significantly not influented to audit opinion going concern, liquidity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, Activity rat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif GC

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan manufaktur

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

PENDAHULUAN Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang. Ole

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Forum for Corporate

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sektor perbankan dipilih karenakan perusahaan perbankan memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemilihan sampel dengan metode purposive sampling terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

YENIASARI RIZKIA BUDI AKUNTANSI PEMBIMBING : Rina Nofiyanti, SE., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

Lampiran 1. Data Kecenderungan Kecurangan Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. beberapa kategori, sehingga dapat dilihat banyaknya elemen yang termasuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia dan Singapore Exchange tahun Dari seluruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun )

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah berjumlah 120 perusahaan. Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Kinerja Lingkungan

: Josy N Tampubolo NPM : Dosen Pembimbing : FX Aji Sukarno, SE., MM

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menunjukkan adanya financial distress pada perusahaan-perusahaan manufaktur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia ( IDX Statistics Book, Indonesian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

NI - Dep

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Gambaran Duplikasi Penomoran Rekam Medis. Gambaran Kualifikasi Pendidikan. Gambaran Pengetahuan. Statistics pemberian nomor. N Valid 60.

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR BANK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia pada periode diperoleh jumlah sampel

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran singkat objek penelitian mengenai asumsi going concern: analisis

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB 4 HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016):

NET SALES SAMPEL PENELITIAN. Perusahaan Manufaktur Sektor Aneka Industri ( Di nyatakan dalam jutaan rupiah ) Net Sales (2008)

PENDAHULUAN Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat mengatur strategi yang tepat agar dapat bertahan dan berkem

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Tiara Luhur Drajati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2011 Pembimbing : Dr. Singgih Jatmiko ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama dan secara parsial Kondisi Keuangan Perusahaan dan Rasio Keuangan (Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas dan Solvabilitas) berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling, sehingga sampel yang didapat merupakan representasi dari populasi sampel yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Dengan menggunakan SPSS 17.0, diperoleh hasil bahwa Kondisi Keuangan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Rasio Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Rasio Aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Sedangkan Rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Opini Audit Going Concern. Berdasarkan penelitian ini, agar hasil penelitian dapat digeneralisasi, sebaiknya menambahkan variabel tambahan seperti rasio keuangan dan non keuangan yang lain sehingga hasil penelitian akan lebih baik dalam memprediksi penerbitan opini audit going concern secara tepat. Kata kunci: Going Concern, Kondisi Keuangan Perusahaan, Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas. ABSTRACT The Purposes of the research are to know the composite influence and partial influence between Corporate Financial Condition and financial ratios (Liquidity, Profitability, Activity and Solvency) significantly influented to audit opinion going concern. Sample in this research is mining companies which listed in Bursa Efek Indonesia in 2001 until 2010. Sample which used in this research is choosen by purposive sampling method, so sample which be obtained is representation from avaliable sample population and appropriate with the purpose of research. Used SPSS 17.0 the result is company's financial condition

significantly not influented to audit opinion going concern, liquidity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, Activity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, solvency ratio significantly not influented to audit opinion going concern. while profitability ratio significantly influented to audit opinion going concern. Based on this research the result of this research can be generalizied should be added additional variable as financial ratio and other non financial ratio, so the result will be better in predict audit opinion going concern publication appropriately. Key words: Going Concern The Company's Financial Condition, Liquidity Ratios, Profitability, Activity, and Solvency. PENDAHULUAN Keadaan ekonomi yang tidak stabil di Negara Indonesia seiring pertumbuhan ekonomi yang terjadi sejak krisis keuangan berskala global memberi dampak tersendiri terhadap perusahaan yang ada di Indonesia. Perekonomian di Indonesia mengalami keterpurukan, sehingga banyak perusahaan yang gulung tikar tidak bisa meneruskan usahanya. Tidak hanya perusahaan kecil yang mengalami pailit, namun perusahaan besar juga tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar. Dampak dari memburuknya kondisi ekonomi tersebut mengakibatkan makin meningkatnya opini Qualified Going Concern dan Disclaimer untuk penugasan tahun 1998. Auditor tidak bisa lagi hanya menerima pandangan manajemen bahwa segala sesuatunya baik. Penilaian going concern lebih didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam jangka waktu 12 bulan ke depan. (Dewi, 2009). Untuk sampai pada kesimpulan apakah perusahaan akan memiliki going concern atau tidak, auditor harus melakukan evaluasi secara kritis terhadap rencana-rencana manajemen. Permasalahan going concern seharusnya diberikan oleh auditor dan dimasukkan dalam opini auditnya pada saat opini audit tersebut diterbitkan. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena laporan audit menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Tujuan utama auditor menyusun laporan audit adalah untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) (Boynton, et al, 2002). Opini audit going concern (GCAO) merupakan asumsi dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi yang berlawanan dengan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas tersebut dimungkinkan mengalami masalah. Pengeluaran opini going concern yang tidak diharapkan oleh perusahaan berdampak pada kemunduran harga saham, kesulitan dalam meningkatkan modal pinjaman, ketidakpercayaan investor, kreditur, pelanggan, dan karyawan terhadap manajemen perusahaan. Hilangnya kepercayaan public terhadap citra perusahaan dan manajemen perusahaan tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan di masa yang akan datang. Memburuknya citra perusahaan serta hilangnya kepercayaan dari kreditur akan menyulitkan perusahaan dalam hal tambahan dana guna membiayai operasional usahanya. Begitu juga dengan pelanggan, hilangnya pelanggan akan mengakibatkan terhentinya bisnis perusahaan. Apabila perusahaan

