BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gaya kepemimpinan, Supervisi, Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Tentang Keterampilan Dasar Mengajar Guru, Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun masingmasing.

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

II. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita ketahui bahwa pada saat ini persaingan antar perusahaan

BAB II TELAAH PUSTAKA. Kepemimpinan merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. Masing-masing berusaha membenahi perusahaannya dalam segala aspek mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan (Ali, 2010). Sedangkan menurut Ivancevich, Konopaske, dan

BAB I PENDAHULUAN. dia pimpin memiliki tugas yang tidak ringan. Sebab baik buruknya lembaga. tersebut tidak lepas dari pengawasan kepala sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

TEORI PERILAKU ( Peranan Pemimpin) IKA RUHANA

harus dilakukan diantaranya adalah : menentukan tujuan yang akan dicapai. untuk memperkokoh dasar penelitian bukan coba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003).

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun external. Hal-hal di atas tidak mudah, karena barisan terdepan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Kinerja Pegawai pada kantor Departemen Agama Kabupaten

Jurnal Pembangunan dan Kebujakan Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. perusahaan sektor publik. Salah satu perusahaan sektor publik yang menjadi

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas akan turut

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB VII KEPEMIMPINAN,PENGARUH, DAN KOMUNIKASI DALAM BISNIS

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Profesional Pada Guru PAUD. Kunandar (2011) mendefinisikan kompetensi profesional adalah

Bab 9 Memotivasi & Memimpin Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. bawahannya untuk senantiasa produktif sebab semangat keberadaan seorang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika seorang individu bekerja pada suatu organisasi, instansi ataupun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari satu variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS. memengaruhi tersebut. Berdasarkan pengertian diatas dan dikaitkan dengan kegiatan

Disusun Oleh Lista Kuspriatni. Universitas Gunadarma 2014

POKOK POKOK MANAJEMEN DAN LEADERSHIP

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN ORGANISASI DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. TYFOUNTEX INDONESIA GUMPANG - KARTASURA ABSTRAKSI. Derajat Sarjana S-1

TUGAS KEPEMIMPINAN. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijawa Malang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi. mempengaruhi kondisi kerja, dimana akan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber

Pentingnya gy kepemimpinan p bagi seorang wirausaha. Teori kepemimpinan awal Teori kepemimpinan kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

LEADERSHIP DI SUSUN OLEH : HARRY SATRIA PUTRA ERPEN JUANDA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

Pengertian Kepemimpinan

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, lingkungan kerja, serta kinerja yang dapat mendukung penelitian ini.

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Pengembangan Kepemimpinan Pertemuan 3 SM III

KEPEMIMPINAN PENGARUH KOMUNIKASI DALAM BISNIS PERTEMUAN KEENAM

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB1 PENDAHULUAN. negara semakin lama semakin dekat. Dengan adanya hal tersebut maka setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam bidang pekerjaannya. Oleh karena itu keberadaan suatu. perusahaan tidak terlepas dari unsur sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. jawab kepala sekolah. Pemimpin adalah orang yang melakukan kegiatan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau di dalam kantor untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam menjalankan

MODEL KEPEMIMPINAN CAMAT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN KAPUAS BARAT KABUPATEN KAPUAS PROPINSI KALIMANTAN TENGAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan... 1

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai macam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA BIRO PERLENGKAPAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU NASKAH PUBLIKASI

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 010 KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab menjalankan kegiatan administrasi sehari-hari. Dengan tidak

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTIF, SUPORTIF, DAN ORIENTASI PRESTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan itu dilakukan melalui proses atau tahapan-tahapan kegiatan,

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

SUPERVISI PENDIDIKAN. Pendekatan humanistik. Profesionalisasi. guru 2/12/2012. Bimbingan Bantuan Pembinaan Pengarahan Petunjuk Kemitraan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB II KAJIAN TEORI. dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

