VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TUJUAN, SASARAN, INDIKATOR SASARAN DAN TARGET

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Tabel RE.1. Capaian Sasaran Strategis

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I N S P E K T O R A T Jl. Gatot Subroto 169 Telp (0321) Kode Pos 61411

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Merdeka No. 105 Telp (0342)

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Imam Bonjol No. 9 Telp (0342)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Visi Rumah Sakit

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU


BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINS! KALIMANTAN BARAT TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 INSPEKTORAT KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

Ringkasan eksekutif sasaran strategis

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB I P E N D A H U L U A N

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 INSPEKTORAT KOTA BLITAR INDIKATOR KINERJA

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Rencana Strategis

PEMERINTAH KOTA DENPASAR INSPEKTORAT Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dalam perwujudan good government governance di Indonesia

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF Persentase Satuan Kerja yang memiliki temuan kerugian Negara 1% sebesar 100%.

TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Imam Bonjol No. 9 Telp (0342)

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT KOTA PONTIANAK

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

Pemerintah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGAWASAN TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017

RENCANA AKSI TAHUN 2018 INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

I N S P E K T O R A T

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara. Ringkasan Eksekutif

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPKP TAHUN 2013

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI UTARA LAKIP Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi Pihak Eksternal tepat waktu.

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN BPKP PROPINSI DKI JAKARTA LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV TAHUN 2014

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan

LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT KEMENTERIAN PAN DAN RB TAHUN INSPEKTORAT Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Papua Barat. Ringkasan Eksekutif

SAKIP INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2014 TINGKAT SATUAN KERJA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. SUYONO, SH, M.Hum Pembina Utama Muda, IV/c NIP

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

Suplemen Rencana Strategis

DPR menjadi parlemen moden. Sistem Pendukung

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Merdeka No. 105 Blitar Telp (0342) Pesawat 156 &

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

Transkripsi:

4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh kondisi dan potensi serta prediksi tantangan dan peluang pada masa yang akan datang. Berdasarkan makna tersebut dan sesuai dengan Visi Pemerintah Kota Pontianak 2015-2019, maka visi Kota Pontianak 2015-2019 adalah: TERWUJUDNYA PENGAWASAN YANG PROFESIONAL DAN BERFUNGSI OPTIMAL Pada Visi tersebut terdapat tiga kata kunci yaitu Pengawasan, Profesional dan Berfungsi Optimal. dari visi tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Pengawasan, yang dimaksud dengan pengawasan menurut Permendagri nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah jo Permendagri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah Proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan. 2. Profesional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparatur yang memiliki integritas, kompetensi dan kemampuan yang didukung dengan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Dengan terwujudnya pengawasan yang profesional diharapkan terselenggaranya pemerintahan yang baik dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, meningkatkan pendapatan daerah dan mencegah terjadinya 60

kebocoran dan penyimpangan yang berpotensi dapat merugikan keuangan negara/daerah dan penyalahgunaan wewenang sedini mungkin. 3. Berfungsi Optimal adalah pengawasan yang dilakukan oleh pejabat pengawas pemerintahan dan auditor diharapkan dapat berfungsi optimal dalam mewujudkan pemerintahan yang akuntabel, transparan, partisipatif dan adil dalam menegakkan hukum dan ketentuan yang berlaku. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, peran Kota Pontianak diharapkan semakin kuat sebagai aparat pengawasan internal di daerah selain Pengawasan Eksternal (BPK-RI), dalam melakukan pemeriksaan terhadap obrik yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak. Namun banyaknya pengawasan yang telah dilakukan, baik yang dilakukan oleh APIP maupun BPK-RI masih ditemui berbagai bentuk penyimpangan. Dengan berlakunya Otonomi Daerah dan keadaan yang penuh tantangan serta banyaknya hal yang berkaitan dengan ketidakpastian akibat perubahanperubahan yang sering terjadi, diharapkan Kota Pontianak dapat melakukan perubahan secara terencana. Intinya Kota Pontianak sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan perpanjangan tangan Walikota harus menuju paradigma baru yaitu menjadi suatu lembaga yang lebih berperan aktif dan antisipatif dalam pelaksanaan tugasnya tidak hanya dapat menyalahkan namun dapat memberikan jalan keluar (way out) dalam rangka membantu keberhasilan pelaksanaan seluruh tugas-tugas Pemerintahan Daerah. 4.1.2. Misi Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi serta 61

dilandasi oleh visi, maka misi Kota Pontianak 2015-2019 adalah sebagai berikut : 1. Mendorong terselenggaranya Pemerintahan yang Baik dan Bersih (Good and Clean Governance) dan Peningkatan Pelayanan Publik; 2. Meningkatkan Sumber Daya Aparatur Pengawasan Yang Berkualitas; 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.2.1. Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Penetapan tujuan dalam Rencana Strategis didasarkan pada potensi dan permasalahan serta isu utama bidang Pengawasan di Kota Pontianak. Adapun rumusan tujuan di dalam Perencanaan Strategis Kota Pontianak Tahun 2015-2019 pada misi tersebut yaitu : 1. Meningkatnya Kinerja, Keuangan dan Pengawasan Intern Organisasi Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Pontianak. 2. Meningkatnya Kapasitas dan Kinerja dan Keuangan 4.2.2. Sasaran Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Kota Pontianak dalam jangka waktu tahunan, sampai lima tahun mendatang. Perumusan sasaran harus memiliki kriteria SMART. Analisis SMART digunakan untuk menjabarkan isu yang telah dipilih menjadi sasaran yang lebih jelas dan tegas. Analisis ini juga memberikan pembobotan kriteria, yaitu khusus (spesific), terukur (measuable), dapat dicapai (attainable), nyata (realistic) dan tepat waktu (time bound). Sasaran Rencana Strategis Kota Pontianak Tahun 2015-2019 adalah: 62

1) Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Keuangan di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak dimaksudkan untuk mendorong semua OPD dapat mengimplementasikan pengelolaan keuangan dan aset dengan baik, handal, akuntabel sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) sehingga terwujud opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. 2) Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap pengaduan masyarakat dapat ditindaklanjuti dan meningkatnya jumlah penyelesaian tidak lanjut temuan hasil pemeriksaan BPK-RI dan APIP sehingga sisa temuan semakin menurun. 3) Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak dimaksudkan untuk mendorong semua OPD dilingkungan Pemerintah Kota Pontianak dapat mengimplementasikan Sistem Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dengan baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak. 4) Sasaran Strategis 4 Meningkatnya dan Kinerja Aparatur Pengawasan dimaksudkan untuk mengukur tingkat (nilai) akuntabilitas kinerja Kota Pontianak dalam mengimplementasikan pelaksanaan Sistem AKIP dan pelaksanaan penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Temuan Pemeriksaan BPK-RI dan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) lainnya. 5) Sasaran Strategis 5 Meningkatnya Kualitas Pelayanan dimaksudkan untuk mengukur tingkat pelayanan yang dilakukan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan oleh Perangkat Daerah () baik kualitas maupun kuantitas yang dilakukan melalui Survey Kepuasan Masyarakat (SKM). 63

Untuk menilai keberhasilan pencapaian ke 5 (lima) sasaran tersebut diatas sebagaimana tabel IV.1 diukur dengan 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU) Yaitu : 1. Persentase OPD bebas dari Penyimpangan Keuangan yang material (%) 2. Persentase OPD bebas dari Penyimpangan Aset yang material (%) 3. Persentase jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti (%) 4. Persentase jumlah temuan BPK-RI dan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang selesai ditindak lanjuti sesuai rekomendasi (%). 5. Persentase Nilai Evaluasi SAKIP OPD oleh dengan kategori Sangat Baik (%). 6. Nilai Evaluasi AKIP (Nilai) 7. Persentase temuan yang ditindaklanjuti (%) 8. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (Nilai) Tabel: /Formulasi Perhitungan Indikator Kinerja Utama sebagai berikut: 64

