BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (madebewind) yang diarahkan untuk mempercepat terwujudnya. pelayanan kepada masyarakat di tingkat desa dibentuklah sebuah

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengetahui kuliatas pelayanan publik pembuatan Kartu Tanda Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN KEPUTUSAN. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 63/KEP/M.PAN/7/2003, TANGGAL : 10 Juli 2003

Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

PEDOMAN UMUM PENYELENGARAAN PELAYANAN PUBLIK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYAN PUBLIK

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BAB 3 METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dan Istilah dalam proses pengadaan barang/jasa Pemerintah,

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PELAYANAN PUBLIK. menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pelayanan yang diberikan kepada

ENDANG WIRJATMI TRILESTARI KANTOR: STIA-LAN BANDUNG JL. CIMANDIRI TELP: FAX: BANDUNG RUMAH: JL. DANGDEUR INDAH NO.

II. TINJAUAN PUSTAKA

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM PADA UNIVERSITAS LAMPUNG

KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI LUAR NIKAH PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA

ANALISIS SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PASANG BARU (STUDI KASUS DI PT. PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG TENGAH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik merupakan istilah yang menggambarkan bentuk dan jenis. aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

PELAKSANAAN PELAYANAN PENDAFTARAN CALON JEMAAH HAJI BERDASARKAN SISTEM KOMPUTERISASI HAJI TERPADU (SISKOHAT) DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 78/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2002). konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KELURAHAN HANDIL BAKTI KECAMATAN PALARAN KOTA SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. citra yang kurang baik terhadap pihak pemerintah. Mengingat fungsi utama

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Permenpan No. 14 Tahun Makassar, 20 Februari 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN LANDASAN ULIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

PELAKSANAAN PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI BIDANG NON PERIJINAN DI KANTOR KECAMATAN BONTANG UTARA KOTA BONTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDI FARMASI

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

HENDRI HERDIANTO ABSTRAK

LAPORAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK BALAI VETERINER BANJARBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:

KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KANTOR KECAMATAN KUARO KABUPATEN PASER AINUL YAQIN 1

[ IKM UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG ] Tahun 2015

BAB II LANDASAN TEORI. Pada instansi pemerintahan seperti KPP Pratama Sleman orientasi

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAPAN TAHUN 2014

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI TENTANG PELAYANAN PARKIR WISATA BONTANG KUALA OLEH KANTOR DINAS PERHUBUNGANKOTA BONTANG

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

Jurnal Desain Interior Vol.IV/ No. 1/ Tahun 2017 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REFORMASI BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU (BPPT) KOTA SEMARANG DALAM MENCAPAI PELAYANAN PRIMA

PENGARUH PELAYANAN PUBLIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KANTOR KECAMATAN CIJEUNGJING KABUPATEN CIAMIS) GIAN NURHIDAYAH

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

LAPORAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK PADA BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

OMBUDSMAN RI & PENGAWASAN PELAYANAN PUBLIK

PENDAHULUAN. IKM - I 2016 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya adalah sekelompok orang yang sengaja

ANALISA KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PELAYANAN KANTOR CAMAT KECAMATAN SAROLANGUN. Dahmiri Universitas Jambi

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

LAPORAN HASIL SURVEI INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) LAYANAN KEMAHASISWAAN DI POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Good Governance adalah tata kelola pemerintahan yang baik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat membutuhkan pelayanan yang cepat tepat dan efisien. Bahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1982) adalah cara

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015

BATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya sendiri. Hal tersebut ditandai dengan lahirnya Undang-Undang

PENINGKATAN KINERJA BADAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2014 Fajar Hendro Utomo Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB II LANDASAN TEORI

