BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum kedatangan bangsa Belanda, etnis Tionghoa sudah menyebar ke seluruh Nusantara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

UPAYA PENGUATAN NASIONALISME ORANG INDONESIA TIONGHOA PASCA PERISTIWA MEI 1998

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

Komunisme dan Pan-Islamisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

PERANG DI INDONESIA. Pada tahun 1942, Jepang menjajah Indonesia. Betapa kejamnya Jepang terhadap Indonesia, sampai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

KISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK

BAB I PENDAHULUAN. etnis Tionghoa sudah terjadi sejak lama. Orang-orang China yang bermukim

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

yang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang warga negara Indonesia dengan paspor Indonesia belum tentu orang

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Proses Jalannya Diplomasi. pernyataan berdirinya negara Republik Indonesia. Negara yang bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB IV PENGARUH NASIONALISME ETNIS KETURUNAN ARAB TERHADAP ETNIS KETURUNAN LAIN DI INDONESIA

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. moral dan juga nasionalisme. Hal tersebut melatarbelakangi pendirian Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014

- Siswa dapat menjelaskan kejadian yang ada pada suatu bacaan. - Siswa dapat memilih tanggapan yang sesuai dengan isi cerita

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Ratusan

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Suryadinata, Leo, Negara dan Etnis Tionghoa : Kasus Indonesia, (Jakarta: Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia, 2002), hlm.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. akhir bulan itu, tentara Jepang menghancurkan armada gabungan Belanda,

Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum kedatangan bangsa Belanda, etnis Tionghoa sudah menyebar ke seluruh Nusantara. Secara umum etnis Tionghoa adalah orang-orang yang berasal dari Tiongkok. Sebutan nama bagi warga negara keturunan yang berasal dari Tiongkok adalah Tionghoa. Sejak masa awal perkembangan Hindu Budha dan hingga kini banyak etnis Tionghoa yang datang dan menetap di Indonesia. Etnis Tionghoa sudah mulai menetap di Indonesia sejak pertengahan abad ke 8 etnis Tionghoa sudah mulai menetap dan bermukim di kota kota pesisir Nusantara (Jusuf, 2015: 24). Kedatangan etnis Tionghoa dari Tiongkok ke Nusantara sampai abad ke 17 telah melahirkan hubungan baik dengan kerajaan kerajaan Nusantara. Dalam rentang waktu cukup lama itu, tidak terjadi peperangan di antara mereka. Bahkan, kerajaan kerajaan Hindu dan Budha yang terdapat di Sumatra dan Jawa selalu mengirimkan utusan-utusan ke Kaisar Tiongkok dan sering memberi upeti. Sebaliknya utusan utusan kaisar dari Tiongkok juga sering berkunjung ke Nusantara. Hubungan diplomatik antara kerajaan Tiongkok dan raja raja di Nusantara sangat akrab (Jusuf, 2015: 29). Awal mula datangnya para leluhur orang Tionghoa yang bermigrasi ke Indonesia sejak ribuan tahun lalu mereka datang dengan tujuan awal untuk berdagang, dan karena banyaknya peperangan yang mengakibatkan hancurnya perekonomian di Tiongkok. Hal itu menyebabkan banyak etnis Tionghoa yang terpaksa meninggalkan kampung halamannya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik lagi. Etnis Tionghoa adalah suatu bagian dari penduduk Indonesia yang sampai sekarang merupakan kaum minoritas. Minoritas perantara dan sikap Tionghoa yang terpecah periode 1942-1949, yang merupakan masa pendudukan Jepang dan Revolusi Kemerdekaan, diabadikan oleh seorang penulis peranakan Tionghoa sebagai masa Indonesia Dalem Api dan Bara karena penuh dengan pergolakan, kekerasan dan ketakutan. Pendudukan Jepang berlangsung singkat, hanya tiga setengah tahun, namun akibat yang ditimbulkannya amat besar bagi etnis Tionghoa. Berakhirnya pendudukan Jepang diikuti dengan masa Revolusi, yakni konflik Indonesia melawan Belanda, yang sering juga disebut Zaman Bersiap. Bagaimanakah sikap etnis Tionghoa dalam masa Revolusi Kemerdekaan? Sejarawan Mary Somers-Heidhues memberikan analisisnya sebagai berikut.

Pertama, sebagian etnis Tionghoa tidak ingin berpihak dalam konflik Indonesia- Belanda, karena mereka berpendapat bahwa mereka bukanlah Belanda dan juga bukan Indonesia. Sikap netral ini muncul sebagai produk divide et impera kolonial Belanda dan politik resinifikasi (pencinaan kembali) penguasa Jepang. Walaupun posisi ini sering menuai kritik, namun di beberapa daerah, ironisnya, justru sikap netral inilah yang diminta oleh golongan pejuang Indonesia dari golongan Tionghoa. Kemudian ada grup lain yang disebut kaula Hindia Belanda yang kini secara otomatis menjadi Warga Negara Indonesia. Mereka dilahirkan di Indonesia dan ingin menjadi Warga Negara Indonesia. Kedua, disana-sini terdapat beberapa Tionghoa peranakan maupun totok yang bersimpati dan berjuang di pihak Republik Indonesia, Tokoh yang paling vokal adalah Liem Koen Hian (1896-1952). Liem adalah salah satu founding fathers Negara Republik Indonesia, sehubungan dengan partisipasinya dalam BPUPKI. Dirinya sudah menegaskan identitas keindonesiaannya ketika di tahun 1932 mendirikan Partai Tionghoa Indonesia (PTI), yang tanpa henti menyerukan kepada peranakan Tionghoa untuk memberikan loyalitas politiknya kepada Indonesia.( Kwartanada, 2011 : 2 ) Selain keterlibatan etnis Tionghoa dalam perekonomian baik dalam perdagangan dan pertanian, etnis Tionghoa juga memiliki keterlibatan dalam perpolitikan dan terlibat dalam birokrasi pemerintahan, dan tidak sedikit etnis Tionghoa yang ikut andil dalam pergerakan nasional khususnya dalam bidang kemiliteran. Etnis Tionghoa ikut berperan aktif memberikan sumbangsihnya, mulai dari bertempur, penyediaan logistik dan persenjataan, maupun menjalankan dapur umum bagi prajurit TNI. Aksi militer Tionghoa yang paling spektakuler adalah aliansi mereka dengan pasukan Jawa melawan VOC Belanda (Kompeni) pada tahun 1740-1743, yang sering disebut sebagai Geger Pacinan. Akar kejadian perang yang cukup merepotkan kompeni ini adalah pembantaian etnis Tionghoa di Batavia oleh VOC di tahun 1740. Di Kediri dan di beberapa tempat lain di Jawa Timur, juga di Losarang (Jawa Barat) mantan anggota Keibōtai (kesatuan semi militer Tionghoa yang dibentuk di masa Jepang) aktif memberikan latihan kemiliteran pada laskarlaskar Indonesia. Di daerah Pemalang, muncul satu hal yang cukup unik dalam revolusi Indonesia, yakni munculnya Laskar Pemuda Tionghoa (LPT), yang sesuai dengan namanya, bertujuan mendukung kemerdekaan Indonesia. Tokohnya adalah Tan Djiem Kwan, alumnus Sekolah Tionghoa (THHK) Tegal. Tokoh ini giat memberikan kursus anti kolonialisme pada pemuda Tionghoa, mendorong

pengibaran bendera Merah Putih, dll. Laskar ini memainkan peran penting dalam melucuti balatentara Jepang di Pemalang. Dalam masa Perang Kemerdekaan, masyarakat mengenal nama yang melegenda, John Lie dari TNI-AL seorang nonpribumi, yang menjadi penyelundup senjata bagi Republik Indonesia. Beliau dikenal sebagai tokoh legendaris, yang banyak mendapat penghormatan dan rasa kagum dari para pejuang Indonesia. Sebagai seorang nakhoda, John Lie dipercaya pemerintah Republik untuk menjual komoditas Indonesia untuk ditukar dengan persenjataan, peralatan komunikasi dan obat-obatan yang amat dibutuhkan dalam melawan Belanda. Daerah operasinya cukup luas, meliputi Singapura, Penang, Bangkok, Rangoon, Manila dan New Delhi. Saat Indonesia diblokade secara ketat oleh Belanda, John Lie berhasil menembus kepungan itu dan mendapat julukan Nakhoda Terakhir Republik.(Kwartanada, 2011 : 2, Santosa, 2014 : 141) Sejarah kemerdekaan Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang didukung oleh seluruh lapisan masyarat dan suku bangsa lain. Semangat nasionalisme yang ditunjukkan oleh seluruh komponen bangsa didasarkan pada kesadaran bahwa kemerdekaan adalah hak yang harus dimiliki oleh setiap bangsa termasuk bangsa Indonesia. Proklamasi adalah puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan belenggu penjajahan sejak bertahun-tahun lamanya. Pada akhirnya harapan untuk merdeka terwujud dengan dicetuskannya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Lahirlah Indonesia menjadi suatu bangsa dan negara yang merdeka. Pentingnya peranan etnis Tionghoa di bidang militer dalam menegakkan panji-panji kemerdekaan yang telah dikibarkan oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Tidak diragukan, mereka telah ikut memberikan kontribusi dalam mengusir penjajah dan turut mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia bersama saudarasaudaranya dari berbagai suku bangsa yang juga ikut andil dalam kemerdekaan dan pergerakan nasional di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui peranan etnis Tionghoa di Indonesia dalam bidang militer. Seperti apa peranan etnis Tionghoa di Indonesia dalam bidang militer masa revolusi kemerdekaan 1945.

