BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang dengan menjual saham maupun obligasi. Perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. investasi bagi para pemilik modal atau investor (Adji, Suwerli dan Suratno,

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (retained earning). Sedangkan sumber pembiayaan yang lain, berasal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan (Financial Market), di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu (Jogiyanto,2003). Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB 1 PENDAHULAN. Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pasar modal (capital market)

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu, maka perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. debt to equity ratio, rasio profitabilitas yaitu return on equity, earning per

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan ini mendorong para pelaku bisnis untuk mencari solusi yang lebih baik

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi tersebut ada suatu keuntungan (return) yang diinginkan oleh investor.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia atau I n d on e sia S tock E xc h an g e (IDX)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu pengaruh tingkat suku bunga, risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan (return) saham bagi investor, karena return saham

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB I PENDAHULUAN. return yang setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya mereka akan mendasarkan keputusannya pada beberapa informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang dikutip dari situs

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semua investasi mengandung ketidakpastian atau memiliki resiko

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi perusahaan untuk memperoleh sumber pendanaan melalui kegiatan investasi. Investasi dapat didefinisikan sebagai suatu komitmen atas sejumlah dana kepada satu atau lebih assets yang dilaksanakan selama beberapa periode waktu mendatang (Jones, 2007:3). Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan mengalami keuntungan. Banyaknya saham yang terdaftar dalam bursa sering membuat investor bingung dalam memilih saham yang baik untuk dimasukkan ke dalam portofolionya. Oleh karena itu, investor dalam berinvestasi akan memilih sahamsaham yang masuk ke dalam Indeks yang ada di pasar modal. Indeks Kompas 100 merupakan suatu indeks dari 100 saham publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penggunaan indeks Kompas karena saham saham yang tergabung dalam indeks ini memiliki likuiditas yang tinggi, nilai kapitalisasi pasar yang besar, dan juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. Saham-saham yang termasuk dalam Kompas 100 diperkirakan

mewakili sekitar 70-80% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tecatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber: www.idx.co.id Gambar 1.1 Tren Perkembangan Indeks Kompas 100 Pada Satu Tahun Terakhir (2015) Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan Indeks Kompas di Indonesia cenderung meningkat dan mendapat respon yang positif dari para investor. Hal ini dapat dilihat pada bulan Mei-November 2015 tren naik dari 956 hingga 1164, selanjutnya pada periode Februari-April bergerak naik menjadi 1216. Risiko investasi terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu, risiko yang dapat didiversifikasi atau unique risk dan risiko yang tidak dapat didiversifikasi atau systematic risk (Jogiyanto, 2010:171). Unsystematic risk atau unique risk dapat diturunkan atau dihilangkan melalui diversifikasi atau memperbanyak jumlah saham dalam portofolio. Sementara itu, risiko yang tidak dapat didiversifikasi (systematic risk) sering disebut juga dengan risiko pasar. Risiko jenis ini memiliki hubungan dengan kondisi pasar secara umum. Kondisi pasar di sini misalnya perubahan kondisi makro ekonomi, risiko suku bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar, dan risiko pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi.

Risiko sistematis untuk setiap perusahaan akan saling berkorelasi karena faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan perusahaan adalah sama. Akibatnya, tingkat keuntungan antar saham akan saling berkorelasi, hanya saja tingkat kepekaan terhadap faktor-faktor tersebut berbeda di setiap perusahaan. Parameter yang digunakan untuk mengukur risiko sistematis ini adalah beta. Beta sekuritas menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu sekuritas terhadap perubahanperubahan pasar. Walaupun risiko sistematik ini tidak bisa dihindari, tetapi besarnya dampak terhadap tiap-tiap perusahaan berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang investor harus mampu untuk menganalisis risiko dari masing-masing perusahaan cenderung terhadap risiko pasar. Perkembangan Harga Saham, return saham terhadap return pasar pada lima Perusahaan Indeks Kompas 100. No. Tabel 1.1 Perkembangan Harga Saham, Return saham, dan Return Pasar Pada Lima Perusahaan Indeks Kompas 100 Periode 2011-2014 Kode Emiten Tahun Harga Saham Akhir Tahun (Rupiah) Rata-rata Return Individual Rata-rata Retun Pasar 1. BBRI 2011 6.750 0.03486 0.01157 2012 6.950 0.03988 0.08969 2013 7.250-0.00224-0.00255 2014 11.650 0.03196 0.01553 2. GGRM 2011 62.050 0.04997 0.01157 2012 56.000 0.01562 0.08969 2013 42.000-0.01542-0.00255 2014 60.700 0.03603 0.01553

