MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa Indonesia. Akuntansi Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II RAGAM DAN LARAS BAHASA

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

RAGAM BAHASA INDONESIA. Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Modul ke: Bahahasa Indonesia Ragam Bahasa 04FEB. Fakultas. Nuryansyah Adijaya, M.Pd. Program Studi Manejemen

BAB 1 KONSEP DASAR BAHASA INDONESIA. Bahasa adalah alat komunikasi.

LARAS dan RAGAM BAHASA

ANALISIS BAHASA BAKU DAN NON BAKU DALAM BAHASA INDONESIA. Dra. SALLIYANTI

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Kalimat Efektif. Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 10Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Jumlah Penutur RAGAM BAHASA INDONESIA UNIVERSITAS WINAYA MUKTI RAGAM BAHASA INDONESIA 03/03/2016

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

BAHASA INDONESIA UMB. Ragam Bahasa. Dra. Hj. Winarmi. M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen.

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAHASA INDONESIA. Karakteristik Bahasa Indonesia. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA

Memahami Lafal Baku/Tidak Baku

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

03Teknik RAGAM BAHASA DALAM BAHASA INDONESIA. Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Baku Ragam Lisan dan Tulisan Bahasa Indonesia Tidak Baku

BAHASA INDONESIA. Berbicara untuk Keperluan Akademik. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

BAB I PENDAHULUAN. 1 R a g a m I l m i a h

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

Penting Tidaknya Bahasa Indonesia

BAHASA INDONESIA UMB. Penulisan Kata (Diksi) Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENGGUNAAN VARIASI BAHASA REMAJA DALAM RUBRIK MISS GAUL PADA MAJALAH GADIS

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO. Oleh: Erna Ikawati 1

Masmimar Mangiang, Dasar-dasar Penulisan materi kuliah Departemen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Indonesia

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Buku ini memuat kumpulan tulisan penulis dalam rangka

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI... FAKULTAS... UNIVERSITAS SEBELAS MARET

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

ANALISIS RAGAM BAHASA PADA PESAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TENGARAN JURNAL ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat

S I L A B U S TUJUAN MATA KULIAH:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Th Tahun : : Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Pendahuluan

ANALISIS GEJALA BAHASA PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWIT

I. PENDAHULUAN. Era Globalisasi membuat jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan. dimasyarakatkan luas pada khususnya. Agar bangsa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

Pengertian Kalimat Efektif

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

PENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL PADA TEKS IKLAN BROSUR PENAWARAN BARANG ATAU JASA. Skripsi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi.

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

Silabus. MKK 3010 Bahasa Indonesia. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PEMILIHAN KATA BAHASA INDONESIA SEBAGAI SARANA PENGUASAAN BAHAN AJAR

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,

RAGAM BAHASA 1. Ragam Formal & Nonformal 2. Ragam Lisan & Tulis 3. Ragam Ilmiah & Sastra

, 2015 ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA RAGAM TULIS DALAM SURAT PRIBADI MAHASISWA KOREA DI YOUNGSAN UNIVERSITY

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Kemampuan Menggunakan Kalimat Efektif Mahasiswa Jurusan Pendidikan. Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah STKIP PGRI Banjarmasin

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

ASPEK KEBAHASAAAN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH 1) oleh Wahya 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan. Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia dan bertujuan untuk :

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN BAHASA INDONESIA Ragam Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 04 90008 Sri Rahayu Handayani, S.Pd. Abstract Ragam Bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan,hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta medium pembicara Kompetensi Mahasiswa mampu memahami berbagai ragam bahasa Indonesia dengan baik dan benar 1

I. Pendahuluan merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus Besar oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan hilang. perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan, karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi, pidato,ceramah,dll. Pidato sering digunakan dalam acara-acara resmi. Misalnya pidato pesiden, pidato dari ketua OSIS, ataupun pidato dari pembina upacara. Sistematika dalam pidato pun hendaklah dipahami betul-betul. Agar pidato yang disampaikan sesuai dengan kaidah yang benar. Pidato sama halnya dengan ceramah. Hanya saja ceramah lebih membahas tentang keagamaan.kalau pidato lebih umum dan bisa digunakan dalam banyak acara. Ragam bahasa indonesia terbagi atas lima bagian, yaitu : Tempat : Dialek Jakarta, dialek Manado, dsb. Penutur : Golongan Cendekiawan dan bukan golongan Cendekiawan. Sarana : Ragam Lisan dan Ragam Tulisan. Bidang Penggunaan : Ragam Ilmu, Ragam Surat Kabar, dsb. Suasana Penggunaan : Ragam Resmi dan Ragam Santai. 2

II. Ragam Bahasa Seiring dengan perubahan masyarakat, bahasa pun mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000). memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku. Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari: 1. Ragam bahasa lisan 2. Ragam bahasa tulis Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam 3

ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya : Faktor Budaya atau letak Geografis Faktor Ilmu pengetahuan Faktor Sejarah Macam-macam ragam dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan media, berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan topik pembicaraan. A. Ragam berdasarkan media 1. Ragam Lisan Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan. Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciricirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masingmasing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda. Ciri-ciri ragam lisan: 4

Memerlukan orang kedua/teman bicara; Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu; Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh. Berlangsung cepat; Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu; Kesalahan dapat langsung dikoreksi; Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi. Contoh ragam lisan adalah Sudah saya baca buku itu. 2. Ragam Tulis Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat. Ciri struktur (unsur-unsur) bahasa Indonesia baku adalah sebagai berikut. 1) Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisten 2) Pemakaian fungsi gramatikal (subyek, predikat, dan sebagainya secara eksplisit dan konsisten 3) Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara tepat dan ajeg) 4) Pemakaian pola frase verbal aspek + agen + verba (bila ada) secara konsisten (penggunaan urutan kata yang tepat) 5) Pemakaian konstruksi sintesis (lawan analitis) 6) Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten 7) Pemakaian preposisi yang tepat 8) Pemakaian bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya 9) Pemakaian unsur-unsur leksikal berikut berbeda dari unsur-unsur yang menandai bahasa Indonesia baku 5

10) Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD) 11) Pemakaian peristilahan resmi Ciri-ciri ragam tulis : Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara; Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu; Harus memperhatikan unsur gramatikal; Berlangsung lambat; Selalu memakai alat bantu; Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi; Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca. Contoh ragam tulis adalah Saya sudah membaca buku itu. Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata): Tata Bahasa (Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata) a. Ragam Bahasa Lisan: 1) Nia sedang baca surat kabar. 2) Ari mau nulis surat. 3) Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu. 4) Mereka tinggal di Menteng. 5) Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. 6) Saya akan tanyakan soal itu. b. Ragam Bahasa Tulis: 1) Nia sedangmembaca surat kabar. 2) Ari mau menulis surat. 3) Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu. 4) Mereka bertempat tinggal di Menteng. 5) Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. 6) Akan saya tanyakan soal itu. 6

Kosa kata Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata: 1. Ragam Lisan 1) Ariani bilang kalau kita harus belajar 2) Kita harus bikin karya tulis 3) Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak 2. Ragam Tulis 1) Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar. 2) Kita harus membuat karya tulis. 3) Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak. Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada. Istilah lain yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi standar dan nonstandar. Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modern (Alwi, 1998: 14). Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan: 1. Topik yang sedang dibahas, 2. Hubungan antarpembicara, 3. Medium yang digunakan, 4. Lingkungan, atau 5. Situasi saat pembicaraan terjadi Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandard adalah sebagai berikut: 7 Penggunaan kata sapaan dan kata ganti, Penggunaan kata tertentu,

Penggunaan imbuhan, Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan Penggunaan fungsi yang lengkap. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue. Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti. Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat. Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar. Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana? Pulang. Sering kali juga kita menjawab Tau. untuk menyatakan tidak tahu. Sebenarnya, pëmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis. B. Ragam berdasarkan cara pandang penutur Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi. Contoh ragam dialek adalah Gue udah baca itu buku. Contoh ragam terpelajar adalah Saya sudah membaca buku itu. 8

Contoh ragam resmi adalah Saya sudah membaca buku itu. Contoh ragam tak resmi adalah Saya sudah baca buku itu. C. Ragam berdasarkan topik pembicaraan Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmiah, ragam hukum, ragam bisnis, ragam agama, ragam sosial, ragam kedokteran dan ragam sastra. Ciri-ciri ragam ilmiah: ragam baku; Penggunaan kalimat efektif; Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda; Penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias; Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea. Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan: 1) Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum) 2) Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis) 3) Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra) 4) Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran) 5) Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi) Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku lisan. III. Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan. Penyimpangan / kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Hiperkorek Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena membetulkan bentuk yang sudah benar sehingga menjadi salah. Contoh: 9

insaf (betul) menjadi insyaf (hiperkorek) pihak (betul) menjadi fihak (hiperkorek) asas (betul) menjadi azas (hiperkorek) 2. Pleonasme Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang sebenarnya tidak diperlukan. Pleonasme ada tiga macam : 1) Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata zaman dahulu (benar) dahulu kala (benar) zaman dahulu kala (pleonasme) 2) Bentuk jamak dinyatakan dua kali ibu-ibu (benar) para ibu (benar) para ibu-ibu (pleonasme) 3) Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya sudah cukup jelas maju ke depan kambuh kembali 3. Kontaminasi Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris contamination (pencemaran). Dalam ilmu bahasa, kata itu diterjemahkan dengan kerancuan. Rancu artinya kacau dan kerancuan artinya kekacauan. Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat, seperti morfem dan kata. Morfem-morfem yang salah disusun menimbulkan kata yang salah bentuk. Kata yang salah disusun menimbulkan frase yang kacau atau kalimat yang kacau. Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi suatu hal yang tumpang tindih.contoh kontaminasi imbuhan: (meng+kesamping+kan) mengesampingkan (benar) (men+samping+kan) menyampingkan (benar) 10

Contoh kontaminasi frase: Kadang-kadang (benar) Ada kala(nya) (benar) Kadang kala (kontaminasi) Berulang-ulang (benar) Berkali-kali (benar) Berulang kali (kontaminasi) mengenyampingkan (kontaminasi) Contoh kontaminasi kalimat: Rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (benar) Dalam rapat itu, hadir para pejabat setempat. (benar) Dalam rapat itu dihadiri oleh para pejabat setempat. (kontaminasi) 4. Perombakan Bentuk Pasif Perombakan bentuk pasif ada tiga : a. Pemakaian awalan di-untuk bentuk pasif yang seharusnya tidak berawalan di- Contoh: Buku itu dibaca oleh saya. (tidakbaku) Buku itu saya baca. (baku) b. Penghilangan awalan di-untuk bentuk pasif yang seharusnya menggunakan awalan di- Contoh: Buku itu dibaca oleh mereka. (baku) Buku itu mereka baca. (tidakbaku) c. Penyisipan kata diantara dua kata dari sebuah frase terikat Contoh: Buku itu saya akan baca. (tidakbaku) Buku itu akan saya baca. (baku) 11

5.Kesalahan berbahasa yang berhubungan dengan pemakaian / penghilangan kata tugas Kesalahan pemakaian kata tugas dalam berbahasa Indonesia ada tiga macam : a. Ketidak tepatan kata tugas yang digunakan Contoh : Hasil dari pada penelitian itu sangat memuaskan.(tidak tepat) Hasil penelitian itu sangat memuaskan. (baku). b.pemakaian kata tugas yang tidak diperlukan Contoh : Kepada mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (tidak baku) Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku) c.penghilangan kata tugas yang diperlukan Contoh : Dia bekerja sesuai peraturan yang berlaku. (tidakbaku) Dia bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. (baku) 6.Pengaruh bahasa daerah Pengaruh bahasa daerah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ada dua macam: a. Pengaruh dalam pembentukan kata, yaitu pemakaian awalan ke- (yang seharusnya awalan ter-) dan penghilangan imbuhan. Contoh pemakaian awalan ke- : ketabrak, kepukul (tidakbaku) tertabrak, terpukul (baku) Contoh penghilangan imbuhan: Hasil penelitiannya beda dengan hasil penelitian saya. (tidakbaku) Hasil penelitiannya berbeda dengan hasil penelitian saya. (baku) b. Pengaruh dalam susunan kalimat, penggunaan akhiran nya Contoh : Rumahnya Pak Ahmad sangat besar. (tidakbaku) 12

Rumah Pak Ahmad sangat besar. (baku) 7.Pengaruh bahasa asing Pengaruh bahasa asing yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa Indonesia ialah pemakaian kata tugas (kata ganti penghubung) seperti: yang mana, dimana, kepada siapa. Contoh : Baju yang mana baru saya beli, telah sobek. (tidakbaku) Baju yang baru saya beli, telah sobek. (baku) Bandung dimana saya dilahirkan sekarang sangat panas. (tidakbaku) Bandung tempat saya dilahirkan sekarang sangat panas. (baku) Orang kepada siapa ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(tidakbaku) Orang tempat ia berlindung, kemarin meninggal dunia.(baku) 13

Daftar Pustaka Arifin, E. Zaenal. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2012. Pedoman Umum Ejaan yang Disempusnakan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Depdikbud. 1991. Kamus Besar. Jakarta: PN Balai Pustaka. Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Ende: Nusa Indah. --------------, 1998. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rahayu, Minto. 2009. di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Ruskhan, Abdul Gaffar. 2007. Kompas. Jakarta: Grasindo Utama. Satata, Sri, Devi S, dan Dadi W. 2012., Mata Kuliah Pengembangan Kepribadianional. Jakarta: Mitra Wacana Media. Solihin, dkk. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Uhamka Press. Sugono, Dendy dkk. 2012. Kamus Besar Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Widjono Hs. 2007.. Jakarta: Grasindo. 14