Pendetakan tradisional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : atasan menerapkan gaya kepemimpinan Initianting Structure dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Gaya kepemimpinan, Supervisi, Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru di MTsN Se Kabupaten Trenggalek Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya gaya kepemimpinan di MTsN Se kabupaten Trenggalek termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 92,52. Supervisi kepala sekolah di MTsN Se kabupaten Trenggalek juga termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 115,42, Dan untuk motivasi kerja kepala sekolah di MTsN Sekabuapaten Trenggalek juga termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 114,56. Penelitian ini menguatkan teori perpaduan teori Robert tannenbaum dan Warren A. Schsamid, studi kepemimpinan universitas Ohio Hosking, menurutnya gaya pemimpin adalah mereka yang secara konsisten memberikan Pengaruh yang efektif terhadap orde sosial, serta diharapkan dan dipersepsikan melakukannya. 1 Robert tannenbaum dan Warren A. Schsamid mengumukakan gaya kepemimpinan yang dapat dilukiskan sebagai kontinum. Kontinum tersbut tersebar diantara dua gaya kepemimpian yang ekstrem, yaitu gaya kepemimpinan yang otokratis dan gaya laissez faire. Jika kontinum itu diupayakan sebagai suatu garis maka ujung garis yang satu terletak gaya yang otokratis dan pada ujung yang lain terletak gaya kepemimpinan 1 Usman, Manajemen: Teori, Praktik. (Jakarta: Rajawali Press, 2000), 250. 100

101 demokratis.menurut Tannenbaum dan Schamid, kepemimpinan yang otokratis tekanan orientasinya diarahkan kepada tugas atau tercapainya tujuan organisasi atau lembaga, sedangkan kepemimpinan demokratis titik berat orientasinya kepada hubungan pemimpinan dengan yang dipimpin. Dengan demikian, jika dilihat dari otoritas pemimpin disatu pihak dan kebebasan bawahan dipihak yang lain, maka otoritter suatu pemimpin, makin besar otoritasnya, dan makin tidak ada kebebasan bagi bawahan. Dan sebaliknya, makin demokratis suatu pemimpin, makin besar kebebasan diberikan kepada bawahan Sedangkan penelitian Ohio State Univercity. Penelitian ini memperoleh gambaran mengenai dua dimensi utama dari perilaku pemimpin yaitu: Pertama, pembuatan inisiatif (initiating structure), adalah cara pemimpin melukiskan hubungannya dengan bawahan dalam usaha menetapkan pola organisasi, saluran komunikasi, dan metode/prosedur yang dipakai didalam organisasi. Ciri-ciri perilaku kepemimpinan struktur tugas adalah: (a) Mengutamakan tercapainya tujuan organisasi, (b) Mementingkan produksi yang tinggi, (c) Menyelesaikan tugas menurut jadwal yang ditetapkan, (d) Lebih banyak melakukan pengarahan, (e) Melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kerja yang ketat, (f) Melakukan pengawasan dengan ketat, (g) Penilaian terhadap bawahan semata-mata berdasar hasil kerja.

102 Kedua, perhatian (consideration), adalah perilaku yang berhubungan dengan persahabatan, saling mempercayai, menghargai, dan keintiman hubungan antara pemimpin dan bawahannya. Ciri-ciri perilaku kepemimpinan perhatian adalah: (a) Memperhatikan kebutuhan bawahan, (b) Berusaha menciptakan suasana saling percaya, (c) Berusaha saling menghargai, (d) Simpati terhadap perasaan bawahan, (e) Memiliki sikap bersahabat, (f) Menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusan, (g) Mengutamakan pengarahan diri, disiplin, dan pengontrolan diri. 2 Perlu dijelaskan disini bahwa kedua perilaku kepemimpinan tersebut tidak saling bergantung, artinya pelaksanaan perilaku yang satu tidak mempengaruhi perilaku yang lain. Dengan demikian, seorang pemimpin dapat sekaligus berperilaku kepemimpinan struktur tugas dan perhatian dalam derajat yang sama-sama tinggi maupun rendah. Begitu juga dengan Supervisi, supervisi merupakan program yang terencana untuk memperbaiki proses belajar mengajar, program ini dapat berhasil apabila supervisor memiliki keterampilan dan cara kerja yang efesien dalam kerja sama dengan guru dan petugas pendidikan lainnya. 3 Seorang pemimpin yang memilki kemampaun untuk memberikan motivasi kepada bawahnya, baik itu berbentuk motivasi intrinsik dan ektrinsik yang dapat membawa dampak yang positif. Sebagaimana menurut menurut Robbins motivasi adalah kesediaan untuk 2 Purwanto, Administrasi dan Supervisi. (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2003), 35. 3 Binti Maunah. Supervisi Pendidikan,..14.

