BAB V PENUTUP 2.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan studi dokumentasi saat survey lapangan dapat disimpulkan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga sudah cukup menjalankan program pendidikan keluarga dengan baik. Bahkan beberapa kegiatan dalam program pendidikan keluarga di sekolah tersebut sudah dilaksanakan sebelum sekolah diberi dana bantuan dari program kemitraan pemerintah. Model faktual kemitraan sekolah dengan orang tua yang dikemas dalam program pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga yang dirumuskan meliputi dari perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan dan evaluasi. Dalam model faktual tersebut program dibagi menjadi dua, program penguatan kemitraan dan program penguatan ekosistem. Namun penelitan ini fokus pada pengembangan program penguatan kemitraan. Program penguatan kemitraan keluarga merupakan program yang bertujuan untuk menguatkan jalinan kemitraan antara orang tua maupun masyarakat. Beberapa media sosial juga telah digunakan sekolah sebagai media pendukung dalam memperkuat komunikasi antara sekolah dengan stakeholder lainnya termasuk orang tua, 159
namun pengembangan manajemen peng-gunaannya dirasa belum maksimal. Pengembangan model kemitraan sekolah dengan orang tua menggunakan langkah-langkah penelitian R & D, tahapan penyusunan dalam pengembangan model Sugiyono hingga tahap ke lima. Langkah selanjutnya setelah melakukan pengumpulan data maka dilakukan analisis untuk mencari strategi baru yang dapat digunakan untuk mengembangkan model faktual kemitraab tersebut. Analisis penelitian yang digunakan menggunakan SWOT dan MAS. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah model kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial yang telah memenuhi syarat model yang baik. Produk model ini telah memenuhi unsur simple, applicable, important, controllable, adaptable dan communicable serta telah memenuhi kriteria penyusunan model yang meliputi mengidentifikasi kerangka kunci, merinci setiap bagian atau tahapan dalam kerangka, menyeleksi atau modifikasi bagian proses yang memerlukan perbaikan serta menyusun proses dalam model dan melakukan revisi model. Model yang dihasilkan terdiri dari pendahuluan, rasional model, spesifikasi model, bentuk-bentuk kemitraan dan indikator tiap bentuk, gambar model, efektifitas model, dan dilengkapi dengan panduan-panduan 160
pelaksanaan. Produk yang berupa model kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial yang telah disusun diharapkan dapat membantu dan memberi inspirasi bagi sekolah yang hendak atau sedang menyelenggarakan program kemitraan sekolah dengan orang tua agar implementasi yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan-rancangan yang telah dirumuskan. Terlebih lagi produk yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk membantu para satuan pendidikan dalam meningkatkan mutu sekolahnya melalui peningkatan peran serta masyarakat pada pengelolaan sekolah yang merupakan salah satu pilar MBS yang sangat perlu diupayakan. 2.2. Saran Bagi sekolah yang menyelenggarakan program kemitraan sekolah dengan orang tua agar pengimplementasian model program kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial berjalan dengan efektif, maka disarankan: 1) Penyelenggaraan dapat mencakup semua bentuk kemitraan yang sudah dikembangkan oleh peneliti. 2) Saran yang telah dibuat dalam matrik EFAS IFAS dalam bentuk MAS agar dapat dilaksanakan. 161
3) Mempersiapkan dan melaksanakan capacity building. Capacity building (CB) merupakan kegiatan atau sarana edukasi yang yang bertujuan meningkatkan kinerja seseorang khususnya terkait dengan perilaku. Kegiatan ini dapat berupa pelatihan dimana peserta akan mendapatkan pelatihan baik itu mungkin fisik, mental, disiplin maupun pengetahuan untuk mencari solusinya serta dilatih agar bisa bekerjasama dengan team (team work). Sasaran capacity building adalah self confidence goal (rasa percaya diri), team building goal (kerjasama team) dan leadership goal (kepemimpinan). Dalam program kemitraan sangat dibutuhkan program pendukung seperti program penguatan ekosistem melalui capacity building untuk menghasilkan suatu pribadi yang mandiri, tegar, rasa solidaritas yang tinggi sesama rekan dan kerjasama rekan yang baik sehingga suatu target akan lebih mudah tercapai apabila dilakukan secara kompak dan terarah. CB dalam program kemitraan hendaknya mengarah pada sosialisasi program kemitraan tidak hanya kepada para guru namun juga karyawan dan warga sekolah lainnya serta pemberian motivasi untuk melaksanakannya. Khususnya dalam capacity building program kemitraan sekolah yang menggunakan model 162
kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial maka salah satu CB yang diadakan dapat mengarah pada pentingnya dan bagaimana memiliki budaya berkomunikasi secara elektronik atau biasa disebut berkomunikasi melalui media sosial. 4) Kegiatan perlu diakhiri dengan evaluasi sehingga terlihat ketercapaian pada setiap bentuk kemitraan sesuai dengan tujuan dan indikator yang ada. 5) Pihak sekolah dan orang tua/ wali murid dan masyarakat yang menjalankan program kemitraan sekolah dan keluarga hendaknya selalu menjaga berkomitmen terhadap pelaksanaan kegiatan, pengadaan sarana dan prasarana serta pendanaan. 6) Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian pengembangan dengan topik yang sama namun dengan langkah pengembangan Sugiyono yang lebih dari tahap lima atau melanjutkan penelitian ini ke tahap pengembangan selanjutnya, serta menyertakan orang tua dan yayasan sekolah sebagai narasumber wawancara untuk mendapatkan data yang lebih luas. 163