BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Banyubiru berjumlah 140 anak yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Seting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Barukan 01 merupakan sekolah dasar yang terletak sebelah timur laut dari kecamatan tengaran. Tahun pelajaran 2013/2014, SD Negeri Barukan 01 memiliki 181 siswa, yang terdiri dari 33 siswa kelas 1, 31 siswa kelas 2, 30 siswa kelas 3, 33 siswa kelas 4, 28 siswa kelas 5, dan 26 siswa kelas 6. Sedangkan untuk tenaga pendidik dan kependidikan terdapat 1 kepala sekolah, 5 guru kelas PNS, 2 guru mapel PNS, 2 guru wiyata bakti, 1 penjaga. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Februari sampai dengan bulan Mei yang dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Waktu Penelitian Waktu Februari Maret April Mei Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan Pelaksanaan Analisis Data Penyusunan Laporan

Waktu Juni Juli Agustus Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan Pelaksanaan Analisis Data Penyusunan Laporan 3.1.2 Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah guru/peneliti dan siswa kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Guru/peneliti sebagai subyek yang memberikan tindakan dan bertugas mengamati. Siswa sebagai subyek yang menerima tindakan. Siswa kelas 4 pada tahun pelajaran 2013/2014 memiliki jumlah 33 siswa, yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Rata-rata pekerjaan orang tua siswa adalah petani dan buruh harian lepas. Pemilihan tempat ini didasarkan pada pertimbangan bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA masih rendah. Pada tahun pelajaran 2012/2013 masih terjadi salah konsep atau kebingungan pada siswa tentang materi perpindahan panas. Para siswa sulit membedakan antara konveksi dan konduksi. Maka tahun ini hasil belajar siswa perlu ditingkatkan pada materi perpindahan panas dengan menggunakan model pembelajaran discovery melalui pendekatan saintifik. 3.2 Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri dua variabel yaitu: 1. Variabel terikat, adalah hasil belajar IPA siswa dalam materi energi panas. Target yang diharapkan adalah siswa dapat menyebutkan pengertian energi panas, sifat energi panas, perpindahan panas, dan kegunaan energi panas

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila dalam pembelajaran energi panas siswa mencapai nilai ketuntasan belajar klasikal, yaitu sebesar 75. 2. Variabel bebas, adalah metode discovery melalui pendekatan scientifik. Dalam kegiatan pembelajaran siswa diberikan kesempatan untuk mengamati, memunculkan pertanyaan-pertanyaan dari apa yang diamati. Sehingga akan membuat siswa menalar dan mendorong mereka untuk melakukan percobaan secara ilmiah. Metode discovery membantu siswa untuk menemukan suatu pengetahuan dengan mengalami prosesnya secara langsung. Dengan pembelajaran langsung siswa akan tertarik dan semakin kreatif dengan keterampilanketeramplan yang dimiliki. 3.3 Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Penelitian tindakan kelas lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekastual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasikan. Pada penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Tanggart. Model Kemmis dan Tanggart merupakan perkembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin. Menurut Kemmis dan Tanggart penelitian tindakan dapat dipandang sebagai siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya. Model Kemmis dan Tanggart disajikan pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 PenelitianTindakan Model Kemmis dan Tanggart Tahap pelaksanaan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penyusunan Perencanaan (PLAN) Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat beruba sesuai kondisi nyata yang ada. 2. Pelaksanaan Tindakan (ACT) Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoan pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilkaukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal.

3. Observasi (Pengamatan) (OBSERVE) Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi. 4. Refleksi (REFLECT) Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasilhasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. 3.3.1 Rencana Tindakan Siklus I Rencana tindakan siklus I meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara rinci setiap tahap kegiatan dilaksanakan sebagai berikut ini. 1. Pada perencanaan Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan meliputi: (1)Pengamatan mengenai kondisi kelas dan konteks situasi sekolah secara umum; (2) Membuat rancangan pembelajaran siklus I pokok bahasan; (3) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi pembelajaran berlangsung dan hasil pembelajaran; (4) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan; (5) Siklus pertama akan diadakan tiga kali pertemua (6 x 35 menit)

