JIMVET. 01(3): (2017) ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

JIMVET. 01(1): (2017) ISSN :

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

Isolation and Identification Escherichia coli in Roasted Chicken from Restaurant in Syiah Kuala, Banda Aceh

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

JUMLAH CEMARAN Escherichia coli PADA DAGING AYAM BROILER DI PASAR RUKOH, BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

II. METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

Isolation of Pseudomonas sp. That failed to hatch quail s eggs (coturnix-coturnix japonica ) in Garot, Darul Imarah Subdistric, Aceh Besar

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

Staphylococcus sp. PADA IKAN LAYANG (Decapterus russelii) ASAP Pinekuhe PRODUK KHAS SANGIHE

BAB IV METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG DISTERILISASI ULTRAVIOLET DI WILAYAH KECAMATAN JAGAKARSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

Universitas Lampung. Abstrak. Identification Of Coliform Contamination On Fresh Raw Beef Sold In The Market Around Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sumur kurang dari 0,8 meter dari permukaan tanah didapat hasil sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT INFEKSIUS. IDENTIFIKASI DAN ISOLASI BAKTERI Escherichia coli

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. secara optimal (Direktorat Pengelolaan Hasil Perikanan, 2007 dalam Marada, 2012).

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

II. METODELOGI PENELITIAN

3. HASIL PENELITIAN Acar Kubis Putih (Brassica oleracea)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Salmonella sp PADA AYAM BAKAR DI RUMAH MAKAN KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Makanan jajanan (street food)

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

HASIL. berjumlah. coli) yang. jantung broiler.

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologi Air Tanah di Lokasi Peternakan Babi. 1. Kualitas air tanah secara keseluruhan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

I. PENDAHULUAN. dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food). Ikan termasuk komoditi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

JIMVET. 01(4): (2017) ISSN :

Jamu beras kencur 250 ml. Sampel yang telah homogen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dicampurkan dengan bahan-bahan lain seperti gula, garam, dan bumbu,

BAB V PEMBAHASAN. olahan Teh Poci dilakukan pengulangan pengujian sebanyak 4 kali, dengan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

Teknik Identifikasi Bakteri

Gambar 6. Hasil uji biokimia Bacillus cereus pada nasi putih non organik: (a) metode tradisional (dandang) (b) Dengan metode modern (rice cooker)

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

IDENTIFIKASI BAKTERI Escherichia coli PADA CINCAU HITAM YANG DIJUAL DI PASAR CIKURUBUK TASIKMALAYA

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

Zat-zat hara yang ditambahkan kedalam media tumbuh suatu mikroba adalah :

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI

TINJAUAN PUSTAKA Daging Sapi Daging Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

Transkripsi:

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Escherichia coli DAN PADA KEUMAMAH DI PASAR TRADISIONAL LAMARO, ACEH ESAR Escherichia coli and isolation and identification on Keumamah at Lambaro traditional market, Aceh esar Liza Ummamie 1, Rastina 2, Erina 3, T. Reza Ferasyi 2, Darniati 3, Al Azhar 4 1 Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, anda Aceh 2 Laboratorium Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, anda Aceh 3 Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, anda Aceh 4 Laboratorium iokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, anda Aceh Corresponding author: ummamieliza@gmail.com ASTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Escherichia coli dan pada keumamah yang dijual di pasar tradisional Lambaro, Aceh esar. Penelitian ini menggunakan 10 sampel keumamah yang di jual di pasar tradisional Lambaro, Aceh esar. Isolasi Escherichia coli dan berdasarkan metode Carter. Data hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif, berdasarkan keberadaan Escherichia coli dan yang terdapat pada Keumamah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu sampel positif tercemar Escherichia coli, sedangkan sembilan sampel negatif sementara pada didapat hasil positif untuk semua keumamah yang di jual di pasar tradisional Lambaro, Aceh esar. Disimpulkan bahwa keumamah yang dijual di pasar tradisional Lambaro, Aceh esar telah tercemar Escherichia coli dan. Kata kunci: Escherichia coli,, keumamah ASTRACT This study aimed to isolate and identify Escherichia coli and on keumamah sold at Lambaro traditional market, Aceh esar. Ten keumamah were used for sample. Escherichia coli and isolate based on the Carter methode. The result of this study were analyzed descriptively, based on the presence of Escherichia coli and in keumamah. The result showed that one sample is positive contaminated with Escherichia coli, and nine samples are negative. However for all those ten samples of keumamah sold at Lambaro traditional market Aceh esar are positively contaminated. It can be concluded that keumamah sold at Lambaro traditional market, Aceh esar were contaminated by Escherichia coli (10%) and (100%). Keywords: Escherichia coli,, keumamah PENDAHULUAN Lautan Indonesia dengan luas 5,8 juta km 2 daratan adalah lumbung ikan yang cukup potensial jika dikelola dengan baik. Aceh memiliki sumber daya perikanan yang cukup besar. Salah satunya jenis ikan tangkapan yang cukup besar, baik dalam bentuk segar maupun olahan adalah ikan tongkol (Euthynnus affinis). Hasil tangkapan ikan tongkol tersebut dipasarkan untuk dikonsumsi oleh warga anda Aceh dan sekitarnya (PS, 2015). Ikan tongkol adalah bahan pangan yang mudah membusuk (high perishable food). Produksi tangkapan tidak selamanya stabil, karena dalam sekali penangkapan ini sangat bervariasi. Pada saat musim tangkapan produksi ikan melimpah dan harganya sangat murah sehingga usaha pengawetan sangat diperlukan. Oleh karena itu diperlukan penanganan, 574

pengolahan dan pengawetan yang baik untuk dapat dikonsumsi. Salah satu cara pengolahan yang sudah lama dikenal yang menjadi sangat unggulan sehingga menjadi salah satu makanan khas Aceh yaitu keumamah (Rastina, 2014) Keumamah merupakan salah satu bahan makanan dalam bentuk buatan atau pengawetan makanan salah satunya dapat diolah dari ikan tongkol segar. Makanan ini juga adalah salah satu pangan ikan khas Aceh yang telah membudaya karena cita rasa, gurih dan awet (Yunus, 2000). ahan pangan yang mengandung protein seperti daging dan ikan umumnya dapat dirusak oleh bakteri. Produk pangan jarang sekali steril dan umumnya tercemar oleh beberapa mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut tersebar luas di lingkungan, pertumbuhan mikroorganisme di dalam makanan dapat mengakibatkan berbagai perubahan fisik maupun kimiawi yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi (Faridz dkk., 2007) Kerusakan mikrobiologis dapat terjadi apabila kondisi bahan sesuai dengan kebutuhan hidup mikroba. ahan pangan termasuk ikan umumnya sebagai substrat untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan spesies mikroorganisme patogenik dan non patogenik, jika berkembang dalam jumlah cukup banyak dapat menyebabkan penyakit bagi yang mengkonsumsinya (Faridz dkk.,2007). Umumnya makanan yang menjadi sumber infeksi bakteri adalah makanan berasam rendah seperti daging, ikan, telur dan produk olahannya. akteri yang dapat menjadi penyebab infeksi salah satunya E. coli. akteri ini mudah menyebar dengan mencemari air dan mengkontaminasi bahan yang bersentuhan dengannya. Dalam proses pengolahan biasanya E. coli ini mengkontaminasi alat-alat yang digunakan dalam industri pengolahan. Kontaminasi bakteri E. coli pada makanan atau alat-alat pengolahan adalah suatu indikasi bahwa sanitasi dalam industri kurang baik (Imam dan Sukamto, 1999). Pasar tradisional merupakan tempat jual beli aktivitas pembeli dan penjual langsung yang biasanya terdapat proses tawar-menawar. Pasar tradisional biasanya identik dengan tempat yang kotor dan diletakkan begitu saja tanpa alas yang mendukung. Sesuai pendapat Handayani dkk., (2005) bahwa bahan pangan dapat dijadikan media pertumbuhan mikroorganisme dan dapat bertindak sebagai pembawa beberapa penyakit berbahaya bagi yang mengkonsumsinya. Mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan terjadinya pembusukan bahan pangan dan foodborne disease. Foodborne disease merupakan penyakit yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi bahan pangan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen (Sjamsul, 2001). erdasarkan penyebabnya foodborne disease dibagi menjadi dua, yaitu food infection dan food intoxication. Food infection dapat terjadi apabila mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme, sedangkan food intoxication dapat terjadi apabila termakannya toksin dari mikroorganisme yang tumbuh dalam jumlah tertentu pada makanan (POM RI, 2008). akteri S. aureus adalah salah satu mikroba yang patogen yang dapat menyebabkan food intoxication. akteri S. aureus ini tidak tahan pada suhu pemanasan namun toksin yang dihasilkannya tahan terhadap panas sehingga tidak dapat dihancurkan dengan pemanasan yang biasa dilakukan ketika memasak. Toksin yang dihasilkan oleh bakteri S. aureus tidak terjadi perubahan pada makanan yang telah terkontaminasi baik itu perubahan warna, tekstur, bau atau rasa makanan. Kontaminasi bakteri S. aureus ini juga dapat terjadi melalui peralatan pada saat pengelohan, pekerja dan sanitasi yang belum baik (Karen dan Songer 2005). MATERIAL DAN METODE Penelitian ini menggunakan sampel keumamah dari 5 pedagang yang berasal dari pasar tradisional Lambaro, Aceh esar, selanjutnya keumamah dimasukkan dalam media N. 575

