BAB IV BENTUK REAKSI DAN RESPON ADANYA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM. A. Respon adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

Nama Dayah Lembaga Pendidikan Dayah Terpadu Dinul Islam. Alamat Jl. H. Pansuri Kap. Lae Pinang Kec. Singkohor Aceh Singkil. Pendiri Muzakki Salim

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan

Yayasan Al Mubarok Al Fath, Tegal Sumedang, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang ekonomi, kebudayaan, bahkan pendidikan. Dalam hal. memperkenalkan bahasa baru terhadap masyarakat Indonesia kala itu.

BAB III ASAL USUL MUALLAF DAN MOTIVASINYA MASUK ISLAM

BAB IV PERANAN MAJELIS TAKLIM AL-HAQ WAL HAŻ DALAM MEMBINA MORAL REMAJA PONCOL

I. PENDAHULUAN. Allah Swt menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-Nya yang wajib diketahui dan

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG TOLONG MENOLONG SANTRI DI PONDOK PESANTREN DAARUN NAJAAH JERAKAH TUGU SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

A. Perkembangan Penghafal Alquran sejak KH. Ahmad Nur Syamsi Berperan. Setelah Kiai Ahmad Nur Syamsi berhasil merangkul masyarakat untu

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) Subjek JP. S : Iya, tidak apa-apa kak, saya juga punya waktu luang dan tidak ada kesibukan

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

INSTRUMEN PENELITIAN PROFIL PROAKTIVITAS PESERTA DIDIK SMP PETUNJUK PENGISIAN

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB III DESKRIPSI PRAKTEK HUTANG PIUTANG PUPUK DI LINGKUNGAN PETANI TEBU DI DESA BOTO KECAMATAN JAKEN KABUPATEN PATI

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB IV RESPON MASYARAKAT TERHADAP LEMBAGA PENGAJARAN BAHASA ARAB MASJID AGUNG SUNAN AMPEL SURABAYA

Makalah Peran BK Dalam Mengatasi Tawuran Pelajar. Tawuran Tidak Membuatmu Merasa Keren

Sabda Pembuka. Bengkel Sabda Foundation

Meski siswa SMK pakainnya penuh oli lantaran bergelut dengan mesin otomotif, tetap tunaikan shalat tanpa alasan tanggung kotor.

DAFTAR ANGKET BIMBINGAN ORANG TUA DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARA TOKOH AGAMA DENGAN REMAJA MASJID AL-MIHROB DALAM PERSPEKTIF KOMUNIKASI DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

BAB VIII REFLEKSI PENDAMPINGAN. A. Merubah Kesadaran Melalui Jamaah Yasinan

BAB IV ANALISIS PERANAN ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN PENGAMALAN IBADAH ANAK DALAM KELUARGA DI DESA KEMASAN KECAMATAN BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS ETIKA HUBUNGAN GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMP NEGERI 1 TIRTO PEKALONGAN

[103] Ponpes Putri Al Hasan, Panti, Jember, Jawa Timur Pencetak Pemimpin Umat Thursday, 16 May :37

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

BAB III PERUBAHAN PERILAKU YANG TERJADI PADA LANSIA

BAB V PENUTUP. Setelah diuraikan bab dari penelitian lapangan tentang SEJARAH PERKEMBANGAN JAMAAH MANAQIB SYAIKH ABDUL QODIR

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Pedoman Wawancara. 1. Apakah saudara mempunyai anak usia remaja?

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI SANTRI TERHADAP KOMPETENSI SOSIAL PENDIDIK DI PONDOK PESANTREN AL-MUBAROK MEDONO PEKALONGAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

a. Daftar pertanyaan wawancara terhadap Kepala Sekolah

YESUS DITANGKAP DAN DIADILI

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Bentuk Partisipasi Orang tua Terhadap Pelaksanaan. Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Wahid Hasyim Desa

KARENA KITA ADALAH ORANGTUA: Percikan Cerita Pengasuhan Anak

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

--BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN. Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan

PRAKTIK EMPATI SOSIAL DENGAN PASANGAN SAYA BERNAMA ITA RAHMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptikal terhadap apa yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah-

BAB I PENDAHULUAN. hlm Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pembelajaran di Pesantren,

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PEMBERIAN IMBALAN DARI UANG JARIYAH MASJID NURUL MUTTAQIN DESA BARENGKRAJAN KRIAN SIDOARJO

BAB III PRAKTEK PENGADAAN AIR SALURAN IRIGASI PERTANIAN DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN MAGETAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 5. Produser : Putut Widjanarko, Avesina Soebil, Nadjmi Zen. 6. Penulis Naskah : Oka Aurora dan Ahmad Al Habsyi

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu agama di suatu pondok-pondok pesantren tertentu. Seperti halnya di

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

Presiden Jokowi Berpesan Estafetkan Nilai-nilai Positif bagi Generasi Penerus Senin, 19 September 2016

BAB III TINJAUAN UMUM YAYASAN SUNANULHUDA. Ma'had Sunanulhuda yang didirikan oleh Almarhum Almagfurlah KH. Uci Sanusi

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN

ANGKET PENELITIAN. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Kelas : 3. Jenis Kelamin : 4. Alamat :

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

SITUASI SULIT SAAT MEMFASILITASI

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman, banyak

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KOHESIVITAS PEER GROUP PADA REMAJA SKRIPSI

KABUPATEN SIDOARJO. menganalisis ragam pandangan tokoh agama kecamatan Taman tentang. benda wakaf yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB IV USAHA GURU DALAM MENCEGAH KENAKALAN SISWA DI SDN 02 KALIJOYO KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

Wawancara dengan Pak Gatot Supriyanto, selaku Stasion Manager

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN. Yang bertanda tangan di bawah ini : Tempat & Tanggal Lahir : Kudus, 2 Agustus 1989

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BAB II SEJARAH MTA DI BLORA. A. Latar Belakang Berdirinya MTA di Blora. mulai dirintis pada tahun 1987 di dusun Bangkerep desa Balong

Markus: Aku perhatikan dalam cerita Budi bahwa Budi bilang Yakub tidak bertanggung jawab. Tidak baik untuk menjelekkan orang begitu.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB V PENUTUP. penulis kemukakan dalam bab-bab sebelumnya, maka dalam bab terakhir. ini penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB IV BENTUK REAKSI DAN RESPON ADANYA PONDOK PESANTREN RAUDLATUL ULUM A. Respon adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Respon adalah suatu reaksi baik positif maupun negatif yang diberikan oleh masyarakat. Respon akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan, kemudian menginterpretasikan objek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi di lingkungan manusia dan tingkah lakunya, merupakhubungan timbal balik, saling terkait dan saling mempengaruhi. Sejauh ini telah berdiri ribuan pondok pesantren di Indonesia dengan berbagai corak dan karakter, mulai dari yang salafi murni, modern, hingga perpaduan antara salafi dan modern. Tentu saja terdapat beragam respon masyarakat atas berdirinya lembaga-lembaga pendidikan tersebut, baik itu respon yang positif maupun negatif. Masyarakat seolah menjadi tim pengamat bagi lembaga pondok pesantren sebagai wadah pendidikan bagi anak-anak mereka sehingga baik buruknya pondok pesantren dalam pandangan warga sekitarnya adalah hasil dari pendidikan yang telah diajarkan di pondok pesantren. Begitu pula dengan pondok pesantren Raudlatul Ulum Cemengkalang yang didirikan oleh kiai Saifuddin Midhal, pasti ada sebagian masyarakat yang 63

