TINJAUAN PUSTAKA. Kompos Sampah Rumah Tangga. dan tidak bermanfaat sehingga disebut bahan buangan. Menurut sumbernya,

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Mineralisasi N dari Bahan Organik yang Dikomposkan

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

PEMBUATA KOMPOS DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Anda (2010) abu vulkanik mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tanah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Kandungan Unsur Hara Makro pada Serasah Daun Bambu. Unsur Hara Makro C N-total P 2 O 5 K 2 O Organik

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan pengelolaan yang memperhatikan kendala yang ada. Beberapa kendala

TINJAUAN PUSTAKA. Inceptisols tersebar luas di indonesia yaitu sekitar 40,8 juta ha. Menurut

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

HASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Reaksi tanah menyatakan tingkat kemasaman suatu tanah. Reaksi tanah dapat

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas

I. PENDAHULUAN. energi dan serat kasar. Konsumsi ternak rumiansia akan hijauan makanan ternak ±

TINJAUAN PUSTAKA. ordo tanah yang lain. Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan tanah yang bertekstur relatif berat, berwarna merah

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Rumput Raja (Pennisetum purpuroides) dapat dilihat. pada Gambar 1. Gambar 1. Morfologi Rumput Raja (Pennisetum purpuroides)

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Kompos Sampah Rumah Tangga Sampah didefinisikan sebagai bahan-bahan yang sudah tidak digunakan dan tidak bermanfaat sehingga disebut bahan buangan. Menurut sumbernya, sampah dibagi menjadi sampah kota dan sampah industri. Sampah rumah tangga terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik dibagi dua yaitu sampah organik hijau (sisa sayur mayur dari dapur). Contohnya : tangkai/daun singkong, papaya, kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labuh siam, ubi, singkong, kulit buah-buahan, nanas, pisang, nangka, daun pisang, semangka, ampas kelapa, sisa sayur / lauk pauk, dan sampah dari kebum (rumput, daun-daun kering/ basah). Sampah organik hewan yang dimakan seperti ikan, udang, ayam, daging, telur dan sejenisnya. Sampah anorganik yaitu berupa bahan-bahan seperti kertas, karton, plastik, kaleng, bermacam-macam jenis plastik, styrofoam, dan lain-lain (Yuliusbari, 2011). Sampah organik dapat diubah menjadi kompos dengan suksesi berbagai macam organisme. Selam fase awal pengomposan, bakteri meningkat dengan cepat. Berikutnya, bakteri berfilamen (actinomycetes), jamur, dan protoza mulai bekerja. Setelah sejumlah besar karbon (C) dalam kompos dimanfaatkan (utilized) dan temperatur mulai turun, centipedes, milipedes, kutu, cacing tanah, dan organisme lainnya melanjutkan proses pengomposan. Pada fase terakhir, organisme mengoksidasi substansi nitrogen menjadi nitrat yang dibutuhkan akan tanaman dan tumbuhan bertunas (sprouting plants) seperti rebung, tauge. Kompos akan berubah menjadi gelap, tidak berbau, remah, dan mudah hancur. Fase ini

disebut juga sebagai fase kematangan (ripeness) karena kompos sudah dapat digunakan (Sukir, 2010). Kandungan kompos didominasi oleh bahan organik yang dapat mencapai 18% - 59%. Unsur lain seperti N, P, K, Ca berada dalam jumlah relatif yang sedikit yaiut dibawah 2%. Disamping itu penambahan pupuk organik juga berfungsi untuk memperkaya bahan organik, mengembalikan unsur hara yabg tercuci didalam tanah (Marsono dan Sigit, 2001). Kompos memilki kandungan asam humat yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Kompos juga berperan sebagai nutrisi bagi miroba, sehingga aktivitas mikroba tanah yang berada disekitar perakaran semakin meningkat. Hasil penelitian Ketaren (2008) bahwa kompos yang diberikan kedalam tanah merupakan pupuk yang banyak menyuplai bahan organik sedangkan bahan organik erat kaitannya dengan peningkatan karbon didalam tanah (C-Organik) sehingga dengan memberikan pupuk organik maka berpengaruh terhadap peningkatan C-organik dalam tanah. Ditambahkan hasil penelitian Sidabutar (2006) bahwa pupuk organik dapat pula meningkatkan ph tanah (menetralkan Al dengan membentuk kompleks Al-organik) dan juga dapat menyumbang unsur mikro yang berguna bagi tanaman. Kandungan utama dengan kadar tertinggi dari kompos adalah bahan organik yang dapat memperbaiki kondisi fisik dan kimia tanah. Unsur lain dalam kompos yang variasinya cukup banyak tetapi kadarnya rendah adalah nitrogen, fosfor, kalium, kalsium dan magnesium. Susunan hara dari kompos memang tidak pernah tetap (Lingga, 2000).

Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit (Berutu, 2009). Penggunaan kompos sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner) dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah sehingga mempertahankan dan menambah kesuburan tanah pertanian. Penelitian Sinaga (2002) bahwa pemberian kompos dapat menyumbangkan K dalam tanah sehingga K-tukar meningkat, hal ini disebabkan oleh kandungan K kompos yang tinggi sehingga menjadi sumbangan bagi hara K dalam tanah dan juga kompos merupakan koloid organik sehingga akan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), dengan meningkatnya KTK maka K-tukar juga akan meningkat. Penambahan pupuk organik kedalam tanah baik berupa pupuk kandang maupun bahan organik segar dapat mempengaruhi ketersediaan fosfat melalui dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik dan CO 2.. Asam-asam ini akan menghasilkan anion organik, dan anion organik ini mempunyai sifat dapat mengikat ion Al, Fe dan Mn dari larutan tanah, dengan konsentrasi ion-ion tersebut dalam tanah akan berkurang sehingga fosfat tersedia lebih banyak, dengan kata lain kecepatan pelepasan fosfat dari bentuk yang tidak tersedai menjadi bentuk tersedia sangat bergantung pada : ph tanah, kadar ion Fe, Al dan

Mn larut, jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik dan kegiatan jasad renik (Ardjasa,1994). Residu Sampah Rumah Tangga Tempat pembuangan sampah yang biasa dimiliki oleh setiap masyarakat ditujukan untuk penimbunan dari berbagai segala jenis sampah, baik organik maupun anorganik. Pembakaran yang dilakukan merupakan upaya untuk menekan populasi sampah, namun sisa hasil abu bakaran akan terakumulasi dalam tanah disekitarnya. Hal ini akan memicu pemasalahan kandungan logam berat dan akan terkontaminasi terhadap lingkungan sekitarnya, namun besaran kandungannya ditentukan dari jenis sampah yang biasanya berasal dari bahan sukar diromabak seperti plastik,kertas,baterai dan lain-lain (Luwiharto, 2011). Beberapa alternatif cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan secara sederhana seperti penumpukan. Dengan metode ini, sebenarnya sampah tidak dimusnahkan secara langsung, namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan bersifat murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko karena berjangkitnya penyakit menular, menyebabkan pencemaran, terutama bau, kotoran dan sumber penyakit dana badan-badan air (Yuliusbari. 2012). Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok pada suatu tempat penampungan atau pembuangan, perombakan sampah organik dalam suasana anaerob (miskin oksigen) akan menimbulkan bau tak sedap. Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Sampah yang dibuang ke TPS ditempatkan berdasarkan pemilahan sampah yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan karena sampah organik cepat membusuk sementara

sampah non organik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membusuk sehingga memerlukan perlakuan khusus (Nasih, 2011). Penimbunan bahan organik begitu saja di tanah yang kaya udara dan air tidaklah baik karena penguraian terjadi amat cepat. Akibatnya, jumlah CO2 dalam tanah akan meningkat cepat. Kondisi seperti ini akan sangat menganggu pertumbuhan tanaman. Selain kandungan C/N dalam bahan, permukaan bahan juga mempengaruhi kecepatan pengomposan. Makin halus dan kecil bahan baku kompos maka peruraiannya akan makin cepat dan hasilnya lebih banyak. Timbunan yang terlalu pendek atau rendah akan menyebabkan panas mudah menguap. Hal ini dikarenakan tidak adanya bahan material yang digunakan. Untuk menahan panas dan menghindari pelepasan panas. Suhu yang kurang akan menyebabkan bakteri pengurai tidak dapat berkembang. Sebaliknya, timbunan bahan terlalu tinggi bisa membunuh bakteri pengurai. Tanah pertanian yang baik mengandung perbandingan unsure C dan N yang seimbang. Bahan-bahan organik tersebut harus dikomposkan terlebih dahulu sebelum digunakan agar C/N bahan itu menjadi lebih rendah atau mendekati C/N tanah. Itulah sebabnya bahan-bahan organik tidak bisa langsung dibenamkan dan membiarkannya terbenam sendiri karena struktur bahan organik tersebut kasar, daya ikatnya terhadap air amat lemah, sehingga bila langsung dibenamkan ke tanah, tanah akan menjadi berderai. Hal ini dapat dilakukan bagi tanah yang berat, akan tetapi akan berakibat buruk bagi tanah yang ringan (pasir) dan akan lebih buruk lagi pada kawasan tanah yang terbuka (Yuliusbari, 2012).

Tanaman Sayuran Tanaman sawi pahit termasuk family Cruciferae, menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik. Selain itu tanah harus memiliki drainase yang baik dengan nilai ph 6-7. Sawi pahit dapat ditanam di dataran rendah maupun tinggi (Tumanggor, 2002). Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga dapat ditanam di sepanjang tahun, asalkan pada musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Tetapi tanaman sawi tidak menyukai curah hujan yang lebat, karena selain mempunyai perakaran yang dangkal juga zat-zat hara dalam tanah akan mudah tercuci yang mengakibatkan tanaman sawi menjadi kecil dan ini akan memperngaruhi produksi panen (Syahputra, 2007). Beberapa Sifat kimia Tanah Nitrogen dalam tanah berasal dari bahan organik tanah, pengikatan oleh mikroorganisme tanah dari nitrogen dari udara, pupuk dan air hujan. Nitrogen diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO 3- dan NH 4+. Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar, berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik, meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan, meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme di dalam tanah (Hardjowigeno, 2003). P tersedia dalam tanah dapat diartikan sebagai P tanah yang dapat diekstraksi oleh air dan asam sitrat. P menjadi tidak tersedia dan tidak larut disebabkan fiksasi oleh mineral-mineral liat dan ion-ion Al, Fe, Mg ataupun Ca

yang banyak larut, membentuk senyawa komplek dan tidak larut. Sistem tanah umumnya mengandung 0,10 0,25% P 2 O 5 dan jarang melebihi 0,50%. Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H 2 PO 4- HPO 4. Fungsi dari Fosfor (P) dalam tanaman diantaranya: Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda, mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji, membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah, sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu (Sarief, 1993). Menurut Sinuraya (2007) unsur kalium (K) merupakan unsur hara yang mudah mengadakan persenyawaan dengan zat lain, misalnya Ca dan Mg. Sifat K yaitu mudah larut dan terbawa hanyut dan mudah pula difiksasi dalam tanah. Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K. Ditambahkan Hakim (2005) ketersediaan kalsium dalam tanah sangat dipengaruhi oleh faktor kehilangan kalsium itu sendiri dalam tanah dan adanya mineral atau batuan yang mengandung kalsium. Semakin besar kehilangan kalsium dari dalam tanah semakin berkurang pula kalsium yang tersedia untuk tanaman. Kalium sebenarnya sangat diperlukan pada tanah kering, karena pada tanah ini banyak kation K + yang hilang dan terangkut oleh tanah melalui pencucian air hujan hujan erosi. Ketersediaan kalsium dalam tanah sangat dipengaruhi oleh faktor kehilangan kalsium itu sendiri dalam tanah dan adanya mineral atau batuan yang mengandung kalsium. Semakin besar kehilangan kalsium dari dalam tanah semakin berkurang pula kalsium yang tersedia untuk tanaman (Hakim, 2005). +

Tanah Inceptisol Lahan pekarangan dapat dijadikan asset berharga bagi pengembangan usaha tani skala rumah tangga. Oleh karena itu, pemanfaatan lahan pekarangan dapat dijadikan basis usaha pertanian tanaman sayuran dalam rangka memberdayakan sumber daya keluarga serta meningkatkan ketahanan pangan dan kecukupan gizi. Dalam penelitian ini, tanah disekitar pekarangan digunakan sebagai media tanam, dimana jenis tanah tersebut adalah inceptisol. Tanah Inceptisol mempunyai karakteristik dari kombinasi sifat-sifat tersedianya air untuk tanaman lebih dari setengah tahun atau lebih dari tiga bulan berturut-turut dalam musim kemarau, satu atau lebih horizon pedogenik dengan sedikit akumulasi bahan selain karbonat atau silika amorf, tekstur lebih halus dari pasir berlempung dengan beberapa mineral lapuk dan kemampuan menahan kation fraksi lempung yang sedang sampai tinggi. Penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur. Kisaran kadar C- organik dan kapasitas tukar tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Askari, 2010). Inceptisol (inceptum atau permulaan) dapat dsebut tanah muda karena pembentukannya agak cepat sebagai hasil pelapukan bahan induk. Inceptisol mempunyai kandungan liat yang rendah, yaitu < 8% pada kedalaman 20-50 cm. Sifat fisik dan kimia tanah inceptisol antara lain: berat jenis 1,0 g/cm kalsium karbonat kurang dari 40%, ph mendekati netral atau lebih (ph < 4 tanah bermasalah), kejenuhan basa kurang dari 50% pada kedalaman 1,8 m, COLE antara 0,07 dan 0,09, nilai porositas 68% sampai 85%, air yang tersedia cukup banyak antara 0,1 1 atm (Hardjowigeno, 2003).

Kandungan P potensial rendah sampai tinggi dan K potensial sangat rendah sampai sedang. Kandungan P potensial umumnya lebih tinggi daripada K potensial, baik lapisan bawah maupun lapisan atas. Kapasitas Tukar Kation (KTK) sedang sampai tinggo disemua lapisan. Kejenuhan basa (KB) rendah sampai tinggi. Secara umum dapat disimpulkan kesuburan alami inceptisol bervariasi dari rendah sampai tinggi (Damanik dkk, 2010).