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) ACEH

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

pada peran SDM yang ada di dalamnya.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pelayanan Publik 1. Pengertian Pelayanan Publik Secara etimologi pelayanan publik terdiri dari dua kata, yaitu pelayanan, dan publik. Pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani atau dilayani, tergantung kepada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pengguna. 1 Sedangkan publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap, dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki. 2 Sedangkan dari aspek terminologi pelayanan publik adalah segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh institusi pemerintah pusat dan/ atau daerah dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3 1 Moenir A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia (Jakarta: Bina Aksara, 2008), 26-27. 2 Syafi ie, Inu Kencana, Pengantar Ilmu Pemerintahan (Jakarta: PT. Pertja, 1999), 5. 3 Abdul Chalik dkk, Pelayanan Publik Tingkat Desa, 15. 16

17 Selanjutnya menurut undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. 4 Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Selanjutnya menurut UU itu juga, penyelenggara pelayanan adalah semua institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. Adapun tujuan pelayanan publik yaitu: pertama, terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik. Kedua; terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan koperasi yang baik; Ketiga, terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundangundangan; dan Keempat, terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. 5 4 UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 5 Abdul Chalik dkk, Pelayanan Publik Tingkat Desa, 18.

18 2. Penyelenggaraan Pelayanan Publik Pelayanan publik dapat diselenggarakan oleh organisasi publik maupun swasta dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik dapat diartikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prisipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6 Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas harus ada unsur-unsur pelayanan publik yang terpenuhi sehingga aktifitas tersebut dapat dikatakan aktifitas pelayanan publik antara lain: 7 1. Sistem, prosedur, dan metode. Artinya dalam pelayanan publik harus ada sistem informasi, prosedur dan metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan. 2. Personil, terutama ditekankan pada perilaku aparatur. Maksudnya adalah bahwa dalam pelayanan publik aparatur pemerintah sebagai personil pelayanan harus prefesional, disiplin, dan terbuka terhadap kritik, saran, dan nasehat dari pelanggan dan masyarakat. 6 Hardiansyah, Kualitas Pelayanan Publik; Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya (Yogyakarta: Gava Media, 2011), 11. 7 Abdul Chalik dkk, Pelayanan Publik Tingkat Desa, 16

19 3. Sarana dan prasarana. Artinya dalam pelayanan publik diperlukan peralatan, ruang kerja dan fasilitas pelayanan publik. Misalnya ruang tunggu, tempat parkir, kotak saran, WC, dan lain-lain. 4. Masyarakat sebagai pelanggan, dalam pelayanan pulblik masyarakat sebagai pelanggan sangatlah heterogen baik tingkat pendidikan maupun perilakunya. Pada dasarnya penyelenggaraan pelayanan publik ini dilaksanakan oleh penyelenggara Negara/pemerintah, lembaga independen yang dibentuk pemerintah, penyelenggara perekonomian dan pembangunan, badan usaha/badan hukum yang diberi wewenang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi pelayanan publik. Dan masyarakat umum atau swasta yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi pelayanan publik yang tidak mampu ditangani/dikelola oleh pemerintah. Adapun layanan yang umum dilakukan oleh organisasi pemerintah maupun swasta pada dasarnya berbeda-beda. Moenir 8, menyatakan bahwa bentuk pelayanan publik dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 1. Layanan dengan lisan Layanan ini dilakukan oleh pegawai dibidang hubungan masyarakat, bidang informasi, dan bidang lainnya yang tugasnya memberikan penjelasan kepada siapa saja yang membutuhkan. 8 Moenir A.S, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, 190.

20 Agar layanan ini berhasil sesuai dengan harapan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku layanan: a. Memahami hal-hal yang termasuk dalam bidang tugasnya. b. Mampu memberikan penjelasan terhadap sesuatu yang perlu dengan lancar, singkat, pada dan jelas. c. Bersikap sopan, santun, dan ramah. 2. Layanan dengan tulisan Layanan ini merupakan bentuk layanan paling menonjol dalam implementasi tugas, tidak hanya dari aspek jumlah tetapi juga dari aspek peranannya. Sesungguhnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama untuk layanan jarak jauh karena fakor biaya. Layanan ini terbagi dalam dua bagian yaitu: a. Layanan berupa petunjuk, informasi dan sejenisnya ditujukan kepada orang-orang berkepentingan supaya memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi. b. Layanan berupa berkas tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberian dan pemberitahuan. 3. Layanan dalam bentuk perbuatan Layanan ini sering terkombinasi dengan layanan lisan, sebab hubungan lisan terbanyak dilakukan dalam hubungan pelayanan secara umum, namun fokusnya diperbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh orang berkepentingan. Jadi tujuan pokok orang berkepentingan adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk

21 perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan. 3. Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Publik Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasan itu dapat diwujudkan dengan pelayanan publik yang berkualitas. Kualitas disini adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. 9 Secara lebih luas kualitas pelayanan dikatakan oleh Kotler adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. 10 Pada prinsipnya pengertian-pengertian tersebut di atas dapat diterima bila dikaitkan dengan kebutuhan atau kepentingan masyarakat yang menginginkan kualitas pelayanan dalam takaran tertentu. Namun demikian setiap jenis pelayanan publik yang diselenggarakan oleh instansi-instansi pemerintahan tentu mempunyai kritaria kualitas tersendiri. Hal ini tentu terkait erat dengan atribut pada masing-masing jenis pelayanan. Ciri-ciri yang ada dalam kualitas tersebut menurut Tjiptono adalah: 11 9 Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), 6. 10 Hardiansyah, Kualitas Pelayanan Publik; Konsep, Dimensi, Indikator dan Implementasinya, 35. 11 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), 56.

22 a. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses. b. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan-kesalahan. c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan. d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer. e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, dan lain-lain. f. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber AC, kebersihan, dan lain-lain. Sedangkan prinsip pelayanan publik berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/ KEP/ M.PAN/ 7/ 2003, meliputi: 1. Kesederhanaan, Prosedur/ tata cara pelayanan publik tidak berbelitbelit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan, Adanya kejelasan dan kepastian mengenai: a. Prosedur/ tata cara pelayanan umum, Persyaratan Pelayanan umum, baik teknis maupun administrasi, b. Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

23 c. Rincian biaya/ tarif pelayanan umum dan tatacara pembayaran, d. Hak dan Kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan umum berdasarkan bukti-bukti penerimaan permohonan/ kelengkapan sebagai alat untuk memstikan mulai dari proses pelayanan umum hingga kepenyelesaiannya, e. Pejabat yang menerima keluhan masyarakat apabila terdapat sesuatu yang tidak jelas, dan atau tidak puas atas playanan yang diberikan kepada masyarakat (pelanggan). 3. Kepastian Waktu, Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 4. Akurasi, Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. 5. Keamanan, Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. 6. Tanggung Jawab, Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7. Kelengkapan sarana dan prasarana, Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

24 8. Kemudahan Akses, Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan, Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. 10. Kenyamanan, Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyusunan prinsip dan standar pelayanan publik tersebut dipakai sebagai pedoman dalam pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan dapat dijadikan indikator penilaian terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan. Selanjutnya menurut Ratminto dan Atik ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima layanan. Kepuasan penerima layanan dicapai apabila penerima layanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. 12 12 Ratminto dkk, Manajemen Pelayanan (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), 28.

25 4. Standar Pelayanan Publik Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagai pedoman yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan, yang akan dijadikan pedoman bagi penerima pelayanan dalam proses pengajuan permohonan, serta sebagai alat kontrol masyarakat penerima pelayanan atas kinerja pemerintah. 13 Oleh karena itu perlu disusun dan ditetapkan standar pelayanan sesuai dengan sifat, jenis dan karakteristik layanan tersebut. Dalam proses perumusan dan penyususnannya harus melibatkan masyarakat dan stakeholder lainnya (termasuk aparat birokrasi) untuk mendapatkan saran dan masukan. Standar Pelayanan Publik berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, sekurang-kurangnya meliputi: 14 a. Prosedur pelayanan; prosedur pelayanan yang telah ditetapkan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan. b. Waktu pelayanan; waktu penyelesaian yang telah ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. 13 KepMenPAN Nomer 63 Tahun 2003 Standar Pelayanan Publik, 7. 14 Ibid., 7.

