Bab 2 KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB I PENDAHULUAN. yang mendukung dimiliki di jalur kehidupan yang sedang dilalui.

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

Materi Minggu 1. Komunikasi

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan (Nurhasanah, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

Pengantar Ilmu Komunikasi Komunikasi Antar Pribadi

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PEGAWAI DI DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI SUMATERA BARAT

ILMU KOMUNIKASI Pengampu: Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan

BAB IV PEMBAHASAN. antara ayah dan anak remaja pasca perceraian, berikut peneliti memberikan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana mahasiswa

BAB II LANDASAN TEORI. Santrock (2007) menyatakan bahwa keterampilan komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

BAB I PENDAHULUAN. dengan komunikasi adalah kecemasan komunikasi. masalah-masalah yang banyak terjadi pada remaja maupun dewasa dikarenakan

Komunikasi dan Etika Profesi

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

Sistem Interpersonal. By Ita Mutiara Dewi

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

MAKALAH KOMUNIKASI. Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi. Disusun Oleh :

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasar untuk berafiliasi, yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Dalam menjalin

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA

Psikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi

Komunikasi Interpersonal

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi adalah pandangan maupun kemampuan individu untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. I.2 Batasan Masalah. Makalah ini hanya membahas prinsip komunikasi dan komunikasi sebagai. proses.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

Perilaku Keorganisasian IT

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

MAKNA NOISE & UMPAN BALIK DALAM KOMUNIKASI

KOMUNIKASI BISNIS PENGANTAR & RUANG LINGKUP KOMUNIKASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, Psi., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan sebentuk komunikasi. Sedangkan Rogers bersama Kuncaid

Modul ke: PENDIDIKAN ETIK. Komunikasi Efektif. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

Kecakapan Antar Personal

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting bagi kehidupan

B A B I PENDAHULUAN. yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor

Transkripsi:

Bab 2 KAJIAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal 1. Pengertian Komunikasi Interpersonal Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu comunicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama (Wiryanto, 2004). Menurut Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid, komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam (Wiryanto, 2004). Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seseorang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan. Sedangkan John R. Schemerhorn dalam bukunya yang berjudul Managing Organizational Behavior, menyatakan bahwa komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka (Widjaja, 1997). Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (De Vito dalam Suranto, 2011). Taylor dkk (dalam Sudar djo dan ningsih, 2003) mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal yakni ketika seseorang berkomunikasi 15

16 secara langsung dengan orang lain dalam situasi one-to-one atau dalam kelompok-kelompok kecil. Trenholm dan Jensen mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka. Sifat dari komunikasi ini yakni spontan dan informal, saling menerima feedback secara maksimal, dan partisipan berperan fleksibel (Karel dkk, 2014). Muhammad (1995) menyebutkan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Menurut Littlejohn, komunikasi interpersonal adalah komunikasi individu-individu. Sedangkan menurut Hardjana komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima serta menanggapi secara langsung pula (Suranto, 2011). De Vito juga menjelaskan bahwa proses pengiriman pesan serta komunikasi yang terjalin diantara individu tersebut dikarenakan memiliki hubungan yang jelas seperti halnya suami dengan istri, anak dengan orang tua, dokter dengan perawat, menantu dengan mertua, guru dengan siswa dan lain sebagainya (Sartika& Sulistyaningsih, 2012). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang

17 atau lebih secara tatap muka dimana pengirim pesan dapat menyampaikan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima serta menanggapi secara langsung (umpan balik). 2. Ciri-Ciri Komunikasi Interpersonal Menurut Suranto (2011) komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan seharihari. Apabila diamati dan dikomparasikan dengan jenis komunikasi lainnya, maka dapat dikemukakan ciri-ciri dari komunikasi interpersonal yakni : 1) Arus pesan dua arah Komunikasi interpersonal menempatkan sumber pesan dan penerima dalam posisi yang sejajar. Artinya komunikator dan komunikan dapat berganti peran secara cepat. Seorang sumber pesan, dapat berubah peran sebagai penerima pesan, begitu pula sebaliknya. 2) Suasana non formal Komunikasi interpersonal biasanya berlangsung dalam suasana nonformal. Pesan yang dikomunikasikan biasanya bersifat lisan, bukan tertulis. Disamping itu, forum komunikasi yang dipilih biasanya juga cenderung bersifat nonformal. Seperti percakapan intim, bukan forum formal seperti rapat. 3) Umpan balik segera Komunikasi interpersonal biasanya mempertemukan para pelaku komunikasi secara tatap muka, maka dapat segera memperoleh balikan atas

