BAB III ANALISIS KOMPOSISI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB V TEKNIK PERMAINAN

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS DATA. Bagian I Kehidupan Penjala Ikan.

BAB III ANALISIS A. Komposisi musik program Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. Banoe, Pono. Kamus Musik. Yogyakarta, 409 2

BAB III ANALISIS KARYA

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

KREATIVITAS DALAM PEMBUATAN ARANSEMEN MUSIK SEKOLAH

TINJAUAN ESTETIKA MUSIK PADA KARYA QUINTET FOR TENOR SAXOPHONE AND STRING QUARTET. Abstrak

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA KOMPOSISI MUSIK PLACE OF BIRTH (SIDAYU)

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

BAB III ANALISIS REPERTOAR. A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach

Gambar bagian-bagian gitar

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI DAN TEKNIK PERMAINAN SOLO VIOLA

KARYA MUSIK SCHERZO CON BRILLANTE DALAM TINJAUAN PENERAPAN KOMPOSISI

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK

SILABUS PIANO II SM 401

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik

BAB II LANDASAN TEORI

ARTIKULASI BUNYI PADA POLA RITME DRUM DALAM KARYA MUSIK HEART BEAT. Oleh : Alvita Amelia K. Dosen Pembimbing : Moh. Sarjoko S.Sn, M.Pd.

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

KARYA BERMAIN DALAM TINJAUAN KOMPOSISI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis mengerjakan BAB I sampai BAB III, dapat

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

KARYA MUSIK TRES PIEZAS PARA ROSETTE GUITAR QUARTET DALAM TINJAUAN BENTUK MUSIK. Oleh Danang Sandy Tyas Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono, S.Sn, M.Pd.

DESKRIPSI CIPTA LAGU ADIK MANIS DENGAN IRINGAN PIANO GUNA LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA DIES UNY KE-43

Aplikasi Metode Suzuki Dengan Media Lagu Anak Nusantara

Bentuk Penyajian Musik pada Karya The Spirit of Samurai, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Tugas Akhir Jurusan Sendratasik Tahun 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK KLASIK

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik

Moh. Sarjoko, S.Sn, M.Pd. Dosen Sendratasik FBS Universitas Negeri Surabaya. ABSTRAK

PENGETAHUAN DASAR TEORI MUSIK

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

LAPORAN KARYA SEN1 I: (UNIVERSITAS NEGERI PADANG) Oleh: Erfan Lubis,SPd. NlP FAKULTAS BAHASA SASTRA DAN SEN1

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BIOLA KERONCONG DI ORKES KERONCONG FLAMBOYANT YOGYAKARTA

DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT. Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

KOMPOSISI MUSIK ROMANTIKA KEHIDUPAN UNTUK ANSAMBEL CAMPURAN

Teori Musik Dasar komunal Musik Tradisi Musik Classic Jazz Roc Pop Scale Interval Ritme Metrum Tekstur Dynamic Fundamental Komposisi

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

S I L A B U S. II. Deskripsi Mata Kuliah

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

BAB I PENDAHULUAN. judul yang akan digarap kemudian menentukan bentuk musik dan disesuaikan dengan perjalanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut:

TINGKAT KABUPATEN/KOTA BANTEN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa komponis terkenal pada zaman Romantik akhir menciptakan

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

ULANGAN KENAIKAN KELAS VII Semester 2

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN BIOLA KERONCONG DI ORKES KERONCONG FLAMBOYANT YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Sejak dahulu tanpa disadari, manusia telah menggunakan seni dalam

Transkripsi:

