BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik, maka dengan pengelolaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maupun wisatawan asing. Sektor pariwisata menjadi salah satu industri yang

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. ancaman bagi para pelaku usaha agar dapat memenangkan persaingan dan

1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk kita teliti, terlebih di era globalisasi terutama dalam bidang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Jumlah Restoran dan Kafe

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tersebar di semua wilayah Kota Bandung. Sejak dahulu Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertajam persaingan yang akhirnya membawa konsekuensi hanya perusahaan

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. selera konsumen dan perubahan yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah pula aneka ragam kebutuhan barang dan jasa untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan teknologi. globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

99,37 % Kecil dan Menengah Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profile Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. industri pariwisata nasional. Indonesia merupakan negara yang memiliki luas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di kalangan industri atau dunia bisnis. Setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. baik unit usaha yang bergerak dalam penjualan barang maupun jasa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan kota Metropolitan di provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PENGARUH STORE ATTRIBUTE TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN DIKONTROL OLEH MOTIVASI BERBELANJA

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kuliner. Semakin besarnya peluang didalam bisnis kuliner ini membuat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. segelintir peneliti yang melakukan analisa terhadap perkembangan otomotif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Destiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

BAB I PENDAHULUAN. food terbaik. Richeese Factory adalah QSR (Quick Service Restaurant) di

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan salah satu sektor ekonomi, juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia usaha saat ini khususnya di Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian nasional salah satunya dipicu oleh. kemunculan para pengusaha kecil menengah dan usaha mikro dalam

BAB I PENDAHULUAN. Harus diakui saat ini para wisatawan berkunjung ke suatu daerah di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini kota Bandung menjadi salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik, maka dengan pengelolaan yang baik dan terarah diharapkan pariwisata di Indonesia mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan ke Indonesia diharapkan dapat membantu menggerakan perekonomian nasional sehingga dapat memacu pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi di masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan Perpres No. 38 Tahun 2005 yang mengatakan bahwa seluruh sektor harus mendukung pembangunan pariwisata Indonesia. Bandung sebagai salah satu kota di Jawa Barat dan merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung dikenal sebagai kota Paris Van Java, Kota Kembang, City of Heritage dan dikenal juga sebagai kota berbelanja dengan mall, factory outlet serta tempat berbelanja lainnya yang banyak tersebar di kota ini, kota Bandung juga menjadi kota wisata fashion dan kuliner. Sama halnya dengan tempat makan dan cafe yang menyediakan banyak pilihan makanan, tempat berbelanja fashion pun memberikan keanekaragaman fashion yang ditawarkan, baik pakaian modern hingga tradisional. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-asia Timur.

2 Banyak sekali yang menjadi daya tarik kota Bandung ini, tidak hanya warga Bandung saja yang sangat menyukai segala sesuatu yang ditawarkan kota Bandung namun banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi kota Bandung, baik itu wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara, hal tersebut dapat dilihat dari survey yang dilakukan oleh News Asia www.bisnisjabar.com tentang daya tarik Bandung ini ditunjukan oleh data pengunjung yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik berikut ini: Tabel 1.1 Data Jumlah Pengunjung Wisata Kota Bandung Tahun 2011-2016 Wisatawan Tahun Mancanegara Domestik 2011 185.076 3.322.752 2012 225.585 3.917.290 2013 228.449 4.020.530 2014 231.664 4.124.630 2015 234.785 4.230.460 2016 237.201 4.390.771 Sumber: Badan Pusat Statistik Dari data tabel 1.1, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke kota Bandung dari tahun ke tahun baik itu wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran pelaku usaha yang memutuskan untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada untuk memperloleh laba.