103 mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. 4 Profesionalisme guru di MTsN Sekabupaten Trenggalek termasuk dengan kategori sedang dengan nilai rata-rata 116,42. Profesionalisme guru yang tinggi diwujudkan. Dalam hasil pengamatan profesionalisme guru yang tinggi dipengaruhi karena gaya kepemimpian, supervisi dan motivasi kerja kepala sekolah. Kepemimpinan menurut Hadari Nawawi bahwa kepemimpinan adalah kemapuan menggerakkan, memberi motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang di lakukan. 5 Dengan demikian gaya kepemimpinan mempunyai kekuatan untuk medorong pada bawahan untuk melaksakana tugas yang diberikan sehingga tujuan dari sebuah lembaga pendidikan akan tercapai dengan sangat baik. B. Pengaruh gaya kepemimpinan Terhadap profesionalisme guru di MTsn Se Kabupaten Trenggalek. Temuan dari penelitan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap profesionalisme guru yang 4 Robbins, S.P Judge. Prilaku organisasi, (Jakarta: Salemba Empat. 2007). 116 5 Haidar Nawawi, Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Haji Masagung, 1988), 81.

104 ditunjukkan dari t hitung > t tabel Nilai signifikansi untuk variabel gaya kepemimpinan adalah 0.003 dan nilai tersebut lebih kecil dari pada probabilitas 0.05 (0,003 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan ( ) terhadap profesionalisme guru. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap profesionalisme guru di MTsN Se-Kabupeten Trenggalek sebesar 40%. Berarti hasil penelitian ini menguatkan perpaduan teori Robert tannenbaum dan Warren A. Schsamid, studi kepemimpinan universitas Ohio 6 Hal ini menurut Aan dan Cepi dalam bukunya Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif perilaku gaya seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan tenaga pendidik dan kemajuan lembaganya. 7 Kepemimpinan kepala sekolah yaitu kemampuan kepala sekolah untuk memimpin, menggerakkan, melakukan koordinasi, atau mempengaruhi para guru dan segala sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Kepemimpinan sebagai suatu sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerjasama antar peran, kedudukan dari suatu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh. Kepemimpinan sebagai kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan- 6 Departemen P dan K, Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V, Buku II C: Administrasi Pendidikan, (Jakarta: 1981). 50 7 Aan & Cepi, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 172

105 tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan guna lebih memahami makna dari kepemimpinan 8 Dengan demikian Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan pada prinsip-prinsip belajar seumur hidup, berorientasi pada pelayanan dan membawa energi positif. Maka untuk menjadi seorang pemimpin haruslah mempunyai pengetahuan dan jiwa pemimpin Pemimpin Manajemen tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan hanya menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan keputusan dan pengaruh pada orang lain. Pengambilan tentang kebijaksanaan organisasi tetap ditangan pimpinan-atas, dan lainnya yang bersifat operasional atau bersifat teknis disebarkan kepada orang-orang lain sesuai dengan kedudukan dan tugasnya C. Pengaruh supervisi terhadap profesionalisme guru di MTsN Se Kabupaten Trenggalek. Temuan dari peneelitan meunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi terhadap profesionalisme guru yang ditunjukkan dari t hitung > t tabel Nilai signifikansi untuk variabel supervisi adalah 0.003 dan 8 W. Brown steven, Manajemen Kepemipinan,( Jakarta: Profesional Books, 1998). 167

106 nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0.05 (0,000 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh yang siqnifikan antara supervisi kepala sekolah (X2) dengan profesionalisme guru, Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi terhadap profesionalisme guru di MTsN Se- Kabupeten Trenggalek sebesar 52%. Hasil ini menguatkan teori George Kyte (1986) dan Ngalim Purwanto Guru dalam menjalankan tugasnya membutuhkan bantuan orang lain dalam hal memecahkan masalah-masalah yang dihadapi untuk mewujudkan Tujuan pendidikan. Misalnya untuk mengerti tujuan pendidikan, umum, Khusus, dan komptensi dasar, standart kompetensi, dan indikator, evaluasi dan sebagainya. Guru tersebut menharapkan apa dan bagaimana memberi pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat yang sedang berkembang. Orang yang berfungsi membantu guru dalam hal ini adalah kepala sekolah atau supervisor yang setiap hari lansung berhadapan dengan guru. Supervisi adalah program yang terencana untuk memperbaiki pelajaran, program ini dapat berhasil apabila supervisor memiliki keterampilan dan cara kerja yang efesien dalam kerja sama dengan guru dan petugas pendidikan lainnya. 9 Dengan demikian bahwa supervisi kepala sekolah sangat diperlukan. 9 Binti Maunah. Supervisi Pendidikan,..14.