3. INDF 2011 4.600 0.00162 0.01157 2012 5.850 0.01741 0.08969 2013 6.600 0.00987-0.00255 2014 6.750-0.00236 0.01553 4. SMGR 2011 11.450 0.03985 0.01157 2012 15.700 0.03305 0.08969 2013 14.150-0.00541-0.00255 2014 16.200 0.01304 0.01553 5. UNVR 2011 18.800 0.02052 0.01157 2012 21.200 0.09752 0.08969 2013 26.000 0.01635-0.00255 2014 32.300 0.01061 0.01553 Sumber: Finance.Yahoo Tabel 1.1 merupakan sampel dari perusahaan yang terdaftar di Indeks Kompas 100. Empat dari lima emiten yaitu BBRI, INDF,SMGR, dan UNVR mengalami peningkatan harga saham setiap tahunnya kecuali GGRM. Return Individual rata-rata pada lima perusahaan sampel juga mengalami fluktuasi jika dibandingkan dengan return rata-rata pasar, empat dari lima emiten memiliki nilai negatif terhadap rata-rata return pasar, hanya emiten UNVR yang memiliki return individual rata-rata yang bernilai positif setiap tahunnya. Risiko investasi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya faktor yang terjadi di perusahaan dan faktor yang berasal dari kondisi ekonomi makro suatu negara. Data Keuangan Fundamental perusahaan merupakan cerminan dari kondisi perusahaan, dengan mengetahui aspek-aspek fundamental perusahaan melalui rasio keuangan, investor dapat menentukan perusahaan mana

yang layak menjadi tempat berinvestasi, sedangkan kondisi ekonomi makro suatu negara meliputi kondisi perekonomian yang terjadi dalam suatu negara yang memiliki pengaruh terhadap risiko dalam berinvestasi. Faktor fundamental perusahaan dijabarkan dengan rasio yang merefleksikan kondisi dasar perusahaan guna memperkirakan risiko sistematis sekuritas.dalam penelitian ini menggunakan faktor fundamental, Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, dan Return on Equity (ROE). Dividend payout Ratio sebagai rasio yang mengukur persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham. Jika perusahaan memotong dividen, maka akan dianggap sebagai sinyal buruk karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividend payout lebih kecil supaya nantinya tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Penelitian yang dilakukan oleh Arfan (2010) menunjukkan bahwa Dividend Payout Ratio berpengaruh positif terhadap beta. Berbeda dengan penelitian Bargeron (2012) dan Carolina (2014) yang menunjukkan bahwa dividend payout ratio memiliki hubugan negatif terhadap beta. Asset Growth merupakan tingkat pertumbuhan total aktiva suatu perusahaan pada setiap periode tertentu. Tingkat pertumbuhan asset yang cepat menunjukkan bahwa perusahaan sedang melakukan ekspansi. Apabila ekspansi ini mengalami kegagalan maka akan meningkatkan beban perusahaan untuk menutup

pengembalian biaya ekspansi yang pada akhirnya akan menyebabkan nilai perusahaan itu menjadi kurang prospektif. Apabila kurang prospektif maka menyebabkan para investor menjual sahamnya di perusahaan tersebut karena minat dan harapan para pemodal turun. Hal ini menyebabkan perubahan return saham yang besar yang berakibat pada beta saham perusahaan yang besar. Debt to Equity Ratio (ROE) menujukkan perbandingan antara utang dengan modal sendiri. DER yang semakin besar akan menyebabkan risiko finansial perusahaan semakin tinggi. Penggunaan utang yang semakin besar akan meningkatkan risiko untuk tidak mampu membayar utang sehingga risiko perusahaan menjadi meningkat. Current Ratio merupakan indikator untuk mengukur rasio likuiditas perusahaan, yang mengukur kemampuan aktiva lancar membayar utang lancar. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang baik akan lebih diminati oleh investor. Likuiditas yang tinggi akan memperkecil risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek kepada kreditur sehingga akan menurunkan risiko sistematis. Penelitian yang dilakukan oleh Pasquale (2012) menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif terhadap beta. Berbeda dengan penelitian Soroso (2007), I Kadek (2014) yang menunjukkan bahwa Current Ratio memiliki hubungan negatif terhadap beta. Earning Variability menunujukkan variabilitas return suatu perusahaan. Besarnya earning variability diukur berdasar atas penyimpangan price earning rationya. Semakin besar standar deviasi dari PER menunjukkan semakin fluktuatif

earning perusahaan tersebut, sehingga akan memperkecil kepastian pengembalian investasi, sehingga semakin tinggi earning variability, risiko yang akan ditanggung akan semakin besar. Return on Equity (ROE) menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia bagi pemegang saham, dengan tingkat ROE yang tinggi investor dapat melihat profitabilitas perusahaan,sehingga semakin tinggi ROE, semakin rendah pula risiko investasi terhadap saham perusahaan. Berikut Tabel 1.2 yang menyajikan Dividen, Total Hutang,Total Ekuitas,dan Earning After Tax lima perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. Tabel 1.2 Dividen, Total Hutang, Total Ekuitas, dan Earning After Tax Lima Perusahaan Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014 (dalam Rupiah) Kode Emiten BBRI GGRM INDF UNVR SMGR Tahun Dividen Total Hutang Total Ekuitas Earning After Tax 2011 1.727.950 420.078.955 49.820.329 15.296.501 2012 3.016.585 486.455.011 64.881.779 18.681.350 2013 5.556.285 546.855.504 79.327.422 19.916.654 2014 6.350.262 704.217.592 97.737.429 24.759.999 2011 1.727.450 14.537.777 24.550.928 4.958.102 2012 1.981.627 14.903.612 26.605.713 4.068.711 2013 1.571.975 21.353.980 29.416.271 4.383.932 2014 1.582.869 24.991.880 33.228.720 5.395.293 2011 1.167.797 22.114.722 31.601.228 4.891.673 2012 1.536.575 25.249.168 34.140.237 4.779.446 2013 2.176.776 39.719.660 37.891.756 3.416.635 2014 1.734.632 44.710.509 41.228.376 5.146.323 2011 4.532.220 6.801.375 3.680.937 4.164.304 2012 4.547.480 8.016.614 3.968.365 4.839.145 2013 5.066.320 8.448.798 4.254.670 5.352.625 2014 5.394.411 9.68.1888 4.598.782 5.738.523 2011 1.485.260.454 5.046.505.788 14.615.096.979 3.960.604.545 2012 1.976.042.846 8.414.229.138 18.164.854.698 4.924.791.472 2013 2.211.365.058 8.988.908.217 21.803.975.875 5.852.022.665 2014 2.426.542.780 9.312.214.091 25.002.451.936 5.587.345.791 Sumber: www.idx.co.id

Dari Tabel 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan memiliki dividen yang berfluktuatif, hanya dua emiten yang mengalami peningkatan dividen setiap tahunnya yaitu BBRI, SMGR, dan UNVR. Sedangkan total hutang lima perusahaan sampel tersebut mengalami peningkatan seiring meningkatnya total ekuitas setiap tahunnya. Laba bersih setelah pajak pada emiten BBRI, GGRM, SMGR,UNVR mengalami peningkatan setiap tahunnya, hanya laba bersih setelah pajak pada emiten INDF yang berfluaktif. Selain dari faktor karakteristik perusahaan risiko juga dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi suatu negara diantaranya perubahan tingkat suku bunga, kurs, valuta asing, kebijakan pemerintah, PDB dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham-saham di bursa. Pada penelitian ini menggunakan variabel makroekonomi tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar (kurs). Tabel 1.3 Perkembangan BI Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar (Kurs) Tahun 2011-2014 Variabel Makroekonomi 2011 2012 2013 2014 a BI rate (%) 6,0 5,75 7,50 7,75 Inflasi (%) 3,79 4,30 8,38 8,36 Nilai Tukar (Rp/$) 9.068 9.670 12.440 12.189 Sumber:www.bi.go.id Tingkat suku bunga mempengaruhi beta saham. Hal ini disebabkan karena seorang investor dalam memilih alternatif investasi akan cenderung memilih investasi yang menguntungkan. Apabila tingkat suku bunga lebih tinggi daripada return saham, maka investor akan lebih memilih investasi yang bebas risiko seperti

deposito dan obligasi daripada investasi yang penuh risiko seperti saham dan begitu pula sebaliknya. Inflasi dapat diartikan sebagai gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus Inflasi yang semakin meningkat menjadi sinyal negatif bagi para investor. Investor akan cenderung melepas sahamnya jika terjadi peningkatan inflasi dikarenakan return (imbal hasil) yang diterima investor akan turun nilainya, terlebih pada saat terjadi inflasi yang tidak terkendali (hyper inflation). Kecenderungan investor untuk melepas sahamnya akan menyebabkan harga saham menjadi turun. Hal ini dikarenakan peningkatan inflasi menyebabkan kenaikan risiko investasi pada saham. Nilai Tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap permintaan mata uang dalam negeri maupun mata uang asing. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Jika nilai tukar melemah, mengakibatkan harga saham akan mengalami penurunan, sehingga investasi di pasar modal menjadi kurang diminati karena tingginya risiko inflasi yang disebabkan oleh nilai kurs yang melemah. Haratama (2013) melakukan penelitian tentang Pengaruh Faktor Makro Ekonomi Terhadap Risiko Investasi Pada Saham Perusahaan Property dan Real Astate yang Listing Di Bursa Efek Jakarta Periode 2008-2012. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan tingkat inflasi, tingkat suku bunga SBI, dan kurs rupiah terhadap dollar AS berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi saham. Secara parsial tingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh

terhadap risiko investasi saham, sedangkan nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap risiko investasi saham. Penelitian Carolina (2014) tentang Kajian Empiris Variabel Makroekonomi dan Mikroekonomi Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Indeks Kompas 100 Periode 2009-2013. Secara parsial (uji t) variabel tingkat suku bunga berpengaruh positif signifikan sedangkan inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan. Penelitian mengenai variabel faktor fundamental perusahaan dan makroekonomi terhadap beta saham masih menunjukkan ketidakseragaman antara peneliti terdahulu, selain itu penelitian yang diteliti biasanya hanya meneliti pengaruh faktor fundamental perusahaan saja atau kondisi ekonomi makro saja terhadap beta saham, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh terhadap beta saham dari segi karakteristik atau faktor fundamental dan makro ekonomi. Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh faktor fundamental perusahaan yaitu Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability dan Return on Equity (ROE), serta pengaruh variabel Makroekonomi yaitu Tingkat suku bunga, Inflasi dan nilai tukar (kurs) terhadap beta saham pada perusahaan Indeks Kompas 100.Berdasarkan Latar Belakang tersebut maka judul penelitian adalah Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Risiko Sistematis (Beta) Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011 2014

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat Pengaruh Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability dan Return on Equity (ROE), Tingkat suku bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (kurs) secara parsial dan simultan terhadap beta saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 di BEI periode 2011-2014? 2. Apakah terdapat Pengaruh Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability dan Return on Equity (ROE),Tingkat suku bunga, Inflasi dan Nilai Tukar (Kurs) secara simultan terhadap beta saham pada perusahaan Indeks Kompas 100 di BEI periode 2011-2014? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar (Kurs) secara parsial dna simultan terhadap Beta Saham pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di BEI periode 2011-2014. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Dividend Payout Ratio, Asset Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio, Earning Variability, Return on Equity (ROE), Tingkat Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Tukar (Kurs)

secara parsial dna simultan terhadap Beta Saham pada Perusahaan Indeks Kompas 100 di BEI periode 2011-2014. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Investor Penelitian ini dapat memberikan atau menambah informasi kepada calon investor atau para investor dalam berinvestasi sehingga para investor dapat menentukan keputusan investasi secara tepat sehubungan dengan risiko yang akan dihadapi serta mampu memperoleh return sesuai dengan yang diharapkannya. 2. Bagi Emiten Untuk dapat memberikan informasi bagi emiten khususnya manajer untuk mengambil keputusan dalam membentuk struktur modal dan struktur biaya perusahaan dalam membentuk beta saham perusahaan. 3. Bagi Akademik dan Penelitian Selanjutnya a. Berdasarkan Fenomena Gap diatas dapat dicocokkan atau dikaji ulang faktor-faktor yang mempengaruhi atau menjadi permasalahan yang dengan acuan penelitian sebelumnya. b. Mengklarifikasi atau memverifikasi faktor-faktor atau variabel manakah yang konsisten sehingga layak dipakai pada setiap penelitian.