INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MUTU UNIT KERJA REKAM MEDIS INDIKATOR MUTU PELAYANAN RS

URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH POLEWALI

Preeklampsia dan Eklampsia

Prinsip Umum Kegawadaruratan Maternal Neonatal. Sendy Firza Novilia T, S.S.T.Keb

PEDOMAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MEDIS PUSKESMAS BANGSRI I

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUKU REGISTER PARTUS DI RUMAH SAKIT

PANDUAN PENGISIAN FORMAT INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT. Waktu Tanggap Pelayanan Dokter Di Gawat Darurat

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

PREEKLAMPSIA - EKLAMPSIA

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan cepat dan tepat ditingkat fasilitas pelayanan kesehatan (DepKes, 2001). Pada tahun 2000, pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN

BUKU REGISTER PARTUS DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi

Kamus Indikator. Mutu. RSUD Lasinrang Kabupaten Pinrang. Kode Dokumen: PMKP-8/014/2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penjelasan Mengenai Penelitian Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita. Preeklampsia Berat Usia Kehamilan <37 Minggu dengan Penanganan

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perdarahan dari saluaran genitelia diakhir kehamilan setelah usia gestasi 24

1. Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

di RSUD Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur, dengan subjek penelitian adalah bidan-bidan praktek swasta dan pasien yang dirujuk ke RSUD Pare maupun ke

BAB I INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT AMAL SEHAT WONOGIRI. Indikator Mutu RS. Amal Sehat Wonogiri terdiri atas 5 Indikator Mutu yaitu :

1. No. Responden : 2. Nama responden : 3. Jenis kelamin : 4. Pendidikan Terakhir : 5. Umur : 6. Lama bekerja : Tahun mulai...s/d

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

termasuk kasus maternal, dan pintu masuk pasien. Sayangnya IGD di RSUD Jayapura belum mempunyai fasilitas untuk menangani kasus-kasus maternal (IGD

Lampiran III Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 25 Juli 2002

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

KEHAMILAN. Tulislah keadaan ibu saat ibu hamil anak ini, ceklis jawaban yang anda anggap tepat.

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan. terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

LAPORAN DATA INDIKATOR MUTU PELAYANAN RSUD KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

Persalinan Induksi persalinan diindikasikan pada pre-eklampsia dengan kondisi buruk seperti gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Hipertensi dalam kehamilan. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

tahun 2004 diperkirakan jumlah tindakan pembedahan sekitar 234 juta per tahun (Weiser, et al,

54 Pelayanan Medis RS. PKU Muhammadiyah Yogyakarta 55 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. 58 A. Kesimpulan. 58 B. Saran 59 DAFTAR PUSTAKA..

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

mutu pelayanan rumahsakit mengatakan: adakan on the job training yang modern, hilangkan hambatan yang mencegah karyawan untuk menjadi bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rekam medis merupakan berkas yang berisikan informasi tentang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl : INDIKATOR DAN STANDART MUTU KLINIS. Ditetapkan Kepala Puskesmas Parigi IA SOLIHAT NIP:

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS PEUREULAK BARAT

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

INDIKATOR DAN TARGET SPM. 1. Indikator dan Target Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN INDIKATOR MUTU RSUD JEND. AHMAD YANI METRO BULAN: AGUSTUS 2016 s/d OKTOBER 2016

Ventilator Associated Pneumonia

Sosialisasi Kaidah Koding sesuai Permenkes 76 tahun RIRIS DIAN HARDIANI Tim Teknis Ina CBG Kementerian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

Disusun oleh : Intiyaswati. membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein didalam urine

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. fisik, mental, sosial dan ekonomi bagi penderitanya (Satyanegara et al, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan 21,14%, hipertensi 26,34% dan lain-lain sebesar 40,49%

Transkripsi:

INDIKATOR MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT

TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Umum Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan memahami tentang indikator mutu pelayanan rs Tujuan khusus, mahasiswa memahami: Pengertian Indikator Indikator Mutu Pelayanan RS Kriteria Indikator Jenis Indikator Mutu Pelayanan RS

POKOK BAHASAN Pengertian Indikator Indikator Mutu Pelayanan RS Kriteria indikator Jenis Indikator Pelayanan RS

INDIKATOR MUTU YAN RS Indikator Mutu Pelayanan RS akan mempunyai manfaat yang sangat banyak bagi pengelola rs mengukur kinerja rs itu sendiri (self assesment). Sebagai alat untuk melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan untuk masa yang akan datang.

JENIS INDIKATOR MUTU YAN RS 1. Indikator Pelayanan Non Bedah 2. Indikator Pelayanan Bedah 3. Indikator Pelayanan Ibu Bersalin dan Bayi 4. Indikator Tambahan (Kasus Rujukan atau Bukan Rujukan)

INDIKATOR YAN NON BEDAH 1. Angka pasien dengan Dekubitus 2. Angka Kejadian Infeksi dengan jarum infus 3. Angka Kejadian penyulit/infeksi karena Transfusi Darah 4. Angka Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medik (RM) 5. Angka Keterlambatan Pelayanan Pertama Gawat Darurat

INDIKATOR PELAYANAN BEDAH 6. Angka Infeksi Luka Operasi 7. Angka Komplikasi Pasca Bedah 8. Waktu Tunggu Sebelum Operasi Elektif 9. Angka Appendik Normal

INDIKATOR YAN IBU DAN BAYI 10. Angka Kematian Ibu karena Eklampsia 11. Angka Kematian Ibu karena Perdarahan 12. Angka Kematian Ibu karena Sepsis 13. Angka Perpanjangan Waku Rawat Inap Ibu Melahirkan 14. Angka Kematian Bayi dengan BB lahir 2000 gram 15. Angka Seksio Sesarea

INDIKATOR RUJ & NON RUJ 16. Angka Kematian Ibu karena Eklampsia 17. Angka Kematian Ibu karena Perdarahan 18. Angka Kematian Ibu karena Sepsis 19. Angka Perpanjangan Waku Rawat Inap Ibu Melahirkan 20. Angka Kematian Bayi dengan BB lahir 2000 gram

ANGKA PASIEN DEKUBITUS Decubitus Ulcer Rate Luka pada kulit dan/atau jaringan di bawahnya yang terjadi di rs karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring Tirah baring penderita yang berbaring total (tidak dapat bergerak) dan bukan karena instruksi pengobatan Angka ini khusus menunjukkan tinggi rendahnya mutu pelayanan keperawatan

ANGKA PASIEN DEKUBITUS Rumus: Banyaknya pasien dengan dekubitus/bulan ---------------------------------------------------- X 100% Total pasien tirah baring total bulan ini

ANGKA INFEKSI JARUM INFUS Keadaan yang terjadi di sekitar tusukan atau bekas tusukan jarum infus di rs, dan timbul setelah 3 x 24 jam dirawat di rs Infeksi ini ditandai dengan rasa panas, pengerasan dan kemerahan (kalor, tumor dan rubor) dengan atau tanpa nanah (pus) pada daerah bekas tusukan jarum infus dalam waktu 3 x 24 jam atau kurang dari waktu tersebut bila infus masih terpasang Angka ini menunjukkan secara khusus tinggi rendahnya mutu pelayanan keperawatan

ANGKA INFEKSI JARUM INFUS Rumus: Banyaknya kejadian infeksi kulit karena jarum infus/bulan --------------------------------------------------------------------- X 100% Total kejadian pemasangan infus pada bulan tersebut

ANGKA KEJADIAN PENYULIT Dikenal juga dengan Infeksi karena transfusi darah Blood Transfusion Complication/Infection Rate Terjadinya kelainan atau penyulit karena inkompatibilitas (golongan darah tidak cocok) Terjadinya INOK dalam darah resipien (penerima) karena adanya bibit penyakit dalam darah donor (pemberi) tersebut dalam tiap waktu atau sesuai dengan masa inkubasi penyakit tersebut Angka ini menunjukkan tinggi rendahnya mutu pelayanan gabungan antara Bank Darah dan ruang rawat inap

ANGKA KEJADIAN PENYULIT/AITD Rumus: Jumlah kejadian infeksi/penyulit karena transfusi darah/bulan --------------------------------------------------------------------- X 100% Total pemasangan transfusi darah pada bulan tersebut

ANGKA KETIDAKLENGKAPAN RM Medical Record Non-Compliance Rate RM disebut lengkap bila berisi seluruh informasi tentang pasien, sesuai dengan formulir yang disediakan, isi harus lengkap dan benar, khususnya Resume Medis dan Resume Keperawatan termasuk seluruh hasil pemeriksaan penunjang Waktu maksimal diharapkan 14 hari Angka ini tinggi rendahnya mutu administrasi dokter dan perawat yang merawat pasien pada periode tertentu RM tepat waktu (< 14 hari)

ANGKA KETIDAKLENGKAPAN RM Rumus: Total RM yang belum lengkap dan benar dalam 14 hari/bulan --------------------------------------------------------------------------- X 100% Total RM yang masuk pada bulan tersebut

ANGKA KETERLBTN YAN I GADAR Emergency Response Time Rate Pelayanan pertama Gadar dikatakan terlambat yan terhadap penderita gawat dan atau darurat yang dilayani dengan tindakan Life Saving oleh petugas Gadar lebih dari 15 menit Tindakan darurat atau Life Saving: tindakan yang ditujukan untuk menyelamatkan jiwa manusia yang sedang terancam karena penyakit atau luka-luka yang dideritanya Angka ini tinggi rendahnya yan gadar

AKPGD Rumus: Banyaknya penderita GD yang dilayani > 15 menit/bulan ---------------------------------------------------------------------- X 100% Total penderita GD pada bulan tersebut

ANGKA INFEKSI LUKA OPERASI Disingkat AILO atau Wound Infection Rate Adanya INOK pada semua katagori luka sayatan operasi bersih yang dilaksanakan di rs dan ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color), pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu 3 x 24 jam Operasi bersih semua jenis operasi yang tidak mengenai daerah yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi (daerah pencernaan makanan, daerah ginjal dan saluran kencing, mulut dan tenggorok serta daerah saluran kelamin perempuan Diperlukan pemeriksaan penunjang kelainan ringan LED dan jumlah lekosit, bila memungkinkan dilakukan biakan (kultur) jaringan yang terinfeksi Angka ini menunjukkan mutu keperawatan atau pelayanan bedah

AILO Rumus: Banyaknya infeksi luka operasi bersih/bulan --------------------------------------------------------- X 100% Total operasi bersih pada bulan tersebut

ANGKA KOMPLIKASI PASCA BEDAH Disingkat AKPB atau Surgical Complication Rate DO: terjadinya penyulit (diluar INOK) yang timbul setelah pembedahan yang dipersiapkan (elektif) dan dikatagorikan menurut sistem tubuh manusia (misalnya sistem sirkulasi darah, sistem pernafasan dll) Bedah elektif semua jenis bedah yang dipersiapkan terlebih dahulu,baik pembedahan bersih maupun kotor Perlu pemeriksaan penunjang kelainan pada pemeriksaan darah, kelainan luka operasi Angka ini tingkat mutu pelayanan medis/bedah

AKPB Rumus: Banyaknya komplikasi pasca bedah elektif selama 1 bulan ------------------------------------------------------------------------- X 100% Total pembedahan elektif pada bulan tersebut

ANGKA MASA TUNGGU SEBELUM OPERASI ELEKTIF (AMSO) DO : waktu yang diperlukan pasien sejak masuk rs sampai dilakukannya operasi elektif (catatan: tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan penunjang, yang biasanya dilakukan dengan berobat jalan, pemeriksaan ini harus sudah diselesaikan terlebih dahulu) Saran: tidak boleh lebih dari 24 jam Angka ini tingkat mutu administrasi keperawatan/medis atau administrasi rs

AMSO Rumus: Jumlah pasien menunjukkan dengan masa tunggu > 24 jam/bulan ----------------------------------------------------------------------------- X 100% Total pasien yang dioperasi elektif pada bulan tersebut

ANGKA APPENDIK NORMAL DO: tindakan bedah mengangkat appendik karena diagnosa mengalami peradangan akut atau kronik Appendik normal dilakukan pada pasien mengalami peradangan akut atau kronik hasil PA tidak ditemukan keganasan Angka ini tingkat mutu/kompetensi dokter di bidang bedah umum

ANGKA APPENDIK NORMAL Rumus: Jumlah pasien Pasca Appendiktomi dengan hasil PA Normal/bulan ----------------------------------------------------------------------------- X 100% Total Pasien Appendiktomi dalam bulan tersebut

ANGKA KEMATIAN IBU EKLAMPSIA DO: suatu kelainan akut yang terjadi pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma Angka ini tingkat mutu/kompetensi dokter di bidang kebidanan rs Gejala-gejala pre-eklampsia: Hipertensi, proteinuri dan edema yang yang terjadi pada trimester III Tanda2 pre-eklampsia berat: Tekanan darah sistolik > 160 mmhg, Diastolik >110 mmhg Proteinuria > 5 gr/24 jam, 3 +/4+ pada pemeriksaan kualitatif Oliguria, yaitu produksi urine < 400 cc/24 jam Gangguan visual, cerebral atau nyeri episgatrium Edema paru-paru atau cyanosis

ANGKA KEMATIAN IBU EKLAMPSIA Rumus: Banyaknya Ibu-ibu yang meninggal karena eklampsia/bulan ----------------------------------------------------------------------------- X 100% Total Ibu-ibu dengan eklampsia pada bulan tersebut

ANGKA KEMATIAN IBU PERDARAHAN AKIP atau Maternal Hemorrhagia Death Rate DO: kematian ibu disebabkan karena perdarahan yang dapat terjadi pada semua skala dalam persalinan Angka ini tingkat kompetensi Dokter di bagian kebidanan

AKIP Rumus: Banyaknya Ibu bersalin yang meninggal karena perdarahan/bulan ----------------------------------------------------------------------------- X 100% Total Ibu bersalin dengan perdarahan pada bulan tersebut

ANGKA KEMATIAN IBU SEPSIS AKIS atau Maternal Septicaemia Death Rate DO: kematian ibu karena keracunan darah biasanya disebabkan oleh pertolongan persalinan yang tidak mengikuti Standar Profesi dan prosedur yang ditetapkan Tanda: demam tinggi sekali setelah persalinan Angka ini tingkat kompetensi dokter di bidang kebidanan dan kandungan

AKIS Rumus: Banyaknya Ibu melahirkan yang meninggal karena sepsis/bulan ----------------------------------------------------------------------------- X 100% Total Ibu melahirkan dengan sepsis pada bulan tersebut

ANGKA PERPANJANGAN LOS IBU MELAHIRKAN Prolonged LOS of Maternal Delivery DO: bertambahnya masa rawat ibu melahirkan tanpa penyakit lain yang menyertai Saran: untuk partus normal tidak lebih dari 3 hari Angka ini tingkat mutu pelayanan ibu bersalin, baik dengan persalinan normal maupun dengan penyulit (termasuk operasi)

ANGKA PERPANJANGAN LOS IBU MELAHIRKAN Rumus: Banyaknya Ibu sehat yang melahirkan dengan LOS > standar/bulan ----------------------------------------------------------------------------- X 100% Total Ibu sehat yang melahirkan pada bulan tersebut

ANGKA KEMATIAN BAYI BB 2000gr DO: untuk membedakan secara jelas pengaruh BB bayi baru lahir pada Angka Kematian Bayi dipakai patokan BB 2000 gram. Angka ini persentase banyaknya Bayi Baru Lahir dengan BB 2000 gram, yang lahir pada bulan tersebut

ANGKA KEMATIAN BAYI BB 2000gr Rumus: Banyaknya kematian Bayi Baru Lahir dengan BB 2000 gram/bulan ----------------------------------------------------------------------------- X 100% Total bayi dengan BB 2000 gram pada bulan tersebut

ANGKA SEKSIO SESAREA DO: Tindakan bedah obstetri yang dilakukan pada ibu yang akan melahirkan, baik elektif maupun akut, tanpa melihat keadaan anak yang dilahirkan Angka ini mutu di bagian kebidanan

ANGKA SEKSIO SESAREA Rumus: Jumlah Persalinan dengan Seksio Sesarea /bulan ---------------------------------------------------- X 100% Total Persalinan pada bulan tersebut

Persentase (%) CONTOH PENYAJIAN IMRS ANGKA KEMATIAN BAYI < 2000 gram 100 80 60 40 54,4 46,2 57,1 55 20 0 April Mei Juni Juli Bulan

Persentase (%) CONTOH PENYAJIAN IMRS ANGKA KELENGKAPAN RM RS "X", APRIL-JULI 1997 60 40 20 54,9 45 35 25 0 April Mei Juni Juli Bulan

PERSENTASE CONTOH PENYAJIAN IMRS ANGKA DECUBITUS BULAN APRIL - JULI 1997 12 10 8 6 4 2 0 10,8 8,3 9,2 3,2 April Mei Juni Juli BULAN

LATIHAN Kerjakan soal latihan IMRS