Untuk E. coli biakan di media EM, sedangkan bakteri S. aureus biakan di media MSA. Identifikasi bakteri E. coli ini dilakukan dengan uji IMVIC pada media indol, methyl red- Voges Proskauer, Simmon s Citrate agar, Sulfit Indol Motility (SIM), dan Triple Sugar Iron agar (TSI), dan uji gula-gula yang terdiri dari sukrosa, manitol, laktosa dan glukosa. Identifikasi bakteri S. aureus dilakukan dengan uji katalase, penanaman pada media gula-gula (manitol dan sukrosa). Selanjutnya di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C. Kemudian bakteri yang tumbuh pada media dilakukan pewarnaan Gram untuk mengamati morfologinya dan membedakan bakteri Gram negatif dan Gram positif HASIL DAN PEMAHASAN Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang isolasi dan identifikasi bakteri Escherichia coli dan pada keumamah yang diperdagangkan di Pasar Tradisional Lambaro Aceh esar. Dari 10 sampel yang diambil pada lima pedagang maka diperoleh hasil sebagai berikut: Escherichia coli Tabel 1. Hasil isolasi bakteri E. coli pada keumamah di Pasar Tradisional Lambaro Aceh esar. Pedagang Kode sampel Hasil I II III IV V I. A I. II. A II. III. A III. IV. A IV. V. A V. Escherichia coli erdasarkan Tabel 1 mempelihatkan bahwa dari sepuluh sampel keumamah yang diambil dari lima pedagang di pasar tradisional Lambaro aceh esar menunjukkan satu sampel yang positif terdapat E. coli yaitu pedagang 2(), sedangkan pada sampel 1(A), 2(A), 3(A), 4(A) dan 5(A) menunjukkan hasil negatif. Menurut Rahayu (2011) bahwa E. coli dapat ditemukan pada air, peralatan makanan dan vektor. Hasil positif adanya E. coli dapat dilihat pada media Eosin Methyline blue (EM). Eosin Methyline blue (EM) merupakan media selektif diferensial untuk mengisolasi bakteri E. coli. Pada isolasi E. coli menggunakan media EM hasil yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi bakteri E. coli pada media Eosin Methyline blue (EM) 576

A Gambar 3. (A) Koloni yang terdapat E.coli, () Koloni yang tidak terdapat E. coli erdasarkan Tabel 2 pada pengamatan morfologi koloni, menunjukkan bahwa pada sampel yang diperiksa ditemukan koloni berbentuk bulat, cembung, tekstur halus, mengkilat, pinggiran rata, namun hanya sampel 2() yang berwarna hijau methalik pada media EM. Hal ini jelas bahwa pada sampel 2() menunjukkan hasil positif terdapat E. coli. Pewarnaan Gram dilakukan pada sampel 2(), yang hasil sesuai dengan yang tertera pada Tabel 3. Tabel 3. Morfologi koloni pada Pewarnaan Gram Sampel keumamah entuk Warna Kelompok akteri 2. atang Pendek Pink Gram Gambar 4. akteri E. coli dibawah mikroskop Pembesaran 1000x erdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 3 diketahui bahwa pada sampel 2() termasuk ke dalam kelompok bakteri Gram negatif. Hasil pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa E. coli berwarna merah dan berbentuk batang pendek berwarna pink hal ini disebabkan karena E. coli memiliki komposisi dinding sel mengandung lipopolisakarida yang lebih banyak dibandingkan bakteri kelompok Gram positif sehingga bakteri tersebut tidak mempertahankan zat kristal violet, namun saat diwarnai dengan safranin bakteri tersebut akan mempertahankan warna safranin menjadi warna pink (aehaqi dkk., 2015). Setelah melakukan pewarnaan Gram selanjutnya dilakukan identifikasi bakteridengan uji biokimia dan gula-gula. Hasil pengamatan isolasi pada pedagang 2() dapat dilihat pada Tabel 4. 577

Tabel 4. Hasil pengamatan uji iokimia dan gula-gula A C D E F Gambar 5. Hasil identifikasi E. coli pada uji IMVIC (A) Uji Indol, () Uji MR, (C) Uji VP, (D) Uji SIM, (E) Uji TSIA, (F) Uji Simmons citrate erdasarkan Tabel 4 hasil uji indol pada sampel 2() menunjukkan hasil positif karena setelah ditetesi reagen kovac s yang mengandung P-dimetilaminobenzaldehid, alkohol dan HCl pekat maka terbentuk cincin merah cherry. Hal ini merupakan hasil dari pemecahan asam amino triptofan oleh bakteri E. coli (Lewerissa dan Kaihena, 2014). Pentingnya uji indol ini adalah karena hanya beberapa jenis bakteri saja yang dapat membentuk indol dan uji ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi bakteri (Agustina., dkk, 2013). Pada uji TSIA, dibagian butt (bawah) bewarna kuning demikian pula pada bagian slant (miring) juga bewarna kuning, hal ini menunjukkan suasana yang asam pada butt dan slant. Hal ini sesuai pendapat Lebofee (2011) hasil dari uji TSIA pada E. coli menghasilkan warna kuning. Hal ini dikarenakan E. coli pada media TSIA dapat memfermentasi glukosa, laktosa dan sukrosa. Untuk Uji sitrat, uji ini dapat melihat kemampuan bakteri menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon. Jika bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya maka akan menaikkan ph dan mengubah warna medium biakan dari hijau menjadi biru. Pada penelitian ini hasilnya negatif karena E. coli tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon (Fatimawati, 2014). Hasil uji biokimia pada sampel keumamah 2() menunjukkan hasil positif adanya E. coli. Pentingnya uji biokimia ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme secara fisiologis berdasarkan reaksi biokimia. Jenis uji biokimia akan dipengaruhi oleh faktor atau sifat mikroorganisme, jenis media atau faktor lingkungan (Harti, 2015). Uji biokimia ini dilakukan untuk menguatkan dugaan bahwa bakteri yang di isolasi merupakan bakteri E. coli. Selain di uji dengan uji biokimia, bakteri yang bersifat Gram negatif ini juga perlu di uji dengan uji gula-gula dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan fermentasi bakteri terhadap karbohidrat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 dan gambar 6. Tabel 5. Hasil pengamatan uji gula-gula 578

Sampel Uji gula-gula keumamah Glukosa Laktosa Sukrosa Manitol 2 () + + + + Keterangan: (+) = Positif, terjadi fermentasi karena terjdi perubahan warna dari ungu menjadi kuning Menurut Cappucino dkk., (2002) uji gula-gula ini merupakan salah satu uji biokimia untuk mengisolasi bakteri E. coli dengan cara mengetahui kemampuan bakteri tersebut memfermentasi karbohidrat. Uji gula-gula yang di gunakan ini adalah sukrosa, manitol, glukosa dan sukrosa. Uji gula-gula menunjukkan reaksi positif dengan terjadinya perubahan warna menjadi kuning dan menghasilkan gas. Ini menunjukkan bahwa bakteri ini mampu memfermentasi karbohidrat. Sthapylococcus aureus Gambar 6. Hasil uji gula-gula Tabel 6. Hasil isolasi bakteri S. aureus pada keumamah di pasar tradisional Lambaro Aceh esar. Sampel keumamah akteri 1. A 2. A 3. A 4. A 5. A erdasarkan tabel 6 mempelihatkan bahwa dari sepuluh sampel keumamah yang diambil dari lima pedagang di pasar tradisional Lambaro, Aceh esar menunjukkan sepuluh sampel tersebut positif terdapat S. aureus yaitu pedagang 1(A), 2(A), 3(A), 4(A) dan 5(A). Hal ini S. aureus dapat ditemukan di lingkungan masyarakat seperti udara, debu, 579

kotoran, air dan makanan yang terdapat pada peralatan manusia maupun pada hewan (Le Loie dkk., 2003) Hasil positif adanya S. aureus dapat dilihat pada media Manitol Salt Agar (MSA). Manitol Salt Agar (MSA) media ini sering digunakan untuk mengisolasi bakteri patogen, khususnya S. aureus. media selektif untuk mengisolasi bakteri S. aureus (Salamena, 2015). Pada isolasi S. aureus menggunakan media Manitol Salt Agar (MSA) hasil yang didapatkan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil isolasi bakteri S. aureus pada media Manitol Salt Agar (MSA) Gambar 7. Koloni S. aureus pada media Manitol Salt agar (MSA) erdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa sepuluh sampel menghasilkan koloni berbentuk bulat, cembung, tekstur rata, mengkilat, pinggiran rata, hasil ini diduga sebagai S. aureus. Pada sepuluh sampel menunjukkan warna kuning keemasan pada media MSA menunjukkan hasil positif terdapat S. aureus. Kemudian dilanjutkan dengan pewarnaan Gram untuk melihat morfologi bakteri. S. aureus ini merupakan bakteri Gram positif berbentuk 580

kokus bergerombol dan ciri-ciri tersebut terlihat jelas saat pewarnaan Gram yang telah dilakukan pengamatan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil pewarnaan Gram Gambar 8. akteri S. aureus di bawah Mikroskop pembesaran 1000x erdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 8 diketahui bahwa sepuluh sampel yang diperoleh termasuk ke dalam kelompok bakteri Gram positif. Hasil Pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa S. aureus berwarna ungu dan berbentuk bulat seperti utaian anggur. akteri Gram positif mempertahankan zat warna kristal violet karenanya tampak ungu (Zubaidah, 2006), perbedaan warna tersebut dikarenakan komponen dinding sel peptidoglikan pada Gram positif lebih tebal sehingga dinding tersebut mengakibatkan perbedaan kemampuan afinitas dengan pewarnaan Gram. Setelah dilakukan pewarnaan Gram selanjutnya dilakukan uji katalase. Uji katalase dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri memproduksi enzim katalase. akteri S. aureus bersifat katalase positif karena bakteri ini mampu menghasilkan enzim katalase. Uji ini dilakukan dengan menggunakan H2O, enzim katalase dari bakteri mampu mengurai hidrogen perosida H2O2 menjadi H2O, sehingga ketika koloni bakteri dicampurkan H2O maka akan terbentuknya buih (gelembung). Gambar 9 581

Gambar 9. Uji katalase Selanjutnya untuk memperkuat dugaan bahwa bakteri tersebut S. aureus perlu dilakukan dengan uji fermentasi beda manitol dan glukosa. erdasarkan gambar 11. Dapat dilihat bahwa hasil uji manitol dan glukosa menunjukkan hasil positif adanya bakteri S. aureus dengan terjadinya perubahan warna menjadi kuning dan adanya gas. Hal ini sesuai pendapat Todar (2005), bahwa bakteri S. aureus mampu memfermentasi glukosa dan manitol. Menurut Volk dan Wheeler (1993), sebagian besar mikroorganisme memperoleh energi dari subtrat berupa karbohidrat yang selanjutnya difermentasi menghasilkan asam-asam organik (asam laktat dan asetat) dengan disertai atau tidak disertai pembentukan gas. Gambar 10. Hasil dari uji manitol dan glukosa KESIMPULAN erdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat kontaminasi bakteri E. coli dan S. aureus pada keumamah yang dijual di pasar tradisional Lambaro, Aceh esar. DAFTAR PUSTAKA Agustina, D., C, Yulvizar, N. Risa. 2013. Isolasi dan karakterisasi bakteri pada ikan kembung (Rastrelliger sp) asin erkitosan. iospecies Vol. 6(1): 15-19 aehaqi, Mif, Sunardi, Akhlan, Riksma, N. Ridalti, Heryati, Euis. 2005. Psikiatri:Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan. andung: PT. Refika Aditama. (PS) adan Pusat Statistik. 2015. Produksi Ikan Laut di Aceh Tahun 2015. adan Aceh (ID): PS 582

POM RI. adan Pengawas Makanan dan Obat Republik Indonesia. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Internet. [diunduh 5 Nov 2016]; Tersedia pada: www.perpustakaan.pom.go.id. Cappucino, JG, N. Sherman. Microbiology A Laboratory Manual Edition 9 th. California: The enjamin Cummings Publishing Company; 2012. P 323-327 Fatimawati, A. G. ambang dan N. S. Kojong. 2014. Analisis cemaran bakteri coliform dan identifikasi E. coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado. Jurnal ilmiah Farmasi UNSRAT. Faridz, R. Hafiluddin. M. Anshari. 2007. Analisis Jumlah akteri Keberadaan Escherichia coli pada Pengolahan Ikan Teri Nasi di PT. Kelola Mina Laut Unit Semenap. Fakultas Pertanian Unijoyo. EMRYO vol. 4 No. 2 hal. 94-106 Harti, A. S. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Andi Handayani,. R. dan W. Werdiningsih. 2010. Kondisi sanitasi dan keracunan makanan tradisional. Jurnal Agroteksos, 20(2), pp. 131-138 Imam, S dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi Dalam Pengelolaan dan Keamanan Pangan. Yayasan Adi Karya IKAPI: andung Karen, W. P and Songer G. J. 2005. Veterinary Microbiology. London: Elsevier saunders Le Loie, Y, F. M. aron. Gautier. 2003. and food poisoning. Gene. Mol Res 2(1): 63-76 Leboffe, M. J dan. E. Pierre. 2011. A photographic atlas for the Microbiology Laboratory. Morton Publishing Company. Lewerissa, F dan Kaihena, M., 2014. Analisis kualitatif akteri Coliform dan Fecal Coliform Pada Mata Air Desa Saparua Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Rastina. 2014. Efektifitas Ekstrak Daun Kari (Murraya koenigii) Terhadap Daya Awet Ikan Keumamah. Tesis. Institut Pertanian ogor. ogor Sjamsul,. 2001. Mewaspadai cemaran mikroba pada bahan pangan, pakan, dan produk peternakan di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 20(2):55-64 Todar, K. 2005. Salmonella and salmonellosisi. Todar s Online textbook of acteriology. University of Wisconsin-Madison Departemen acteriology. Wisconsin. Volk, N. Dan P. Wheleer. 1993. Analisi Praktikum Mikrobiologi Umum untuk Perguruan Tinggi. UGM Press, Yogyakarta. Yunus, Y. A. 2000. Tinjauan Sanitasi Tempat Pengolahan Ikan Kayu (keumamah) di Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Kodya anda Aceh. Skripsi. Universitas Sumatera Utara, Medan Zubaidah, K. 2006. Mikrobiologi Umum. Universitas rawijaya, Malang 583