3 Industri perdagangan merupakan salah satu sektor pariwisata yang memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian di Kota Bandung. Hal tersebut di dukung oleh data dari Portal Data Indonesia tahun 2015 dimana sektor perdagangan, hotel dan restoran berperan memberikan kontribusi yang paling besar diantara yang lainnya terhadap perekonomian Kota Bandung. Pada Gambar 1.1 adalah kontribusi laju pertumbuhan berbagai sektor bagi perekonomian Kota Bandung tahun 2015: 6.30% Pertanian 12% 24,40% Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan / Konstruksi 2.30% Perdagangan, Hotel dan Restoran 4.90% Pengangkutan dan Komunikasi 40.80% Gambar 1.1 Kontribusi Berbagai Sektor Bagi Perekonomian Kota Bandung Sumber : Rancangan Pembangunan Kota Bandung 2014-2018 (perpustakaan.bappenas.go.id) Dari Gambar 1.1 mengenai kontribusi berbagai sektor perekonomian kota Bandung menunjukkan bahwa terdapat tujuh sektor yang berkontribusi bagi perekonomian kota Bandung.. Dalam rangka mewujudkan visi kota Bandung yang unggul, nyaman dan sejahtera melalui misi pembangunan ekonomi yang kokoh, maju

4 dan berkeadilan. Dinas koperasi UKM dan perindustrian perdagangan kota Bandung sebagai salah satu perangkat daerah memprediksi kota Bandung akan menjadi kekuatan ekonomi baru baik ditingkat regional maupun nasional. Salah satu bidang usaha yang memiliki peluang besar adalah fashion, banyak pelaku usaha yang berupaya mengembangkan bisnis fashion baik modern hingga tradisional seperti batik. Para pelaku usaha berupaya membuat konsep yang menarik untuk membuat konsumen mendatangi tempat usahanya sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menghasilkan keutungan bagi perusahaan. Salah satu yang diminati oleh pelaku bisnis adalah membuka bisnis fashion tradisional yaitu batik. Membuat para pelaku bisnis batik menjadi tertantang untuk mengubah pandangan batik yang terkesan kuno menjadi modern. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan jumlah pelaku bisnis batik di Bandung berikut ini : Tabel 1.2 Jumlah Pelaku Bisnis Batik di Bandung Tahun 2011-2016 Tahun Jumlah 2011 296 2012 302 2013 317 2014 325 2015 330 2016 346 Sumber: BPS, Diolah Pusdatin Kemenperin 2017 Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah pelaku bisnis di Bandung mengalami angka meningkat yang artinya banyak pelaku usaha yang memanfaatkan peluang besar yang ada di Bandung. Hal ini juga mengakibatkan persaingan batik di Bandung meningkat, sehingga masing-masing perusahaan harus

5 mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri agar dapat lebih unggul dari yang lain menawarkan produk sejenis dan tentunya menarik perhatian konsumen. Batik merupakan kebudayaan khas bangsa Indonesia yang sudah ada sejak masa kerajaan majapahit. Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corakcorak lukisan binatang dan tanaman, beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Khasanah budaya bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri, misalnya batik Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Cirebon ataupun daerah-daerah lain di Indonesia memiliki corak atau motif sesuai dengan kekhasan daerahnya. Pada tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia dan pada tanggal 17 November 2009 Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan tanggal 2 oktober sebagai hari Batik Nasional, dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia. Presiden menegaskan untuk mengembangkan batik meliputi empat aspek yaitu aspek budaya, ekonomi, lingkungan, dan diplomasi Internasional. Keputusan UNESCO dan Presiden Indonesia tentang batik mempengaruhi dampak permintaan pasar terhadap produk batik terbuka lebih lebar dan kesadaraan menggunakan batik

6 dimata masyarakat Indonesia lebih tinggi lagi ditambah himbauan dari pemerintah agar setiap kantor baik swasta ataupun instansi pemerintahan menetapkan satu hari tertentu dalam satu minggu wajib menggunakan batik. Sadar akan besarnya potensi pasar batik membuat unit usaha batik semakin berkembang dan berikut ini adalah daftar transaksi pengusaha batik sejenis di Bandung: Tabel 1.3 Jumlah Transaksi Pengusaha Besar Batik di Bandung Pada Tahun 2016 No Nama Jumlah Total Harga Produk Transaksi Transaksi 1 Kerris Gallery 28770 9.350.000.000 20.000-10.000.000 2 Batik Semar 27900 9.275.000.000 50.000-10.000.000 3 Aura 27680 9.215.000.000 20.000-7.500.000 4 Yayasan Batik Jawa Barat 24700 9.105.000.000 20.000-4.750.000 5 Canting Art 22800 9.040.000.000 35.000-5.000.000 6 Batik Bilqisti 17040 8.870.000.000 40.000-5.000.000 7 Batik Komar 15969 8.751.030.000 75.000-13.000.000 Sumber: detiktravel Berdasarkan tabel 1.3 di atas adalah jumlah transaksi usaha sejenis batik di Bandung, sehingga hal ini membuat persaingan semakin ketat antara perusahaan yang menawarkan produk sejenis. Bisa dilihat pada tabel 1.3 di atas, terdapat 7 batik sejenis berdasarkan jumlah transaksinya. Dengan jumlah transaksi paling banyak pada Keriss Gallery dan jumlah transaksi paling rendah adalah Batik Komar. Salah satu usaha batik dengan peminat rendah adalah Batik Komar, Batik Komar dalam produknya memiliki merek yaitu Komar. Batik Komar memiliki dua cabang yang pertama berada di Cigadung yaitu tempat memproduksi Batik Komar dan yang kedua berada di Sumbawa yaitu tempat penjualan Batik Komar. Awal mulanya produk Batik Komar ini mengangkat motif batik cirebonan. Seiring

7 berjalannya zaman dan mode (trend) yang silih berganti Batik Komar melakukan pengembangan dalam desain-desain batiknya dengan cara membuat motif yang lebih modern, unik, dan tematik. Sudah 150 motif batik yang didaftarkan agar hasil karya intelektual dan karya cipta yang dihasilkan bisa dilindungi secara sah berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia pada khususnya. Produk-produk Batik Komar terdiri dari: Kain Batik (sarung, selendang), kemeja pria batik (kemeja, hem), couple batik (sarimbit, busana muslim), dress wanita batik (kimono, abaya, rok), aksesories batik (stola, scraft, slayer, obi). Dalam upaya memasarkan produknya dan menarik konsumen, Batik Komar melakukan pemasarannya meliputi personal selling, mengikuti event atau pameran batik, beli putus dengan rekanan bisnis (reseller), titip jual (consignment), dan membuka showroom atau outle. Semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada, terutama persaingan yang berasal dari perusahaan sejenis, membuat perusahaan semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalam hal menarik konsumen. Gunanya menarik konsumen tidak hanya untuk menunjukan eksistensi dari perusahaan, tetapi juga untuk mempertahankan tingkat penjualan pada perusahaan tersebut apakah sudah sesuai dengan target yang ditetapkan. Dengan begitu, perusahaan pun harus memerhatikan keputusan pembelian konsumen pada perusahaan. Pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menarik pembeli, dan selain itu juga dipengaruhi faktor-faktor diluar perusahaan. Pada halaman selanjutnya yang telah penulis sajikan adalah data transaksi pada Batik Komar periode bulan Januari hingga Desember 2016.

8 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 Target Realisasi Sumber data: Batik Komar Gambar 1.2 Jumlah Transaksi Batik Komar pada Tahun 2016 Gambar 1.2 di atas dapat dilihat transaksi pada bulan Juni 2016 lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan bulan lain, sedangkan dari bulan Oktober hingga Desember pada tahun 2016 penjualan mengalami fluktuasi yang cenderung menurun dan tidak sesuai dengan target. Itu artinya keputusan pembelian di Baik Komar mengalami penurunan serta tidak tercapainya target penjualan. Perusahaan perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Hal tersebut dikarenakan salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen atau pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan para pesaing. Dengan kata lain,

9 pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam persaingan usaha yang semakin ketat dan untuk mengembangkan usahanya. Tidak mudah bagi Batik Komar bersaing ditengah banyaknya usaha sejenis yang sama. Terbukti dari dampak pesatnya pesaing dan pertumbuhan pesaing berpengaruh secara langsung terhadap penurunan hasil penjualan pada Batik Komar. Berkaitan dengan data pada gambar 1.1 yang menunjukkan adanya penurunan tingkat penjualan pada Batik Komar maka penulis melakukan penelitian pendahuluan dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan kepada 30 responden konsumen Batik Komar. Hal tersebut dilakukan dan ditujukkan untuk melihat permasalahan yang ada secara lebih spesifik, tentang faktor-faktor apa saja yang mengakibatkan hasil penjualan mengalami penurunan. Hasil dari penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap persepsi konsumen mengenai beberapa aspek. Yang hasilnya disajikan dalam tabel dan gambar berikut ini: Tabel 1.4 Hasil Penelitian Pendahuluan Terkait Penurunan Transaksi Batik Komar Tahun 2016 SS S CS TS STS Total Kepuasan 18 3 7 2 30 Keputusan pembelian 7 3 12 8 30 Loyalitas 3 11 8 7 30 Kepercayaan Konsumen 14 10 4 2 Sumber: Oleh Data

10 Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan pada tabel 1.4 menunjukkan bahwa yang diberi tanda biru adalah hasil survei yang menjadi masalah. Hasil penelitian pendahuluan menunjukan masalah terhadap keputusan pembelian dimana konsumen merasakan kurang tepat ketika melakukan keputusan pembelianr. Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap suatu produk yang ditawarkan. Keputusan pembelian adalah bagaimana konsumen memutuskan alternatif pilihan yang akan dipilih, serta meliputi keputusan mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya. Secara umum keputusan pembelian adalah suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian. Oleh karena itu kesimpulan terbaik individu untuk melakukan keputusan pembelian terbentuk berdasarkan kebutuhan dan keinginannya. Keputusan pembelian juga mempunyai arti yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan, karena masa depan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh keputusan pembelian. Dengan keputusan pembelian, perusahaan dapat mengetahui seberapa besar ketertarikan konsumen pada produk yang ditawarkan dan apakah target yang ditentukan oleh perusahaan tercapai atau tidak. Tidak hanya keputusan pembelian saja yang mempengaruhi turunnya tingkat penjualan pada Batik Komar, akan tetapi terdapat beberapa faktor lain yang belum dilakukan secara maksimal sehingga memberikan dampak yang tidak baik bagi perusahaan. Maka dari itu, peneliti juga melakukan penelitian pendahuluan terhadap faktor-faktor lain yang menyebabkan turunnya jumlah transaksi. Berikut ini adalah persepsi konsumen

11 terhadap faktor-faktor yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian pada Batik Komar. Bauran Pemasaran Jasa Tabel 1.5 Penelitian Pendahuluan Terkait Dengan Faktor-Faktor Yang Diduga Mempengaruhi Rendahnya Keputusan Pembelian Dimensi Pernyataan SS S CS TS STS Total 1.Saya mengenal Batik Komar dengan baik 27 3 30 2.Kualitas Produk yang Produk ditawarkan Batik Komar 8 12 3 7 30 sangat baik. 3.Keragaman Produk yang ditawarkan Batik Komar 6 11 8 5 30 sangat banyak jenisnya. 4.Harga yang ditawarkan Rumah Batik Komar cukup 6 5 19 30 Harga terjangkau. 5.Kesesuaian harga dengan kualitas. 11 12 5 2 30 6. Lokasi Rumah Batik Komar mudah dijangkau 6 6 5 13 30 Tempat atau strategis 7. Kenyamanan Rumah Batik Komar sudah baik 7 10 8 5 30 Promosi Proses Orang 8.Informasi yang dilakukan Rumah Batik Komar cukup jelas 9. Alat promosi melalui (Brosur & Katalog) yang di dipublikasikan menarik perhatian Anda. 10. Memilih berbelanja di Batik Komar karena tertarik dengan promosi yang dilakukan 11. Kemudahan dalam proses memesan di Rumah Batik Komar 12. Karyawan memiliki kompetensi yang baik. 3 14 4 7 2 30 5 15 5 3 2 30 3 12 10 3 2 30 12 11 5 1 1 30 11 15 1 2 1 30

12 Bukti Fisik 14.Fasilitas Rumah Batik Komar yang sangat baik Sumber: Oleh Data 8 12 8 1 1 30 Dilihat dari table 1.5 yang penulis sajikan pada halaman sebelumnya bahwa hasil pra penelitian mengindikasikan bahwa yang diberi tanda biru adalah yang paling bermasalah, bisa dilihat dari banyaknya respon TS (Tidak Setuju) terhadap harga dan lokasi. Menurut Fandy Tjiptono (2012:160), menyatakan bahwa strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Menurut Christina Widya Utami (2010:86), pemilihan lokasi dinilai sangat penting untuk sebuah usaha, karena lokasi yang strategis memudahkan seorang konsumen untuk menjangkau tempat usaha agar dapat memberikan peluang terjadinya keputusan konsumen untuk membeli. Pengusaha dituntut cermat melihat keinginan konsumen sehingga dapat memperbaiki volume penjualan dan keputusan pembelian dalam hal ini, untuk memperbaiki volume penjualan tersebut yakni dengan penetapan harga dan lokasi toko yang strategis. Pentapan harga dan lokasi yang dirasakan konsumen masih belum sesuai dengan harapan sehingga mempengaruhi keputusan pembelian, dugaan tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi penulis untuk mengetahui pengaruhnya pada keputusan pembelian baik parsial ataupun simultan.

13 Harga yang pantas dan lokasi yang strategis dapat berpengaruh pada keputusan pembelian atau secara terpisah, yakni harga produknya yang berpengaruh atau lokasi toko yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan fenomena di atas penulis memberi judul pada penelitian ini Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian Pada sub bab ini penulis akan menyampaikan faktor-faktor yang disinyalir menjadi masalah dalam penelitian yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian kosumen di Batik Komar cabang Sumbawa Bandung. 1.2.1 Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian yang terjadi pada Batik Komar cabang Sumbaw, berikut adalah identifikasi masalah yang ada di Batik Komar cabang Sumbawa Bandung yang telah diuraikan oleh peneliti: 1. Terdapat pesaing lain selain Batik Komar yang ada di Bandung. 2. Jumlah peminat yang rendah di Batik Komar diantara toko lainnya. 3. Pada tahun 2016 volume penjualan Batik Komar mengalami fluktuasi dan tidak tercapainya target penjualan. 4. Dari hasil penelitian pendahuluan terdapat harga yang kurang sesuai.

14 5. Dari hasil penelitian pendahuluan terdapat lokasi yang kurang strategis. 6. Dari hasil penelitian pendahuluan terdapat keputusan pembelian yang rendah terhadap Batik Komar Cabang Sumbawa. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi yang telah diajukan, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai harga Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai lokasi toko Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. 3. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian konsumen di Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen di Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung baik secara simultan maupun parsial. 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji :

15 1. Tanggapan konsumen mengenai harga di Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. 2. Tanggapan konsumen mengenai lokasi toko Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. 3. Tanggapan konsumen mengenai keputusan pembelian konsumen di Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. 4. Besarnya pengaruh harga dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung baik secara simultan maupun parsial. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan akan menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat khususnya dalam bidang pemasaran, selain itu penulis juga berharap dengan melakukan penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis tetapi bermanfaat bagi yang membaca. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak yang bersangkutan, diantaranya sebagai berikut : 1. Bagi Penulis a) Dapat mengetahui tanggapan konsumen mengenai harga di Batik Komar Cabang Sumbawa

16 b) Dapat mengetahui tanggapan konsumen mengenai lokasi di Batik Komar Cabang Sumbawa c) Dapat mengetahui hal-hal yang mempengaruhi proses keputusan pembelian di Batik Komar Cabang Sumbawa 2. Bagi Peneliti Lain Sebagai tambahan pengetahuan yang dapat menambah wawasan para pembaca maupun peneliti lain, serta sebagai bahan perbandingan maupun bahan acuan dalam pembuatan penelitian. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan bidang pemasaran, khususnya penetapan harga, lokasi dan keputusan pembelian konsumen di dalam menjalankan suatu usaha sehingga aspek yang menunjang kelancaran suatu usaha dapat lebih diperhatikan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan bahan referensi untuk dapat membantu menambah wawasan dan pengetahuan, serta menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam menjalankan strategi bisnis di Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung. Diharapkan dapat membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang sedang terjadi di Batik Komar Cabang Sumbawa Bandung.