BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan
|
|
- Liana Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 297 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B erdasarkan uraianpada padabab B ai b dan I dii aserta n I I hasil s e ranalisis t a h a sdan i l aevaluasi n a l i s i s kinerja d a n e v a l u a s i k i n e r j a p a d a Bab III Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Pontianak ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah. Adapun urusan pemerintah yang bukan merupakan kewenangan pemerintah daerah adalah urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama. Selain urusan-urusan tersebut, terdapat bidang urusan lain yang bukan menjadi kewenangan daerah otonom, yaitu kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasidan standarisasi nasional. 2. Kewenangan Pemerintah Kota Pontianak sebagai daerah otonom, mencakup urusan wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah yang berskala kabupaten/kota. Pengaturan lebih lanjut urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Atas dasar PP Nomor 38 Tahun 2007 tersebut, Pemerintah Kota Pontianak telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Bidang Urusan Yang Menjadi Kewenangaan Pemerintah Kota Pontianak (Berita Daerah Tahun 2008 Nomor 7 Seri E Nomor 7). Berdasarkan Perda tersebut, maka dari 26 urusan wajib yang diserahkan kepada daerah, 25 urusan telah ditetapkan menjadi urusan Pemerintah Kota Pontianak, sedangkan 1 urusan, yaitu urusan pertanahan belum ditetapkan menjadi kewenangan daerah. Selanjutnya dari 8 urusan pilihan, hanya 6 urusan yang sesuai dengan karakteristik daerah Kota Pontianak, yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pontianak, yaitu urusan perikanan, pertanian, kehutanan, parawisata, perindustrian dan perdagangan. 3. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk pertanggungjawaban publik atas pengelolaan sumberdaya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan, hak, dan kewajiban atau mandat yang diterima oleh Pemerintah Kota Pontianak sebagaimana diatur dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, PP Nomor 38 Tahun 2007 dan Perda Nomor 8 Tahun 2008.
2 298 LAKIP ini disampaikan sebagai perwujudan dari pelaksanaan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Pontianak ini merupakan laporan capaian kinerja (performance results) sesuai dengan perencanaan kinerja (performance plan) yang ditetapkan pada tahun 2012 sebagai penjabaran tahunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Pontianak Tahun , yang telah ditetapkan dengan Perda No. 5 Tahun 2009 tanggal 29 April Pada pelaporan akuntabilitas kinerja tahun anggaran 2013, Pemerintah Kota Pontianak telah mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 20 Tahun 2011 Tanggal 17 Maret 2011, yang telah direvisi dengan Peraturan Walikota Pontianak Nomor 17 Tahun Berdasarkan Perwa Nomor 17 Tahun 2012, dalam LAKIP Kota Pontianak tahun 2013 ini terdapat 29 (dua puluh sembilan) tujuan strategis, 85 (delapan puluh lima) sasaran strategis, dan 231 (dua ratus tiga puluh dua) indikator sasaran atau indikator kinerja utama sebagai upaya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Kota Pontianak tahun Pencapaian tujuan dan sasaran strategis tersebut, semakin diarahkan kepada terbangunnya sistem pengumpulan data kinerja dan penilaian kinerja ke arah yang lebih baik, yang berorientasi pada hasil (outcomes) yang secara teknis diimplementasikan oleh 34 (tiga puluh empat) SKPD. 5. Berdasarkan hasil pengukuran dan evaluasi kinerja tahun 2013, diperoleh informasi capaian kinerja tujuan, sasaran, dan indikator kinerja utama, sebagai berikut: a. Dari 29 (dua puluh sembilan) tujuan strategis, semuanya tergolong dalam kategori Sangat Berhasil (100%). b. Dari 85 (delapan puluh lima) sasaran strategis, terdapat 76 (tujuh puluh enam) atau 89,7% sasaran yang tergolong dalam kategori Sangat Berhasil, 7 (tujuh) atau 8,2% dalam kategori Berhasil, 2 (dua) atau 2,1% dalam kategori Cukup Berhasil, dan tidak ada yang termasuk dalam kategori Tidak Berhasil. Secara keseluruhan, seluruh tujuan strategis tercapai dalam kategori Sangat Berhasil. c. Dari 232 (dua ratus tiga puluh dua) indikator kinerja strategis atau IKU, terdapat 204 (dua ratus empat) atau 88,31% indikator kinerja yang tergolong dalam kategori Sangat Berhasil, 15 (lima belas) atau 6,49% dalam kategori Berhasil, 8 (delapan) atau 3,46% dalam kategori Cukup Berhasil, dan 5 (lima) atau 2,16% dalam kategori Tidak Berhasil. Secara keseluruhan, seluruh tujuan strategis tercapai dalam kategori Sangat Berhasil. d. Rekapitulasi secara keseluruhan capaian kinerja tujuan strategis, sasaran strategis dan indikator kinerja utama Pemerintah Kota Pontianak pada tahun 2013 sebagai berikut: No. Kategori Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Strategis Strategis Utama 1. Sangat Berhasil 29 (100%) 76 (89,7%) 204 (88,31%) 2. Berhasil 0 7 (8,2%) 15 (6,49%) 3. Cukup Berhasil 0 2 (2,1%) 8 (3,46%) 4. Tidak Berhasil (2,16%) Jumlah 29 (100%) 85 (100%) 232 (100%)
3 Pencapaian tujuan dan sasaran beserta indikator kinerja utama sebagaimana dikemukakan di atas didukung oleh ketersediaan distribusi dan alokasi APBD Kota Pontianak tahun anggaran 2013 dan anggaran lainnya yang sah sesuai dengan prinsip money follows function. Sesuai dengan APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran 2013, bahwa target dan realisasi APBD Kota Pontianak Tahun Anggaran 2013, adalah sebagai berikut: 1). Pendapatan dianggarkan sebesar Rp ,64 dan realisasinya sebesar Rp ,33 atau 96,22%. 2). Belanja dianggarkan sebesar Rp ,67 dan realisasinya sebesar Rp ,49 atau 93,72% 3). Penerimaan Pembiayaan dianggarkan sebesar Rp ,57 dan realisasinya sebesar Rp ,57 atau 99,61%. 4). Pengeluaran pembiayaan dianggarkan sebesar Rp ,54 dan realisasinya sebesar Rp ,34 atau 99,97%. 5). Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun adalah sebesar Rp ,80 Realisasi anggaran tersebut dihitung berdasarkan data yang berasal dari SKPD dan SKPKD di lingkungan Pemerintah Kota Ponianak yang sudah diverfikasi Badan Pengelolaan Keuangaqn dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Pontianak. 7. Dalam hal Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Anggaran 2012, Pemerintah Kota Pontianak kembali berhasil meraih unqualified opinion atau Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang kedua kalinya dari Badan Pemeriksa Keuangan. Capaian opini WTP tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya, di mana pada tahun 2009 opini pengelolaan keuangan daerah adalah Tidak Memberikan Pendapat atau Disclaimer, dan tahun 2010 adalah Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atau qualified opinion serta tahun 2011 adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Opini WTP diberikan oleh BPK terhadap LKPD yang memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) Laporan keuangan yang disajikan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim yang berlaku di Indonesia (SAP), (2) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Daerah atas pengelolaan keuangan daerah telah dilaksanakan dengan baik, dan (3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping ketiga kriteria utama tersebut LKPD yang disajikan harus didukung dengan bukti-bukti audit yang mencukupi, tidak terdapat ketidakpastian dan kesalahan yang cukup berarti (no material uncertainties), pengelolaan atas Cash flow dikontrol dengan baik dan pengelolaan atas Aset daerah dilengkapi dengan bukti-bukti administrasi yang lengkap. Artinya, laporan keuangan yang disajikan telah bebas dari kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang material. 8. Berdasarkan evaluasi kinerja dan analisis pencapaian kinerja tahun 2013, secara umum keberhasilan Pemerintah Kota Pontianak dalam mencapai target kinerja sasaran dipengaruhi oleh adanya upaya kerja keras seluruh aparatur Pemerintah Kota Pontianak dan dukungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pontianak serta partisipasi dari seluruh komponen masyarakat baik swasta maupun masyarakat pada umumnya untuk membantu pelaksanaan program-program pembangunan pemerintah yang telah direncanakan.
4 Upaya dan langkah-langkah untuk mewujudkan tujuan dan mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan tersebut dalam pelaksanannya masih dijumpai adanya beberapa hambatan dan kendala. Hambatan dan kendala tersebut akan segera diantisipasi pada pelaksanaan anggaran tahun 2014 dan tahuntahun mendatang dengan memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan kinerja dan pembinaan aparatur serta penyusunan program kerja dan anggaran diarahkan pada pencapaian kinerja sasaran strategis yang berorientasi pada hasil (result oriented). A. Saran/Rekomendasi Bertolak dari hasil analisis dan evaluasi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran strategis Pemerintah Kota Pontianak yang dilaksanakan pada tahun 2013, maka perlu ada langkah-langkah strategis dan sistemik untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak di masa yang akan datang dengan beberapa saran/rekomendasi sebagai berikut: 1. Hasil-hasil strategis yang dicapai Pemerintah Kota Pontianak pada tahun 2013, merupakan data dan informasi awal dalam pelaksanaan rencana strategis 5 (lima) tahun mendatang ( ). Setiap permasalahan-permasalahan teknis maupun kebijakan yang menjadi kendala atau hambatan untuk mencapai target sasaran menjadi lebih baik, senantiasa dipantau, dievaluasi dan ditindaklanjuti secara terus menerus melalui berbagai bentuk pembinaan, asistensi dan bimbingan teknis yang dilakukan secara terpadu dan terarah. 2. Persoalan mendasar yang masih menjadi hambatan sekaligus sebagai tantangan untuk perbaikan kinerja organisasi di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak adalah berkenaan dengan manajemen data kinerja, mulai dari pengumpulan, pengolahan dan pelaporan serta evaluasi.untuk mengatasi persoalan mendasar tersebut, pada tahun 2013 ini Pemerintah Kota Pontianak telah menetapkan indikator kinerja utama (IKU) dalam bentuk Peraturan Walikota Pontianak Nomor 20 Tahun 2011 tentang Penetapan IKU Pemerintah Kota Pontianak tahun Namun berdasarkan hasil evaluasi dalam pengukuran kinerja Pemerintah Daerah dan SKPD berdasarkan IKU yang telah ditetapkan tersebut, maka diperlukan adanya revisi lebih lanjut terhadap Perwa Nomor 20 Tahun 2011, yang dilakukan selaras dengan rencana Pemerintah Kota Pontianak untuk melakukan revisi terhadap RPJM Kota Pontianak tahun Revisi tersebut dituangkan dalam Peraturan Walikota Pontianak Nomor 17 Tahun Langkah-langkah kebijakan dan teknis yang akan dilakukan pada tahun selanjutnya, di mulai pada tahun 2012, adalah menjabarkan IKU Pemerintah Kota Pontianak ke dalam IKU SKPD di Lingkungan Pemerintah Kota Pontianak, yang nantinya ditetapkan ke dalam Keputusan Kepala SKPD. Untuk memfasilitasi penjabaran dan penetapan IKU SKPD mengacu kepada IKU Pemerintah Kota Pontianak, maka akan ditugaskan Bappeda sebagai leading sector bekerjasama dan berkoordinasi dengan satuan/unit kerja terkait, seperti Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Bagian Organisasi, Bagian Perekonomian dan Pembangunan, serta Inspektorat Kota, untuk melakukan asistensi dan rapat koordinasi dengan seluruh SKPD. Hal ini perlu dilakukan agar seluruh perencanaan program dan kegiatan yang diusulkan SKPD pada saat penyusunan rencana kinerja tahunan, senantiasa diarahkan pada pencapaian sasaran strategis yang telah diidentifikasi dalam indikator kinerja utama.
5 Bersamaan dengan penyusunan, penjabaran dan penetapan IKU SKPD, dilakukan juga bimbingan teknis tentang pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data kinerja, yang pada akhir tahun anggaran digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja. Dengan demikian, diharapkan dalam penyajian laporan akuntabilitas kinerja, data kinerja tersebut dapat dijadikan sebagai database dalam melakukan komparasi, monitoring dan evaluasi capaian kinerja organisasi. 5. Dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM), Pemerintah Kota Pontianak akan mengintegrasikan penyusunan, penjabaran, dan penetapan IKU SKPD, dengan indikator kinerja yang ditetapkan pada masing-masing jenis pelayanan dasar yang sudah ditetapkan SPM oleh Kementerian terkait. Hal ini perlu dilakukan agar dalam penyusunan dokumen rencana kegiatan dan anggaran, yang didahului dengan musyawarah rencana pembangunan, seluruh program dan kegiatan SKPD dan Rencana Kinerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pontianak sudah diarahkan pada penerapan SPM secara bertahap. 6. Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memperbaiki kinerja organisasi pada tahun-tahun selanjutnya adalah menyusun dan merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih terarah dan berkelanjutan (sustainable) dengan memformulasikan kebijakan penganggaran berbasis kinerja. Langkah-langkah tersebut ditempuh dengan: a. Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis secara lebih intenatif dalam hal penjabaran IKU Pemerintah Kota Pontianak ke dalam IKU SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD. Untuk memfasilitasi penjabaran dan penetapan IKU SKPD mengacu kepada IKU Pemerintah Kota Pontianak, maka akan ditugaskan Bappeda sebagai leading sector bekerjasama dan berkoordinasi dengan satuan/unit kerja terkait, seperti Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Bagian Organisasi, Bagian Perekonomian dan Pembangunan, serta Inspektorat Kota, untuk melakukan asistensi dan rapat koordinasi dengan seluruh SKPD. Hal ini perlu dilakukan agar seluruh perencanaan program dan kegiatan yang diusulkan SKPD pada saat penyusunan rencana kinerja tahunan, senantiasa diarahkan pada pencapaian sasaran strategis, yang telah diidentifikasi dalam indikator kinerja utama. b. Bersamaan dengan penyusunan, penjabaran dan penetapan IKU SKPD, dilakukan juga bimbingan teknis tentang pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data kinerja, yang pada akhir tahun anggaran digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja. Dengan demikian, diharapkan dalam penyajian laporan akuntabilitas kinerja, data kinerja tersebut dapat dijadikan sebagai database dalam melakukan komparasi, monitoring dan evaluasi capaian kinerja organisasi. c. M empertahankan predikat atau opini pengelolaan keuangan daerah tahun 2013, agar berhasil mendapatkan opini dari BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Efesiensi dan akuntabilitas penggunaan anggaran dengan mengurangi pemborosan anggaran melalui pengurangan tim-tim kerja, perjalanan dinas yang tidak penting, perbaikan pertanggungjawaban penggunaan anggaran, dan memperkecil temuan-temuan Badan Pemeriksa Keuangan harus dilakukan secara serius dengan memperkuat Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP).
6 d Meningkatkan akuntabilitas kinerja dan pengawasan intern satuan kerja perangkat daerah, melalui penguatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan pelaksanaan S istem P engawasan I ntern P emerintah (SPIP). e. Memperbaiki sistem dan kualitas pelayanan publik di setiap unit kerja melalui penyusunan dan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP), peningkatan indeks kepuasan masyarakat, dan kapasitas dan kompetensi aparatur melalui pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan rencana pembangunan daerah serta kebutuhan teknik operasional tertentu. f. Meningkatkan pelayanan dasar kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau kepada masyarakat melalui peningkatan kualitas dan pemenuhan standar pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi pada kepuasan pelanggaran, melalui penguatan kapasitas SDM, penyediaan sarana kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal. g. Meningkatkan kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat dalam mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat. h. Meningkatkan pelayanan angkutan, lalu lintas darat, sungai dan perparkiran, melalui sistem operasional pengawasan yang lebih intensif dan terpadu. i. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan secara cepat, tepat dan akurat. j. Meningkatkan kualitas administrasi dan evaluasi kebijakan pengembangan BUMD dan perekonomian daerah, melalui koordinasi yang intensif dan terpadu antar sektor. k. Meningkatkan pelayanan dan akses informasi, komunikasi dan informatika, melalui penguatan teknologi informasi di semua instansi pemerintah. l. Meningkatnya kesadaran hukum dan keamanan dan ketertiban masyarakat. m. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan, melalui penguatan Satuan Polisi Pamong Praja bersama instansi terkait serta partisipasi masyarakat n. Meningkatkan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengembangan ekonomi masyarakat, melalui penguatan basis kekuatan sosial dan ekonomi di tingkat kelurahan dan kecamatan serta koordinasi dengan instansi terkait baik perangkat daerah maupun instansi/kementerian pusat. o. Meningkatnya kualitas pariwisata dengan memanfaatkan potensi daerah, yang bersifat produktif dan ekonomi kreatif. p. Melakukan evaluasi dan rasionalisasi terhadap kelembagaan daerah yang efektif dan efisien, dengan melakukan penataan ulang dan perampingan beberapa SKPD berdasarkan pertimbangan kebutuhan hasil analisis jabatan, analisis beban kerja dan standar kompetensi jabataan serta kemampuan keuangan daerah serta karakteristik daerah sehingga terwujud organisasi perangkat daerah yang tepat ukuran (right sizing) dan tepat fungsi (right function). 302
7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Provinsi Kalimatan Tengah merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2015 yang memuat realisasi kinerja dan capaian kinerja
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA TANGERANG
WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap
Lebih terperinciDalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat
B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan
Lebih terperincib) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan
IKHTISAR EKSEKUTIF Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, memberikan kewenangan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 64 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVINSI
Lebih terperinciWALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH
WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah di Indonesia, Pemerintah Daerah merupakan organisasi sektor publik yang diberikan kewenangan oleh pemerintah pusat dalam
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciPENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN
PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN Disampaikan oleh : KEPALA BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SETDA KABUPATEN LAMONGAN DASAR HUKUM SISTEM AKIP 1. UU No. 23 Tahun 2014
Lebih terperinciLampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015
Lampiran 4. RENSTRA INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2010 s/d 2015 TUGAS POKOK INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN KARANGASEM : Melaksanakan pembinaan dan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring diberlakukannya otonomi daerah pada tanggal 1 Januari 2001 melalui UU No. 22 Tahun 1999 yang telah direvisi dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan keuangannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini
Lebih terperinciJambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa penyusunan
Lebih terperincibirokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam
RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas
Lebih terperinciSekretariat Jenderal KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan negara mensyaratkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah yang ada, wajib bertanggung jawab untuk melaporkan segala kegiatan yang dilselenggarakan. Bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good governace merupakan function of governing, salah satunya mengandung prinsip untuk memberikan pelayanan masyarakat yang baik oleh jajaran pemerintah
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP-SKPD) TAHUN 2015 INSPEKTORAT KABUPATEN LABUHANBATU JL. SISINGAMANGARAJA No.062 RANTAUPRAPAT KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciINSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan akan menjadi salah satu bahan penilaian yang penting, karena entitas ini bekerja berdasarkan sebuah anggaran dan realisasi anggaran tersebut tercantum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciRencana Kerja (RENJA ) 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) yang telah dijabarkan secara teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan menyediakan atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia dalam praktiknya kini
Lebih terperinciLaporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Keuangan dan Kinerja
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KOTA BANJAR TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan
Lebih terperinciWALIKOTA TEBING TINGGI
WALIKOTA TEBING TINGGI PERATURAN WALIKOTA TEBING TINGGI NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, dan Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan antara Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance government), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Lebih terperinciGUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH PEMERINTAH PROVINSI BALI TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa penyusunan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,
SALINAN NOMOR 32/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN, SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN DALAM PENERAPAN STANDAR AUDIT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciWALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017
WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Informasi akuntansi digunakan dalam
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 21 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memengang peranan yang penting dalam mewujudkan good goverment dan clean goverment. Hal ini tercermin dari kualitas laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyajian laporan keuangan di daerah-daerah khususnya di SKPD (Satuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyajian laporan keuangan di daerah-daerah khususnya di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sering menemui kendala dalam hal pelaporan karena bendahara
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG
1 PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ( RPJP ) KOTA PONTIANAK TAHUN 2005 S/D 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran I Matriks Rencana Strategis Tahun 2016-2021 SATUAN POLISI
Lebih terperinciŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF
i IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Kota Kediri Tahun 2012 ini disusun dengan menyajikan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menyusun paket undang-undang
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,
1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ulum, 2004). (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan menyediakan/memproduksi barang-barang publik. Tujuan organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011 A. Isu Strategis Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Samarinda Tahun 2011 merupakan suatu dokumen perencanaan daerah
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2015 T E N T A N G
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JalanZainuddin No.5Telp(0561) 734294 733045 Fax (0561) 733045 PONTIANAK 78111 Website: www.bappeda.pontianakkota.go.id email: bappeda@pontianakkota.go.id
Lebih terperinciRINGKASAN LAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
RINGKASAN LAKIP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG Jl. Raya Soreang Km. 17. Soreang 40900 i Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era reformasi sangat memberikan dampak yang positif bagi perubahan paradigma pembangunan nasional. Adapun perubahan
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG
Lebih terperinciPemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...
Lebih terperinciPemerintah Kota Tangerang
RENCANA KERJA INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2018 Penyusunan Rancangan Akhir Rencana Kerja Inspektorat Kota Tangerang Tahun 2018 merupakan pelaksanaan kegiatan mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang selanjutnya telah digantikan oleh Undang- Undang Nomor 32 Tahun
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 15 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN MENGHARAP
Lebih terperinciIkhtisar Eksekutif. vii
Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita aturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Daerah Tahun 2015 telah dapat diselesaikan. Rencana
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Menimbang Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS KOORDINASI ASISTEN PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA TASIKMLAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciKANTOR WALIKOTA PONTIANAK
KANTOR WALIKOTA PONTIANAK Jalan Rahadi Osman No. 3 Telp. (0561) 732570 7 33042 Fax. ( 0561) 739616 Website: www.pontianak.go.id E mail: sekda@pontianak.go.id PONTIANAK - 78111 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
S A L I N A N NOMOR 30/D, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPemerintah Kota Cirebon
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang B Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah wajib menyusun Rancangan Awal Rencana
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG POLA HUBUNGAN KERJA ANTAR PERANGKAT DAERAH DAN ANTARA KECAMATAN DENGAN PEMERINTAHAN DESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 2 Tahun 2008 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan teori perlu berimplikasi pada praktik. Oleh karena itu antara teori dan praktik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik merupakan salah satu kajian disiplin ilmu akuntansi yang terus berkembang. Pada dasarnya dunia praktik memerlukan teori dan teori
Lebih terperinciLAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG
LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN
RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 4 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PERANGKAT DAERAH, PEMERINTAHAN DESA DAN BADAN USAHA MILIK DAERAH BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL RENCANA KERJA 2017 Rancangan Akhir Rencana Kerja KATA PENGANTAR Bidang kependudukan merupakan salah satu hal pokok dan penting
Lebih terperinciBUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,
BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan eksternal dalam pengambilan keputusan.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI INSPEKTORAT KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang
Lebih terperinci