107 D. Pengaruh Motivasi Kerja Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme guru di MTsN Sekabupaten Trenggalek Temuan dari penelitan meunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara supervisi terhadap profesionalisme guru yang ditunjukkan dari t hitung > t tabel Nilai signifikansi untuk variabel supervisi adalah 0.003 dan nilai tersebut lebih kecil daripada probabilitas 0.05 (0,000 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang siqnifikan antara motivasi kerja kepala sekolah dengan profesionalisme guru. pengaruh yang positf dan siqnifikansi antara motivasi kerja kepala sekolah profesionalisme guru di MTsN Sekabuapten Trenggalek sebesar 51%. Dari hasil penelitian ini menguatkan teori Mc. Cleland federick Herzberg, Roth Demikian juga menurut Robbins, S.P Judge bahwa motivasi dapat dilakukan dengan tujuan Merangsang seseorang untuk bekerja dengan baik Mendorong seseorang untuk bekerja lebih berprestasi, Merangsang seseorang untuk bekerja penuh tanggung jawab, Meningkatkan kualitas kerja, Mengembangkan produktivitas kerja, Mentaati peraturan yang berlaku, Jera dalam melanggar peraturan, Mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan, Mempertahankan prestasi kerja dan bersaing secara sportif. 10 E. Pengaruh Secara Bersama-sama antara gaya kepemimpinan, supervisi dan motivasi kerja kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di MTsN Sekabupaten Trenggalek 10 Robbins, S.P Judge. Prilaku organisasi, (Jakarta: Salemba EMPAT. 2007_, 116

108 Berdasarkan uji hipotesis pada bab sebelumnya gaya kepemimpinan, supervisi dan motivasi kerja kepala sekolah mampu menerangkan atau memprediksi nilai variabel terikat profesionalisme guru sebesar 52,1%. Sisanya sebesar 47.9% diteramgkan oleh faktor-faktor lain diluar regresi. Berdasarkan output di atas juga diperoleh angka R sebesar 0,486. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang tingi antara gaya kepemimpinan, supervisi dan motivasi kerja kepala sekolah terhadap profesionalisme guru. Dari tabel Anova, nilai F sebesar 9,308 dengan signifikansi 0,000. Pengujian dilakukan dengan menggunkan kriteria signifikansi atau sig dengan ketentuan sebagai berikut: jika angka signifikansi penelitian < 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak. Jika angka signifikansi penelitian > 0,05 Ha ditolak dan Ho diterima. Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS 23,0, tampak nilai r lebih kecil dari pada tingkat yang digunakan yaitu 0,000 atau 0,000< 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan, supervisi dan motivasi kerja kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di MTsN se Kabupaten Trenggalek. Menurut Katz dan Kahn, kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahanpengarahan rutin organisas.dengan demikian pemimpian adalah merupakan suatu tindakan atau aktifitas kegiatan untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi Menurut Muwahid Shulhan, pengertian umum kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang untuk dapat mempengaruhi,

109 mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu maksud atau tujuan tertentu. 11 Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang yang diarahkan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Sutisna merumuskan kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan dalam situasi tertentu. Sementara soepardi mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan sedikitnya mencakup tiga hal yang saling berhubungan, yaitu adanya pemimpin dan karateristiknya, adanya pengikut serta adanya situasi kelompok tempat pemimpin dan pengikut yang berinteraksi. Unsurunsur yang terlibat dalam situasi kepemimpinan adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain di satu pihak, orang yang dapat pengaruh di lain pihak, adanya maksud-maksud atau tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai, adanya serangkaian tindakan tertentu untuk mempengaruhi dan untuk mencapai maksud atau tujuan tertentu itu. 12 11 Muwahid Shulhan, Administrasi Pendidikan (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), 53. 12 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Elkaf, 2006). 130-131

110 Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, yaitu: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 13 Didalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 dijabarkan keempat kompetensi tersebut pada pasal 3 ayat 7, kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni dan budaya yaang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi: 1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu; dan 2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relavan, yang secara konseptual menaungi atau koherendengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompo mata pelajaran yang akan diampu. 14 13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri, 2006), 2. 14 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 ayat 7