26 c. Biaya pelayanan; biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang telah ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. d. Produk pelayanan; hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. e. Sarana dan prasarana; penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. f. Kompetensi petugas pelayanan; kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan cepat berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan prilaku yang dibutuhkan. 5. Kualitas Pelayanan Publik Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah harus memperhatikan kepuasan dari penerima pelayanan. Dalam hal ini terdapat beberapa pendapat tentang kualitas pelayanan seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono, yaitu : 15 a. Josep M. Juran Juran mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan pemakaian (fitnes for us). Definisi ini menekankan pada pemenuhan harapan konsumen. b. W. Edward Dening Dening mendefinisikan kualitas sebagai upaya yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. 15 Fandy Tjiptono, Prinsip-Prinsip Total Quality Service (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), 11.

27 c. Taguchi Mendefinisikan kualitas sebagai keinginan yang ditimbulkan oleh suatu produk bagi masyarakat setelah produk itu diterima, selain kerugian-kerugian yang disebabkan fungsi instrinsik produk. Kualitas pelayanan merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan kepuasan bagi para pengguna pelayanan, jika pengguna pelayanan merasa puas dengan pelayanan yang telah diterima dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah memberikan pelayanan yang sesuai degan tugas pemerintah. Goetsch dan Davis yang diterjemahkan Fandy Tjiptono membuat definisi mengenai kualitas sebagai berikut: Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. 16 Berdasarkan beberapa definisi kualitas pelayanan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan adalah suatu kemampuan untuk menyesuiakan antara keinginan atau tuntutan penerima (masyarakat) pelayanan dengan pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. 16 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, 101.

28 Dengan demikian kebutuhan para penerima layanan harus dipenuhi oleh pihak penyelenggara pelayanan agar para penerima layanan tersebut memperoleh kepuasan. Untuk itulah diperlukan suatu pemahaman tentang konsepsi kualitas pelayanan. Menurut Wyckof Kualitas pelayanan diartikan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas pelayanan bukanlah dilihat dari sudut pandang pihak penyelenggara atau penyedia layanan, melainkan berdasarkan persepsi masyarakat (pelanggan) penerima layanan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan merasakan pelayanan yang diberikan, sehingga merekalah yang seharusnya menilai dan menentukan kualitas pelayanan. 17 Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan itu sesuai dengan apa yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik buruknya kualitas pelayanan tergantung kepada kemampuan penyedia layanan dalam memenuhi harapan masyarakat (para penerima layanan) secara konsisten. 17 Ibid., 59.

29 Berdasarkan uraian sejumlah pendapat diatas, maka pengertian kualitas pelayanan adalah totalitas karakteristik suatu konsep pelayanan yang mencakup seluruh aspek pelayanan, dan tolak ukur kualitas pelayanan itu adalah dapat memberi kepuasan kepada para pelanggan atau penerima layanan. B. Konsep Persepsi Kehidupan bermasyarakat tidak akan lepas dari persepsi masyarakat itu sendiri. Persepsi merupakan tanggapan atau penerimaan langsung dari seseorang. Menurut Jalaluddin Rachmat persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 18 Di sisi lain, dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu: 19 1. Seleksi adalah penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi adalah proses mengorganisasikan sehingga mempunyai arti bagi seseorang. 3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. 18 Jalaluddin Rachmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), 50. 19 Bimo Walgito, Psikologi Sosial: Persepsi Sosial, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2003), 54.

30 Selanjutnya, ada tiga tahapan yang mempengaruhi persepsi yang kesemua tahapan tersebut bersifat kontinu satu dengan lainnya. Tahapan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut: 20 1. Penyerapan Terhadap Rangsang atau Objek Dari Luar Individu Rangsang atau objek dalam hal ini diserap atau diterima oleh berbagai panca indera, baik penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pengecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak. Gambaran tersebut dapat tunggal atau jamak, tergantung objek persepsi yang diamati. Di dalam otak terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas atau tidaknya gambaran tersebut tergantung dari jelas atau tidaknya rangsangan, normalitas alat indera dan waktu yang baru saja atau sudah lama. 2. Pengertian atau Pemahaman Proses yang telah menjadi gambaran-gambaran atau kesankesan di dalam otak, maka gambaran tersebut diorganisir, digolonggolongkan (diklasifikasi), dibandingkan, diinterpretasikan, sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Penegertian yang terbentuk tergantung juga pada gambaran-gambaran lama yang telah 20 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), 54-55.

31 dimiliki individu sebelumnya (disebut persepsi). 3. Penilaian atau Evaluasi Apabila sudah mengerti dan memahami, terjadilah penilaian dari individu. Individu membandingkan pengertian atau pemahaman yang baru diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara subjektif. Penilaian individu berbeda-beda meskipun objeknya sama. Oleh karena itu persepsi bersifat individual. Berbagai ahli telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Thoha persepsi adalah proses kognitif yang dialami penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi. Yang dimaksud kognitif diatas adalah proses atau kegiatan mental yang sadar seperti berfikir, mengetahui, memahami, dan kegiatan konsepsi mental seperti; sikap, kepercayaan, dan penghargaan yang kesemuanya merupakan faktor yang menentukan perilaku. 21 Sugihartono mengemukakan bahwa persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun 21 Miftah Thoha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 23.

32 persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. 22 Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui inderaindera yang dimilikinya. Manusia tidak lepas dari kegiatan berpersepsi, hampir setiap hari manusia berpersepsi seperti persepsi ketika berkomunikasi dengan masyarakat, mengurus perizinan, bertemu dengan petugas instansi dan sebagainya. Demikian juga yang terjadi pada masyarakat pengguna layanan dalam mempersepsikan pelayanan tingkat desa di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Dengan mereka mamahami suatu hal tentang kualitas pelayanan, maka akan mempengaruhi bagaiamana mereka akan bersikap ataupun bertindak sesuai dengan apa yang mereka pahami. Menurut Miftah Thoha faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut: 23 1. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi. 22 Sugihartono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2007), 8. 23 Miftah Thoha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya, 154.

33 2. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Selanjutnya menurut Miftah Thoha proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu: 24 1. Stimulus atau Rangsangan: Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya. 2. Registrasi: Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut. 3. Interpretasi: merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang. 24 Ibid., 145.

34 Apabila dikaitkan dengan penelitian ini yang membahas mengenai persepsi masyarakat tentang pelayanan tingkat desa di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, dapat dimaknai bahwa dengan pandangan atau tanggapan masyarakat dalam menanggapi pelayanan tingkat desa yang nantinya akan membentuk persepsi dari setiap individu. Persepsi tersebut kemudian akan mempengaruhi pelayanan tingkat desa di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan. Persepsi tersebut, dibangun atas tiga indikator, yakni penyerapan, pengertian, dan evaluasi terdapap pelayanan tingkat desa di Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan

35 C. Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Persepsi Masyarakat Pengetahuan Pemahaman Penilaian Prosedur Pelayanan Persyaratan Pelayanan Kepuasan Pada Pelayanan Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Penjelasan: Persepsi masyarakat memilki tiga indkator yaitu pengetahuan, pemahaman, dan penilaian. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan tentang prosededur dan persyaratan pelayanan, sedangkan pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman tentang prosedur dan persyaratan pelayanan. Selanjutnya penilaian yang dimaksud adalah penilaian tentang kepuasan masyarakat pada pelayanan yang diterima dan semuanya dilihat berdasarkan karakteristik responden yaitu jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan.

36 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Pelayanan Tingkat Desa Kompeten Sikap Disiplin Akses Pelayanan Memiliki Kemampuan Sopan Ramah Tepat Waktu Mudah Terjangkau Cepat Tepat Maksimal Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan Penjelasan: Pelayanan tingkat desa yang dimaksudkan disini memiliki lima indikator yaitu kompeten (memiliki kemampuan), sikap (sopan dan ramah), disiplin (tepat waktu), akses (mudah terjangkau), dan pelayanan secara cepat, tepat, serta maksimal. Kemudian semuanya dilihat dengan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia reponden, pendidikan, serta pekerjaan responden.