1.3 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian akan berpusat pada tiga pertanyaan untuk mengetahui hal hal tersebut. Berikut pokok pokok pertanyaan tersebut : 1. Bagaimana latar belakang keberadaan etnis Tionghoa dan keterlibatannya dalam kemerdekaan Indonesia 2. Peranan etnis Tionghoa di Indonesia dalam bidang militer 3. Tokoh-tokoh etnis Tionghoa yang ikut andil dalam kemerdekaan Indonesia 1.4 Ruang Lingkup Masalah Skripsi ini bermaksud untuk mengetahui peranan etnis Tionghoa di Indonesia dalam bidang militer masa revolusi kemerdekaan 1945. Seperti apa, etnis Tionghoa di Indonesia yang berperan aktif dalam menegakkan kemerdekaan dan pemerintahan di Indonesia dalam bidang militer. 1.5 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui peranan etnis Tionghoa di Indonesia dalam bidang militer 2. Memberikan penjelasan tetang kontribusi etnis Tionghoa di Indonesia dalam bidang militer selama revolusi kemerdekaan 3. Mengetahui tokoh-tokoh etnis Tionghoa yang berperan dalam kemerdekaan dan pergerakan nasional 1.6 Metode Penelitian Sejarah memiliki metode sendiri dalam mengungkapkan peristiwa masa lampau. Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil dalam bentuk tulisan. Seorang sejarawan dalam memulai penulisan sejarah, harus mengumpulkan sumber secara sistematis yang berkaitan dengan kejadian-kejadian masa lampau. Hal ini untuk menguji kebenaran, sehubung dengan sebab akibat kecenderungan kajian tersebut yang dapat menerangkan kejadian masa kini dan mengantisipasi di masa yang akan datang. ( Kuntowijoyo, 2003 : 25)

Heuristik berasal dari bahasa Yunani heuriskein yang berarti mencari atau menemukan jejak-jejak sejarah. Heuristik merupakan kegiatan pengumpulan sumber yang digunakan dalam penelitian. Heuristik merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian sejarah, yaitu suatu kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data. Sumber primer dan sekunder yang digunakan dalam penulisan ini berupa buku-buku, dokumen dimana buku tersebut ditulis oleh orang yang menyaksikan peristiwa tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. (Abdurahman, 2007 : 64). Dalam penelitian ini, saya menggunakan metode penelitian sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah berupa buku, jurnal yang kemudian dituangkan dalam bentuk penelitian deskriptif. 1.7 Kerangka Teori Militer adalah angkatan bersenjata suatu negara yang bertugas menjaga pertahanan dan keamanan serta mempertahankan negara dari berbagai macam ancaman. Secara harfiah militer berasal dari kata Yunani yaitu orang yang bersenjata siap untuk bertempur, orang-orang ini terlatih dari tantangan untuk menghadapi musuh, sedangkan ciri-ciri militer sendiri mempunyai organisasi teratur, berpakaian seragam, disiplin yang tinggi, mentaati hukum yang berlaku dalam peperangan. ( Agus, 2006 : 13 ) Tinjauan militer adalah kebijaksanaan pemerintah mengenai persiapan dan pelaksanaan perang yang menentukan baik buruknya serta besar kecilnya potensi dan kekuatan perang Negara. Tinjauan ini digunakan untuk mengetahui kebijakan militer yang dilakukan melalui perkembangan dan perubahan yang berpengaruh pada bidang militer. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu dengan digunakannya pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan militer maka akan membantu penelitian ini untuk mengetahui peranan etnis Tionghoa di Indonesia dalam bidang militer. 1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Pertanyaan Penelitian 1.4 Ruang Lingkup Masalah

1.5 Tujuan Penelitian 1.6 Metode Penelitian 1.7 Kerangka Teori 1.8 Sistematika Penulisan 1.9 Sistem Ejaan BAB II ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA SEBELUM REVOLUSI KEMERDEKAAN 1945 2.1 Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa ke Indonesia 2.2 Etnis Tionghoa Dalam Masa Kolonial 2.2.1 Pembantaian Etnis Tionghoa 1740 2.2.2 Serangan Balik Etnis Tionghoa dan Etnis Jawa Melawan VOC 2.2.3 Dampak Pembantaian Etnis Tionghoa BAB III ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA MASA REVOLUSI KEMERDEKAAN 1945 3.1 Etnis Tionghoa Masa Revolusi Kemerdekaan 3.2 Peranan Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Dalam Bidang Militer 3.2.1 Ferry Sie King Lien 3.2.2 Tang Kim Teng 3.2.3 Tony Wen 3.2.4 Lie Eng Hok 3.2.5 Djiaw Kie Siong 3.2.6 John Lie 3.3 Nasionalisme Etnis Tionghoa di Indonesia BAB IV KESIMPULAN 1.9 Sistem Ejaan Tulisan atau istilah yang menggunakan bahasa Mandarin menggunakan ejaan Hanyu Pinyin( 汉语拼音 ) dan Hanzi ( 汉字 ) yang diletakan di dalam kurung.