwa saya pernah berkisah kepada teman-teman bahwa saya akan pergi ke Balikpapan di suatu hari libur untuk mengunjungi sahabat saya. Dan mereka tak tahu di mana Balikpapan berada, sehingga saya harus menjelaskan bahwa Balikpapan adalah sebuah kota di sebuah pulau di Indonesia. Ah, bahkan petugas wanita yang bekerja di pusat layanan penerbangan pun tak tahu di mana itu Balikpapan yang saya pikir mereka harusnya lebih tahu daripada saya tentang negaranegara di dunia. Percaya atau tidak, Indonesia memiliki lebih dari pulau, yang sudah bernama, dengan Jakarta sebagai ibu kotanya. Saya pernah pergi ke Jakarta di tahun 2000, saat saya berlibur untuk menyambangi negara-negara di Asia Tenggara. Saat itu adalah saat pertama kali saya pergi ke luar negeri. Saya merasakan home sick di akhir liburan dan tak sabar ingin pulang. Ibu kota sangat padat, banyak orang bepergian dengan sepeda motor. Polusi di Jakarta sangatlah mengerikan, dan saya tak sanggup jika harus tinggal di sana. Akan tetapi, saya menemukan bahwa John telah membeli apartemen sehingga ia nantinya tak banyak bepergian saat masa kemoterapinya berlangsung. Saya pun langsung berpikiran untuk segera pergi dan merawat apartemen peninggalannya itu. Saya berkomunikasi dengan John setiap hari sejak tujuh tahun ke belakang saat kami pertama kali berkenalan, sekadar hanya untuk mencari tahu apa yang masingmasing kami lakukan, dengan pesan SMS atau obrolan - 3 -

4 melalui Yahoo Messenger. Semuanya berubah saat ia tiada. Terkadang saya memeriksa ponsel saya untuk mengetahui apakah ada pesan yang masuk dari John, dan baru tersadar bahwa ia telah wafat. Saya tak pernah merasakan hal yang seberat ini. Terkadang saya seperti mendengar suaranya, dan terkadang juga hadir di mimpi-mimpi saya sampai beberapa kali. Dia mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, dan akan menunggu saya hingga kami bertemu nanti, di suatu hari. Terasa beban yang sangat berat ketika ia hadir di dalam mimpi saya. Saya sebenarnya bukanlah orang yang sangat religius, namun ketika saya bertemu dengannya, saya langsung berdoa kepada Tuhan agar Dia menjaganya selalu dalam kebaikan. John dulu mengirim ribuan ketika ia masih hidup. Saya menyimpan seluruh wawancara yang pernah ia berikan kepada saya yang juga untuk diulas di Busuk Webzine. Saya meriset tentang hidup John, salah satunya adalah dengan cara menanyakan beberapa pendapat tentang mereka yang mengenal John melalui Facebook. Berikut adalah balasan dari mereka: Hesti Suryaningrum mengirim pesan kepada saya di Facebook, pada suatu hari, dan dia berkata, Saya tahu nama John Yoedi, sebetulnya saya belum pernah berbicara dengannya, saya rasa dia adalah orang yang baik. Itu saja yang saya tahu. Di Balikpapan, sering kali terdapat masalah ketika komunitas metal ingin mengadakan acara. Mereka tidak memiliki venue untuk menampilkan musik underground. Ketika saya ada di Balikpapan tahun 2014, mereka mengadakan tribute untuk John di SNA Studio s, studio yang sangat kecil, panas, namun tidak menghentikan para - 4 -

5 penggemar muda musik metal untuk melakukan head banging, bahkan merokok. Meski demikian, saya merasa senang. Mereka harus tampil di venue yang jauh lebih besar. Saya harap mereka akan mendapatkan kesempatan itu di suatu hari nanti, dengan penonton yang juga lebih banyak. John berusaha keras untuk mempromosikan mereka di banyak tempat, namun kebanyakan orang tidak menyukai genre death metal. John punya banyak sahabat, teman, rekan, dan saudara di Facebook. Seluruh kawannya di laman Facebook-nya (Freedy Krueger) sekarang juga merupakan kawan saya di Facebook. Nathan Twyman adalah salah satu teman John dan dia mengingat John sebagai pria yang sangat baik hati, seperti apa yang selalu saya rasakan. Saya pribadi belum pernah bertemu dengannya, namun ia kadang sering bertanya tentang Disgorge and Gortuary. Ketika saya memberi tahu teman-temannya bahwa saya berencana untuk menulis buku tentang John, mereka jadi penasaran dan sangat tertarik. Mereka bahkan meminta saya untuk menyelesaikannya segera dan mengirimkannya kepada mereka. Proses penulisannya saya kira tidak cukup satu-dua pekan, namun sampai hitungan bulan, bahkan tahun. Penulisannya sendiri menghabiskan beberapa bulan, karena saya juga harus mencari tahu pendapat teman-teman John tentangnya. Salah satu dari mereka mengatakan, Saya pikir seluruh kebaikan akan sulit dituturkan dengan katakata, dan untuk menuturkan tentang kejahatan bahkan akan melampaui kata-kata yang terucap. Namun Freedy Krueger, adalah tokoh metal terbaik yang bisa saya katakan sebagai - 5 -

6 idola saya seumur hidup. Saya masih merindukannya sampai sekarang. Dia terus hadir di dalam benak saya setiap hari, seolah pahlawan musik death metal ini masih hidup sampai hari ini. Os Carnival berkata, Saya senang kamu menulis buku tentang John. Saya mengapresiasi apa yang sedang kamu lakukan. John pasti akan bangga kepadamu. Saya memahami betul dukungan John (terhadap musik metal pen.), dia berhak atas penghormatan ini, sangatlah istimewa menjadi objek wawancara terakhirnya untuk Busuk Webzine sebelum ia meninggal dunia. Rio Oscaryzm berkata kepada saya bahwa dia sangat senang mendengar saya sedang menulis kisah hidup John. Ujarnya, Saya sangat senang dan tidak sabar untuk membacanya. John berhak atas penghargaan ini, penghargaan atas apa yang dia lakukan untuk komunitas musik metal underground di Indonesia. Saya seniman, dan terkadang saya mengerjakan artwork untuk Busuk. Daniel O Grady berkata kepada saya saat proses penulisan buku ini, Dia adalah pria yang sangat baik, pria yang sangat mencintai musik metal. Saya hanya sempat mengobrol sedikit dengannya, namun saya masih memikirkannya, dan sangatlah berbeda tanpanya saat ini. Kata salah satu dari temannya menuturkan saat riset berlangsung, Dia adalah pria yang baik, sangat jenaka, dia mencintai musik, khususnya death metal. Dia juga merupakan lelaki yang memegang teguh agamanya; saya menganggapnya seperti saudara sendiri. Saya masih mengingat beberapa nasihat yang biasa ia berikan kepada saya, tentang musik underground, dan tidaklah masalah ketika junior dan senior dipersamakan. Temannya - 6 -

7 yang lain mengatakan, Saya bangga kepadanya saat ia jatuh sakit, ia tetap berusaha bertahan dan tidak mengkhawatirkan penyakitnya. Saat sakit, ia bahkan masih sering memasukkan stok barang baru ke toko Busuk. Mahavishnu berkata, Dia adalah orang yang sangat mendukung komunitas metal underground. Teman-teman John yang belum pernah bertemu, tapi hanya sebatas chat dengannya di Facebook, mengatakan bahwa ia adalah pria baik yang mencintai musik metal. John adalah pendengar yang sangat baik, dan juga pemberi nasihat yang selalu memberikan nasihat kepada anak-anak muda dan para sahabatnya. Ketika ia di jalanan, dan ketika di rumah, atau ketika ia ada di mana pun, senyumnya tidak pernah hilang darinya. Senyumannya selalu memberi kehangatan. Ketika saya menatap fotonya, saya merasa bahagia. Setiap kali saya sedih, saya selalu memandangi fotonya hingga saya tersenyum dan tertawa. Dia seorang pria yang benar-benar baik. Dia seorang pahlawan komunitas underground Balikpapan, kota di mana orang-orang nyaman dengan sosok Freedy Krueger a.k.a. John Yoedi a.k.a. John Busuk a.k.a. Yudiansyah. Orangorang yang hanya bertemu dengannya untuk sementara waktu, namun sempat berbicara dengannya di Facebook, mengatakan bahwa ia sering kali berdiskusi tentang CD, merchandise, dan tentunya musik death metal. Pani Ris menuturkan bahwa John adalah pria yang luar biasa; dia menyukai John karena ia adalah pendiri Busuk Webzine. Dia sangat sedih ketika mendengar bahwa John meninggal dunia. John adalah orang yang paling berpengaruh di komunitas metal Indonesia