PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) LIRA JUNITA NIM. 11050058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2017
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Lira Junita*), Dewi Yuliana Fitri**), Anny Sovia**) *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ========================================================== ABSTRACT The Background of the research was that the student are not responsible for solving tasks assigned by the teacher, and the student s mathematical learning outcome is still low. The research was to find out wheater the student s mathematical learning outcome VIII.3 class by implementing cooperative learning model numbered heads structured technique was better than VIII.4 conventional learning in class VIII SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang. Type of the was experimental research with a research design random subject. Population in this research was student of class VIII SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang in Academic Year 2016/2017 consisting of seven classes except class VIII.1 which is a superior class. Hypothesis test results gets at α = 0.05 is t count = 2.44 and t table = 1.671, so that the hypothesis is accepted. It can be concluded that student s mathematical learning outcome by implementing cooperative learning model numbered heads structured technique was better than conventional learning at class VIII SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang Padang Pariaman. Key word: Mathematical Learning Outcome, Numbered Heads Structured ========================================================== PENDAHULUAN Matematika adalah salah satu ilmu yang mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, matematika merupakan mata pelajaran wajib pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Bahkan, sekolah anak usia dini juga mempelajari matematika karena dengan belajar matematika siswa dapat mengembangkan pola pikir secara logis, kritis, dan sistematis. Hasil belajar adalah suatu yang diperoleh siswa setelah melakukan belajar dan menjadi tolak ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 1 Sintuk Toboh Gadang
Kabupaten Padang Pariaman pada tanggal 15 sampai dengan tanggal 22 Februari 2016 menunjukkan bahwa pembelajaran cenderung terpusat pada guru, karena guru cenderung berperan sebagai pemberi informasi utama. Pada saat guru menjelaskan materi, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru sehingga siswa tidak fokus dalam menerima materi pelajaran. Kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran matematika menyebabkan partisipasi siswa dalam mengemukakan ide-ide selama proses pembelajaran berlangsung juga kurang. Pada saat diberikan latihan, sebagian siswa hanya menunggu dan menyalin jawaban dari temannya karena rasa tanggung jawab siswa yang kurang terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini menyebabkan hasil belajar matematika siswa menjadi rendah. Salah satu upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur. Menurut Lie (2010: 60) model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur adalah suatu pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dengan pemberian nomor, penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya. Teknik ini dapat mendorong siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur lebih baik dari hasil belajar matematika siswa dengan penerapan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian relevan dengan penelitian yang telah dilakukan adalah Penelitian Merry Andriani (2012) dengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur disertai LKS terhadap pemahaman konsep matematis siswa kelas IX SMPN 25
Padang Tahun Ajaran 2012/2013. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan teknik Kepala Bernomor Terstruktur lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 sampai dengan 24 Oktober 2016 di kelas VIII SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/ 2017. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMPN 1Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman pada Tahun Pelajaran 2016/ 2017 yang terdiri dari 7 kelas, kecuali kelas VIII.1 yang merupakan kelas unggul. pengambilan sampel dilakukan secara acak, sehingga Kelas yang terambil pertama kali adalah kelas eksperimen yaitu kelas VIII.3 dan kelas VIII.4 sebagai kelas kontrol. variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif teknik Kepala Bernomor Terstruktur dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, dan variabel terikat adalah kemampuan hasil belajar matematika siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir dalam bentuk essay dengan indikator hasil belajar dengan reliabilitasnya yaitu dengan menggunakan pedoman penskoran Iryanti (2004: 14), yaitu rubrik penskoran skala 4. Menurut Sudjana (2005: 239) teknik analisis data menggunakan uji-t satu pihak jika kedua sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN Data mengenai hasil belajar matematika siswa melalui tes akhir hasil belajar matematika siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kelas Sampel Perhitungan Rata-rata ( X ), Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi (Xmaks), Skor Terendah (Xmin) Pada Kelas Sampel X mak X min Eksperimen 71,48 20,56 100 24 Kontrol 57,77 24,29 94 22 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen yaitu 71,48 lebih tinggi dari pada ratarata siswa kelas kontrol yaitu 57,77 dari 31 orang siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 24,dan dari 30 orang siswa yang mengikuti tes akhir pada kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 94 dan nilai terendah 22. Simpangan baku kelas kontrol lebih tinggi yaitu 24,29 dari pada simpangan baku kelas eksperimen yaitu 20,56 berarti kelas kontrol memiliki nilai yang beragam dari pada kelas eksperimen. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak maka sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Liliefors. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Sampel Kelas Eksperimen Kontrol Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa kelas sampel memiliki L 0 < L tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tes akhir hasil belajar matematika siswa kelas sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan uji F dengan kriteria pengujian adalah terima diperoleh jika, hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan kedua kelas sampel memiliki variansi yang homogen. Pengujian hipotesis menggunakan uji-t satu pihak pada diperoleh dengan kriteria, hasil perhitungan yang maka tolak dan terima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan pengamatan pada saat penelitian, terlihat bahwa siswa bersemangat dalam melakukan diskusi, sehingga siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Meskipun pada pertemuan pertama hanya beberapa siswa di dalam kelompok yang terlihat aktif dalam menyelesaikan soal latihan. Pada proses pembelajaran pertemuan kedua, masing-masing anggota kelompok sudah mulai terlihat bekerja sama dalam menyelesaikan soal. Pada pertemuan ketiga siswa mulai terlihat lebih bersemangat, semua siswa sudah berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam kelompoknya. Pada pertemuan keempat dan kelima teknik Kepala Bernomor Terstruktur dapat berjalan dengan baik. Hasil tes akhir hasil belajar matematika siswa menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten padang Pariaman seperti yang terlihat dari beberapa lembar jawaban siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Gambar 1. Hasil Tes Akhir Siswa Berkemampuan Tinggi Kelas Eksperimen Gambar 1 terlihat bahwa siswa sudah mampu memahami dan menyelesaikan soal dengan baik, dimana siswa telah bisa menentukan gradien dari garis yang saling tegak lurus.
Gambar 2. Hasil Tes Akhir Siswa Berkemampuan Tinggi Kelas Kontrol Gambar 2 menunjukkan siswa kelas kontrol hampir sama dengan kelas eksperimen yaitu sudah mampu menentukan rumus dari garis yang saling tegak lurus, namun pada nilai gradiennya siswa belum bisa menjawabnya dengan benar. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematis siswa kelas VIII.3 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor terstruktur lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa kelas VIII.4 dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMPN 1 Sintuk Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman. DAFTAR PUSTAKA Andriani, Merry. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor Terstruktur Disertai LKS terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa kelas IX SMPN 25 Padang (Skripsi). Padang: STKIP PGRI SUMBAR. Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja.Yogyakarta: Depdiknas. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.