64 pro ataupun kontra dengan pendirian pondok pesantren tersebut. walaupun begitu tidak menyurutkan semangat kiai Saifuddin untuk melaksanakan cita-citanya yang mulianya. 1. Reaksi Negatif Setiap perjuangan dalam syiar agama Islam selalu ada yang mendukung dan menentang. Demikian pula dengan perjuangan Kiai Saifuddin dalam membina para santri Dusun Cemengkalang Desa Cemengkalang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, sebagian masyarakat ada yang mendukung atau merespon positif dan sebagian lain ada yang tidak mendukung atau merespon negatif. Awal berdirinya pondok pesantren, lebih tepatnya ketika awal pembangunan banyak sekali gangguan yang tidak enak dari para warga ditujukan terhadap kiai Saifuddin dan para santrinya. Untuk urusan hak milik tanah pun dipersulit dan bahkan para warga bekerjasama dengan pihak kelurahan agar lokasi yang dibangun pondok pesantren dipersulit. Hasilnya kiai Saifuddin mendapat tempat, dimana tempat itu menurut mitos di daerah tersebut dikenal angker. Meskipun begitu kiai Saifuddin tetap bersyukur karena sudah diberi tempat untuk mendirikan pondok. Tidak sampai disitu saja mengawali pembangunan pondasi pondok pesantren, semua warga acuh terhadap pembangunan itu dan bahkan sering mengacau dengan merusak banguan yang sudah jadi.

65 Tidak heran jika ketika pembangunan pondok terhambat dan sering kali harus berhenti beberapa hari dulu untuk meredam emosi para warga sekitar. Bahkan warga yang bernama pak Mustofa yang selalu melakukan penolakan, berani meneror kediaman mertua dari kiai Saifuddin. Bahkan alat-alat untuk membangun pondok pesantren sering kali hilang dan hasilnya para santri harus membeli lagi perlengkapan tersebut agar pembangunan segera diselesaikan. Ketika pembangunan hampir rampung dikerjakan dimulailah aktifitas para santri untuk mengaji, para warga pun tidak tinggal diam dengan selesainya pembangunan. Para warga setiap mendengar aktifitas mengaji dari para santri dan kiai Saifuddin selalu melemparinya dengan batu dan terkena kaca dari mushalla milik pondok pesantren, bahkan sering juga mengenai santri yang sedang mengaji. ya namanya pendatang mas, banyak warga yang awalnya tidak suka, mulai dari hilangnya alat-alat pembangunan, kalau dengar saya sama santri saya ngaji para warga mulai melakukan hal bising, dari nyalakan sound keras-keras sampai diteriaki, malah tiap pagi saya beli kaca baru buat mushalla karena tiap malam dilempari batu sama warga, karena saking jengkelnya saya akhirnya suatu pagi saya enggan ganti kaca yang pecah ya hasilnya santri yang terkena lemparan batu. Lebih parah ada lagi mas, ketika saya masih mukim ditempat mertua saya sering ngelihat

66 bintang jatuh tepat diatas rumah dan itu ngebuat rumah mertua saya jadi kayak kuburan 1 Dengan perilaku warga yang seperti itu membuat santri kesal dan meminta ijin kepada kiai Saifuddin untuk membalas perbuatan warga dengan alasan kalau mereka bertindak kasar, para santri juga bisa bertindak seperti yang dilakukan warga terhadap mereka. Akan tetapi kiai Saifuddin dengan tegas melarang santrinya untuk membalas perilaku warga, semua santri diharapkan mempunyai sifat yang ikhlas dan sabar. Bahkan kiai Saifuddin tidak segan-segan menghukum santri yang kedapatan membalas perilaku warga dengan hal yang sama. benar mas kata kiai, kita semua santri pas waktu itu mendapat banyak gangguan, mulai dari hal yang dianggap ghaib sampai fisik pun kita terima, sempat kesal waktu itu dan meminta ijin kiai agar mau melakukan pembalasan tapi enggak disetujui yang ada malah santrinya kenak marah sama kiai, kiai enggak mau kita santrinya terlibat adu fisik sama warga, disuruh sabar istilahnya 2 Bahkan menurut ustadz Hafidz, kiai Saifuddin pernah ditantang duel oleh seseorang warga dengan alasan bising karena suara adzan yang dikumandangkan santri. Warga tersebut sudah membawa sebuah senjata tajam yang siap dihunuskan ke kiai Saifuddin, akan tetapi kiai Saifuddin dengan santai menghadapi itu dan bahkan 1 Kiai Saifuddin Midhal, Wawancara, Sidoarjo, 16 September 2016. 2 Ustadz Hafidz, Wawancara, Sidoarjo, 26 November 2016.

67 menyuruh santri agar memelankan suara adzan dan segera mengambilkan untuk tamunya ini air minum. Tidak hanya itu para warga bahkan berani membuang sampah di sekitar lingkungan pondok yang bukan tempat pembuangan akhir. 3 Setelah semua sikap para warga akhirnya kiai Saifuddin dan para santri memikirkan cara untuk menghentikan sikap para warga yang sudah dianggap keterlaluan. Kiai Saifuddin mengusulkan agar para santri setiap minggunya berkeliling ke mushalla atau masjid terdekat dan membacakan manaqib Syeikh Abdul Qadir Al-Jaelani. Banyak warga yang memboikot aksi ini meskipun dari takmir masjid atau pun mushalla mempersilahkan kegiatan tersebut. Para warga tersebut terus-menerus mengganggu kegiatan yang akan dilaksanakan kiai Saifuddin dan para santrinya. Tidak sampai disitu saja tindakan dari kiai Saifuddin dan para santri untuk meluluhkan hati para warga. Berbagai cara dilakukan, dimulai dari kerja bakti, membantu kegiatan warga bahkan sampai ronda malam. Akhirnya pada suatu ketika banyak para warga kehilangan barang pada malam hari. Para santri pun bersedia untuk melakukan ronda malam sekitar kampong untuk mengamankan barang-barang warga. Akhirnya para santri dari kiai Saifuddin berhasil 3 Ustadz Hafidz, Wawancara, Sidoarjo, 26 November 2016.

68 menggrebek para kawanan maling yang hendak mencuri barang warga. Pada saat itulah warga berhenti dan mulai menerima kehadiran kiai Saifuddin dan para santrinya hingga sekarang. saya yang penting sudah memaafkn duluan dan Alhamdulillah warga sudah senang dengan kehadiran pondok pesantren Raudlatul Ulum, saya udah gak mau ungkit-ungkit lagi atau menyebutkan nama warga yang sudah sekian lamanya menggangu, sampun selesai semuanya. 4 Penyebab warga seperti itu dikarenakan pertama kiai Saifuddin merupakan seorang pendatang yang asalnya bukan dari warga di dusun nyemplak tersebut. Kedua, warga belum terbiasa dengan adanya aktivitas santri yang mengaji. Memang pada awalnya mereka hanya mengajikan anak-anak mereka di sebuah lembaga TPA (Taman Pendidikan Alquran) tidak ada kegiatan lain. Ketiga, dekatnya bangunan pondok dengan pemukiman warga dan mereka menganggap kegiatan mengaji di pondok itu mengganggu ketenangan. ya pertama kiai Saifuddin memang asalnya bukan dari warga sini mas, kemudian kita juga belum terbiasa dengan kegiatan keagamaan. Apalagi bapak mustofa dulu sebelum pindah, yang paling tua di desa sini mangkanya mas para warga ya nurut saja ketika pak mustofa mau ngadakan penolakan gitu sama kiai Saifuddin 5 2. Respon Positif Setiap perjuangan yang dilandasi niat baik pasti ada saja jalan, meskipun pada awalnya hanya sedikit sekali yang mendukung kiai Saifuddin dalam mendirikan pondok pesantren dan tidak sedikit juga 4 Kiai Saifuddin Midhal, Wawancara, Sidoarjo 16 September 2016. 5 Sutrisno, Wawancara, Cemengkalang, 16 September 2016.

69 yang menolak keras kiai Saifuddin. Seperti yang diceritakan di atas setelah kejadian para santri yang membantu para warga akhirnya para warga sepenuhnya menerima keberadaan kiai Saifuddin, serta para santri pondok pesantren Raudlatul Ulum. Masyarakat sekitar pondok pesantren Raudlatul Ulum pun mulai ikut campur tangan dalam pembangunan pondok. Mereka merasa bersalah telah bersikap kurang pantas terhadap kiai Saifuddin dan para santri. Kiai Saifuddin pun dengan senang hati menerima bantuan mereka. Begitu pun sebaliknya semua kegiatan warga sekitar pondok pesantren dibantu para santri dari ponpes Raudlatul Ulum. Warga pun mulai ikut turut memeriahkan jika ada kegiatan pondok dan tidak segan-segan membantu dalam masalah akomodasi. Mereka melihat bahwa kiai Saifuddin dan para santri memberikan dampak yang baik bagi kehidupan bermasyarakat desa Cemengkalang. Warga pun berbondong-bondong mengikutkan anaknya ke majelis pengajian kiai Saifuddin. Warga merasa kiai Saifuddin memberikan hal baru dalam pembelajaran ngaji, karena yang selama ini warga rasakan adalah anak mereka mengaji sebatas Alquran saja, sedangkan di pondok pesantren Raudlatul Ulum, anak mereka diajari tentang kitab-kitab klasik, padahal pengajaran kitab klasik adalah hal yang wajar dan bahkan wajib dilakukan di setiap pondok pesantren.

70 Bahkan atas izin pemerintah setempat para warga menamakan jalan dusun yang akan menuju ke pondok menjadi jalan pondok pesantren, dengan alasan agar memberi identitas bahwa di daerah Cemengkalang terdapat sebuah pondok pesantren dan sebagai rasa terimakasih sekaligus permintaan maaf kepada kiai Saifuddin dan para santrinya. ya memang awalnya kami para warga bersikap kurang sopan terhadap kiai Saifuddin dan para santrinya tapi kami melihat bahwa kiai Saifuddin memiliki niat baik dan tidak ingin merubah apapun, murni beliau ingin menularkan ilmunya 6 Di berbagai bidang terdapat campur tangan masyarakat dalam perkembangan pondok pesantren, baik itu dalam bidang ekonomi, sosial keagamaan dan pendidikan. Kerja sama yang terjalin mempunyai porsi dan ketentuan masing-masing dalam menjalankan tugas guna memajukan pendidikan dan kesejahteraan di pondok pesantren. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pondok pesantren dalam pembentukan karakter suatu lembaga pendidikan yang memasyarakat dan tidak terlihat eksklusif apalagi arogan, yaitu dengan melibatkan masyarakat dalam pengawasan para santri dan mutu pendidikan di pondok pesantren, terbuka dengan kritik 6 Sutrisno, Wawancara, Cemengkalang, 16 September 2016.

71 dan saran masyarakat tanpa melupakan pertimbangan dan kematangan dalam menanggapi hal-hal tersebut. Bukan hal yang mudah mendidik dan mengontrol anakanak dengan berbagai macam karakter yang bervariasi antara satu dengan yang lain sehingga peran masyarakat dalam mengontrol para santri merupakan bentuk kepedulian dan rasa memilik pondok pesantren yang tertanam pada masyarakat. Disamping itu juga untuk mendidik agar santri tidak hanya bertanggung jawab ketika berada di lingkungan pondok pesantren akan tetapi juga merasa bertanggung jawab di masyarakat dalam memberikan contoh perilaku seorang santri yang terdidik secara intelektual dan spiritual. Berdirinya pondok pesantren tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa keikutsertaan masyarakat. Sebut saja beberapa tokoh yang dianggap berwenang seperti tokoh agama maupun tokoh masyarakat yang pada fungsinya mewakili penduduk di suatu daerah. Keberadaan mereka dalam lembaga pondok pesantren sedikit banyaknya mempengaruhi orang-orang di sekitar pondok pesantren terhadap paradigma tentang lembaga pendidikan ini. Hal ini juga yang kemudian memunculkan kepercayaan masyarakat selaku orang tua untuk menitipkan anak-anak mereka agar dididik di lembaga pondok pesantren.

72 B. Dampak adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Dampak adalah pengaruh yang terjadi baik atau negatif dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh satu atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu. Disini penulis akan menjelaskan beberapa dampak adanya Pondok Pesantren Raudlatul Ulum. 1. Lingkungan Sekitar Pondok Dalam perputaran roda perjalanannya, pondok pesantren dari dahulu hingga sekarang menjadikan peran masyarakat sebagai sebuah hal penting yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Besarnya sebuah pondok pesantren jelas berhubungan dengan kepercayaan masyarakat atas pendidikan yang dilaksanakan dalam sebuah lembaga pondok pesantren. Hal itu menyangkut mulai mutu sampai kualitas maupun kuantitas santri yang dicetak dari pondok pesantren tersebut. Pondok pesantren yang baik adalah pondok pesantren yang bisa diterima masyarakat dalam segala hal. Di bidang keagamaan, keterbelakangan masyarakat tentang pengetahuan agama bukan menjadi penghalang komunikasi antara pondok pesantren dengan masyarakat namun justru menjadi pengikat di hati mereka karena adanya kebutuhan akan pengetahuan agama. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum ini menjadi kebutuhan di lingkungan sekitar Desa Cemengkalang karena sangat membantu.

73 Anak-anak remaja yang ada disekitar pondok menjadi ikut merasakan tentang bagaimana suasana pondok pesantren Raudlatul Ulum. Pengajaran kitab-kitab klasik yang belum pernah mereka terima selama mengaji di sekitar desa Cemengkalang akhirnya dapat dirasakan ketika ikut mengaji di pondok pesantren Raudlatul Ulum. Bahkan karena seringnya kiai Saifuddin dan para santrinya melakukan rutinan manaqiban warga menjadi senang dan sering kali setiap hajatan selalu mengundang kiai Saifuddin dan para santri agar mau melakukan rutinan manaqiban di rumahnya. Karena alasan itu juga jamaah Al-Khidmah Sidoarjo mulai berkembang dan semakin banyak, apalagi dengan posisi kiai Saifuddin yang notabene adalah murid langsung dari kiai Utsman, ia langsung menjadi penasehat bagi Al-Khidmah Sidoarjo. Tidak hanya sampai disitu pengaruh luas pondok pesantren Raudhatul Ulum dan memang penghormatan kepada pondok pesantren tersebut warga Dusun Nyemplak menamai jalan mereka sebagai jalan pondok pesantren Dusun Nyemplak. Memang setelah pondok pesantren berdiri banyak perubahan positif yang terjadi pada warga Dusun Nyemplak. 2. Bagi Santri Bagi santri mukim yang masih aktif di pondok pesantren Raudlatul Ulum, pondok tersebut biayanya sangatlah murah. Dari awal berdiri hingga sekarang kiai Saifuddin tidak pernak mematok harga tinggi untuk

74 biaya operasional pondok. Pada tahun 1990-1995 saja kiai Saifuddin hanya memberikan beban 10.000 rupiah/bulannya. Pada tahun 1996-2001 sebesar 15.000 rupiah perbulan. Pada tahun 2002-2007 biayanya menjadi 20.000 rupiah/bulan. Pada tahun 2007-2016 hanya sekitar 30.000 saja. Sedangkan untuk keperluan santri membeli kitab, harus santri sendiri yang membeli. 7 Sedangkan bagi santri kalong yang di sekitar pondok pesantren Raudlatul Ulum mereka dapat menerima pelajaran mengenai pengajaran kitab-kitab klasik. Baik fiqh, tata bahasa arab maupun tafsir atau haidst. 7 Fathul Mu in, Wawancara, Sidoarjo, 26 September 2016.