ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BAYI LAHIR TIDAK MENANGIS SPONTAN

dokumen-dokumen yang mirip
NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan,

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/ Penyajian Data Dasar Secara Lengkap. Pengkajian kasus By Ny A dengan asfiksia sedang di RSUD

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL TERHADAP BAYI NY. R DI RB SAYANG IBU DI 38 B BANJAREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY.NY S BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT. : Ruang bayi RSUD R.Syamsudin SH. Tanggal/Jam Lahir : 25 Maret 2012 jam 19.

Membantu Bayi Bernapas Lembar Balik Fasilitator

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

SOP RESISUTASI PADA ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR

ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR. Dosen Pengasuh : Dr. Kartin A, Sp.A.

MANAJEMEN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.

PENGKAJIAN PNC. kelami

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

RESUSITASI. By : Basyariah Lubis, SST, MKes

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB III KASUS ASUHAN KEBIDANAN. PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BAYI Ny. K DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUANG BOUGENVIL RSUD SUNAN KALIJAGA

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

Pusat Hiperked dan KK

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR (BBL) UNTUK BIDAN. Ekawaty lutfia Haksari Perinatologi, IKA UGM/RSU Sardjito Yogyakarta

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tanggal masuk/pukul : 04 Maret 2013 Pukul : WIB. Tempat : Bangsal Perinatologi di RSUD dr.

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANGGOTA KELOMPOK 1 : 1.Ellaeis Guinea (14006) 2.Febriyanti Dwi S (14007) 3.Herlita Sari M. (14011) 4.Magdalena P. A. C (14015) 5.Natalia Ratna K.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL. No. Dokumen : No. Revisi : Hal.:1/5. Tgl. Terbit :

BAYI BARU LAHIR DARI IBU DM OLEH: KELOMPOK 14

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

KASUS GIZI BURUK. 1. Identitas. a. Identitas Balita. : Yuni Rastiani. Umur : 40 bln ( ) Tempat Tanggal Lahir : Tasikmalaya,

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : YOLANDA KOLO

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

DAFTAR TILIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) PETUNJUK

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada di dalam teori dengan

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

LAMPIRAN. Lampiran 1

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

KASUS III. Pertanyaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

No HP ANC STATUS : Keterangan :

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

BAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

MANAJEMEN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR UNTUK BIDAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

AKADEMI KEBIDANAN BAKTI INDONESIA BOGOR

PENILAIAN PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK RESUSITASI NEONATUS. Tim Penyusun

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

M/ WITA/ P4A0

DI BPS KOKOM KOSMAYATI PERIODE 10 NOVEMBER JANUARI 2016

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI USIA 2 6 MINGGU. Disusun Oleh Rosaning Harum Mediansari

Transkripsi:

