1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dipandang sebagai asset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selau dibutuhkan dalam setiap proses produksi barang maupun jasa. Perkembangan perusahaan dewasa ini khususnya dalam manajemen sumber daya manusia dipacu dengan adanya tuntutan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan yang diterapkan perusahaan terhadap pekerjanya. Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan pekerja akan membawa dampak buruk pada sikap kerja. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki sikap positif akan menampakkan produktivitas yang lebih tinggi daripada yang sikap kerjanya negatif. Prodktifitas yang tinggi akan tercapai jika karyawan puas dalam bekerja, Menurut Robbins (1996) kepuasan kerja adalah suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan banyaknya yang diyakini yang seharusnya diterima. Sedangkan komitmen organisasional dapat didefinisikan sabagai sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi, sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguhsungguh guna kepentingan organisasi, sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi (Aranya, dkk, 1982). Ada tiga macam 1
2 komitmen organisasi yaitu komitmen afektif, komitmen normatifdan komitmen kontinuan. Komitmen afektif sebagai proses attitudinal melihat orang berfikir mengenai hubungan mereka dengan organisasi dalam hal value dan goal congruency. Tingkat individual's goals dan value menyatu dengan organisasi dihipotesiskan mempengaruhi secara langsung hasrat individu untuk tetap berada di organisasi. Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat akan tetap berada di dalam organisasi karena menginginkannya. Komitmen normatif berkaitan dengan adanya perasaan wajib pada diri karyawan untuk tetap berada dalam organisasi karena merasakan adanya keharusan atau kewajiban. Sedangkan komitmen kontinuan adalah komitmen dalam nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan dengan meninggalkan orgnisasi tersebut, dengan komitmen kontinuan yang tinggi akan bertahan pada pekerjaanya atas dasar kebutuhan (Purwanto, 2010). Ketiga komponen komitmen ini hadir dalam diri setiap karyawan namun dalam kadar yang berbeda-beda sehingga akan menghasilkan perilaku yang berbeda pula sebagai latar belakang dalam mempertahankan pekerjaanya. (http:wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/komponen komitmen organisasional-4). Apabila karyawan memiliki ketiga komponen ini maka mereka akan merasa puas dalam bekerja. Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seseorang merasakan
3 kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja pegawai akan meningkat secara optimal. Kepuasan kerja (Job Satisfaction) merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana pegawai memandang pekerjaan mereka (Handoko, 1998). Namun jika karyawan tidak puas dalam bekerja maka karyawan akan cenderung ingin berpindah kerja. Keinginan berpindah didefinisikan sebagai intens (keinginan) seseorang untuk melakukan actual (turnover) dari suatu organisasi (Sunjoyo, 2002 dalam siswanti, 2006). Pada umumnya variabel yang secara konsisten ditemukan berhubungan dengan turnover adalah kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Beberapa penelitian terdahulu menguji komitmen organisasional yang dilakukan oleh Allen dan Meyer (1990) yang telah mengembangkan skala pengukuran komitmen organisasional menggunakan analisa faktor, hasilnya menunjukkan bahwa komitmen organisasional dapat dibedakan menjadi tiga dimensi yaitu : komitmen afektif, komitmen kontinue, dan komitmen afektif yang merupakan komitmen yang dibentuk karena adanya kesesuaian nilainilai dan tujuan individu dengan organisasi. Purwanto (2010) meneliti tentang pengaruh komitmen afektif, komitmen normatif, dan komitmen kontinuan, terhadap kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi PT Mitra Lestari Abadi Kecamatan Wangon.
4 Penelitian ini menemukan bukti bahwa komitmen afektif, komitmen normatif dan komitmen kontinuan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kawedar dan Lubis (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh komitmen organisasional terhadap keinginan berpindah dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Penelitian ini menemukan bukti bahwa komitmen afektif berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja sedangkan aspek komitmen kontinuan berpengaruh negatif. Komitmen organisasional memiliki pengaruh negatif terhadap keinginan berpindah. Kepuasan kerja memiliki pengaruh negatif terhadap keinginan berpindah. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Kawedar dan Lubis (2009) perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada penggunaan variabel dan obyek penelitian. Penelitian terdahulu menggunakan variabel komitmen afektif, komitmen kontinuan, kepuasan kerja dan keinginan berpindah, dengan obyek penelitian badan pengawasan keuangan dan pembangunan. Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel komitmen afektif, komitmen kontinuan, komitmen normatif, kepuasan kerja dan keinginan berpindah, dengan obyek penelitian PT Telekomunikasi Bumiayu. 1.2 Perumusan Masalah Sesuai latar belakang masalah diatas, maka permasalahan pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
5 1. Apakah komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif berpengaruh langsung terhadap keinginan berpindah kerja. 2. Apakah komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif berpengaruh tidak langsung (melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening) terhadap keinginan berpindah kerja. 3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja. 1.3 Pembatasan Masalah Supaya masalah yang diteliti tidak meluas perlu diadakan pembatasan masalah. Batasan sangat penting karena merupakan focus penelitian. Batasan masalah penelitian ini adalah: 1. Pada penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempunyai hubungan kepuasan kerja dengan komitmen afektif, komitmen kontinuan, dan komitmen normatif serta pengaruhnya terhadap keinginan berpindah kerja. 2. Yang menjadi obyek penelitian ini adalah hubungan kepuasan kerja dengan komitmen afektif, kontinuan, normatif dan pengaruhnya terhadap keinginan berpindah kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia di Bumiayu.
6 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif secara langsung terhadap keinginan berpindah kerja. 2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif secara tidak langsung (melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening) terhadap keinginan berpindah kerja. 3. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah kerja. 1.5 Manfaat Penelitian Suatu penelitian dilakukan dengan harapan bahwa penelitian ini dapat member manfaat, bagi peneliti maupun orang lain. Hasil ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai hal, antara lain : 1. Bagi Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia. Bagi PT. Telekomunikasi Indonesia di Bumiayu dapat membantu untuk mengenali dan peka terhadap masalah-masalah etika individu sehingga secara umum perilakunya dapat memberikan kepuasan terhadap hasil pekerjaannya, komitmen terhadap organisasi serta dapat mengurangi tingkat keinginan pindah dari organisasi. 2. Bagi Karyawan. Hasil penelitian ini memberikan manfaat untuk membantu pemahaman karyawan dalam hubungan kepuasan kerja dengan komitmen
7 organisasi dan pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah kerja, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat suatu keputusan atau kebijakan. 3. Bagi Peneliti. Untuk menambah pengetahuan baik teori maupun praktek dalam bidang sumberdaya manusia khususnya mengenai hubungan kepuasan kerja, komitmen organisasi, pengaruh kepuasan kerja terhadap keinginan berpindah kerja. Serta untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bumiayu.