BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB I PENDAFTARAN PRAKTIKUM Pasal 1 : SYARAT. Pasal 2 : MEKANISME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sebuah kurikulum sering hanya terfokus pada perubahan dokumen saja, tetapi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aman dan etis (College of Nurses of Ontario, 2014). Salah satu kompetensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

BAB IV HASIL PENELITIAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI CLINICAL INSTRUCTUR DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

SILABUS PRE KLINIK KEPERAWATAN JIWA PROGRAM A 2011

: Manual Prosedur Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Area : Gugus Jaminan Mutu Revisi :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rizma Yuansih, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum nya masing-masing. Standar Kompetensi Dokter ini

LABORATORIUM. Badan Kendali Mutu Akademik UMM METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Komentar dan Rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

MANUAL PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

PERBAIKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI PENERAPAN ASESMEN KINERJA PADA MATA KULIAII STRUKTUR HEWAN. Arnentis dan Elya Febrita.

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Upaya tersebut meliputi peningkatan

KODE : MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM

BAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa

Lampiran I. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. yang lalu (Turney, 2007). Pembelajaran anatomi berguna dalam identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah kesehatan di masyarakat sesuai tugas-tugas di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

Judul: EVALUASI HASIL BELAJAR SEMESTER

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

Kode : 07/SJMF/FKIP/2016 Tanggal Dikeluarkan : 4 Januari 2016 Area : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta sesuai kebutuhan masyarakat (Febriyani, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang saling terkait, sehingga menghasilkan perubahan perilaku (Gagne, 1977 cit

Dasar Pengembangan Kurikulum Inti

I.PENDAHULUAN. menunjukkan kondisi ini adalah berdasarkan The Third Internasional

BAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi

TUJUAN PERKULIAHAN Mahasis Ma wa hasis mema wa ham mema i ham konsep k dasa onsep r per dasa enc r per anaan pembelajara ana n an pembelajara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

I. PENDAHULUAN. Pada saat belajar di sekolah, guru jarang memberi penjelasan kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD Langkahlangkah

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM MATA KULIAH ILMU KEPERAWATAN DASAR PADA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Matriks Perubahan Pasal-Pasal dalam Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Romadhona, 2014

PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada

TUJUAN POB ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai: 1. Tata cara melaksanakan sistem pembelajaran KBK. 2. Peran dosen dan mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

BAB I PENDAHULUAN. membuat lubang ke dalam trakea dan memasukkan selang indwelling ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi meletakkan kedudukan pendidikan tinggi sebagai: ) lembaga pembelajaran dan sumber pengetahuan, 2) perilaku, sarana, dan wahana interaksi antara pendidikan tinggi dengan perubahan pasaran kerja, 3) lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat pengembangan budaya dan pembelajaran terbuka untuk masyarakat, dan 4) pelaku, sarana dan wahana kerja sama internasional (Dikti, 2008). Salah satu perubahan yang dilakukan di dunia pendidikan adalah perubahan kurikulum pendidikan. Kurikulum memiliki makna yang beragam antar negara maupun institusi penyelenggara pendidikan. Hal ini disebabkan karena adanya interpretasi yang berbeda terhadap kurikulum, yaitu dapat dipandang sebagai suatu rencana yang dibuat seseorang atau sebagai suatu kejadian atau pengaruh aktual dari suatu rangkaian peristiwa. Kurikulum pendidikan tinggi menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajarmengajar di perguruan tinggi (Dikti, 2008). Kurikulum yang mulai berlaku di perguruan tinggi adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang menggantikan Kurikulum Berbasis Isi (KBI).

Perubahan kurikulum tersebut menyebabkan terjadinya perubahan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran tidak hanya transfer of knowledge saja tetapi benarbenar menjadi suatu pembekalan berupa method of inquiry seseorang yang berkompeten berkarya dalam bermasyarakat (Dikti, 2008). Berdasarkan keputusan Mendiknas No. 232/U/2000, KBK sudah harus diterapkan di perguruan tinggi selambat-selambatnya tahun 2002 (Dikti, 2008). Sedangkan di Fakultas Keperawatan memberlakukan KBK pada tahun 200 pada mahasiswa pendidikan sarjana. Perubahan kurikulum tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas lulusannya sesuai dengan kompetensi dalam praktik keperawatan. Fakultas Keperawatan sampai saat ini menjalankan dua kurikulum pendidikan, yaitu pada mahasiswa pendidikan sarjana keperawatan angkatan 200, 20, dan 202 menggunakan KBK, sedangkan mahasiswa angkatan 2009 masih menggunakan Kurikulum Berbasis Isi sebagai angkatan terakhir. Ada perbedaan yang terjadi pada metode pembelajaran yang dijalankan, salah satunya adalah metode pembelajaran laboratorium. Pembelajaran laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran melalui pendekatan pengalaman, sehingga dosen/instruktur perlu memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam melakukan praktikum. Hal tersebut dilakukan agar mahasiswa dapat mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu (Rahayuningsih & Dwiyanto, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati (20) yang dilakukan pada pembelajaran laboratorium keperawatan maternitas di Akademi

Keperawatan Kerta Cendekia, Sidoarjo di dapat hasil bahwa: ) Perencanaan pembelajaran laboratorium keperawatan maternitas di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia, Sidoarjo belum terencana dengan baik dan sistematis karena ada beberapa langkah desain instruksional untuk perencanaan pembelajaran belum dilaksanakan, 2) Pelaksanaan pembelajaran laboratorium keperawatan maternitas di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo dengan menggunakan metode demonstrasi, role play dan diskusi sudah berjalan dengan baik namun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu ada mahasiswa kurang aktif dan kurang motivasi dalam mengikuti pembelajaran laboraturium keperawatan terutama saat melaksanakan redemonstrasi, kesibukan pengampu mata kuliah maternitas sehingga pengampu tersebut sering datang terlambat. 3) Evaluasi pembelajaran laboratorium keperawatan maternitas di Akademi Keperawatan Kerta Cendekia Sidoarjo dilaksanakan dengan baik dalam bentuk metode OSCE yang mampu menilai aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara bersamaan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan mahasiswa KBK angkatan 200 diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran laboratorium yang dijalankan ada dua, yaitu praktikum dan skill lab. Untuk pelaksanaan praktikum, mahasiswa tersebut mengatakan pelaksanaannya berdasarkan blok yang sedang dijalankan dan jumlah pertemuan sesuai dengan blok. Sedangkan pelaksanaan skill lab tidak tentu, artinya tiap blok tidak bisa ditentukan berapa kali harus dilaksanakan skill lab. Jadi jumlah pertemuan untuk skill lab dihitung per semester.

Metode pembelajaran laboratorium mahasiswa KBK untuk praktikum tidak dilaksanakan ujian atau evaluasi setelah praktikum selesai. Evaluasi yang diadakan hanya pre test dan post test saja. Sedangkan metode pembelajaran laboratorium untuk skill lab diadakan ujian atau evaluasi yang dikenal dengan OSCE (Objective Structure Clinical Examination). Adapaun jumlah mahasiswa yang mengikuti praktikum dan skill lab dibagi menjadi beberapa kelompok. Jumlah mahasiswa yang mengikuti praktikum dalam satu kelompok sama dengan dua kelompok untuk skill lab, misalnya jika satu kelompok untuk skill lab berjumlah sembilan orang, untuk praktikum berjumlah delapan belas orang. Sedangkan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa pendidikan sarjana dengan Kurikulum Berbasis Isi angkatan 2009 hanya praktikum. Pelaksanaan praktikum biasanya diawali dengan pre test dan jarang diadakan post test. Ujian atau evaluasi diadakan setelah kegiatan praktikum selesai, walaupun ada mata kuliah yang tidak melaksanakan ujian, hanya dari nilai pre test dan post test. Adapun mahasiswa yang mengikuti praktikum dibagi menjadi empat kelompok, berkisar 7-8 orang. Berdasarkan uraian di atas didapat bahwa ada perbedaan yang jelas antara pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium antara mahasiswa KBK dengan mahasiswa dengan Kurikulum Berbasis Isi. Masing-masing dari pelaksanaan metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana perbandingan pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasis Isi.

.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi? 2. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Isi? 3. Bagaimana perbandingan pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasis Isi?.3 Tujuan Penelitian.3. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasis Isi..3.2 Tujuan Khusus. Mengidentifikasi pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi. 2. Mengidentifikasi pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Isi. 3. Mengidentifikasi perbedaan pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasis Isi.

.4 Manfaat Penelitian.4. Pendidikan Keperawatan Penelitian ini berguna bagi pendidikan keparawatan sebagai informasi untuk mengetahui perbandingan pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasis Isi Fakultas keperawatan universitas Keperawatan. Informasi yang diperoleh bisa dijadikan sebagai evaluasi untuk pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium selanjutnya agar lebih efektif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran..4.2 Penelitian selanjutnya Penelitian ini berguna untuk penelitian selanjutnya sebagai data dasar untuk meneliti analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan pelaksanaan metode pembelajaran laboratorium pada mahasiswa Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan Kurikulum Berbasis Isi.