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BAYI LAHIR TIDAK MENANGIS SPONTAN LANDASAN TEORI Proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan satu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, maka bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih esensial dari asuhan bayi baru lahir. Setelah bayi lahir esensilanya bayi akan menangis dengan spontan. Apabila bayi lahir tidak menangis dapat terjadi beberapa faktor yaitu bayi mengalami sumbatan jalan nafas karena lendir dan air ketuban atau juga dapat disebabkan karena asfeksia neonatomm. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi barn lahir disebabkan oleh asfeksia yaitu keadaan dimana bayi barn lahir tidak dapat bernafas spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna sehingga tindakan keperawatan untuk keperawatan dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungkin terjadi (Sarwono, 2005). ETIOLOGI Sambutan pada jalan nafas diakibatkan atau dikarenakan oleh lendir dan air ketuban yang menyumbat pada hidung, mulut dan tenggorokan halus langsung dilakukan pembersihan jalan nafas agar bayi dapat bernafas dan menangis, setelah itu beri rangsang taktil bila bayi tidak juga menangis, bila tidak menangis maka ditakutkan terjadi asfiksia yaitu pengembangan paru BBL terjadi pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusui dengan pernafasan teratur, bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan, oksigen dari ibu ke jari in maka akan terjadi aksifikasi neonatorium. Penggolongan penyebab kegagalan pernafasan pada bayi terdiri dan : 1. Faktor ibu a. Hipoksia ibu, hal mi akan menimbulkan hipoksia jari in, hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgesic atau anastesi dalam. b. Gangguan aliran darah uterus, berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya pengaliran 02 ke placenta dan ke jari in. 2. Faktor placenta Solusio placenta dan perdarahan placenta 3. Faktor fetus Tali pusat menumbang, lilitan tali pusat, kompresi tali pusat antara jari in dan jalan lahir. 4. Faktorneonatus a. Pemakaian obat anastesi / analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan jari in b. Trauma yang terjadi pada persalinan misalnya : perdarahan intra kranial c. Kelainan congenital misalnya : hernia, diagfragmatika, atresia saluran pernafasan hipoplasia pam, (Hanifa Wiknjosastro 1999) Gejala dan tanda asfiksia neonatorum a. Tidak bernafas atau nafas megap-megap diikiuti dengan bayi lahir tidak menangis spontan dan bernafas lamba;. (kflr ang dan 30 x per menit) b. Pernafasan tidak teratur, dengkuran / retraksi (pelekukan dada) c. Tangisan lemah atau merintih d. Warna kulit biru atau pucat e. Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai f. Denyut jari tung tidak ada atau lambat (bradikardi) kurang dan 100 x/menit (Gulardi Wiknjosastro - 2007) Tindakan pasca asfiksia neonatorum Tindakan yang dikerjakan pada bayi yang lazim disebut resusitasi BB. Sebelum resusitasi dikerjakan perlu di perhatikan bahwa: 1. Faktor waktu sangat penting 2. Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anaksia/hipoksia antenatal tidak diperbaiki, tetapi kerusakan yang akan terjadi karena bisa anaksia/hipoksia pasca natal harus di cegah dan di atasi. 3. Riwayat kehamilan dan pertus akan memberikan keterangan yang jelas tentang faktor terjadinya

depresi pernafasan BBL. 4. Penilaian BBL perlu dikenal baik agar resusitasi yang lakukan secara adekuat. (Hany, Oxorn :1996) Prinsip dasar resusitasi yang perlu di ingat a. Memberikan lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran pernafasan tetap bebas serta merangsang timbulnya pernafasan b. Memberi bantuan pernafasan secara efektifpada bayi yang menunjukan usaha pernafasan lemah. c. Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas tentang faktor penyebab terjadinya depresi pernafasan pada BBL d. Penilaian BBL perlu dikenal baik agar resusitasi yang dilakukan dapat di pilih dan di tentukan secara adekuat. (Gulardi Wiknjosastro - 2007) Penatalaksanaan Asfiksia 1. Langkah awal a. Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang kering dan hangat untuk melakukan pertolongan. b. Memposisikan bayi dengan baik, (kepala bayi setengah tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan kain) c. Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tersedia Bersihkan jalan nafas dengan ketentuan sebagai berikut 1) Bila air ketuban jernih (tidak bercampur mekonium), hisap lendir pada mulut baru pada hidung. 2) Bila air ketuban bercampur dengan mekonium, mulai mengisap lendir setelah kepala lahir (berhenti seberi tar untuk menghisap lendir di mulut dan hidung). Bila bayi menangis, nafas teratur, lakukan asuhan bayi barn lahir normal. Bila bayi mengalami depresi, tidak menangis, lakukan upaya maksimal untuk membersihkan jalan nafas dengan jalan membuka mulut lebar-lebar dan menghisap lendir lebih dalam secara hati-hati. 3) Menilai bayi dengan melihat usaha nafas, denyut jari tung dan warna kulit kemerahan, lakukan asuhan bayi barn lahir normal. Bila bayi tidak menangis atau megap-megap, warna kulit biru atau pucat denyut jari tung kurang dan 100 xlme4it, lanjutkan langkah resusitasi. 2. Langkah resusitasi a. Sebelumnya periksa dan lakukan bahwa alat resusitasi (baton resusitasi dan sungkup muka) telah tersedia dan berfungsi baik (lakukan test untuk baton dan sungkup muka) b. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum memegang atau memeriksa bayi c. Selimuti bayi dengan kain yang kering dan hangat kecuali muka dan dada bagian atas, kemudian letakkan pada alas dan lingkungan yang hangat. d. Periksa ulang posisi bayi dan pastikan kepala berada dalam posisi tengadah e. Letakkan sungkup melingkupi dagu, hidung dan mulut sehingga terbentuk semacam tautan sungkup dan wajah. f. Tentukan balon resusitasi dengan dua jari atau dengan semua jari tangan (tergantung pada ukuran balon resusitasi) g. Lakukan pengujian pertautan dengan melakukan ventilasi sebanyak dua kali dan periksa gerakan dinding dada h. Bila pertautan baik ( tidak bocor) dan dinding dada mengembang maka lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen (bila tidak ada atau tersedia oksigen guna udara ruangan) i. Perhatikan kecepatai ventilasi sekitar 40 kali per 60 detik, dengan tekanan yang tepat sambil melihat gerakan dada (naik turun) selama ventilasi. j. Bila dinding dada tidak naik-turun dengan baik berarti ventilasi berjalan secara adekuat. k. Bila dinding dada tidak naik, periksa ulang dan betulkan posisi bayi atau terjadi kebocoran lekatan atau tekanan ventilasi kurang l. Lakukan ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik kemudian lakukan penilaian segera tentang upaya bernafas spontan dan warna kulit: 1) Bila frekwensi nafas normal (30-60 x/menit), hentikan ventilasi, lakukan kontak kulit ibu-bayi, lakukan asuhan normal bayi barn lahir (menjaga bayi tetap hangat, mulai memberikan ASI dm1 dan mencegah infeksi dan imunisasi) 2) Bila bayi belum bernafas spontan ulangi lagi ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik kemudian lakukan penilaian ulang. 3) Bila frekwensi nafas menjadi normal (30-60 x/menit) hentikan ventilasi lakukan kontak kulit it

lakukan asuhan normal bayi barn lahir. 4) Bila bayi bernafas, tetapi terlihat retraksi dinding dada, lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen (bila tersedia) 5) Bila bayi tidak bernafas, megap-megap, teruskan bantuan pernafasan dengan ventilasi. 6) Lakukan penilaian setiap 30 detik dengan menilai usaha bernafas denyut jari tung dan warna kulit 7) Jika bayi tidak bernafas secara teratur setelah ventilasi 2-3 menit, rujuk ke fasilitas pelayanan perawatan bayi resiko tinggi. 8) Jika tidak ada nafas sama sekali dan tidak ada perbaikan frekwensi denyut jari tung bayi setelah ventilasi selama 20 menit, hentikan ventilasi, bayi dinyatakan meninggal (jelaskan kepada keluarga bahwa upaya pertolongan gagal) dan beri dukungan emosional pada keluarga. (Rachimhadi et al :1997) ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KASUS ASFIKSIA NEONATORUM DI BPS KASIH BUNDA SEKAMPUG LAMPUNG TIMUR TAHUN 2007 I. PENGUMPULAN DATA DASAR 1. Identitas Nama : Bayi Ny. Yeni Tanggal Lahir : 20-11-2007 Anak ke : ke-2 Alamat : Jln. Karya Mukti No.55 Sekampung Lampung Timur Nama istri : Ny. Yeni Nama suami : Tn. Taufik Umur : 26 tahun Umur : 29 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Jin. Karya Mukti Alamat : Jin. Karya Mukti No. 55 Sekampung No. 55 Sekampung Lampung Timur Lampung Timur 2. Keluhan utama Ibu mengatakan bayinya lahir spont4n pervaginam, bayi lahir dengan tidak menangis spontan. Bagian ekstremitas bayi berwarna biru. Tubuh bayi teraba dingin. Pernafasan tidak teratur dan tangis bayi lemah atau merintih 3. Riwayat persalinan sekarang Kala I : l2 jam Kala II : 30 menit Kala III : 15 menit Kala IV : 2 jam Jumlah 14 jam 45 menit 4. Jumlah perdarahan Kala I : Blood Slym Kala II : 100 cc Kala III : 150 cc Kala IV : 100 cc Jumlah 350 cc 5. Keadaan air ketuban : keruh 6. Waktu pecahnya ketuban : 17.30 WIB 7. Jenis persalinan : Spontan Pervaginam 8. Lilitan : tidak ada 9. Episiotomi : tidak ada 10. Pemeriksaan fisik bayi barn lahir: a. Tanda vital Temp : 3 5,4 C Pols : 88 xlmenit

RR : 26 x/menit BB : 3000 gr PB : 43 cm b. Apgar score Menit 1 A: 1 Menit ke V A: 1 P: 1 P: 1 G: 1 G: 1 A: 1 A: 2 R: 1 R: 2 5 7 c. Kepala UIJB : tidak ada kelainan UUK : tidak ada kelainan Moulage : tidak ada Beri tuk kepala : bundar Keadaan kepala : kotor oleh darah dan lendir Keadaan wajah : pucat d. Mata Bentuk mata : simetris kanan-kiri Strabismus : tidak ada Polip mata : reflek terhadap cahaya mengecil Sciera : tidak ikterik Konjungtiva : pucat Keadaan : bersih Bulu mata : ada e. Hidung Bentuk : simetris kanan-kiri Lubang hidung: ada Pernafasan cuping hidung: tidak ada Keadaan : kotor f. Mulut Bentuk : simetris Palatum : normal tidak ada sumbing Gusi : normal Reflek hisap : ada namun lemah Bibir : ada tidak ada sumbing Warna bibir : biru g. Telinga Posisi : simetris kanan kin Keadaan : memanjang normal tanpa kelainan Lubang : ada h. Leher Pembesaran kelenjar vena: tidak ada Pergerakan leher : leher tampak ekstensi Keadaan kulit : keriput i. Dada Posisi : simetris Mamae : ada Suara nafas : belum bersih, belum teratur Bunyi jantung tidak terdengar mur-mur Keadaan : re0traksi (pelekokan dada) j. Perut Bentuk : simetris Pembesaran abnormal: tidak ada k. Punggung dan bokong Bentuk : simetris Flensibilitas tulang punggung: baik Lubang anus : ada Warna kulit bokong: pucat agak kemerahan

l. Ekstremitas Jeri tangan : lengkap tanpa cacat Posisi dan bentuk: simetris tanpa cacat Pergerakan : ada Keadaan kulit : keriput Warna kulit : biru m. Genetalia Jenis kelamin : laki-laki BAB pertama : segera setelah bayi lahir BAK pertama : segera setelah bayi lahir n. Refleks Menghisap (suctung) : ada namun lemah, bayi ingin menghisap sesuatu untuk menempel di mulutnya Mengenggam (graping): ada namun lemah, terhadap benda yang dikaitkan di jarinya Reflek kaki (staping) : ada namun Iemah, bayi tampak menendangkan kakinya Reflek moro : ada namun lemah, bayi nampak bisa memeluk bila di kejutkan o. Ukuran Antropometri BB : 3000gr LK : 32 cm PB : 43cm LD : 31cm LILA : 10cm II. INTERPRESTASI DATA DASAR 1. Diagnosa Bayi barn lahir spontan, letak belakang kepala dengan asfeksia neonatorum a. Bayi barn lahir letak belakang kepala b. Bayi lahir spontan pukul 18.45 WIB, tanggal 20-1 1-2007 c. Warna tubuh bayi merah, ekstremitas atas dan bawah biru d. Keadaan kulit keriput e. Bayi tidak menangis spontan f. APGAR score 5 g. Jenis kelamin laki-laki h. Tali pusat belum dipotong i. Tangan dan kaki bayi dingin 2. Masalah a. Ketidak stabilan suhu tubuh sehubungan dengan metabolisme tubuh yang belum sempurna 1) Tangan dan kaki bayi him serta dingin 2) Temperatur 3 5,4 C b. Gangguan pola nafas ke jaringan berhubungan dengan suplai oksigen yang adekuat 1) Bayi lahir tidak menangis 2) Warna tubuh bayi merah dan bagian ekstermitas biru 3) BR 80 x/menit 3. Kebutuhan a. Pembebasan jalan nafas b. Pemenuhan kebutuhan cairan c. Pemberian nutrisi yang adekuat d. Pemberian lingkungan yang hangat III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL 1. Potensi terjadi asfiksia berat a. Apgar score 5 b. Terdapat lendir dan cairan dalam hidung dan mulut c. Bayi lahir tidak langsung menangis 2. Potensi terjadi hipotermi a. Tubuh bayi masih basah oleh 1en dan air ketuban

b. Suhu35,4 C c. Bagian ekstremitas biru dan dingin 3. Potensi terjadi infeksi pada tali pusat Dasar a. Tali pusat masih basah IV. IDETIFIKASI KEBUTUHAN DAN KOLABORASI 1. Pembebasan jalan nafas a. Bayi lahir pukul 18.45 WIB tidak menangis spontan b. Terdapat lendir dan cairan pada mulut dan hidung 2. Rangsang taktil Bayi tidak menangis spontan 3. Resusitasi a. Bayi tidak menangis b. Apgar skor 5 c. Terdapat lendir dan cairan pada mulut dan hidung V. RENCANA MANAJIEMEN 1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini a. Bayi mengalami asfiksia b. Bayi memerlukan penanganan resusitasi 2. Gunakan teknik septic dan anti septic dalam resusitasi a. Siapkan ruangan dan alat untuk resusitasi b. Pakai pelindung din untuk mencegah infeksi c. Cuci tangan dengan 6 langkah 3. Cegah kehilangan panas a. Bungkus bayi dengan handuk di atas perut ibu bila tali pusat panjang b. Hidupkan radian warmer untuk menghangatka bagian dada bayi 4. Lingkungan pembebasan jalan panas a. Membersihkan jalan nafas b. Letakkan bayi pada posisi yang benar c. Lakukan slim zuinger 5. Lakukan rangsangan taktil a. Usap-usap punggung bayi b. Sentil bagian kaki 6. Lakukan tindakan resusitasi a. Memasang sungkup muka b. Ventilasi percobaan 7. Lakukan penilaian bayi a. Perhatikan dan nilai pernafasan bayi b. Hitung frekwensi denyut jantung bayi c. Nilai warna kulit bayi, jika pucat kemerah-merahan observasi dan pantau 8. Lakukan perawatan tali pusat a. Jepit tali pusat dengan 2 buah kiem b. Potong tali pusat c. Bungkus tali pusat 9. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI eksklusif a. Ajarkan pada ibu agar memberikan ASI eksklusif VI. IMPLEMENTASI LANGSUNG 1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya saat ini a. Bayi mengalami asfiksia yaitu suatu keadaan bayi barn lahir dengan kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir dan bila keadaan ini berlangsung lama dapat mengakitbatkan kerusakan otak dan kematian.

b. Bayi memerlukan penanganan resusitasi yaitu pemberian yang adekuat pemberian oksigen, dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak jantung dan alat vital lain. 2. Menggunakan teknik septic dan anti septic dalam resusitasi a. Memakai perlengkapan resusitasi 1) Siapkan radian warmer untuk menghangatkan tubuh bayi 2) Bengkak, kom dan air hangat 3) Resusitasi sek 4) Handuk, kain bedong dan bantalan b. Mamakai pelindung diri 1) Memakai baraksckort 2) Memakai kaca mata 3) Memakai masker 4) Memakai hand scone 5) Memakai mite1a 6) Memakai sepatu bot c. Mencuci tangan dengan 6 langkah 1) Mengusap telapak tangan 2) Mengusap sela-sela jari tangan 3) Mengusap jempol 4) Mengusap punggung tangan 5) Membersihkan kaca mata 6) Membilas dengan air mengalir 3. Mempertahankan suhu bayi a. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih di atas perut ibu bila tali pusat panjang. Memeriksa tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh dengan evaporasi. b. Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi dengan meletakkan bayi terlentang di bawah alat pemancar panas. Alat pemancar perlu di siapkan sebelumnya agar kasus tempat diletakkan bayi tetap hangat. 4. Melakukan pembebasan jalan nafas a. Membebaskan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung, dan mulut, bayi secara zigzag dengan kasa steril. b. Meletakkan bayi terlentang atau miring dengan leher agak ekstensi (tengadah) dengan meletakkan selimut atau handuk yang digulung di bawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm. c. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lendir dan mulut dan hidung menggunakan slim zinger. Bila air ketuban bercampur mekonium, maka penghisapan dan trakea diperlukan untuk mencegah osspirsi mekonium, hisap dan mulut dahulu kemudian dan hidung. 5. Merangsang-rangsang taktil a. Mengusap-usap bayi pada bagian punggung ke arah atas b. Menyentil telapak kaki bayi dan memberikan rangsangan yang dapat mempertahankan pernafasan 6. Melakukan tindakan resisutasi a. Memasang sungkup melingkupi dagu, hidung dan mulut sehingga terbentuk semacam pertautan antara singkup dan wajah. b. Tekan baton resusitasi dengan dua jari atau dengan saluran jari tangan (tergantung pada ukuran baton resusitasi). c. Lakukan penyuluhan pertautan dengan melakukan ventilasi sebanyak 2 kali dan periksa gerakan dinding dada dengan cara: 1) Melakukan tiupan udara dengan tekanan 30 cm air tiupan awal mi sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi mulai bernafas dan sekaligus menguji apakah jalan nafas terbuka atau bebas. 2) Melihat apakah dada bayi mengembang, bila tidak mengembang memeriksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar memeriksa pamasang sungkup dan pastikat/tidak terjadi kebocoran memeriksa ulang apakah jalan nafas tersumbat cairan atau lendir (isap lendir) bila dada naik turun dengan baik berarti ventilasi berjalan lancar. 7. Melakukan penilaian bayi a. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi yaitu bayi dapat bernafas spontan. b. Menghitung frekwensi denyut jantung bayi, bila lebih dari 100 x/menit maka lanjutkan menilai warna kulit, bila terjadi sianosis perifer lakukan observasi dan pemantauan.

c. Apabila bayi bernafas normal, hentikan ventilasi dan berikan asuhan pasca resusitasi. 8. Melakukan perawatan tali pusat a. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem b. Memotong tali pusat dengan gunting umbilicus c. Membungkus tali pusat dengan kain kasa steril d. Mengajarkan pada ibu untuk merawat tali pusat dan melakukan perawatan tali pusat secara teratur e. Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulangi 9. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif a. Menjelaskan dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif karena merupakan makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi dan sosial. AS1 mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan. VII. EVALUASI 1. Ibu mengerti tentang kondisi bayinya saat mi, bahwa bayinya dalam kondisi keadaan kurang sehat, bayi lahir tanggal 20-11-2007 pukul 18.45 WIB. Bayi segera memerlukan pertolongan, jenis kelamin laki-laki. 2. Penanganan resusitasi menggunakan teknik septic dan anti septic 3. Suhu tubuh bayi telah di pertahankan a. Bayi telah di bungkus dengan handuk kering dan bersih b. Radian warmer telah dapat menghangatkan bayi 4. Pembebasan jalan nafas telah di lakukan a. Mata, hidung dan mulut telah di bersihkan b. Bayi telah di posisikan dengan benar c. Jalan nafas telah di bersihkan 5. Rangsang taktik telah di lakukan Punggung telah di usap kearah atas dan telapak kaki sudah di sentil 6. Resusitasi telah di lakukan Sungkup telah di pasang dan bayi dapat bernafas dengan baik dan DJJ lebih dari 100 x/menit. 7. Bayi dapat menangis 8. Perawatan tali pusat telah dilakukan dengan baik 9. Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI Eksklusif dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 21-11-2007, pada hari ke-2 S : a. Ibu mengatakan bayinya sudah diberi ASI b. Ibu mengatakan bayinya dapat menangis c. Ibu mengatakan bayinya sudah dimandikan dan di bedong O : a. Tanda-tanda vital: RR : 35 x/menit PB : 3000gr Temp : 35 C Pols : 120 x./menit b. Tali pusat : bersih dan belum kering dan dilakukan perawatan c. Rotting reflek : (+) Reflek swallowing : (+) Sukling reflek : (+) Reflek moro : (+) d. Bagian ekstremitas : sudah tidak berwarna biru e. Tali pusat terawat baik dan masih basah f. Pernafasan cuping hidung : tidak ada g. Eliminasi : BAB : 3 x sehari BAK : 6-7 x sehan h. Bayi tampak menyusu pada ibunya A : 1. Diagnosa Bayi barn lahir umur 2 hari Pemenuhan kebutuhan oksigen ke jaringan berhubungan dengan suplai oksigen sudah mulai DS: Ibu mengatakan bayinya sudah dapat menangis DO: Bayi tampak menangis Kebutuhan a. Pertahankan suhu tubuh b. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi c. Ajarkan ibu merawat bayi sehari-hari

P : 1. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat a. Bungkus bayi dengan selimut yang hangat dan dingin b. Jaga suhu lingkungan di sekitar bayi agar tetap hangat 2. Monitor keadaan umum bayi 2. Monitor keadaan umum bayi a. Monitor tanda-tanda vital bayi b. Penuhi kebutuhan cairan dan gizi 3. Ajarkan ibu cara merawat bayi sehari-hari a. Ajarkan ibu cara merawat tali pusat b. Ajarkan ibu cara menjaga personal hygiene bayi Tanggal 23 November 2007, pada hari ke-4 S : a. Ibu mengatakan bayinya tetap diberi ASI b. Ibu mengatakan bayinya BAK 6-8 hari, dan BAB 2 x/sehari c. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel O : a. Keadaan umum baik b. tanda-tanda vital : RR : 40 x/menit Suhu : 370C BB : 3000 gr Pols : 120 x/menit c. Warna kulit kemerahan d. Tali pusat sudah layu e. Eliminasi : BAB 3 x/hari BAK : 6-7 x/hari f. Bayi tampak menyusu pada ibu A : 1. Diagnosa Bayi baru lahir normal umur 4 hari Dasar Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20 November 2007 Masalah: Tidak ada Kebutuhan: a. Perawatan bayi sehari-hari b. Pemberian ASI eksklusif P : 1. Lakukan perawatan bayi sehari-hari a. Anjurkan ibu untuk tetap merawat tali pusat b. Anjurkan ibu untuk tetap merawat personal hygiene 2. Anjurkan ibu untuk tetap memberi ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan Tanggal 27 November 2007, pada hari ke- 8 S : a. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI baik dan tidak rewel b. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar c. Ibu mengatakan bayinya tidur selama 16 jam O : a. Keadaan umum bayi baik b. Tanda-tanda vital : RR : 40 x / menit Suhu : 380C BB : 3000 gr Pols : 130 x / menit c. Warna kulit kemerahan d. Tali pusat sudah lepas e. Eliminasi : BAB 3x/hari BAK : 6-7x/hari f. Bayi tampak menyusu pada ibu A : 1. Diagnosa Bayi baru lahir normal umur 8 hari Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 20 November 2007 Masalah: sudah teratasi Kebutuhan: a. Pemberian ASI eksklusif b. Penyuluhan tentang immunisasi P : 1. Tetap berikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan baru diberikan makanan tambahan 2. Berikan penyuluhan pada ibu tentang pentingnya imunisasi

3. Sarankan pada ibu untuk membawa anak ke posyandu secara rutin guna memantau tumbuh kembang bayi