tidak segera mengambil tindakan penanganan maka kebangkrutan usaha akan benar-benar terjadi. Mengingat begitu besar pengaruh diberikannya opini audit going concern atas laporan keuangan auditee yaitu hilangnya kepercayaan publik terhadap manajemen perusahaan dalam mengelola usahanya, maka peneliti tertarik untuk untuk melakukan penelitian terkait opini audit going concern. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. KERANGKA PEMIKIRAN Tanggung jawab auditor sangatlah mempengaruhi eksistensi komunitas emiten. Pendapat yang dikeluarkan tanpa adanya rekayasa pada laporan keuangn yang diaudit sangat menentukan bagi perusahaan untuk tetap melanjutkan hidup perusahaan atau tidak dimasa yang akan datang. Hal ini berarti auditor untuk lebih berhati-hati dalam memperhatikan kondisi perusahaan pada saat itu sampai pada opini audit yang akan dikeluarkan. Sedikit kesalahan atas opini audit, maka bukan hanya perusahan yang bisa terganggu atas kelangsungan hidupnya namun auditor dan kantor akuntannya akan mendapat nama buruk dimata masyarakat. Inilah alasan mengapa auditor memiliki tanggunng jawab terhadap going concern suatu perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi auditor dalam memberikan opini atas kelangsungan hidup perusahaan diantaranya adalah Kondisi keuangan perusahaan, Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas. Untuk lebih jelasnya keterkaitan Kondisi keuangan perusahaan Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas terhadap opini audit going concern dilihat dalam gambar sebagai berikut : Kondisi keuangan perusahaan Likuiditas Profitabilitas Opini Audit Going Concern Aktivitas Solvabilitas

METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling, sehingga sampel yang didapat merupakan representasi dari populasi sampel yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian (2001 2010) dan sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2001. 2. Perusahaan tidak keluar (delisting) di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian (tahun 2001 2010). 3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama tahun 2001 2010. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan. Data diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD), situs resmi BEI dan BI di www.idx.co.id dan www.bi.go.id serta dari situs masing-masing perusahaan sampel. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Pengujian Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.4 menampilkan hasil pengujian statistik deskriptif untuk variabel independen dalam penelitian. Table 4.3 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation GC 104 0 1.35.478 Zsc 104-4.941 2.009-2.05502 1.651719 LIK 104.312 5.791 2.28384 1.302492 PRO 104 -.158.280.05704.093362 AKT 104.005 1.833.68446.400859 SOL 104.011 1.019.47691.240831 Valid N (listwise) 104 Sumber: Hasil pengolahan data Tabel diatas menunjukkan statistik deskriptif variabel penelitian opini audit going concern memiliki rata rata sebesar 0,35 dengan nilai minimum sebesar 0,00 dan maksimum sebesar 1,00 karena merupakan variabel dummy. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,478, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,478. Z score Zmijeski model memiliki rata rata sebesar -2,05502 dengan nilai minimum sebesar -4,941dan maksimum sebesar 2,009 Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 1,651719, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 1,651719.

