BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian, Tujuan dan Sasaran Program KB. kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kontrasepsi Hormonal (PIL)

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

contoh kasus KB 2 Kasus Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PASCA PERSALINAN. Disusun Oleh :

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang

Bab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

MODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE KONTRASEPSI. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

SAP KELUARGA BERENCANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu. b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI

PELAYANAN KONTRASEPSI dan RUJUKAN

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon akif estrogen/progesin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon akif.

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat sementara dan dapat pula bersifat menetap (Subroto, 2011).

LOGO. Marselinus Laga Nur. Kontrasepsi

M etode P engendalian K elahiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kependudukan dan pembangunan keluarga, Keluarga Berencana adalah upaya

Perdarahan dari Vagina yang tidak normal. Beberapa masalah terkait dengan menstruasi. Perdarahan selama kehamilan atau setelah persalinan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPERAWATAN MATERNITAS II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

Keistimewaan metode barier ini adalah: Mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS Meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan tindakan medis di Amerika Serikat dan Eropa sejak tahun 1960.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma sehingga dapat mencegah

KONTRASEPSI. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGABDIAN MASYARAKAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

konsekuensinya : sperma sudah harus ada sebelum sel telur dilepaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

Beberapa Penyakit Organ Kewanitaan Dan Cara Mengatasinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI (KELUARGA BERENCANA)

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian kontrasepsi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara permanen (Winkjosastro, 2002). Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Daya guna kontrasepsi terdiri atas daya guna teoritis atau fisiologik (theoretical effectiveness), daya guna pemakaian (use effectiveness), dan daya guna demografik (demographic effectiveness). Daya guna teoritis merupakan kemampuan suatu cara kontrasepsi bila dipakai secara tepat, sesuai dengan instruksi dan tanpa kelalaian. Daya guna pemakaian adalah perlindungan terhadap konsepsi yang ternyata pada kenyataan sehari-hari dipengaruhi oleh faktor ketidakhati-hatian, tidak taat azas, motivasi, keadaan sosial ekonomi, budaya, pendidikan, dan lain-lain. Daya guna demografik menunjukkan berapa banyak kontrasepsi diperlukan untuk mencegah suatu kelahiran (Winkjosastro, 2002). 2.2. Tujuan pelayanan kontrasepsi Tujuan umum dari pelayanan kontrasepsi adalah pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB. Tujuan pokok yang diharapkan adalah penurunan angka kelahiran yang bermakna (Hartanto, 2004). 2.3. Metode kontrasepsi 2.3.1. Metode Sederhana a. Kontrasepsi Tanpa Menggunakan Alat a.1. Senggama Terputus Cara ini merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan sampai sekarang masih digunakan oleh manusia. Senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pria menyadari sebelumnya akan ada terjadi ejakulasi, dan

dalam waktu kira-kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina. Keuntungan dari cara ini adalah tidak membutuhkan biaya, alat maupun persiapan. Akan tetapi kekurangannya adalah dibutuhkan pengendalian diri yang besar dari pria dan penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni. Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh: i. Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang mengandung sperma. ii. Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina. iii. Pengeluaran semen dekat vulva dapat menyebabkan kehamilan. a.2. Pantang Berkala Prinsip metode pantang berkala ini adalah tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pertengahan siklus haid atau ditandai dengan keluarnya lender encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur digunakan rumus siklus terpanjang dikurangi 11 hari dari siklus terpendek dikurangi 18 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam jangka waktu subur tersebut harus pantang sanggama, dan diluarnya merupakan masa aman. Sebagai contoh, jika seorang wanita mempunyai siklus haid dari hari ke 28 sampai hari ke 36, maka perhitungannya adalah 28-18=10, dan 36-11=25. Maka kontrasepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga hari ke 25 daur haid, sehingga masa aman adalah hari pertama sampai hari ke 9 daur haid. Metode ini tanpa efek samping, gratis digunakan oleh semua wanita baik tua maupun muda. Bagi wanita, cara ini sangat sulit dilaksanakan karena sukar menentukan saat ovulasi yang tepat terlebih lagi hanya sedikit wanita yang mempunyai daur hidup teratur. b. Kontrasepsi dengan Menggunakan Alat b.1. Kondom Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastic (vinil), atau bahan alami (produk hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual ataupun dipasang pada vagina saat berhubungan seksual.

Pada dasarnya ada 2 jenis kondom, kondom kulit dan kondom karet. Kondom kulit terbuat dari usu domba, sedangkan kondom karet lebih elastis dan murah sehingga lebih banyak digunakan. Sedangkan tipe kondom terdiri dari kondom biasa, kondom berkontur (bergerigi), kondom beraroma, dan kondom tidak beraroma. Kekurangan dari kondom adalah dapat robek, pelumas kurang atau tekanan pada waktu ejakulasim dan sebagian kecil ditentukan kasus alergi terhadap kondom karet. Dan kelebihan dari alat kontrasepsi ini adalah murah, mudah diperoleh, tidak memerlukan pengawasan dan dapat mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin. b.2. Diafragma Diafragma adalah suatu mangkok dangkal yang terbuat dari karet lunak yang dipakai oleh wanita menempel di mulut rahim, untuk mencegah sel mani agar tidak masuk ke dalam rahim. Spermisida yang dipakai bersamaan dengan diafragma akan membantu membunuh sel-sel mani dan juga melindungi terhadap ancaman penularan gonorrhea dan Chlamydia. Diafragma terdapat dalam berbagai ukuran, dan diperlukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan untuk menentukan ukuran diafragma yang cocok. Diafragma tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang 6 jam sebelumnya, tidak mempunyai pengaruh sistemik, akan tetapi pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra dan diafragma juga bisa bocor terutama setelah dipakai lebih dari satu tahun. Pemeriksaan pelvis oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan. b.3. Spermisida Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Spermisida menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembunuhan sel telur. Spermisida dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal atau krim. Spermisida kurang efektif dalam mencegah kehamilan apabila digunakan sendiri. Akan tetapi akan sangat efektif apabila digunakan dengan metode lainnya seperti diafragma dan kondom.

Metode ini tidak mengganggu produksi ASI, mudah digunakan dan tidak memerlukan pemeriksaan kesehatan khusus. Disamping itu terdapat kekurangan metode ini, seperti kurang efektif dalam penggunaannya karena harus menunggu waktu 10-15 menit setelah pemakaian sebelum melakukan hubungan seksual dan efektivitasnya pemakaian hanya 1-2 jam saja. 2.3.2. Metode Modern a. Kontrasepsi Hormonal a.1. Pil a.1.1. Pil Kombinasi Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif, karena selain mencegah terjadinya ovulasi juga mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahab-perubahan pada lender serviks sehinggan menjadi kurang banyak dan kental, yang menyebabkan sperma tidak dapat masuk ke cavum uteri. Pil kombinasi ada yang berisi 21 atau 22 pil dan ada yang berisi 28 pil dalam satu bungkus. Pil kombinasi ada yang berisi 21 atau 22 pil dalam satu bungkus, diminum mulai hari kelima haid atau satu pil setiap hari sampai habis. Pil dalam bungkus kedua diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil kombinasi yang berisi 28 pil diminum setiap malam secara terus-menerus. Tidak semua wanita dapat menggunakan pil kombinasi. Wanita yang mempunyai masalah kesehatan sebagai barikut sebaiknya tidak menggunakan pil kombinasi : i. Menderita hepatitis atau penyakit kuning. ii. Menderita gejala stroke atau penyakit jantung. iii. Mempunyai masalah pembekuan darah. iv. Merokok dan umur lebih dari 35 tahun karena akan mempunyai resiko serangan jantung atau pecah pembuluh darah otak. v. Mencerita diabetes atau epilsepsi. Efek samping dari pil kombinasi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu efek samping ringan dan efek samping berat. Efek samping ringan berupa tambhan berat badan, perdarahan di luar haid, depresi dan gangguan gastrointestinal. Sedangkan efek samping berat adalah tromboemboli yang terjadi karena

peningkatan aktivitas faktor pembekuan dan dapat juga disebabkan pengaruh vaskuler secara langsung. Pil kombinasi ini efektif dalam pemakaiannya, frekuensi koitus tidak perlu diatur, siklus haid jadi teratur dan keluhan-keluhan dismenorea yang primer menjadi berkurang atau hilang sama sekali. Kekurangan pil kombinasi ini adalah harus diminum setiap hari sehingga kadang-kadang dapat lupa, dan ada efek samping yang bersifat sementara seperti mual, muntah, sakit kepala, buah dada terasa nyeri dan setelah berhenti minum pil dapat menimbulkan amenore yang persisten. a.1.2. Mini Pil Mini pil tidak mengandung estrogen dan hanya mengandung progestin saja, sehingga mini pil ini lebih aman bagi wanita yang tidak cocok menggunakan pil kombinasi. Mini pil baik bagi ibu yang sedang menyusui karena tidak mengandung zat yang menyebabkan pengurangan produksi ASI, dan digunakan mulai hari pertama sampai hari kelima masa haid. Mini pil tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi produksi ASI, nyaman dan mudah digunakan, mengurangi nyeri haid, dan kesuburan cepat kembali. Sedangkan kekurangannya adalah mengalami gangguan haid, peningkatan atau penurunan berat badan, resiko kehamilan ektopik cukup tinggi dan apabila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar. Wanita yang tidak boleh menggunakan mini pil adalah mereka yang termasuk ke dalam: i. Hamil atau diduga hamil. ii. Mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. iii. Menderita kanker payudara atau mempunyai riwayat kanker payudara. iv. Menderita mioma uterus karena progestin memicu pertumbuhan mioma uterus. v. Mempunyai riwayat stroke karena progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.

a.2. Suntikan a.2.1. Suntikan Kombinasi Jenis suntikan kombinasi adalah Cycloferm dan Mesigyna yang mengandung hormon estrogen dan progestin yang disuntikkan setiap bulan. Jenis suntikan ini cocok untuk wanita yang ingin mendapat haid yang teratur setiap bulan. Suntikan kombinasi membuat lender serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu, dan menekan ovulasi. Suntikan kombinasi tidak mengganggu hubungan seksual, risiko terhadap kesehatan kecil, tidak diperlukan pemeriksaan dalam jangka panjang, mengurangi nyeri saat haid dan mengurangi jumlah perdarahan. Efek samping yang ditimbulkannya adalah terjadi perdarahan bercak atau spotting, mual, pusing, nyeri payudara ringan, penambahan berat badan dan dapat mengakibatkan efek samping yang serius seperti serang jantung, stroke, adanya bekuan darah dalam paru atau otak dan dapat menyebabkan timbulnya tumor hati. Wanita yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi adalah mereka yang termasuk ke dalam: i. Wanita hamil atau diduga hamil. ii. Wanita menyusui di bawah umur 6 minggu pasca persalinan. iii. Mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya. iv. Penderita penyakit hati akut, mempunyai riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah tinggi (> 180/110 mmhg) v. Wanita berumur diatas 35 tahun yang merokok. vi. Mempunyai riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis yang berumur di atas 20 tahun vii. Menderita kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain a.2.2. Suntikan Progestin Suntikan progestin seperti Depo-Provera dan Noris-terat megandung hormone progestin saja. Suntikan ini sangat baik bagi wanita yang menyusui dan suntikan diberikan setiap dua bulan atau tiga bulan sekali. Suntikan ini mengentalkan lender serviks dan menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadika selaput lender rahim tipis dan strofi sehingga menghambat transportasi

gamet oleh tuba. Penyuntikkan harus dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan. Suntikan ini sangat efektif dalam mencegah kehamilan dalam jangka panjang, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah. Efek samping yang ditimbulkannya adalah perdarahan yang tidak teratur atau bercak-bercak darah, berat badan meningkat, dan pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepadatan tulang (densitas), kekeringan pada vagina, menurunkan libio dan sakit kepala. Wanita yang tidak boleh menggunakan suntikan ini adalah mereka yang hamil, mengalami perdarahan pervaginam, menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara dan yang menderita diabetes mellitus disertai komplikasi. a.3. Implant/Susuk Implant merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dipasang di bawah kulit di lengan kiri pengggunanya. Metode ini dapat dipakai oleh semua wanita dalam usia reproduksi dan aman dipakai pada masa menyusui. Pemasangan dan pencabutan kembali metode ini hanya dapat dilakukan oleh petugas keamanan yang terlatih. Metode ini membuat lender serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma sehingga menekan ovulasi. Sesuai dengan perkembangannya, implant terdiri dari tiga jenis yaitu: i. Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4cm, dan diisi dengan 36 mg Levonogestrel. Jenis norplant ini efektif untuk penggunaan selama 5 tahun. ii. Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. iii. Jadena dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. Implant efektif dalam menunda kehamilan jangka panjang (5 tahun), bebas dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mengganggu

produksi ASI dan dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. Waktu yang paling baik untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra-evolusi dari masa haid. Efek samping yang ditimbulkannya adalah nyeri kepala, peningkatan atau penurunan berat badan, nyeri payudara, mual, pening, mengalami gangguan haid (terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah). Wanita yang tidak boleh menggunakan implant adalah wanita hamil atau disangkal hamil, penderita penyakit hati, kanker payudara, diabetes mellitus, kelainan kardiovaskular dan wanita yang mempunyai riwayat kehamilan ektopik. b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari bahan plastic dan tembaga yang hanya boleh dipasang oleh dokter atau bidan terlatih. Setelah di rahim, AKDR akan mencegah sperma pria bertemu dengan sel telur wanita. Pemakaian AKDR dapat sampai 10 tahun (tergantung kepada jenisnya) dan dapat dipakai oleh semua wanita umur reproduksi. Sampai saat ini terdapat banyak jenis AKDR, dan yang paling banyak digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesi adalah jenis Lippes loop. AKDR dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang termasuk dalam golongan bentuk terbuka linear antara lain Lippes loop, Saf-T-coil, multiload 250, Cu-7, Cu-T, Cu t 380 A, Spring coil, Marguiles spiral, dan lain-lain; sedang yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin antara lain adalah Ota ring, Antigon F, Ragab ring, cincin Gravenberg, cincin Hall-Stone, Binberg bow, dan lain-lain. Pemasangan AKDR sebaiknya dilakukan pada masa haid, untuk mengurangi rasa sakit dan memudahkan insersi melalui kanalis servikalis. Segera setelah pemasangan AKDR, rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi. Biasanya rasa nyeri ini dapat berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat dikurangi atau dihilangkan dengan pemberian analgetika. Jika keluhan berlangsung terus, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang mempunyai ukuran yang lebih kecil.

Sebagai alat kontrasepsi AKDR mempunyai efektivitas yang tinggi dan merupakan metode jangka panjang, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi produksi ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi), dapat digunakann setelah menopause, tidak interaksi dengan obat-obat dan membantu mencegah kehamilan ektopik. Efek samping yang ditimbulkannya adalah perubahan siklus haid, haid menjadi lebih banyak dan lama, adanya perdarahan berat saat haid sehingga memungkinkan menyebabkan anemia. Wanita yang tidak dapat menggunakan AKDR adalah mereka yang dalam keadaan: i. Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil). ii. Mengalami perdarahan pervaginam yang tidak diketahui. iii. Menderita infeksi alat genital (vaginalis, servisitis). iv. Tiga bulan terakhir sedang mengalami abortus septic. v. Mempunyai kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. vi. Menderita kanker alat genital. c. Sterilisasi c.1. Sterilisasi Wanita (Metode Operasi Wanita/MOW) Sterilisasi wanita adalah pemutusan saluran telur wanita yang dilakukan dengan operasi. Sterilisasi ini merupakan tindakan bedah yang aman dan hanya berlangsung selama 30 menit. Petugas kesehatan melakukan sayatan kecil di kulit perut ibu, kemudian memotong atau mengikat saluran yang membawa sel telur dari indung telur ke rahim. Tindakan ini tidak akan mempengaruhi hubungan seksual wanita. Operasi dapat dilakukan selama siklus haid, pasca persalinan dan pasca keguguran. Pada konferensi khusus Perkumpulan Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan (3-5 Juni 1976), MOW dianjurkan pada wanita dengan usia antara 25-40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut : i. Umur anatara 25-30 tahun dengan 3 orang anak atau lebih. ii. Umur antara 30-35 tahun dengan 2 orang anak atau lebih. iii. Umur antara 35-40 tahun dengan 1 orang anak atau lebih.

Wanita yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi adalah: i. Wanita hamil atau wanita yang diduga hami. ii. Mengalami perdarahan vaginal yang belum jelas. iii. Mengalami infeksi sistemik atau pelvic yang akut. iv. Kurang pasti keinginannya untuk melakukan sterilisasi. c.2. Sterilisasi Pria (Metode Operasi Pria/MOP) Sterilisasi pria adalah suatu tindakan bedah yang sangat sederhana yaitu dilakukan pemotongan saluran yang membawa sperma dari skrotum ke penis. Tindakan operasi ini hanya berlangsung beberapa menit dan tidak mempengaruhi kemampuan pria untuk melakukan hubungan seksual. Pria masih mampu untuk ejakulasi cairan sperma, akan tetapi cairan sperma tersebut tidak mengandung benih sperma. Setelah operasi, pria tersebut harus terlebih dahulu ejakulasi sampai 20 kali sebelum benih sperma benar-benar bersih. Oleh karena itu, sebelum vasektomi dikatakan benar-benar steril, dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi yang biasa digunakan. 2.4. Karakteristik ibu yang mempengaruhi pengetahuan 2.4.1 Pengertian ibu Ibu adalah seorang wanita yang terikat pernikahan atau tidak akan melahirkan anak (Poewodarminto, 2003). 2.4.2 Karakteristik yang mempengaruhi pengetahuan 1. Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikanpenyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua menunjukkan hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur. Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah panjangnya interval didalam pengelompokkan cukup untuk tidak menyembunyikan peran umur dapat dibandingkan dengan pengelompokkan umur pada penelitian orang lain. Untuk keperluan perbandingan maka WHO menganjurkan pembagianpembagian umur sebagai berikut:

a. Menurut tingkatan kedewasaan. b. Interval 5 tahun. 2. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik matang pada individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya. Untuk mencapai nilai-nilai hidup merupakan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut seseorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar (Notoadmodjo, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan seseorang dibedakan menjadi dua, yakni: a. Faktor intern Mencakup kecerdasan persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya yang berfungsinya untuk mengolah rangsangan dari luar. b. Faktor ekstern Meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik, seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dan sebagainya. Semakin sempurna atau semakin baik, faktor intern dan faktor ekstern yang mempunyai perilaku seseorang mengenai suatu hal semakin baik tingkat pengetahuan orang tersebut (Notoadmodjo, 2003). 2.5 Pengetahuan 2.5.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yang disebut AIETA, yakni: a. Kesadaran (Awareness), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek). b. Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi. d. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana dengan pengetahuan dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Satu contoh dapat dikemukakan di sini, ibu-ibu peserta KB yang diperintahkan oleh lurah atau ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut mengetahui makna dan tujuan KB, mereka akan segera keluar dari peserta KB setelah beberapa saat perintah tersebut diterima. 2.5.2 Tingkatan pengetahuan Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yakni: a) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu temtang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan jenis-jenis alat kontrasepsi. b) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau maeri harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di suatu tempat dan lain sebagainya.