18 pesan yang disampaikan dari komunikan, baik secara verbal maupun nonverbal. 4) Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat Komunikasi interpersonal merupakan metode komunikasi antar individu yang menuntut agar peserta komunikasi berada dalam jarak dekat, baik jarak dalam arti fisik maupun psikologis. Jarak yang dekat dalam arti fisik, artinya para pelaku saling bertatap muka, berada pada satu lokasi tempat tertentu. Sedangkan jarak yang dekat secara psikologis menunjukkan keintiman hubungan antar individu. 3. Tujuan Komunikasi Interpersonal Menurut Muhammad (1995 ) tujuan dari komunikasi interpersonal adalah : 1) Mengungkapkan perhatian kepada orang lain Dalam hal ini seseorang berkomunikasi dengan cara menyapa, tersenyum, melambaikan tangan, membungkukkan badan dan sebagainya. Pada prinsipnya komunikasi interpersonal hanya dimaksudkan untuk menunjukkan adanya perhatian kepada orang lain, dan untuk menghindari kesan dari orang lain sebagai pribadi yang tertutup, dingin dan cuek. 2) Menemukan diri sendiri Seseorang melakukan kumunikasi interpersonal karena ingin mengetahui dan mengenali karakteristik diri pribadi berdasarkan informasi dari orang lain. Bila seseorang terlibat komunikasi interpersonal dengan orang lain, maka terjadi proses belajar banyak tentang diri maupun orang

19 lain. Dengan saling membicarakan keadaan diri, minat, dan harapan maka seseorang memperoleh informasi berharga untuk mengenali jati diri, atau dengan kata lain menemukan diri sendiri. 3) Menemukan dunia luar Dengan komunikasi interpersonal diperoleh kesempatan untuk mendapatkan berbagai informasi lebih banyak dan penting dari orang lain. Hal itu menjadikan seseorang dapat memahami lebih baik dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Banyak informasi yang diketahui datang dari komunikasi interpersonal. 4) Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis dan penuh arti Sebagai makhluk sosial, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan baik dengan orang lain. Oleh karena itu setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal yang diabdikan untuk membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain (Suranto, 2011). Hubungan yang demikian dapat membantu mengurangi kesepian, depresi, menjadikan seseorang sanggup untuk saling berbagi kesenangan dan umumnya membuat seseorang merasa lebih positif tentang dirinya. 5) Mempengaruhi sikap dan tingkah laku Komunikasi interpersonal ialah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung (dengan menggunakan media). Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan

20 menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapat pengaruh dari proses komunikasi. 6) Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi interpersonal sekedar mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi, dan bertukar cerita merupakan pembicaraan untuk mengisi dan menghabiskan waktu. Disamping itu juga dapat mendatangkan kesenangan, karena komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan dalam pikiran yang memerlukan suasana rileks, dan menghibur dari semua keseriusan berbagai kegiatan sehari-hari. 7) Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi Komunikasi interpersonal dapat menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi ( mis communication) dan salah interpretasi ( mis interpretation) yang terjadi antara sumber dan penerima pesan. Dengan komunikasi interpersonal dapat dilakukan pendekatan secara langsung, menjelaskan berbagai pesan yang rawan menimbulkan kesalahan interpretasi. 8) Memberikan bantuan (konseling) Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Dalam kehidupan sehari-hari, dikalangan masyarakat pun juga dapat dengan mudah diperoleh contoh bahwa komunikasi interpersonal dapat dipakai sebagai pemberian bantuan (konseling) bagi orang lain yang memerlukan.

21 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal Menurut Rahmat (2007) komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal. 1) Persepsi interpersonal Persepsi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli yang berasal dari seseorang (komunikan) yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan membuat komunikasi tidak berhasil atau gagal. 2) Konsep diri Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri sendiri. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal yaitu: a) Setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan kosnep dirinya. b) Membuka diri. c) Percaya diri. 3) Atraksi interpersonal Atraksi interpersonal adalah kesukaan ada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh atraksi interpersonal dalam :

22 a) Penafsiran pesan dan penilaian. b) Efektifitas komunikasi. 4) Hubungan interpersonal Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seorang dengan orang lain. hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya dengan orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara peserta komunikasi. 5. Aspek-Aspek Komunikasi interpersonal menjadi Efektif De Vito (dalam Sartika & Sulistyaningsih, 2012) mengatakan ada lima aspek agar komunikasi interpersonal menjadi efektif yaitu : 1) Aspek keterbukaan Komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi, mau mengungkapkan informasi tentang hal-hal yang biasanya disembunyikan selain itu adanya kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang tidak diam dan harus kritis. Keterbukaan ialah sikap dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain. Dengan kata lain, keterbukaan berarti kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan. Sikap keterbukaan ditandai dengan adanya kejujuran dalam merespon segala stimuli komunikasi dan tidak berkata bohong. Dengan keterbukaan maka komunikasi interpersonal akan

23 berlangsung secara adil, transparan, dua arah, dan dapat dterima oleh semua pihak yang berkomunikasi. 2) Aspek Empati Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan apa yang orang lain rasakan, dapat memahami sesuatu yang sedang dialami orang lain (Suranto, 2011). Empati dapat dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal. Secara nonverbal, empati dapat dikomunikasikan dengan adanya konsentrasi yang terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian dan kedekatan fisik serta adanya keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai. 3) Aspek Sikap Mendukung Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung ( supportiveness). Artinya masing-masing pihak yang berkomunikasi memiliki komitmen untuk mendukung terselenggaranya interaksi secara terbuka. 4) Aspek sikap positif Individu yang melakukan komunikasi interpersonal harus bersikap positif dengan mengacu pada hal positif untuk diri sendiri dan orang lain serta memberikan pujian kepada orang lain. Sikap positif ditunjukkan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam bentuk sikap yakni pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi interpersonal harus memiliki perasaan dan pikiran positif, bukan prasangka dan curiga. Dalam bentuk perilaku yakni tindakan

24 yang dipilih adalah yang relevan dengan tujuan komunikasi interpersonal, yaitu secara nyata melakukan aktivitas untuk terjalinnya kerjasama. 5) Aspek kesetaraan Kesetaraan (equality) ialah pengakuan bahwa kedua belah pihak memiliki kepentingan, kedua belah pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan saling memerlukan. Tidak pernah ada posisi yang benar-benar setara dan sama secara utuh dalam berkomunikasi. Pastilah yang satu lebih kaya, lebih pintar, lebih muda, lebih pengalaman dan sebagainya. Tetapi kesetaraan yang dimaksud adalah berupa pengakuan atau kesadaran serta kerelaan untuk menempatkan diri setara. Agar membuat perbedaan karena ketidaksetaraan tersebut maka komunikan harus bisa menghargai perbedaan yang ada dan tidak menjatuhkan posisi lawan bicara. Suranto (2011) menyebutkan indikator dari kesetaraan meliputi : 1) Menempatkan diri setara dengan orang lain 2) Menyadari akan adanya kepentingan yang berbeda 3) Mengakui pentingnya kehadiran orang lain 4) Tidak memaksakan kehendak 5) Komunikasi dua arah 6) Saling memerlukan 7) Suasana komunikasi : akrab dan nyaman

25 6. Proses Komunikasi Interpersonal Proses komunikasi ialah langkah-langkah yang menggambarkan terjadinya kegiatan komunikasi. Menurut Suranto (2011) proses dari komunikasi interpersonal yakni : 1) Keinginan berkomunikasi Seorang komunikator mempunyai keinginan untuk berbagi gagasan dengan orang lain. 2) Encoding oleh komunikator Encoding merupakan tindakan memformulasikan isi pikiran atau gagasan ke dalam simbol-simbol, kata-kata dan sebagainya sehingga komunikator merasa yakin dengan pesan yang disusun dan cara penyampaiannya. 3) Pengirim pesan Untuk mengirim pesan kepada orang yang dikehendaki, komunikator memilih saluran komunikasi seperti telpon, SMS, e-mail, surat, ataupun secara tatap muka. Pilihan atas saluran yang akan digunakan tersebut bergantung pada karakteristik pesan, lokasi penerima, media yang tersedia, kebutuhan tentang kecepatan penyampaian pesan, karakteristik komunikan. 4) Penerimaan pesan Pesan yang dikirim oleh komunikator telah diterima oleh komunikan. 5) Decoding oleh komunikan Decoding adalah proses memahami pesan. Komunikan menterjemahkan pesan yang diterima dari komunikator dengan benar,

26 memberi arti yang sama pada simbol-simbol sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator. 6) Umpan balik Setelah menerima pesan dan memahaminya, komunikan memberikan respon atau umpan balik. Dengan umpan balik ini, seorang komunikator dapat mengevaluasi efektivitas komunikasi. B. Komunikasi Keluarga 1. Komunikasi dalam keluarga Menurut (Istiyanto, 2007) Keluarga yang ideal yakni sebuah keluarga yang lengkap posisi dan peranannya. Hubungan antar anggota keluarga ini terbentuk karena sebuah komunikasi yang tepat dan sesuai dalam keluarga itu. Secara umum, komunikasi dalam keluarga ini biasanya berbentuk komunikasi interpersonal Bagi anak, komunikasi dalam keluarga merupakan pengalaman pertama yang merupakan bekal untuk menempatkan diri dalam masyarakat. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga harus dengan pola yang sama, artinya kedudukan yang sama, saling percaya dan masing-masing pihak terbuka terhadap pendapat dari orang lain. Dengan kondisi ini, komunikasi yang terjadi dalam keluarga dapat seimbang yaitu masing-masing pihak saling menempatkan diri sesuai peranannya. Misalkan, orang tua dalam keluarga menganggap anak bukan hanya sebagai objek yang harus selalu patuh tetapi sudah dianggap sebagai partner dalam berkomunikasi sehingga antara keduanya dapat terjalin komunikasi yang harmonis.

27 Dalam kaitannya dengan komunikasi orang tua dan anak, maka faktorfaktor yang berperan dalam hubungan interpersonal adalah bagaimana anak mempunyai persepsi terhadap orang tua dan kemampuan menampilkan diri sebagai orang tua yang baik. Jika anak beranggapan bahwa orang tua adalah sosok yang memiliki sifat baik, ramah dan sebagainya, biasanya anak akan lebih santai dan antusias dalam berkomunikasi dengan orang tuanya. 2. Bentuk Komunikasi Keluarga Menurut Djamarah (2004), bentuk komunikasi keluarga ada empat yakni : 1) Komunikasi verbal Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi antara individu atau kelompok yang mempergunakan bahasa sebagai alat perhubungan. Proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik bila komunikan dapat menafsirkan secara tepat pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui penggunaan bahasa dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Panjang pendeknya suatu kalimat, tepat tidaknya penggunaan kata-kata yang merangkai kalimat menjadi faktor penentu kelancaran komunikasi. 2) Komunikasi nonverbal Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga dalam bentuk nonverbal. Komunikasi nonverbal suatu ketika dapat berfungsi sebagai penguat komunikasi verbal. Fungsi komunikasi nonverbal sangat terasa jika komunikasi secara verbal tidak mampu mengungkapkan sesuatu secara jelas.

28 3) Komunikasi individual Komunikasi individual atau komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang sering terjadi dalam keluarga. Komunikasi interpersonal ini dapat berlangsung dari atas kebawah atau dari bawah ke atas. Bila komunikasi dimulai oleh orang tua kepada anak, maka komunikasi disebut arus atas. Bila komunikasi dimulai oleh anak kepadaorang tua, maka komunikasi disebut arus bawah. 4) Komunikasi kelompok Hubungan akrab antara orang tua dan anak sangat penting untuk dibina dalam keluarga. Keakraban hubungan itu dapat dilihat dari frekuensi pertemuan antara orang tua dan anak dalam suatu waktu dan kesempatan. Pertemuan anggota keluarga untuk duduk bersama dalam satu wkatu dan kesempatan sangat penting sebagai simbol keakraban keluarga. 3. Faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga Djamarah (2004) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga yakni: 1) Citra diri dan citra orang lain Setiap orang mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, statusnya, kelebihan dan kekurangannya. Gambaran itulah yang menentukan apa dan bagaimana ia berbicara, menjadi nyaring bagi apa yang dilihatnya, didengarnya, bagaimana penilaiannya terhadap segala yang berlangsung disekitarnya. Citra orang lain juga mempengaruhi cara dan kemampuan orang berkomunikasi.

29 2) Suasana psikologis Suasana piskologis diakui mempengaruhi komunikasi. Komunikasi sulit berlangsung bila seseorang dalam keadaan sedih, bingung, marah, merasa kecewa dan lainnya. 3) Lingkungan fisik Komunikasi dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja, dengan gaya dan cara yang berbeda. Komunikasi yang berlangsung dalam keluarga berbeda dengan yang terjadi di sekolah.demikian juga komunikasi yang berlangsung dalam masyarakat. Karena setiap masyarakat memiliki norma yang harus ditaati, maka komunikasi yang berlangsung pun harus taat norma. 4) Bahasa Dalam komunikasi verbal orang tua atau anak pasti menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan sesuatu. Seringkali penafsiran seseorang bermacam-macam terhadap bahasa yang digunakan, disebabkan penggunaan bahasa (dalam konteks budaya) dengan maksud agar lebih sopan atau untuk menghilangkan kesan jelek, atau supaya tidak menyinggung perasaan orang lain. Berbagai bahasa yang dipergunakan di daerah lain sering tersisip dalam komunikasi. Perbedaan bahasa dalam berkomunikasi kadang membuat tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan. Akibatnya komunikasi mengalami hambatan. 5) Perbedaan usia Komunikasi dipengaruhi oleh usia. Itu berarti setiap orang tidak bisa berbicara sekehendak hati tanpa memperhatikan siapa yang diajak bicara.

30 Pembicaraan yang sesuai dengan tingkat usia seseorang menjadi salah satu faktor penentu kualitas komunikasi. C. Menantu dan mertua 1. Pengertian menantu dan mertua Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Menantu atau mantu adalah sebutan dalam hubungan/sistem kekerabatan yang merunjuk pada istri atau suami dari anak. Istri dari anak laki-laki disebut menantu perempuan, sedangkan suami dari anak perempuan disebut menantu laki-laki. Suami atau istri dari kemenakan juga dapat disebut sebagai menantu kemenakan/keponakan. Nagiga & Ibung (2009) menyebutkan bahwa menantu adalah anak baru orang tua hasil dari pernikahan anaknya dengan individu itu. Sedangkan pengertian mertua adalah orang tua baru hasil dari pernikahan individu dengan pasangannya. 2. Menantu dan mertua yang tinggal bersama Saat individu memutuskan untuk menikah, pertama kali yang akan dibicarakan oleh pasangan kebanyakan adalah tempat dimana mereka akan tinggal setelah membentuk keluarga. Ada pasangan yang memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua, biasanya orang tua yang dimaksud yakni dari pihak suami dan ada pasangan yang sudah melepaskan diri dari keluarga induk untuk hidup mandiri membentuk keluarga barunya (Fitroh, 2011). Ada beberapa alasan yang mendasari pasangan suami istri yang sudah menikah tetap tinggal bersama orang tuanya yakni : 1) Suami belum mampu mengontrak atau membeli rumah sendiri

31 2) Suami belum mampu secara finansial 3) Pihak mertua sendiri yang meminta pasangan untuk tinggal dirumahnya (karena alasan ingin ditemani) 4) Dan pihak suami atau istri terkadang tidak ingin pergi meninggalkan rumah orang tuanya (Pujiastuti & Sipayung dalam Fitroh, 2011). Menurut Surya (2013), Terdapat alasan lain yang mendasari pasangan suami istri tetap tinggal bersama orang tuanya yakni menantu biasanya membutuhkan mertua untuk menjaga anak mereka nanti (cucu), dan adanya faktor budaya tertentu yang mana mertua mewajibkan anaknya tinggal bersama orang tua. Ketika pasangan pernikahan memutuskan tinggal bersama orang tua/ mertua setelah menikah, sebaiknya sudah siap menanggung risiko. Apalagi untuk pasangan yang baru menikah. Ketika mereka sedang menyesuaikan diri dengan peran baru dan tanggung jawab yang menyertainya, beradaptasi dengan pasangan dan diri sendiri, mereka juga harus beradaptasi dengan mertua/orang tua. Nagiga & Ibung (2009 ) mengungkapkan bahwa ada dua hal utama dalam hubungan menantu dan mertua, yakni : 1) Proses adaptasi Melalui pernikahan, individu mengalami perubahan peran yang terjadi dalam waktu yang sama, masing-masing peran memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Penambahan atau perubahan peran tidak saja pada pasangan yang menikah, tapi juga keluarga masing-masing pasangan.

32 Seorang wanita bertambah perannya menjadi seorang istri dan menantu. Seorang lelaki menjadi suami dan menantu. Sementara dari pihak orang tua bertambah peran menjadi mertua. Perubahan atau penambahan peran dijalani oleh individu yang bersangkutan melalui suatu proses adaptasi. yang berbeda-beda untuk setiap individu. Ada individu yang dapat melalui masa adaptasi dengan mulus, mudah dan cepat, sementara individu lain mengalami masa adaptasi yang sulit dan lama. 2) Proses komunikasi Komunikasi merupakan proses bagaimana seseorang menyampaikan ide atau maksudnya pada orang lain. Cara berkomunikasi bisa dengan bahasa lisan, bahasa tulisan, atau melalui gerak tubuh atau ekspresi wajah / bahasa tubuh Pemilihan cara berkomunikasi sebaiknya ditekankan pada efektivitasnya. Faktor penunjang komunikasi yang berhasil antara lain : a. Kemauan dan kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan baik pada pendengar. Serta sikap yang jujur dan terbuka dalam menyampaikan pesan. b. Kesamaan latar belakang budaya, lingkungan sosial, bahasa, usia dan pendidikan akan meminimalisasi kemungkinan perbedaan sudut pandang terhadap sesuatu hal. c. Saling menghormati, pengertian, kejujuran, dan kesabaran antara mereka yang berkomunikasi.

33 A. Perspektif Teoritis Di Indonesia tidak sedikit permasalahan atau konflik dalam rumah tangga pada pasangan suami istri dipicu oleh adanya permasalahan atau ketegangan antara menantu dan mertua. Ketika pasangan suami istri memutuskan untuk tinggal bersama dengan orang tua, mereka harus dapat menerima semua resiko. Termasuk adaptasi dengan peranan yang baru. Hanaco & Wulandari (2013) mengatakan bahwa di masyarakat kita, masih sangat lazim tinggal menetap bersama mertua. Tentu hal ini dapat memicu beragam konflik jika tidak berhati-hati. Ketika terpaksa mengambil langkah ini tentu ada kecemasan di pihak menantu. Sebagai pendatang baru tentu memikul beban yang lebih berat. Mertua biasanya akan memandang sang menantu baru dengan tatapan penuh penilaian. Mertua akan menilai bagaimana pasangan yang telah dipilih oleh anaknya. Hubungan menantu dan mertua adalah suatu hubungan yang unik. Perbedaan yang biasanya terdapat antara menantu dan mertua terkadang menimbulkan hubungan yang tidak lancar diantara keduanya. Apabila keduanya memiliki keinginan untuk menjalin hubungan yang positif tentu akan terjalin hubungan yang indah antara menantu dan mertua (Sartika & Sulistyaningsih, 2012). Hubungan yang positif dapat dilakukan dengan komunikasi dan interaksi yang positif pula. Komunikasi memang memegang peranan yang sangat vital dan dapat diibaratkan seperti urat nadi dalam sebuah pernikahan. Karena komunikasi yang kurang tepat, bisa menjadikan kesalah pahaman

34 yang berlarut-larut. Dengan komunikasi dapat menyelesaikan dengan baik jika dilakukan dengan tepat dan efektif (Hanaco & Wulandari (2013). Menurut Nagiga & Ibung (2009) Salah satu ciri yang menunjukkan interaksi positif adalah adanya komunikasi yang lancar. Komunikasi pada dasarnya merupakan hasil dari situasi dan kondisi yang timbul dari dua orang yang berinteraksi, karena itu pada komunikasi yang tidak lancar berarti ada ketidaksesuaian situasi atau kondisi yang tercipta diantara individu tersebut. Komunikasi secara langsung antara menantu dan mertua sangat diperlukan agar terjadi keserasian dan keharmonisan dalam keluarga, karena terkadang saat keduanya melakukan komunikasi intrepersonal secara tidak langsung hal ini membuat salah satu pihak tidak mengerti dengan yang dikatakan dan berdampak keduanya tidak terlalu mengenal dan bisa saja merasa tidak nyaman satusama lain (Prentice dalam Sartika & Sulistyaningsih, 2012). Gambar 2. 1 Komunikasi interpersonal menantu dan ibu mertua pada pasangan muda yang tinggal bersama Komunikasi interpersonal menantu dan mertua yang tinggal bersama Ciri-ciri komunikasi interpersonal pada menantu dan mertua: 1. Arus pesan dua arah 2. Suasana non formal 3. Umpan balik segera 4. Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat Tujuan komunikasi interpersonal: 1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain 2. Menemukan diri sendiri 3. Menemukan dunia luar 4. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis 5. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku 6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu 7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi 8. Memberikan bantuan