BAB III ANALISIS KOMPOSISI Proses penyusunan komposisi dan analisis bentuk struktur komposisi musik program Bermain Layang-layang untuk kuartet gesek dan piano. A. Proses Penyusunan Komposisi Komposisi musik program Bermain layang-layang untuk kuartet gesek dan piano tersebut berbentuk free form 1, komposisi ini termasuk dalam bentuk musik program naratif deskriptif, yang menggambarkan tentang bermain layang-layang, dari sebelum layang-layang terbang sampai layang-layang kembali diturunkan. Komposisi bermain layang-layang ini terdiri dari lima bagian (movement), yakni: 1. Menanti angin 2. Terbanglah layang-layangku 3. Terusik 4. Pertarungan 5. Pulanglah Komposisi Menanti Angin menggambarkan suasana bagaimana sulitnya menerbangkan layang-layang ketika belum ada angin yang berhembus, melodi dan harmoni yang dipakai menggambarkan suasana bimbang, kecewa dan sedih karena layang-layang belum tertiup angin. Tangga nada yang digunakan dalam komposisi ini adalah unsur dari tangga nada A minor harmonis. Terbanglah layang-layangku adalah bagian kedua dari komposisi ini yang menggambarkan ketika layang-layang sudah bisa terbang, tetapi tidak stabil dikarenakan angin yang berhembus sangat kecil. Teknik yang digunakan adalah tremolo untuk instrument gesek dan tanda dinamik crescendo yang menggambarkan datangnya hembusan angin. Pada bagian ini juga digunakan 1 freeform music or art does not have a standard structure or form, and uses new ideas or methods. http://www.ldoceonline.com/dictionary/freeform.diakses tanggal 12 oktober pukul 20.14 wib 18

nada-nada panjang untuk menggambarkan suasana saat layang-layang terbang dengan tenang. Tangga nada yang dipakai adalah C mayor dengan sukat 4/4. Terusik merupakan bagian ketiga dari komposisi ini yang menggambarkan ketika layang-layang sudah terbang tertiup angin yang kencang dan mulai goyang di udara, digambarkan dengan acciaccatura dan legato karena dapat menggambarkan bagaimana keadaan layang-layang yang miring ke kanan atau miring ke kiri. Tangga nada yang dipakai adalah D minor dan menggunakan sukat 4/4. Pertarungan adalah bagian keempat dari komposisi ini dari komposisi ini yang menggambarkan ketika layang-layang beradu diudara, teknik yang dipakai adalah artikulasi legato, aksen, markato dan dinamika fortissimo yang menggambarkan ketegangan ketika layang-layang sedang beradu, dan ketika bisa mengalahkan layang-layang lawan, suasana melodi dan harmoni menjadi riang dengan teknik artikulasi staccato menandakan telah memenangkan pertandingan layang-layang. Pulanglah merupakan bagian kelima atau yang terakhir dari komposisi ini, yang menggambarkan ketika layang-layang diturunkan, karena hari sudah hampir malam dan mulai gelap, melodi yang dipakai adalah sekuen turun untuk menggambarkan layang-layang mulai diturunkan dari atas ke bawah. B. Analisis Komposisi Pada bagian ini akan dijelaskan tentang analisis serta struktural komposisi bermain layang-layang. Mulai dari struktur komposisi sampai dengan teknikteknik yang digunakan dalam komposisi tersebut. Analisis komposisi ini akan dimulai dengan penyampaian ide dari penulis, berupa tangga nada yang digunakan, tempo yang digunakan sampai dengan analisis tiap birama, mulai dari melodi yang digunakan dan juga progresi akord yang dipakai. Dengan pemaparan analisis yang demikian, diharapkan karya ini dapat dimengerti, dipahami, dan diapresiasi sesuai dengan harapan penulis. 19

1. Menanti Angin Tabel 3.1 No Birama Instrumen Ketarangan 1 1-8 Biola Alto - Menggunakan Sukat 6/8 dengan nada dasar A minor - Menggunakan tempo 50 untuk not 1 ½ ketuk. - Pada bagian ini pergerakan melodi melangkah, tetapi cenderung turun, karena menggambarkan suasana bimbang disaat angin belum berhembus. - Progresi akor Am-Dm/F-Am/F-Am-E-Am 2 1-10 Piano -Melodi dan bas membentuk harmoni dan mengiringi instrument gesek 3 9-15 Biola II -Menggambarkan suasana lebih cemas, karena angin tidak kunjung berhembus, digambarkan dengan melodi minor dan register tengah 4 11-16 Piano -Mengiringi dengan melodi not 1/8, dan bas bernilai 3/8 membentuk harmoni, dan menambah suasana cemas 5 17-25 Cello -Mengambarkan suasana sedih, karena angin belum berhembus juga, digambarkan dengan melodi register yang rendah dengan interval minor 2. 6 17-25 Piano -Mengiringi dengan melodi not 1/8, dan bas bernilai 3/8 membentuk harmoni, dengan register yang lebih rendah, menambah suasana cemas. 7 26-32 Biola I Menggunakan Sukat 6/8 dengan nada dasar A minor -Menggambarkan suasana kecewa dan putus asa, 20

karena angin yang sudah lama dinantikan tidak kunjung datang, digambarkan dengan pergerakan melodi minor register atas. 8 34-37 Biola II Menggunakan Sukat 6/8 dengan nada dasar A minor -Menggambarkan suasana bimbang ketika ingin meneruskan permainan ataukah tidak, digambarkan dengan pergerakan melodi turun, kemudian naik lagi pada register bawah. 9 41-45 Piano Menggunakan Sukat 6/8 dengan nada dasar A minor dan persiapan modulasi ke C mayor -Menggunakan tempo 70 -Menggambarkan suasana titik terang dan ada harapan, ketika angin sudah mulai terasa berhembus sedikit. Gambar 3.1.1 Biola Alto pada gambar 3.1.1, birama 1-8 atau awal dari komposisi ini menggambarkan suasana awal mulai terjadi rasa cemas karena belum adanya angin yang berhembus. Gambar 3.1.2 21

Biola II pada gambar 3.1.2, birama 9-15 menggambarkan suasana lebih cemas dengan melodi-melodi minor dan range yang lebih tinggi dari BIola Alto, menggambarkan suasana yang lebih cemas, karena belum ada angina yang berhembus. Gambar 3.1.3 Cello pada gambar 1.3, birama 17-25 menggambarkan suasana yang cemas dan sedih karena angina belum kunjung datang, sehingga rasa kecewapun timbul, dan ingin berhenti bermain layang-layang, ditandai dengan melodi yang bergerak turun ke register bawah. 22

2. Terbanglah layang-layangku Tabel 3.2 No Birama Instrumen Keterangan 1 46 Biola I, -Menggunakan Sukat 4/4 Biola II, -Menggunakan tonalitas C mayor Biola Alto dan Cello -Nada G dan D membentuk akor G mayor dengan menggunakan teknik tremolo disertai dinamika crescendo, yang menggambarkan dorongan angin yang mulai meniup layang-layang, sehingga layanglayang mulai terbang 2 46-55 Piano -Merupakan pengembangan iringan untuk instrument gesek 3 46-55 Cello -Memainkan nada-nada panjang dan bergerak melangkah naik, menggambarkan layang-layang mulai terbang dan meninggi. 4 51-53 Biola I, -Memainkan melodi yang bergerak naik perlahanlahan, Biola II, yang menggambarkan layang-layang mulai Biola Alto mengudara. 5 56-57 Biola II, Memainkan interval minor 2, dengan not 1/8 yang Biola Alto menggambarkan tiupan-tiupan angin yang kecil untuk mendorong layang-layang untuk terbang 6 56-63 Piano Merupakan pengembangan iringan untuk instrument gesek agar terbentuk harmoni. 7 62-63 Biola I, Melodi bergerak naik dengan pergerakan melangkah Biola II, dan melompat, yang menggambarkan uluran benang Biola Alto supaya layang-layang dapat terbang tinggi. 8 64-65 Piano -Melodi dan harmoni untuk persiapan modulasi ke F 23

mayor. 9 66-68 Piano -Menggunakan sukat 4/4 -Menggunakan nada dasar F mayor -Menggunakan tempo 65 -Suasana akor mayor pada melodi dan dinamika piano, menggambarkan suasana tenang saat layanglayang sudah tinggi di udara. 10 66-71 Biola I, -Menggunakan not 4 ketuk dan 2 ketuk dengan Biola II, melodi yang bergerak melangkah disertai dinamika Biola Alto dan Cello piano, menggambarkan layang-layang yang sangat tenang. 11 70-95 Piano -Menggunakan melodi dengan model iringan interlocking 2 yang menggambarkan keadaan angin yang stabil. 12 72-94 Biola I, Menggambarkan keadaan angin yang bertiup tenang, Biola II, kadang menjadi sedikit keras dan kembali tenang. Biola Alto 2 Interlocking di musik Indonesia banyak dipakai pada musik tradisional Bali dan disebut teknik Bebranangan, yaitu frase melodi utama dibagi menjadi tiga bagian. Setiap bagian memiliki hanya dua notasi. Kedua notasi dimainkan berulang kali dengan pola tertentu dalam siklus lagu. http://www.seasite.niu.edu/indonesian/budaya_bangsa/gamelan/balinese Gamelan/interlocking.htm/interlocking diakses tanggal 10 April 2015 pukul 10.15 WIB 24

Gambar 3.2.1 Pada gambar 3.2.1, birama 46, semua instrument dalam kuartet gesek memainkan teknik tremolo pada nada bernilai 3 ketuk membentuk akor G mayor, yang menggambarkan ada tiupan angin yang mendorong layang-layang untuk dapat terbang. 25

Gambar 3.2.2 26

Piano pada gambar 3.2.2, birama 43-65 menggambarkan iringan suasana tenang karena sudah mulai ada angin yang bertiup untuk menerbangkan layang layang. Gambar 2.3 Biola I pada gambar 2.3, birama 57-64 menggambarkan suasana hembusan angin yang tenang, yang digambarkan dengan pergerakan melodi yang melangah. 27

Gambar 3.2.4 Piano pada gambar 3.2.4, birama 66-68 menggambarkan suasana tenang, dan birama 70-76 adalah model iringan interlocking, yang menggambarkan tiupan angin yang stabil, sehingga layang-layang dapat terbang dengan baik di udara, ditandai dengan melodi pada piano yang bergerak naik turun tidak tajam. 28

3. Terusik Tabel 3.3 No Birama Instrumen Keterangan 1 96-99 Piano -Pada bagian ini menggambarkan suasana mulai sedikit bingung, saat angin yang berhembus membuat miring ke kiri dan ke kanan, digambarkan dengan melodi piano dengan not 1/2 kemudian dengan not 1/16 2 100-102 Piano -Melodi membentuk persiapan modulasi ke A minor 3 103-110 Biola I, -Melodi mengandung unsur descending A minor Biola II harmonis yang menggambarkan suasana terusik disaat angin yang berhembus membuat layanglayang miring 4 103-106 Cello -Melodi menggunakan nada 1/4 dan bergerak naik, menggambarkan uluran benang, untuk menjaga kesetabilan layang-layang supaya tidak jatuh turun 5 109-111 Piano -Menggunakan sukat 4/4 -Melodi dan Bas membentuk harmoni untuk menuju modulasi D minor 6 115-120 Biola I, -Menggunakan tempo 68 Biola II, -Menggunakan nada dasar D minor Biola Alto -Melodi mengandung teknik acciaccatura, aksen dan legato yang menggambarkan layang-layang goyang ke kanan dan kekiri, seturut dengan angin yang berhembus tidak beraturan. 7 112-124 Piano -Menggunakan tempo 68 29

-Menggunakan nada dasar D minor -Harmoni dan melodi menyesuaikan dari instrument gesek dengan pergerakan akor Dm/F-Gm-C-F-Dm Gambar 3.3.1 Biola I pada gambar 3.3.1, birama 103 sampai birama 110, menggambarkan suasana saat layang-layang mulai terusik, karena angin yang bertiup memiringkan layang-layang, digambarkan dengan pergerakan nada disonan. Gambar 3.3.2 30

Cello pada gambar 3.3.2, birama 103-118, menggambarkan suasana yang cemas kembali, karena angin yang tidak stabil telah membuat layang-layang menjadi miring, Gambar 3.3.3 Biola I pada gambar 3.3.3, birama 115-121, penulis terinspirasi oleh karya komposisi dari Yanni yang berjudul Santorini, karena acciaccatura dengan leganto dapat menggambarkan layang-layang yang mulai goyang ke kanan dan ke kiri, karena angin yang berhembus tidak beraturan. 31

4. Pertarungan Tabel 3.4 No Birama Instrumen Keterangan 1 125-128 Piano -Menggunakan sukat 4/4 -Menggunakan tempo 105 -Menggunakan nada dasar A minor -Melodi yang digunakan ialah satu nada setiap birama dengan ritme 1/8 + 1/16 +1/16 dan dengan dinamika pianissiemo,yang menggambarkan rasa kawatir saat layang-layang musuh sudah terlihat dari jarak yang jauh 2 125-128 Cello Membentuk melodi bass dengan not 1 ½ ketuk+ ½ ketuk dan 2 ketuk dengan dinamika pianissiemo, yang menggambarkan rasa sedikit kawatir, karena sudah melihat layang-layang musuh 3 129-130 Piano -Melodi dengan ritme 1/16 dan pergerakan melodi interval minor 2 dan mayor 2, dengan dinamika piano yang menggambarkan rasa mulai kawatir karena layang-layang musuh bergerak mendekat. Membentuk 4 129-130 Cello Membentuk melodi bass dengan not 1 ½ ketuk+ ½ ketuk dan 2 ketuk dengan dinamika piano, yang menggambarkan rasa mulai kawatir, karena sudah melihat layang-layang musuh bergerak mendekat. 5 131-136 Piano Membentuk melodi dengan ritme 1/16 dan pergerakan melodi interval minor 2 dan mayor 2, dengan dinamika mezzo-piano menuju crescendo, yang menggambarkan rasa kawatir, karena sudah 32

melihat layang-layang musuh bergerak sangat dekat. 6 132-140 Biola II, Membentuk melodi yang saling bersahutan untuk Biola Alto menggambarkan suasana menyambut layang-layang musuh. 7 137-141 Piano -Melodi bas pada piano yang bergerak statis menggunakan teknik konsekusi oktaf dengan dinamika forte dan diteruskan dengan crescendo menggambarkan puncak dari rasa kawatir, karena sudah berhadapan dengan layang-layang musuh 8 142-157 Piano -Menggunakan tempo 100 -Menggunakan sukat 4/4 -Menggunakan nada dasar B minor -Menggambarkan suasana ketegangan saat persiapan pertandingan layang-layang, digambarkan dengan melodi pada bas antara oktaf atas dan oktaf bawah saling bergantian -Muncul rasa keraguan saat ingin bertanding, digambarkan dengan dinamika decrescendo dan mezzo-forte -Muncul rasa yang mendorong untuk tetap ingin bertanding, sampai pada akhirnya tetap memutuskan ingin bertanding layang-layang, digambarkan dengan dinamika fortisiemo dan crescendo 9 144-157 Biola II Melodi dengan ritme 1/16 dan pergerakan melompat agak jauh, menggambarkan tiupan angin yang keras, tetapi mendukung untuk pertandingan layanglayang 33

10 158-163 Biola I, -Menggunakan tempo 100 Biola II, -Menggunakan sukat 4/4 Biola Alto dan Cello -Menggunakan nada dasar A minor -pergerakan melodi unisono menuju kaden autentik, yang menggambarkan titik terang dan keputusan untuk siap bertanding dengan layang-layang musuh 11 164-167 Piano -Menggunakan tempo 120 -Menggunakan sukat 4/4 -Menggunakan nada dasar A minor -Pergerakan melodi melangkah naik tajam dan kembali turun tajam pada piano, menggambarkan gesekan dengan benang layang-layang milik musuh 12 164-167 BIola I, -Menggunakan nada 2 ketuk dan bergerak Biola II, melangkah menggambarkan benang layang-layang Biola Alto, yang berat Cello 13 168-170 Cello -Melodi menggunakan nada utuh dan legatura dengan dinamika diminuendo, yang menggambarkan layang-layang mulai tidak kelihatan karena uluran benang yang panjang 14 171-187 Biola I, -Melodi menggunakan ritme 1/8, bergerak pada Biola II, interval kwint dengan artikulasi legato bergantian Biola Alto, Cello staccato dan dinamika pianissimo menuju crescendo menggambarkan layang-layang yang mulai nampak kembali karena tarikan benang 15 188-189 Seluruh instrumen -Menggunakan tempo 120 -Menggunakan nada dasar C mayor -Melodi dengan artikulasi marcato dan dinamika 34

16 190 Biola I, Biola II, Biola Alto, Cello 17 191-207 Seluruh instrument fortissimo menggambarkan tarikan benang yang sangat kuat -Menggunakan tempo 120 -Menggunakan sukat 7/8 -Menggunakan nada dasar C mayor -Progresi akord C-C/Am-F/Dm-G-G -Melodi dengan nilai 1 ½ ketuk di register atas turun 1 oktaf dengan teknik glissando menuju nada yang bernilai sama, diakhiri dengan nada bernilai ½ ketuk dengan fermata dan teknik pizzicato, menggambarkan suasana saat benang layang-layang musuh telah putus. -Menggunakan tempo 105 -Menggunakan sukat 4/4 -Menggunakan nada dasar D mayor -Melodi menggunakan ritme 1/8 dan dengan artikulasi staccato, dan teknik pizzicato yang saling bersahut-sahutan antara piano dan ke empat instrument gesek, yang menggambarkan suasana gembira karena telah memenangkan pertandingan layang-layang 35

Gambar 3.4.1 Celo pada gambar 3.4.1, birama 124-141 menggambarkan suasana tegang, dari dinamika pianissimo menggambarkan musuh terlihat dari kejauhan, dinamika piano musuh sudah mulai mendekat dan dinamika mezzo-piano menggambarkan musuh sudah semakin mendekat. Dengan ritme yang sekuen dan pergerakan bass yang kaku menggambarkan suasana ketegangan. Gambar 3.4.2 Piano pada gambar 3.4.2, biama 125-128, ritme dan melodi menggambarkan suasana terusik dan rasa sedikit khawatir, saat layang-layang musuh mulai terlihat dari kejahuan. 36

Gambar 3.4.3 Piano pada gambar 3.4.3, birama 129-136, menggambarkan suasana yang semakin tegang dan rasa khawatir terjadi, digambarkan dengan ritme 1/16 dan dengan melodi pada bas yang tajam. Gambar 3.4.4 Piano pada gambar 3.4.4, birama 138-141, menggambarkan suasana yang sangat tegang ketika layang-layang musuh sudah sangat dekat, digambarkan dengan melodi bas di piano dengan nada oktaf. 37

Gambar 3.4.5 Piano pada gambar 3.4.5, birama 150-162 menggambarkan suasana ketegangan saat berhadap-hadapan dengan layang-layang musuh dan mulai menantang untuk bertanding di udara, digambarkan dengan melodi bass piano berselang-seling antara oktaf atas dan oktaf bawah. 38

Gambar 3.4.6 Celo pada gambar 3.4.6, birama 142-157 menggambarkan keraguan hingga keinginan untuk beradu dengan musuh, akhirnya timbul rasa keinginan yang kuat untuk mengikuti sebuah pertandingan, ditandai dengan dinamika fortissimo. Gambar 3.4.7 39

Biola Alto pada gambar 3.4.7, birama 143-157, menggambarkan suasana menyusun strategi pertandingan, rasa terburu-buru dan hampir kehilangan konsentrasi, dikarenakan layang-layang musuh sudah sangat dekat, digambarkan dengan melodi yang lincah dan melodi bergerak naik turun. Gambar 3.4.8 Piano pada gambar 3.4.8, birama 164-167, menggambarkan layang-layang berputar-putar, dan gesekan benang dengan layang-layang musuh, menandakan pertandingan dimulai, digambarkan dengan ritme 1/16 pada piano dengan melodi naik turun yang berulang-ulang. Gambar 3.4.9 Biola II pada gambar 3.4.9, birama 162-167, menggambarkan juga suasana saat benang layang-layang saling bergesekan. 40

Gambar 3.4.10 Celo pada gambar 3.4.10, birama 167-170 menggambarkan saat layanglayang mulai tidak nampak, karena uluran benang yang sangat panjang, digambarkan dengan not utuh dengan legatura dan dengan dinamika diminuendo. Gambar 3.4.11 Biola II pada gambar 3.4.11, birama 170-183 menggambarkan layang-layang perlahan-lahan mulai nampak kembali karena tarikan benang, digambarkan dengan dinamika dari pianissimo, perlahan-lahan dengan cresscendo hingga menuju ke dinamika fortissimo yang menggambarkan layang-layang sudah nampak kembali dengan jelas. 41

Gambar 3.4.12 Instrument gesek pada gambar 3.4.12, birama 188-190 memainkan ritme dan melodi yang sama, menggambarkan suasana saat dapat memutuskan benang layang-layang milik musuh, menandakan telah memenangkan pertandingan, suasana tersebut dapat digambarkan dengan glissando menuju not fermata dengan menggunakan teknik pizzicato. 42

Gambar 3.4.13 Piano pada gambar 3.4.13, birama 191-201 menggambarkan suasana gembira, karena telah memenangkan pertandingan layang-layang, digambarkan dalam melodi pendek dan artikulasi staccato. 43

5. Pulanglah Tabel 3.5 No Birama Instrumen Keterangan 1 208-226 Piano -Menggunakan tempo 55 -Menggunakan nada dasar D mayor -Menggunakan sukat 6/8 -Menggunakan dinamika mezzo-forte -Menggunakan ekspresi dolce yang menggambarkan kegembiraan, karena telah memenangkan pertandingan layang-layang -Melodi dengan ritme 1/8 sekuen yang cenderung turun dan dengan artikulasi staccato menggambarkan layang-layang yang mulai turun -Menggunakan progresi akor D-D/B-G-G/A-D 2 210-212 Biola II -Melodi bergerak turun dengan ritme 1/8 dan interval mayor 2, menggambarkan tiupan angin yang mulai berkurang, karena layag-layang berada pada posisi rendah 3 208-226 Cello -Melodi bergerak naik turun, tetapi cenderung turun dengan nilai nada 1 ½ ketuk menggambarkan benang layang-layang yang mulai digulung, agar layang-layang turun ke bawah 4 224-226 Seluruh -Melodi pada seluruh instrumen kuartet gesek dan insrumen piano menggunakan teknik ritardando, yang menggambarkan layang-layang perlahan-lahan sudah hampir sampai ditangan 5 227-229 Seluruh -Melodi masing-masing mengggunakan ritme 6/8 44

Instrumen atau utuh pada tiap birama dan menggunakan fermata, juga terdapat kadens autentik dengan progresi akord G-A-D atau IV-V-I, juga terdapat suspensi melodi pada birama terakhir yang menggambarkan layang-layang sudah sampai di tangan. Gambar 3.5.1 45

Piano pada gambar 3.5.1, birama 208-229, menggambarkan suasana saat layang layang mulai diturunkan, karena matahari sudah mulai terbenam, dan hari sudah menjelang malam, yang digambarkan dengan melodi sekuen turun, dengan ekspresi dolce yang menggambarkan rasa gembira karena telah puas dalam bermain layang-layang dan memenangkan pertandingan. 46