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama /Formulasi Perhitungan Sumber Data 1. Meningkatnya Keuangan dilingkungan Pemerintah Kota Pontianak 1. Persentase OPD bebas dari Penyimpangan Keuangan yang material 2. Persentase OPD bebas dari Penyimpangan Aset yang material Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur persentase jumlah OPD yang bebas dari penyimpangan keuangan yang material hasil Audit BPK-RI maupun hasil pemeriksaan APIP dengan cara membandingkan jumlah OPD yang bebas dari penyimpangan keuangan yang material dengan jumlah OPD dilingkungan Pemerintah Daerah. Jlh OPD bebas dari Penyimpangan Keuangan yang marterial X 100% Jlh OPD dilingkungan Pemerintah Daerah Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur persentase jumlah OPD yang bebas dari penyimpangan aset yang material hasil Audit BPK-RI maupun hasil pemeriksaan APIP dengan cara membandingkan jumlah OPD yang bebas dari penyimpangan aset yang material dengan jumlah OPD dilingkungan Pemerintah Daerah. Jlh OPD bebas dari Penyimpangan Aset yang marterial X 100% Jlh OPD dilingkungan Pemerintah Daerah Dokumen hasil Audit BPK-RI maupun hasil pemeriksaan APIP. Dokumen hasil Audit BPK-RI maupun hasil pemeriksaan APIP. 2. Meningkatnya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan 3. Persentase jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur Persentase pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti dengan cara membandingkan Persentase Kasus Pengaduan yang telah dilakukan pemeriksaannya (LHP) yang menghasilkan saran Data pengaduan masyarakat masuk ke 65

4. Persentase jumlah temuan BPK-RI dan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang selesai ditindaklanjuti sesuai rekomendasi atau rekomendasi dengan Jumlah Kasus Pengaduan yang masuk baik yang telah maupun belum dilakukan pemeriksaannya Dasar yang digunakan untuk menilai Pengaduan Masyarakat yang ditindak lanjuti adalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Kasus Pengaduan Masyarakat. Data diperoleh dengan membandingkan Persentase Pengaduan Masyarakat yang ditindaklanjuti (LHP) dengan Jumlah Pengaduan Masyarakat yang masuk. Jumlah pengaduan masyarakat yang ditindak lanjuti X 100% Jumlah pengaduan masyarakat yang masuk Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur persentase jumlah temuan hasil pemeriksaan BPK-RI dan APIP yang selesai ditindaklanjuti sesuai rekomendasi dengan cara membandingkan jumlah temuan yang selesai ditindaklanjuti sesuai rekomendasi dengan jumlah rekomendasi. Dasar Hukum 1.Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara: a) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. b) Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam LHP. c) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (b) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. 2. PMK No. 116 Tahun 2007 tentang Penyusunan Rencana Hasil Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK-RI dan APIP 66

3. Meningkatnya Kinerja dilingkungan Pemerintah Kota Pontianak 5. Persentase Nilai Evaluasi SAKIP OPD oleh dengan kategori Sangat Baik Tindak dan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut Pemerintah Terhadap Temuan Pemeriksaan Keuangan oleh BPK atas LKKL, LKBUN, dan LKPP Data diperoleh dengan membandingkan Persentase temuan yang ditindak lanjuti sesuai Rekomendasi dengan jumlah Rekomendasi. Sedangkan persentase peningkatan adalah peningkatan persentase temuan yang ditindak lanjuti sesuai rekomendasi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jlh temuan yang di TL sesuai rekomendasi X 100% Jumlah rekomendasi Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur Nilai Evaluasi Laporan Kinerja OPD oleh yang akuntabilitas kinerjanya dengan kategori Sangat Baik dengan cara menyimpulkan hasil penilaian atas fakta objektif instansi pemerintah dalam mengimplementasikan Sistem Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dasar yang digunakan untuk menilai laporan SAKIP adalah Permen PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah. Data diperoleh dengan membandingkan Persentase Nilai Evaluasi SAKIP OPD yang akuntabilitas kinerjanya dengan kategori Sangat Baik dengan Jumlah OPD yang evaluasi. Sedangkan persentase peningkatan adalah peningkatan jumlah OPD yang capaian akuntabilitas kinerjanya Sangat Baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah OPD dengan nilai Sangat Baik X 100% Jumlah OPD yang dievaluasi Hasil Evaluasi Sistem SAKIP OPD oleh 67

4. Meningkatnya Kinerja dilingkungan Pemerintah Kota Pontianak 6. Nilai Evaluasi AKIP 7. Persentase temuan yang ditindaklanjuti Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur tingkat (nilai) akuntabilitas kinerja Kota Pontianak yang diperoleh melalui hasil evaluasi Sistem Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dilakukan oleh Tim Evaluator Internal ( Kota Pontianak). Dasar yang digunakan untuk menilai laporan SAKIP adalah Permen PAN dan RB Nomor 12 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah. Tingkat (Nilai) Evaluasi AKIP yang diperoleh dari Hasil Evaluasi SAKIP oleh. Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur persentase jumlah temuan hasil pemeriksaan BPK-RI dan APIP yang selesai ditindaklanjuti dengan cara membandingkan jumlah temuan yang selesai ditindaklanjuti dengan jumlah temuan. Dasar Hukum 1.Pasal 20 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara: a) Pejabat wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan. b) Pejabat wajib memberikan jawaban atau penjelasan kepada BPK tentang tindak lanjut atas rekomendasi dalam LHP. c) Jawaban atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (b) disampaikan kepada BPK selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah laporan hasil pemeriksaan diterima. Dokumen Hasil Evaluasi SAKIP oleh Dokumen hasil Audit BPK-RI maupun hasil pemeriksaan APIP. 68

2. PMK No. 116 Tahun 2007 tentang Penyusunan Rencana Tindak dan Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut Pemerintah Terhadap Temuan Pemeriksaan Keuangan oleh BPK atas LKKL, LKBUN, dan LKPP Jlh temuan yang selesai ditindaklanjuti X 100% Jumlah temuan 5. Meningkatnya Kualitas Pelayanan 8. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat Indikator Kinerja ini adalah untuk mengukur tingkat pelayanan yang dilakukan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan oleh perangkat daerah () baik kualitas maupun kuantitas yang dilakukan melalui Survey Kepuasan Mayarakat (SKM) setiap semester. Dokumen hasil Survey Kepuasan Masyarakat Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 2. Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik Total dari nilai persepsi per unsur IKM = Total unsur yang terisi X Nilai Penimbang 69

TABEL IV.1 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH INSPEKTORAT TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 1 Meningkatnya Kinerja, Keuangan dan Pengawasan Intern Organisasi Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Pontianak 1 Meningkatnya Keuangan di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak 2 Meningkatnya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan 1 Persentase OPD bebas dari Penyimpangan Keuangan yang material 2 Persentase OPD bebas dari Penyimpangan Aset yang material 3 Persentase jumlah pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. 4 Persentase jumlah temuan BPK-RI dan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang selesai ditindaklanjuti sesuai rekomendasi. TARGET KINERJA INDIKATOR SASARAN PADA TAHUN KE- 1 2 3 4 5 (2015) (2016) (2017) (2018) (2019) - 100% 100% 100% 100% - 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 70% 75% 75% 80% 85% 3 Meningkatnya Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak 5 Persentase Nilai Evaluasi SAKIP OPD oleh dengan kategori Sangat Baik 9% 25% 67% 70% 75% 2 Meningkatnya Kapasitas dan Kinerja dan Keuangan 4 Meningkatnya dan Kinerja Aparatur Pengawasan 6 Nilai Evaluasi AKIP 7 Persentase temuan yang ditindaklanjuti B BB BB BB A - - 100% 100% 100% 5 Meningkatnya kualitas pelayanan 8 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat - B A A A 70

4.3 Strategi dan Kebijakan Untuk mencapai tujuan dan sasaran di dalam Rencana Strategis (Renstra) diperlukan strategi. Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. Strategi untuk mencapai visi dan misi Kota Pontianak dihasilkan dari posisi Strategis hasil analisa lingkungan yaitu S O (Strengths Opportunity) yang mengarah pada kekuatan atau keunggulan untuk meraih peluang dan tantangan yang ada. Rumusan strategi merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan dicapai, yang selanjutnya diperjelas dengan serangkaian kebijakan. Kebijakan diambil sebagai arah dalam menentukan bentuk konfigurasi program kegiatan untuk mencapai tujuan. kebijakan dapat bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan program-program pembangunan maupun bersifat eksternal yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. Dari analisa lingkungan strategis yang telah dilakukan maka didapat strategi Kota Pontianak adalah: Sasaran 1: Meningkatnya Keuangan di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak Strategi: Optimalisasi kinerja penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan melalui sistem pengawasan yang baik. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu meningkatkan sistem pengawasan kinerja dan pengawasan intern dalam pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dengan cara: 1. Melakukan Pemerksaan Serentak Penyampaian Pengesahan SPJ 2. Melakukan Pemeriksaan Reguler/Audit Operasional 3. Melakukan Pemeriksaan/Asistensi terhadap keuangan Sekolah 4. Melakukan Pengawasan Internal Secara Berkala 5. Melakukan Pemeriksaan serentak Aset 6. Melakukan Reviu terhadap Laporan Keuangan OPD dan Pemerintah Kota 71

7. Melakukan Inventarisasi dan Penanganan Penyampaian LP2P dan LHKPN 8. Melakukan Monitoring Pelaksanaan Aksi Daerah dalam rangka Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (AD PPK). 9. Melakukan Pemeriksaan Akhir Masa Jabatan Kepala OPD. Sasaran 2: Meningkatnya Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Strategi : Optimalisasi penanganan kasus pengaduan masyarakat dan penyelesaian Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan oleh BPK-RI dan APIP. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu meningkatkan sistem pengawasan kinerja dan pengawasan intern dalam pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dengan cara: 1. Melakukan Pemeriksaan Khusus terhadap Kasus Pengaduan Masyarakat 2. Menginventarisasi Temuan Pengawasan 3. Melakukan Monitoring Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan Sasaran 3: Meningkatnya Kinerja di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak Strategi: Optimalisasi kinerja penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan melalui sistem pengawasan yang baik. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu meningkatkan Sistem Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dalam pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan dengan cara: 1. Melakukan Evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Perangkat Daerah 2. Melakukan Evaluasi terhadap Sistem Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Perangkat Daerah Sasaran 4: Meningkatnya dan Kinerja Aparatur Pengawasan Strategi: Optimalisasi peningkatan akuntabilitas kinerja Aparatur Pengawasan. 72

Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu meningkatkan Sistem Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan penyelesaian tindak lanjut temuan pemeriksaan dengan cara: 1. Melakukan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) 2. Melakukan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan BPK-RI dan APIP lainnya. Sasaran 5: Meningkatnya Kualitas Pelayanan Strategi: Optimalisasi peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kepuasan masyarakat atas penyelenggaraan pengawasan pemerintahan di daerah. Kebijakan yang ditempuh untuk melaksanakan strategi ini, yaitu meningkatkan mutu pelayanan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan di daerah dengan cara: 1. Melakukan Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) 73