2. Tindakan Penelitian ini berupa prosedur kerja penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas. Tindakan siklus I sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu: Pertemuan pertama (2x35 menit) 1. Kegiatan awal Dalam kegiatan awal, guru memberikan salam pembuka, doa (jika jam pelajaran pertama), memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan memberikan apersepsi kepada siswa. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai metode discovery dan pendekatan scientific sebagai metode dan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran hari ini. 2. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, guru mejelaskan tentang energi panas dan perpindahan panas. Kemudian siswa dibagi dalam kelompok kecil secara heterogen dengan jumlah anggota kelompok 5-6 siswa. Siswa melihat sebuah video proses memasak. Siswa diminta mengamati video dengan seksama dan menuliskan beberapa pertanyaan mengenai proses memasak tersebut. 3. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, siswa menuliskan hasil pengamatan dan mendiskusikannya secara berkelompok. Guru mengkonfirmasi materi jika ada yang bertanya dan memberikan penguatan pemahaman siswa. Siswa mendapatkan tugas di rumah untuk mengamati hubungan perpindahan panas dengan proses memasak yang dilakukan ibu, serta mencatatnya dalam lembar pengamatan.

Pertemuan kedua (2 x 35 menit) 1. Kegiatan awal Dalam kegiatan awal, guru memberikan salam pembuka, doa (jika jam pelajaran pertama), memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari tujuan pebelajaran hari ini. 2. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, siswa bersama guru mengingat kembali tentang pembelajaran pada pertemuan yang lalu. Kemudian siswa masuk dalam kelompok kecil seperti pertemuan yang lalu. Dua siswa diminta membacakan hasil pengamatan mereka dipertemuan yang lalu dan hasil pengamatan di rumah. Secara berkelompok siswa menalar kejadian-kejadian hasil pengamatan yang dilakukan. Guru membagikan alat dan bahan percobaan dalam tiap kelompok. Setelah menemukan simpulannya, siswa melakukan percobaan perpindahan panas sesuai prosedur dalam lembar kerja kelompok. Setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan. 3. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan bimbingan guru. Guru mengkonfirmasi materi jika ada yang bertanya dan memberikan penguatan pemahaman siswa. Pertemuan ketiga (2x35 menit) 1. Kegiatan awal Dalam kegiatan awal, guru memberikan salam pembuka, doa (jika jam pelajaran pertama), memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan memberikan apersepsi kepada siswa.

2. Kegiatan inti Dalam kegiatan inti, Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan lalu secara singkat dan meluruskan konsep siswa yang keliru tentang perpindahan panas. Siswa mengerjakan soal evaluasi yang merupakan alat ukur untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi perpindahan panas. Setelah semua siswa selesai, jawaban dikoreksi bersama-sama. 3. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, guru memberikan penguatan dan menyampaikan kepada siswa bahwa pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama akan lebih baik dari pada dikerjakan sendiri-sendiri. 3. Pengamatan Pelaksanaan pengamatan tentang pembelajaran yang dilakukan yaitu: 1) Guru mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai sekenario pembelajaran yang telah direncanakan. 2) Guru mengamati siswa dalam melakukan diskusi dan pengamatan secara berkelompok. 3) Guru mengamati siswa dalam melakukan percobaan secara berkelompok. 4) Menyusun hasil pengamatan dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. 4. Refleksi Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Analisis dilakukan dengan cara mengukur secara kuantitatif, data yang sudah dianalisis kemudian disimpulkan. Hasilnya direfleksi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Refleksi tersebut meliputi:

1) Apakah metode pembelajaran discovery melalui pendekatan scientific yang diterapkan berjalan efektif? 2) Berapakah jumlah siswa yang mengalami penigkatan hasil belajar? 3) Apakah siswa yang mencapai target sesuai dengan yang diharapkan guru? 3.3.2 Rencana Tindakan Siklus II Pada siklus II kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan sama dengan siklus I, namun waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian. Kemungkinan proses pembelajaran akan dilakukan sama dengan siklus I, yaitu tiga pertemuan. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan dan kelemahan pada siklus sebelumnya. 1. Pada perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka diadakan perencanaan ulang yang meliputi: 1) Identifikasi masalah Masalah siklus I yang belum berhasil kemudian diverifikasi dan dianalisis. 2) Perencanaan tindakan Menyusun pembelajaran dengan metode discovery melalui pendekatan scientifik dengan penekanan yang lebih baik lagi terutama keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. 3) Menyusun RPP, alat dan bahan percobaan, LKS, alat evaluasi akhir siklus. 2. Tindakan Pelaksanaan atau tindakan pada siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu: 1) Melaksanakan tindakan sebagaimana siklus I

2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan pendekatan dan bimbingan khusus. 3) Guru membagi lembar kerja siswa per kelompok. 4) Guru mengadakan bimbingan dan mengamatai kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa pada saat percobaan. 5) Membahas percobaan yang dianggap sulit oleh siswa. 6) Guru memberikan soal tes pada akhir siklus II. 3. Pengamatan Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus I setelah melihat hasil dari pembelajaran siklus II. 4. Refleksi Data yang sudah diterima pada siklus I dan II kemudian dianalisis, dan melakukan refleksi terhadap metode yang dilakukan dalam tindakan kelas dan harapan siswa mengalami peningkatan hasil belajar. 3.4 Jenis Data dan instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian tindkan kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dalam mata pelajaran IPA setelah menggunakan metode discovery melalui pendekatan scientifik adalah: 1. Dokumentasi, yaitu peneliti mengambil data nilai ulangan siswa kelas 4 semester II mata pelajaran IPA

2. Observasi, dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan aktivitas siswa dan kegiatan yang dilakukan guru. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipatif (terlibat), yaitu peneliti ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran di kelas. 3. Tes, Tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pebelajaran IPA. 3.4.2 Instrumen Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang setelah menggunakan metode discovery melalui pendekatan scientifik adalah: 1) Observasi, lembar observasi yang digunakan dalam Peneliian Tindakan Kelas ini berupa lembar observasi praktik pembelajaran terhadap implementasi metode pembelajaran discovery dengan pendekatan scientifik pada setiap kegiatan pembelajaran.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa Dengan Metode Discovery Kelas 4 Semester II SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014 Aspek Pra pembelajaran Kegiatan awal pembukaan pembelajaran Kegiatan Inti Kegiatan pengamatan (scientific) Kegiatan menanya (scientific) Kegiatan menalar (scientific) Merumuskan hipotesis Merancang percobaan (Discovery) Mencoba (Scientifik) & percobaan (Discovery) Kegiatan menyimpulkan (Discovery) Membentik jejaring Indikator No item Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran 1 Siswa mendengarkan secara seksama penjelasan tujuan pembelajaran 2 Siswa mendengarkan secara seksama penjelasan mengenai metode dan pendekatan 3 pembelajaran yang akan diterapkan Siswa mengikuti apersepsi dengan baik 4 Siswa menyebutkan pengertian energi panas 5 Siswa masuk dalam kelompok secara heterogen dengan tertib 6 Siswa memperhatikan dan mengamati video dengan baik 7 Siswa mencatat hal-hal yang diamati 8 Dalam kelompok siswa melakukan proses menanya dari apa yang telah diamati. 9 Siswa menyampaikan hasil diskusi dalam kelompok dengan baik 10 Dalam kelompok siswa melakukan proses menalar dengan baik. 11 Siswa menyampaikan hasil pengamatan di rumah dengan baik 12 Dalam kelompok siswa mengatur alat dan bahan percobaan dengan baik. 13 Dalam kelompok siswa melakukan percobaan dengan benar. 14 Dalam kelompok siswa bekerjasama dengan baik. 15 Adanya interaksi positif antara siswa dengan guru. 16 Dalam kelompok siswa membuat kesimpulan. 17 Siswa menyampaikan hasil percobaan dengan baik. 18 Dalam kelompok siswa membentuk jejaring 19

(Scientific) Kegiatan Penutup antara materi energi panas dengan materi lain atau mata pelajaran lain Siswa termotivasi dengan penguatan yang 20 diterima. Siswa tidak mengalami miskonsepsi. 21 Siswa mengerjakan evaluasi sungguhsungguh. 22 Siswa mengerjakan tugas rumah dengan baik. 23 Siswa mengikuti pembahasan soal dengan baik. 24 Siswa mengakhiri pembelajaran dengan senang. 25 Keterangan: Skor 1 : Cukup, jika pernyataan tersebut dilakukan oleh kurang dari 10% seluruh siswa Skor 2 : Sedang, jika pernyataaan tersebut dilakukan tidak kurang dari 11% tidak lebih dari 40% seluruh siswa. Skor 3 : Baik, jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 41% tidak lebih dari 70% seluruh siswa. Skor 4 : Sangat baik, jika pernyataan tersebut dilakukan oleh tidak kurang dari 70% tidak lebih dari 100% seluruh siswa. Kriteria Penilaian : Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas siswa No Jumlah Skor Kategori 1 88-100 Sangat Baik 2 67-87 Baik 3 4 46-66 25-45 Cukup Baik Kurang Baik

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru Dengan Metode Discovery Kelas 4 Semester II SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014 Aspek Pra pembelajaran Kegiatan awa Pembukaan pembelajaran Kegiatan inti Pelaksanaan pembelajaran melalui metode discovery dengan pendekatan scientific Kegiatan akhir Menutup pembelajaran Rincian Kegiatan No item Kesiapan guru dalam memberikan pelajaran 1 Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas 3 Guru menjelaskan mengenai metode discovery dan pendekatan scientifik yang akan digunakan dalam 4 pembelajaran. Guru memberikan apersepsi dengan baik 5 Guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan apersepsi yang telah dilakukan 6 Guru membentuk siswa dalam kelompok secara heterogen 7 Guru membagikan lembar kerja siswa 8 Guru memutarkan video dan memberikan penekanan pada hal-hal yang penting 9 Guru membimbing siswa dalam proses menanya 10 Guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok 11 Guru membimbing siswa dalam menalar. 12 Guru membagikan alat dan bahan percobaan 13 Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan 14 Adanya interaksi positif antara guru dengan siswa 15 Guru membimbing siswa membuat kesimpulan 16 Guru membimbing siswa membentuk jejaring antara materi energi panas dengan materi lain atau mata 17 pelajaran lain Guru memberikan penguatan 18 Guru meluruskan pemahaman siswa yang keliru 19 Guru memberikan evaluasi 20 Guru membahas evaluasi dengan jelas 21 Guru memberikan tugas rumah 22 Guru menutup pembelajaran dengan doa atau salam 23

Keterangan: Skor 1 : tidak melakukan Skor 2 : melakukan dengan kurang baik Skor 3 : melakukan dengan cukup baik Skor 4 : melakukan dengan baik Kriteria Penilaian : Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru No Jumlah Skor Kategori 1 77-95 Sangat Baik 2 59-76 Baik 3 4 41-58 23-40 Cukup Baik Kurang Baik 2) Tes Lembar soal tes digunakan untuk mengetahui tingkat keberhaasilan siswa dalam pembelajaaran IPA. Bentuk soal tes dalam penelitian ini merupakan soal pilihan ganda. Tes diberikan setelah pembelajaran usai. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Butir Soal IPA Pokok Bahasan Perpindahan Panas Kelas 4 Semester II SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014 pada Siklus I Standar Kompetansi 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaan nya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar 8.1 Mendeskrip sikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifatsifatnya Indikator 1. Menyebutkan pengertian energi panas. 2. Menyebutkan sumber energi panas 3. Menyebutkan sifat-sifat energi panas 4. Menyebutkan perpindahan panas dan contohnya. 5. Menyebutkan cara menghambat perpindahan panas. 6. Menyebutkan kegunaan energi panas dalam kehidupan sehari-hari Item Pada Tes 1,2,3 4,5,6 7,8,9, 10 11,12, 13,14, 15 16,17, 18 19,20 Jumlah Item 3 3 4 5 3 2 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Butir Soal IPA Pokok Bahasan Perpindahan Panas Kelas 4 Semester II SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2013/2014 pada Siklus II Standar Kompetansi 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaanny a dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar 8.1 Mendeskripsik an energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya Indikator 1. Menggunakan termometer untuk mengukur panas suatu benda. 2. Membaca hasil skala termometer. 3. Pengaruh energi panas terhadap benda. Item Pada Tes 1,2,3 4, 5, 6, 7, 8,9,10 11,12, 13,14, 15 Jumlah Item 4 3 8

3.5 Analisis Data Penelitian Jenis data yang penulis peroleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif yang berupa skor hasil belajar siswa dari kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II. Data tersebut diolah dengan menggunakan Penilaian hasil belajar siswa diambil dari proses pra siklus, siklus I, dan siklus II, dapat dicari dengan rumus dibawah ini. Dengan kriteria niali : >80% = Baik Sekali 80-89% = Baik 70-79% = Cukup Baik 60-69% = Kurang <59% = Sangat Kurang 3.5.1 Uji Validitas Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas 5 dan 6 SD Negeri Barukan 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item To Total Correlation). Menurut Sugiyono (2013:178) jika semua item mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap kuat/memuaskan. Jadi bila harga korelasi dibawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.

3.5.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6. Reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Sekaran dalam Priyatno (2010:98) dalam Tabel 11. Tabel 3.8 Tingkat Reliabilitas Instrumen Indeks Kriteria 0.8 0.7 0.6 Reliabilitas baik Reliabilitas dapat diterima Reliabilitas kurang baik 3.6 Indikator Kinerja Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil jika peningkatan masingmasing siswa mencapai minimal 80% dari jumlah siswa mencapai hasil belajar IPA tuntas (KKM 75). Berikut ini adalah cara menghitung prosentase ketuntasan belajar dengan menggunakan rumus sebagai berikut: