BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Produksi Gas Oksigen Melalui Proses Elektrolisis Air Laut Sebagai Sumber Energi Ramah Lingkungan

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

KIMIA ELEKTROLISIS

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menit tiap percobaan, didapatkan data tekanan gas pada tabel berikut :

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. elektrokoagulasi sistem batch dan sistem flow (alir) dengan aluminium sebagai

BAB VI PEMBAHASAN. Berdasarkan data hasil penelitian daya bunuh disinfektan uji terhadap. (Salmonella thyphosa dan Staphylococcus aureus) dibandingkan

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

BAB I PENDAHULUAN. menipis. Konsumsi energi di Indonesia sangat banyak yang membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

Sulistyani, M.Si.

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

Elektrokimia. Sel Volta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

BAB IV METODE PENELITIAN. sampel. Penentuan kadar optimal disinfektan. Penentuan efektivitas disinfektan. data. Skema 4.1 Rancangan Penelitian

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan februari 2015 dan berakhir pada bulan agustus 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR INTISARI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1.

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

II. PRINSIP Elektroda gelas yang mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H + dalam air secara potensio meter.

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIFITAS ELEKTROFLOKULATOR DALAM MENURUNKAN TSS DAN BOD PADA LIMBAH CAIR TAPIOKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II PERCOBAAN II REAKSI ASAM BASA : OSU OHEOPUTRA. H STAMBUK : A1C : PENDIDIKAN MIPA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III DASAR TEORI. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990

I. Tujuan. Dasar Teori

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Bab III Metode Penelitian

Handout. Bahan Ajar Korosi

ABSTRAK. 1. Pendahuluan. Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

PENGARUH KATALISIS TERHADAP TETAPAN LAJU

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

TITRASI POTENSIOMETRI

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Bab II Tinjauan Pustaka

UJI PENGGUNAAN ASAP CAIR UNTUK MENGURANGI BAU PADA LIMBAH PENCUCIAN IKAN DENGAN METODE THRESHOLD ODOR TEST. Aditya W Dwi Cahyo

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

Analisis Fisiko Kimia

SIMULASI UJIAN NASIONAL 1

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah konstruksi didirikan diatasnya. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. Sampel air yang sudah dielektrolisis kemudian dianalisis dengan menggunakan metode MPN (Most Probable Number) untuk mengetahui pengurangan jumlah bakteri Coliform dan E.Coli yang terdegradasi akibat dari proses elektrolisis. Selain itu juga dilakukan pengukuran ph, serta uji peroksida dengan menggunakan Spektofotometer UV- Vis double beam. Uji peroksida dilakukan untuk mengetahui peroksida yang terbentuk ketika proses elektrolisis berlangsung. 5.1 Proses Elektrodisinfeksi dengan Menggunakan Elektroda Platina (Pt) Proses elektrolisis pada penelitian ini menggunakan beberapa komponen yaitu reaktor elektrolisis dan juga elektroda (katoda anoda) platina (Pt). Elektroda berfungsi sebagai penghantar arus listrik dari sumber arus (power supply DC) menuju sampel air sehingga terjadi proses elektrolisis. Elektroda dipasang dibagian dalam reaktor dan dalam kondisi steril serta tertutup, tujuannya agar mengurangi kontaminan dari lingkungan luar sehingga nantinya dapat mempengaruhi hasil proses elektrolisis. 31

Platina digunakan sebagai katoda (negatif) dan anoda (positif) dikarenakan sifatnya yang inert (tidak mudah teroksidasi), tidak mudah korosif serta stabil apabila dialirkan listrik dengan tegangan tinggi. Penggunaan platina (Pt) sebagai elektroda karena sifatnya tidak mudah teroksidasi. Elektroda yang baik adalah elektroda yang memiliki sifat kestabilan, konduktivitas, inert dan elektrokatalis yang baik. Proses elektrolisis dilakukan dengan variasi tegangan sebesar 2,8; 5; 10; 15; dan 20 volt dengan waktu yang sama yaitu 1 jam,. Selama proses elektrolisis berlangsung diperoleh pengamatan yaitu terbentuk gas atau gelembunggelembung yang menempel pada elektroda. Menurut (Sunarya, 2007) gas atau gelembung gelembung yang terbentuk pada katoda (negatif) menghasilkan atau terbentuk gas hidrogen (H 2 ) sedangkan pada anoda (positif) terbentuk gas oksigen (O 2 ). Katoda merupakan tempat terjadinya reduksi sedangkan pada anoda merupakan tempat terjadinya oksidasi. Sampel air yang sudah dielektrolisis kemudian dianalisis dengan metode MPN (Most Probable Number) untuk mengetahui penurunan jumlah Coliform dan E.Coli sebelum dan sesudah dilakukan elektrolisis. Prinsip dasar proses elektrodisinfeksi adalah kontribusi utama dalam proses disinfeksi adalah OH. Hal ini berdasarkan pada reaksi oksidasi anoda dan reduksi katoda yang dipaparkan oleh penelitian (Li, 2004). Mekanisme pembentukan OH dalam proses elektrolisis dapat diketahui pada reaksi oksidasi anoda dan reduksi katoda berikut ini: 2H 2 O 4H + + 4e - + O 2 32

4H 2 O + 4e - 2H 2 + 4OH - Atom hidrogen (H) menjadi salah satu tahap-tahap peralihan dalam pembentukan molekul hidrogen dalam reaksi reduksi katodik. Urutan reaksi dari atom hidrogen: H* + O 2 HO 2 HO 2 + H* H 2 O 2 Dalam reaksinya, di mana elektroda yang terbuat dari logam (M), hidrogen peroksida mengambil bagian dalam menghasilkan reaksi radikal hidroksil ( OH): H 2 O 2 + M 2+ M 3+ +. OH + OH - (LaConti, 2003) Pembentukan hirogen peroksida (H 2 O 2 ) selanjutnya dibuktikan dan dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis Hitachi U-2010. Langkah akhir dari penelitian dilakukan pengamatan ph dengan menggunakan ph meter Ohaus pada masing-masing perlakuan elektrolisis. 5.2 Pengaruh Variasi Tegangan terhadap Efektivitas Elektrodisinfeksi pada Coliform dan E.Coli Penelitian ini menggunakan variasi tegangan sebesar 2,8; 5; 10; 15; dan 20 Volt dengan waktu elektrolisis selama 1 jam. Hasil pengamatan pada saat proses elektrolisis adanya pembentukan gelembung gas pada anoda dan katoda. Semakin tinggi potensial yang digunakan maka produksi gelembung gas pada anoda maupun katoda sebagian banyak. Pada proses elektrolisis anoda mengalami oksidasi sedangkan katoda mengalami reduksi. Pada tegangan 2,8 Volt menghasilkan gelembung gas sangat sedikit, sedangkan pada tegangan 5; 10, 15 33

serta 20 Volt memproduksi gelembung gas yang lebih banyak, produsi gelembung gas lebih banyak dihasilkan di katoda karena pada katoda terjadi proses reduksi. Tabel 1. Data hasil pengujian Coliform pada air dengan berbagai variasi tegangan No Parameter Satuan Hasil Uji 1 Golongan Coliform *a air sebelum dielektrolisis MPN/100 ml a 2,8 V 5 V 10 V 15 V 20 V 24 11 0 0 29 8 35 30 Coliform 25 20 Coliform 15 10 5 0 0 2,8 5 10 15 20 Potensial (Volt) Gambar 6. Pengaruh tegangan (Volt) pada proses elektrolisis terhadap jumlah Coliform dengan waktu elektrolisis selama 1 jam Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 6 dapat ditunjukkan bahwa penurunan jumlah Coliform menurun secara signifikan dari tegangan sebesar 2,8 Volt sampai dengan tegangan sebesar 10 Volt, dari jumlah awal sebelum dielektrolisis Coliform 24 MPN/100 ml menjadi 0 MPN/100 ml Berdasarkan potensial oksidasi relatif (Relative Oxidation Potentials) beberapa senyawa desinfektan 34

seperti yang dijelaskan oleh (Rice, 1989) pada tegangan 2,8 Volt pada proses elektrolisis akan membentuk senyawa desinfektan yang berupa radikal hidroksi ( OH), dengan adanya pernyataan yang dikutip dari (Rice, 1989) tersebut jadi kemungkinan penurunan jumlah Coliform pada air setelah melalui proses elektrolisis disebabkan oleh adanya radikal hidroksil ( OH), Penjelasan sebelumnya telah menyatakan bahwa radikal hidroksil ( OH) yang terbentuk berasal dari hidrogen peroksida yang mempunyai bagian dalam pembentukan radikal hidroksil ( OH). yang terdapat pada air selama proses elektrolisis berlangsung. Tegangan 15 Volt dan 20 Volt menunjukkan hasil yang tidak signifikan karena pada tegangan tersebut bakteri Coliform tidak mengalami penurunan tetapi mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan jumlah Coliform sebelum dielektrodisinfeksi, kemungkinan pada proses ini terjadi kontaminasi dari lingkungan luar pada saat proses analisis bakteri maupun pada proses elektrodisinfeksi, dan juga dapat disebabkan dengan penurunan fungsi elektroda platina (Pt) karena adanya tegangan tinggi yang digunakan yaitu 15 Volt dan 20 Volt. Semakin besar tegangan yang digunakan pada proses elektrolisis dengan waktu yang sama (1 jam) setidaknya memberikan efek terhadap pengurangan jumlah Coliform pada air meskipun hasil yang ditunjukkan antara variasi tegangan (Volt) yang digunakan dengan bakteri Coliform yang terbunuh tidak signifikan. 35

Tabel 2. Data hasil pengujian Eschericia Coli pada air dengan berbagai variasi tegangan No Parameter Satuan Hasil Uji 1 Golongan E. Coli *a air sebelum dielektrolisis MPN/100 ml a 2,8 V 5 V 10 V 15 V 20 V 14 11 0 0 14 8 16 14 E.Coli E.Coli (CFU/mL) 12 10 8 6 4 2 0 0 2,8 5 10 15 20 Potensial (Volt) Gambar 7. Pengaruh tegangan (Volt) pada proses elektrolisis terhadap jumlah E.Coli dengan waktu elektrolisis selama 1 Jam Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 2 juga terjadi penurunan jumlah E.Coli dari tegangan 2,8 Volt sampai dengan tegangan 10 Volt, hal ini sama dengan penurunan yang ditunjukkan pada Coliform. Selanjutnya dengan tegangan 15 Volt terdapat kenaikan E. Coli dengan jumlah sama seperti sebelum dilakukan elektrolisis yaitu 14 MPN/100 ml. setelah dielektrolisis dengan tegangan 20 Volt terdapat penurunan kembali menjadi 8 MPN/100 ml. 36

Penurunan yang tidak signifikan pada variasi tegangan yang dilakukan dalam penelitian ini kemungkinan dapat dipengaruhi dari proses elektrolisis yang kurang sempurna maupun pada proses analisis bakterinya. Dilihat dari beberapa variasi tegangan yang dipakai dan berdasarkan hasil yang ditunjukkan bahwa sedikit lebihnya penambahan tegangan (volt) sangat berpengaruh pada proses elektrolisis. Hasil yang ditunjukkan oleh beberapa tegangan yang digunakan pada proses elektrolisis bahwa besar tegangan yang efektif untuk membunuh ataupun mengurangi Coliform dan E.Coli dengan menggunakan elektroda Platina (Pt) adalah pada variasi tegangan 5 dan 10 Volt,karena pengurangan jumlah Coliform dan E.Coli hasilnya adalah 0 dengan kata lain bakteri Coliform dan E.Coli terbunuh dengan sempurna. 5.3 Pengaruh Konsentrasi H 2 O 2 terhadap Efektivitas Elektrodisinfeksi pada Coliform dan E.Coli Konsentrasi H 2 O 2 yang terbentuk pada saat proses elektrodisinfeksi diukur dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis double beam Hitachi U-2010. Konsentrasi H 2 O 2 yang terbentuk pada saat proses elektrodisinfeksi mempunyai hubungan yang positif terhadap bakteri Coliform maupun E.Coli yang terbunuh. Pengukuran H 2 O 2 dengan spektrofotometer UV-Vis double beam Hitachi U- 2010 dilakukan dengan beberapa langkah diantaranya adalah melakukan standarisasi larutan H 2 O 2 dengan menggunakan Na 2 S 2 O 3 1N. Proses satndarisasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi yang sesungguhnya dari larutan Na 2 S 2 O 3. 37

Proses standarisasi H 2 O 2 menggunakan titrasi iodometri (titrasi tidak langsung). Penggunaan titrasi iodometri karena H 2 O 2 merupakan suatu oksidator. Penggunaan reagen dalam proses standarisasi H 2 O 2 seperti HCl berfungsi sebagai pembentuk suasana asam, sedangkan KI berfungsi sebagai oksidator, ammonium molibdat sendiri berfungsi sebagai katalis yang akan mempercepat proses reaksi. Amilum digunakan sebagai indikator yang diikuti dengan perubahan warna biru yang menandakan terbentuknya I 2, amilum juga biasa digunakan sebagai indicator reagen KI. Selain proses standarisasi H 2 O 2 juga dilakukan proses standarisasi Na 2 S 2 O 3. Standarisasi dilakukan dengan menggunakan K 2 Cr 2 O 7, karena larutan K 2 Cr 2 O 7 merupakan larutan standar primer sedangkan Na 2 S 2 O 3 sebagai latutan standar sekunder. Reagen yang digunakan dalam proses standarisasi Na 2 S 2 O 3 sama halnya seperti proses standarisasi H 2 O 2. Reaksi yang terjadi pada proses standarisasi H 2 O 2 adalah: H 2 O 2 + 2H + + 2e - 2H 2 O 2I - I 2 + 2e - (Katoda) (Anoda) H 2 O 2 + 2H + + 2I - 2H 2 O + I 2 2S 2 O 3 2- S 4 O 6 2- + 2e - I 2 + 2e - 2I - (Anoda) (Katoda) 2S 2 O 3 2- + I 2 S 4 O 6 2- + 2I - 38

Reaksi yang terjadi pada proses standarisasi Na 2 S 2 O 3 : Cr 2 O 7 2- + 14H + + 6e - 2Cr 3+ + 7H 2 O (l) 2I - I 2 + 2e - (Katoda) (Anoda) Cr 2 O 7 2- + 6I - + 14H + 2Cr 3+ + 3I 2 + 7H 2 O 2S 2 O 3 2- S 4 O 6 2- + 2e - Cr 2 O 7 2- + 14H + + 6e - 2Cr 3+ + 7H 2 O (l) (Anoda) (Katoda) 6S 2 O 3 2- + Cr 2 O 7 2- + 14H + 3S 4 O 6 2- + 2Cr 3+ + 7H 2 O (l) A B C D E Gambar 8. Hasil uji peroksida pada sampel air setelah dielektrolisis dengan waktu 1 jam dan variasi tegangan (A) 2,8 V; (B) 5 V; (C) 10 V; (D) 15 V; (E) 20 V. Tabel 3. Hubungan antara variasi tegangan (Volt) dengan konsentrasi H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi No Tegangan (Volt) Absorbansi Konsentrasi (mg/l) 1 2,8 0,016 0,0138 2 5 0,183 0,2565 3 10 0,065 8,504 4 15 0,019 0,0181 5 20 0,029 0,0327 39

KONSENTRASI (mg/l) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0.0138 0.2565 9 0.0181 0.0327 konsentrasi (mg/l) absorbansi 0 2,8 5 10 15 20 Volt Gambar 9. Hubungan antara variasi tegangan (Volt) dengan konsentrasi H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi Pada tabel 3 dan Gambar 9 dapat diketahui bahwa hubungan antara variasi tegangan (Volt) dengan konsentrasi H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan. Konsentrasi H 2 O 2 terbesar ditunjukkan pada tegangan (Volt) 5 V dan 10 V, apabila dibandingkan dibandingkan dengan jumlah bakteri yang terbunuh, pada tegangan (Volt) 5 V dan 10 V bakteri Coliform dan E.Coli terbunuh semua. Jadi dapat diasumsikan bahwa konsentrasi H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi bebrpengaruh terhadap kematian bakteri Coliform dan E.Coli. Mekanisme kematian sel bakteri oleh H 2 O 2 dikarenakan berkurangnya permeabilitas sel yaitu sifat ataupun kemampuan dari suatu membran untuk dapat dilewati oleh suatu zat. Selain oleh faktor tegangan kematian bakteri Coliform dan E.Coli juga disebabkan oleh OH yang terbentuk dari H 2 O 2. Pembentukan OH ditunjukkan pada reaksi berikut: 40

2H 2 O 4H + + 4e - + O 2 4H 2 O + 4e - 2H 2 + 4OH - Atom hidrogen (H) menjadi salah satu tahap-tahap peralihan dalam pembentukan molekul hidrogen dalam reaksi reduksi katodik. Urutan reaksi dari atom hidrogen: H* + O 2 HO 2 HO 2 + H* H 2 O 2 Dalam reaksinya, di mana elektroda yang terbuat dari logam (M), hidrogen peroksida mengambil bagian dalam menghasilkan reaksi radikal hidroksil ( OH): H 2 O 2 + M 2+ M 3+ +. OH + OH - (LaConti, 2003). Tegangan akan merusak dinding-dinding sel bakteri sehingga akan meningkatkan permeabilitas sel, dalam hal ini tubuh bakteri tidak dilindungi oleh dinding sel karena dinding sel telah rusak, kemudian OH yang terbentuk dari H 2 O 2 akan menembus sitoplasma yang tersusun atas protein dan DNA. OH akan berperan aktif untuk mempercepat kematian bakteri. Langkah akhir dari penelitian ini adalah melakukan pengamatan ph dengan menggunakan ph meter Ohaus pada masing-masing air yang sudah dielektrolisis dengan beberapa variasi tegangan. 41

Tabel 4. Hasil pengukuran ph pada air setelah proses elektrolisis dengan beberapa variasi tegangan No Perlakuan ph 1 0 V 8,36 2 2,8 V 8,21 3 5 V 8,17 4 10 V 7,66 5 15 V 8,11 6 20 V 8,09 8.6 8.4 PH ph 8.2 8 7.8 7.6 7.4 PH 7.2 0 2,8 5 10 15 20 potensial (Volt) Grafik 10. Hasil pengukuran ph air setelah dielektrolisis dengan beberapa variasi tegangan (Volt) Berdasarkan tabel 4 dan Gambar 10 dapat diketahui bahwa dengan adanya proses elektrolisis dengan berbagai variasi tegangan (Volt) tidak begitu berpengaruh 42

terhadap perubahan ph air yang dielektrolisis karena jika dibandingkan PH awal air sebelum dielektrolisis dengan ph air setelah dielektrolisis tidak berubah begitu besar masih kisaran 8, hanya saja pada variasi tegangan 10 Volt ph yang ditunjukkan mengalami penurunan sedikit yaitu kisaran ph 7,66. ph air yang diukur cenderung basa dikarenakan adanya pembentukan OH - yang cenderung lebih dominan pada proses oksidasi reduksi pada saat proses elektrodisinfeksi, berikut reaksi yang terjadi: 2H 2 O 4H + + 4e - + O 2 (anoda) 4H 2 O + 4e - 2H 2 + 4OH - (katoda) Hasil ph air yang terukur jika dibandingkan dengan literartur sesuai Standar Baku Mutu Air Bersih No. 416/Menkes/ Per/ IX/1990 bahwa ph air bersih kisaran ph 6,5-8,5, jadi masih memenuhi syarat dan ketentuan ataupun baku mutu apabila digunakan. Tabel 5. Hubungan antara variasi tegangan (Volt) dengan Coliform dan E. Coli yang terbunuh serta H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi No Tegangan (Volt) Coliform (MPN) E.Coli (MPN) Konsentrasi H 2 O 2 (mg/l) 1 2,8 11 11 0,0138 2 5 0 0 0,2565 3 10 0 0 9 4 15 29 14 0,0181 5 20 8 8 0,0327 43

Tegangan (Volt) 30 25 Coliform (MPN) E.Coli (MPN) 20 15 Konsentrasi H2O2 (mg/l) 10 5 0 1 2 3 4 5 Gambar 11. Hubungan antara variasi tegangan (Volt) dengan Coliform dan E.Coli yang terbunuh serta H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi Hubungan antara variasi tegangan (Volt) dengan Coliform dan E. Coli yang terbunuh serta H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi ditunjukkan pada tabel dan gambar dimana dapat diketahui bahwa antara tegangan (Volt) dengan Coliform dan E. Coli yang terbunuh serta H 2 O 2 yang terbentuk pada proses elektrodisinfeksi tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh dari proses elektrodisinfeksi yang dilakukan, proses analisis bakteri serta pengukuran H 2 O 2 yang kurang optimal. 44