Rasio Likuiditas memiliki rata rata sebesar 2,28384 dengan nilai minimum sebesar 0,312 dan maksimum sebesar 5,791. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 1,302492, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 1,302492. Rasio Profitabilitas memiliki rata rata sebesar 0,05704 dengan nilai minimum sebesar - 0,158 dan maksimum sebesar 0,280. Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,093362, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,093362. Rasio Aktivitas memiliki rata rata sebesar 0,68446 dengan nilai minimum sebesar 0,005 dan maksimum sebesar 1,833 Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,400859, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,400859. Rasio Solvabilitas memiliki rata rata sebesar 0,47691 dengan nilai minimum sebesar 0,011 dan maksimum sebesar 1,019 Standar deviasi untuk variabel ini sebesar 0,240831, hal ini dapat diartikan bahwa penyimpangan untuk variabel ini sebesar 0,240831. 2. Analisis Hasil Penelitian a. Pengujian Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow. Probalitas signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Tabel 4.6 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 10.829 8.212 Sumber: output SPSS Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian Hosmer dan Lemeshow. Probabilitas signifikansi menunjukkan angka 0,212. Angka tersebut menunjukkan bahwa H0 tidak dapat ditolak (diterima) karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada 0,05. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Atau dapat dikatakan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya. b. Pengujian Keseluruhan model (overall model fit) Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (- 2LL) pada awal ( Block 0= Beginning Block) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block 1: Method = Enter). Adanya pengurangan nilai antara -2LL awal dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah sebagai berikut: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data.

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. Tabel 4.7 Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir -2 LL awal (Block number = 0) 154,112-2 LL akhir (Block number = 1) 96,252 Sumber: Output SPSS Tabel 4.7 menunjukkan perbandingan nilai antara -2Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block number = 0) dengan nilai -2LL akhir (Block number = 1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 154,112. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai - 2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 96,252. Penurunan likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. c. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Besarnya nilai koefesien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda (Ghozali, 2006). Nilai ini didapat dengan cara membagi nilai Cox & Snell R Square dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke R Square dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Step Model Summary Cox & Snell R -2 Log likelihood Square Nagelkerke R Square 1 89.307 a.417.577 a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than.001. Sumber: Output SPSS. Dilihat dari hasil output pengolahan data, nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,577 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 57,7%, sedangkan sisanya sebesar 42,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Atau secara bersama-sama variasi variabel bebas (Kondisi keuangan, Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas, dan Solvabilitas) dapat menjelaskan variasi variabel going concern sebesar 57,7%.

d. Matriks Klasifikasi Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan pertambangan. Observed Sumber: Output SPSS Tabel 4.9 Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern adalah sebesar 73,2%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 30 laporan keuangan yang diberi opini audit going concern dari total 41 laporan keuangan yang seharusnya diberi opini audit going concern. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern adalah sebesar 91,1%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 72 laporan keuangan yang diberi opini audit non going concern dari total 79 laporan keuangan yang seharusnya diberi opini audit non going concern. e. Pengujian Koefisien Regresi Classification Table a Pengujian koefisien regresi dapat diilakukan dengan regresi logistik yang hasilnya terdapat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step Zsc -1.885 1.429 1.740 1.187.152.009 2.499 1 a LIK -.239.308.601 1.438.788.431 1.440 PRO -26.150 10.024 6.806 1.009.000.000.001 AKT -.573.823.484 1.487.564.112 2.832 SOL 13.129 8.089 2.635 1.105 503464.413.066 3.863E12 Constant -8.788 6.401 1.885 1.170.000 a. Variable(s) entered on step 1: LIK, PRO, AKT, SOL, Zsc. GC 0 1 Predicted Percentage Correct Step 1 GC 0 72 7 91.1 1 11 30 73.2 Overall Percentage 85.0 a. The cut value is.500

Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik di atas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut: GC = -8.788 26.150PRO 0.573 AKT + 13.129 SOL 1.885 Zsc+e H1 : Kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern Kondisi keuangan pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien negatif sebesar 1.885 dengan tingkat signifikansi 0,187 lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya, dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan tidak berpengaruh dengan opini going concern, yang berarti H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Seorang auditor akan sangat memperhatikan kondisi keuangan perusahaan dalam menerbitkan opini audit going concern. Perusahaan yang tidak mempunyai permasalahan yang serius kemungkinan besar tidak akan menerima opini audit going concern. Berbeda dengan perusahaan yang mengalami permasalahan keuangan secara terus-menerus yang mengakibatkan nilai rasio Z Score rendah sehingga akan berpeluang besar untuk menerima opini audit going concern. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Arga (2006) dengan sampel perusahaan manufaktur yaitu kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H2 : Rasio Likuiditas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern Rasio Likuiditas pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,239 dengan tingkat signifikansi 0,438 lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya, dapat disimpulkan bahwa Rasio Likuiditas tidak berpengaruh dengan opini going concern yang berarti H2 ditolak. Makin kecil likluiditas, perusahaan kurang likuid karena banyak kredit macet sehingga opini audit harus memberikan keterangan mengenai going concern, dan sebaliknya semakin besar likuiditas perusahaan, maka semakin mampu pula perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh wulandari (2009) dimana variable keuangan (rasio likuiditas) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H3 : Rasio Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern Rasio Profitabilitas pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien negatif sebesar 26,150 dengan tingkat signifikansi 0,009 lebih kecil dari 0,05 (5%). Artinya, dapat disimpulkan bahwa Rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan dengan opini going concern yang berarti H3 diterima.

