BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gigi merupakan organ manusia yang terpenting, tanpa gigi geligi manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makanan secara mekanis yang terjadi di rongga mulut dengan tujuan akhir proses ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Definisi lansia menurut UU nomor 13 tahun 1998 pasal 1 ayat (2) adalah

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEHILANGAN GIGI PADA LANSIA DI PANTI JOMPO ABDI/DHARMA ASIH BINJAI TAHUN 2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, jaringan pendukung gigi, rahang, sendi temporomandibuler, otot mastikasi,

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai masalah karies dan gingivitis dengan skor DMF-T sebesar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi desidui anak. Banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan dalam

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu permasalahan kesehatan gigi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. diperkirakan akan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73,7 tahun.

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

PENATALAKSANAAN DIIT PADA HIV/AIDS. Susilowati, SKM, MKM.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi pada kelompok umur 56 tahun ke atas yang. mengkonsumsinya di bawah kebutuhan minimal di provinsi Jawa Barat

Nutrition in Elderly

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran demografis (demographical shift) selama 30 tahun ini karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk maloklusi primer yang timbul pada gigi-geligi yang sedang

Berikut adalah beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam Pedoman ini.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggi Fauzi Mukti, 2014

KOMPOSISI TUBUH LANSIA I. PENDAHULUAN II.

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

GIZI SEIMBANG LANSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:HK TENTANG

Eko Winarti, SST.,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menua adalah suatu proses yang terjadi secara terus menerus secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah pembedahan tergantung pada jenis pembedahan dan jenis. dilupakan, padahal pasien memerlukan penambahan kalori akibat

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pendek atau stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. dari persentase pria dan wanita dari penduduk lanjut usia berdasarkan estimasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KEHILANGAN GIGI DENGAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI PANTI WERDHA SALIB PUTIH SALATIGA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Kismis adalah buah anggur (Vitis vinivera L.) yang dikeringkan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama usia reproduktif.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih di derita oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

Bagan Kerangka Pemikiran "##

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolisme, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya. 1 Zat-zat tersebut digolongkan menjadi makronutrien yang meliputi karbohidrat, lemak, dan protein serta mikronutrien yang meliputi mineral dan vitamin. 2,3 Pada lansia, kebutuhan gizi ini harus dipenuhi secara adekuat untuk mengatasi proses menua, dan memperlambat terjadinya kemunduran fisik. 4 Kehilangan gigi meningkat seiring dengan bertambahnya usia akibat efek kumulatif dari karies, penyakit periodontal, trauma dan kegagalan perawatan gigi. Kehilangan gigi pada manusia mempunyai dampak emosional, sistemik dan fungsional. 5-9 Dampak emosional dapat berupa kehilangan kepercayaan diri, keterbatasan aktivitas seperti mengunyah dan berbicara serta perubahan pada penampilan. 5 Dampak sistemik dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal terkait dengan kasus kesehatan rongga mulut yang buruk, penyakit kardiovaskular maupun osteoporosis. 9 Dampak fungsional kehilangan gigi sebagian maupun seluruhnya yaitu pada proses bicara dan pengunyahan. 8 Pada proses bicara, kehilangan gigi akan

mengganggu pengucapan beberapa huruf sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi proses komunikasi seseorang. Pada proses pengunyahan, kemampuan mengunyah dan kekuatan gigit secara fisik berkurang sehubungan dengan berkurangnya jumlah gigi di rongga mulut terutama apabila terdapat kehilangan gigi di bagian posterior. Gangguan fungsi pengunyahan dapat juga disebabkan karena penurunan fungsi dari lidah, mukosa mulut, otot-otot pengunyah, kelenjar ludah, dan sistem susunan saraf pada usia tua. 10,11 Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan antara kehilangan gigi dengan asupan zat gizi sehingga dapat mempengaruhi status gizi. Banyak penelitian yang menyatakan bahwa seseorang yang tidak mempunyai gigi geligi di rongga mulutnya lebih cenderung untuk memakan makanan yang tidak sehat seperti makanan yang mengandung sedikit zat gizi, kaya kalori dan lemak jika dibandingkan dengan yang masih mempunyai gigi geligi di rongga mulutnya. Penelitian yang dilakukan pada sejumlah lansia menunjukkan bahwa seseorang yang edentulus mengkonsumsi sedikit buah dan sayur-sayuran, sedikit serat dan kaya akan lemak. Joshipura dkk (1996) menemukan bahwa responden edentulus mengkonsumsi sedikit sayuran, kurang serat dan karoten serta lebih banyak kolesterol, kalori dan lemak daripada responden yang memiliki lebih dari 25 gigi di rongga mulutnya. Individu yang edentulus lebih sedikit mengkonsumsi mikronutrien seperti kalsium, zat besi, asam pantotenat, vitamin C dan vitamin E dibandingkan dengan individu yang masih mempunyai gigi. Penelitian yang berkaitan dengan kehilangan gigi dan gizi menyimpulkan bahwa individu yang memiliki sedikit gigi di rongga mulutnya dan tidak beroklusi dengan baik cenderung mempunyai masalah dengan asupan makanannya. 12

Sehubungan dengan kemampuan dalam pemilihan makanan terhadap fungsi pengunyahan dapat dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Marcenes dkk (2003) dan Krall E dkk (1998), individu yang edentulus lebih suka memakan makanan lunak, menghindari buah, sayuran dan daging yang dianggap sulit atau tidak mungkin untuk dikunyah, dan dalam makanan terdapat lebih rendah vitamin C, kalsium, polisakarida non-pati dan protein. 13,14 Kondisi inilah yang akan mengakibatkan pemasukan zat gizi yang kurang sehingga dapat mempengaruhi kesehatan umum dan status gizi seseorang. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa yang kita makan sehari-hari. Status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang. Artinya, banyak dan jenis makanan yang dikonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. 15 Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode. Secara garis besar, penilaian status gizi dapat dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara tidak langsung meliputi metode survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi, sedangkan penilaian secara langsung adalah dengan metode pemeriksaan fisik, biokimia, biofisik dan antropometri. 16 Antropometri adalah pengukuran komposisi tubuh dan dimensi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan asupan zat gizi ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan tersebut dapat ditentukan dengan membandingkan individu atau kelompok dengan nilai-nilai normal. Laporan WHO

tahun 1995 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT adalah alat yang sederhana untuk mengukur status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. 16 Hubungan antara status fungsional gigi dengan berat badan dan IMT telah dilakukan pada bermacam-macam populasi. Mojon dkk (1999) pada penelitiannya di panti jompo melaporkan bahwa masalah status fungsional gigi berhubungan dengan penurunan IMT. 17 Begitu juga Hirano dkk (1993) pada penelitiannya melaporkan bahwa kemampuan penurunan fungsi pengunyahan berhubungan dengan penurunan berat badan. Namun, Johansson dkk (1994) pada penelitiannya pada lansia yang sehat melaporkan bahwa subjek edentulus justru memiliki nilai IMT yang lebih tinggi daripada subjek yang masih memiliki gigi geligi di rongga mulutnya. Elwood dan Bates (1972) pada penelitiannya juga menunjukkan bahwa lansia yang tidak memiliki gigi atau gigitiruan ada kecenderungan memiliki nilai berat badan dan IMT yang lebih tinggi. 12 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan status gizi dengan kehilangan gigi pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. Alasan peneliti mengadakan penelitian di panti jompo ini karena diketahui sebagian besar penghuni panti jompo tersebut telah mengalami kehilangan gigi dan belum pernah dilakukan penelitian tersebut di panti jompo ini.

1.2 Permasalahan Kasus kehilangan gigi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Kehilangan gigi dapat menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan. Apabila pengunyahan terganggu maka asupan zat gizi dalam makanan akan terganggu sehingga selanjutnya akan mempengaruhi status gizi seseorang. Status gizi adalah keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan absorpsi yang diukur dari berat badan dan tinggi badan dengan perhitungan IMT. Dengan mempunyai status gizi yang baik memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. Pentingnya akan penilaian status gizi tersebut menyebabkan perlu diadakan penelitian mengenai hubungan status gizi dengan kehilangan gigi pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 1.3 Rumusan masalah 1. Bagaimana karakteristik responden di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 2. Apakah ada hubungan status gizi dengan kehilangan gigi berdasarkan jumlah gigi yang ada di rongga mulut pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 3. Apakah ada hubungan status gizi dengan kehilangan gigi berdasarkan ada tidaknya oklusi di rongga mulut pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 1.4 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan status gizi dengan kehilangan gigi berdasarkan jumlah gigi yang ada di rongga mulut pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 2. Ada hubungan status gizi dengan kehilangan gigi berdasarkan ada tidaknya oklusi di rongga mulut pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 1.5 Tujuan Penelitian 1. Untuk menjelaskan karakteristik responden di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 2. Untuk menjelaskan hubungan status gizi dengan kehilangan gigi berdasarkan jumlah gigi yang ada di rongga mulut pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 3. Untuk menjelaskan hubungan status gizi dengan kehilangan gigi berdasarkan ada tidaknya oklusi di rongga mulut pada lansia di Panti Jompo Abdi/Dharma Asih Binjai Tahun 2010. 1.6 Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran akan pentingnya gigi dalam asupan gizi seseorang, karena asupan gizi mempengaruhi status gizi seseorang. 2. Dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.