Jadi, hubungan return on asset dengan opini audit adalah semakin kecil return on asset maka kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba semakin menurun sehingga ada keraguan mengenai going concern perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh wulandari (2009) dimana variabel keuangan (rasio profitabilitas) tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H4 : Rasio Aktivitas berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern Rasio aktivitas pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,573dengan tingkat signifikansi 0,487 lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya, dapat disimpulkan bahwa Rasio Aktivitas tidak berpengaruh signifikan dengan opini going concern, yang berarti H4 ditolak. Semakin besar rasio aktivitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, sehingga auditor tidak memberikan opini going concern pada perusahaan yang memiliki modal tinggi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhany (2004) dimana variable keuangan (rasio likuiditas, rasio laverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio penilaian) berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H5 : Rasio Solvabilitas berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern Rasio Solvabilitas pada tabel 4.10 menunjukkan koefisien positif sebesar 13,125 dengan tingkat signifikansi 0,105 lebih besar dari 0,05 (5%). Artinya, dapat disimpulkan bahwa Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan dengan opini going concern, yang berarti H5 ditolak. Semakin tinggi rasio solvabilitas, semakin menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan opini audit going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2007) dimana variabel keuangan (rasio likuiditas, rasio profitabilitas, dan rasio solvabilitas) tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Rasio solvabilitas tidak dapat dijadikan tolak ukur yang pasti untuk menentukan going concern atau kelangsungan hidup suatu perusahaan. Namun rasio solvabilitas dapat menjadi alat bantu dalam pengukuran kondisi keuangan perusahaan. a. Kesimpulan KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi keuangan yang diproksikan dengan model prediksi kebangkrutan Z Score Zmijeski tidak berpengaruh signifikan dengan opini audit going concern dengan nilai

koefisien negatif sebesar 1.885 dengan tingkat signifikansi 0,187. Dari hasil pengamatan, sampel yang dipakai adalah perusahaan perusahaan yang berskala besar yang menghasilkan laba yang tinggi dan memiliki kinerja perusahaan yang baik sehingga auditor tidak memperhitungkan kondisi keuangan dalam pemberian opini audit going concern. 2. Rasio Likuiditas tidak berpengaruh dengan opini going concern dengan nilai koefisien negatif sebesar 0,239 dengan tingkat signifikansi 0,438 yang berarti H2 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak berdasarkan kemampuan perusahaan membayar hutang-hutang jangka pendeknya. 3. Rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan dengan opini going concern dengan nilai koefisien negatif sebesar 26,150 dengan tingkat signifikansi 0,009 yang berarti H3 diterima. 4. Rasio Aktivitas tidak berpengaruh signifikan dengan opini going concern dengan nilai koefisien negatif sebesar 0,573 dengan tingkat signifikansi 0,487, yang berarti H4 ditolak. Rasio Aktivitas tidak berpengaruh signifikan dengan opini going concern karena sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah perusahan-perusahaan berskala besar yang rata-rata nilai penjualan bersihnya besar dan mendapatkan keuntungan yang besar. 5. Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan dengan opini going concern dengan nilai koefisien positif sebesar 13,125 dengan tingkat signifikansi 0,105, yang berarti H5 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak berdasarkan seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva akan tetapi lebih cenderung melihat kondisi keuangan secara keseluruhan. b. Saran Dengan berbagai telaah dan analisa yang dilakukan serta berdasarkan keterbatasanketerbatasan penelitian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Memasukkan variabel tambahan seperti rasio keuangan dan non keuangan yang lain sehingga hasil penelitian akan lebih baik dalam memprediksi penerbitan opini audit going concern secara tepat. 2. Menambah jumlah populasi dan sampel seperti, semakin banyak jumlah perusahaan semakin baik dalam memprediksi penerimaan opini audit going concern.

DAFTAR PUSTAKA Arga Fajar Santosa, Tahun 2006. Dengan judul Analisi Faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan Opini Audit Going Concern Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Rahayu, Puji. 2007. Assesing Going Concern Opinion: A Study Based On Financial And Non- Financial Informations (Empirical Evidence Of Indonesian Banking Firm Listed On JSX and SSX). Simposium Nasional Akuntansi X Makassar. Ramadhany, Alexander. 2004. Analisi Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta. Tesis S2. Universitas Dipenogoro, Semarang. Tidak Dipublikasikan. Wulandari Juandini, Tahun 2009. Pengaruh profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI