Bab II Tinjauan Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Tinjauan Pustaka"

Transkripsi

1 Bab II Tinjauan Pustaka II.1. Elektrolisis Elektrolisis adalah proses yang menggunakan energi listrik, agar reaksi kimia yang tidak berlansung secara remodinamika, dapat dibuat berlangsung. Sedangkan sel elektrolisis ialah alat untuk melaksanakan elektrolisis (Dogra, 1990), atau dapat juga dikatakan sel elektrolisis adalah sel dimana energi listrik digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia (Ahmad, 1992). Agar elektrolisis dapat terjadi biasanya diperlukan potensial yang lebih besar dari harga potensial reduksi standarnya, yang biasanya disebut sebagai potensial lebih (overvoltage). Potensial lebih merupakan ukuran energi pengaktifan bagi reaksi elektroda (Ahmad, 1992). Ketika perbedaan antara potensial dekomposisi dan potensial dekomposisi reversibel menjadi cukup besar, satu atau kedua elektroda tidak bertindak reversibel, maka dikatakan bahwa elektroda tersebut terpolarisasi. Kondisi ini mungkin hasil dari perubahan konsentrasi di sekitar elektroda atau dari suatu tahap lambat dalam reaksi elektroda (Timm, 1947). Menurut Sukardjo (2002) polarisasi dibagi menjadi dua, yaitu polarisasi konsentrasi yang disebabkan oleh perubahan konsentrasi di sekitar elektroda dan polarisasi potensial lebih yang disebabkan oleh jenis elektroda dan proses yang terjadi di permukaannya. Perbedaan konsentrasi pada kedua elektroda akibat elektrolisis, menyebabkan timbulnya beda potensial. Beda potensial ini dapat melawan potensial dari luar. Namun perbedaan konsentrasi ini diperkecil oleh adanya aliran ion. Potensial lebih akan meningkat dengan meningkatnya rapat arus. Reaksi pada elektroda yang menghasilkan gas, memerlukan potensial lebih yang besar (Ahmad, 1992). Potensial lebih untuk gas klor pada anoda sangat kecil, sedangkan potensial lebih untuk oksigen lebih besar. Potensial lebih beberapa gas diberikan dalam Tabel II.1 di bawah ini:

2 6 Tabel II.1 Potensial lebih beberapa gas pada 25 o C I (ma/cm 2 ) Gas Pt-Pt hitam Pt halus Grafit - Hidrogen ~0,00 a 0,02 a 0,60 a 1 Oksigen 0,40 b 0,72 b - 10 Oksigen 0,52 b 0,85 b - 50 Oksigen 0,61 b 1,16 b Oksigen 0,64 b 1,28 b Klor 0,07 b 0,24 b 0,50 b a. Timm, 1992 b. Sukardjo, 2002 Pengaruh konsentrasi pada potensial elektroda ditunjukkan oleh persamaan Nernst di bawah ini (Ahmad, 1992): Dalam persamaan ini E adalah potensial elektroda dalam volt, E o adalah potensial elektroda standar (reversibel) dalam volt, R adalah konstanta gas ( 8,314 JK -1 mol -1 ), T adalah temperatur mutlak (K), n adalah perubahan valensi (banyaknya elektron) yang terlibat dalam reaksi sel, dan F adalah tetapan Faraday (96500 coulomb). Sedangkan untuk menghitung besarnya potensial sel minimum yang dibutuhkan agar elektrolisis dapat terjadi, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan II.2 dibawah ini (Basset dkk., (1994): Dalam persamaan ini, E terp E kat E an E pk E pa I R = potensial yang harus diberikan (volt) = potensial pada katoda dalam kesetimbangan (volt) = potensial pada anoda dalam kesetimbangan (volt) = potensial lebih pada katoda (volt) = potensial lebih pada anoda (volt) = arus (A) = hambatan larutan (ohm)

3 7 II.2. Elektroda Pada beberapa sel elektrolisis, elektroda adalah komponen utama pada sistem. Elektroda dimasukkan ke dalam elektrolit dan salah satunya sebagai sumber positif (anoda) dan yang lain sebagai sumber negatif (katoda). Fungsi elektroda adalah sebagai tempat terjadinya reaksi reduksi atau oksidasi. Elektroda dapat terbuat dari beberapa material seperti baja stainless, titanium, platina, nikel dan karbon (Kothari dkk., 2007). Dalam proses elektrolisis, elektroda dikategorikan dalam dua tipe yaitu elektroda inert dan elektroda aktif. Elektroda inert tidak berpartisipasi dalam reaksi kimia dan hanya menyediakan permukaan, dimana transfer elektron dapat terjadi. Elektroda inert tidak mengalami perubahan selama elektrolisis. Platina dan karbon adalah elektroda yang sering digunakan sebagai elektroda inert. Elektroda aktif secara kimia berpartisipasi dalam reaksi redoks. Elektroda baja dan tembaga dikategorikan sebagai elektroda aktif karena mereka berpartisipasi aktif dalam sel elektrolisis. Suatu saat mereka menunjukkan masalah korosi, ini terjadi ketika larutan elektrolit yang digunakan adalah larutan alkaline dan air asin dengan variasi konsentrasi (Kothari dkk., 2007). Elektroda yang digunakan pada elektrolisis air, harus mempunyai sifat-sifat di bawah ini (Hussein, 1992): a. Konduktor elektronik yang bagus. b. Permukaan katalitik yang sesuai untuk keluarnya hidrogen atau ion hidroksil. c. Mempunyai permukaan yang luas. d. Mempunyai kemampuan yang cukup untuk melepaskan gas hidrogen yang dihasilkan dan memisahkan dari elektrolit pada elektrolisis.

4 8 II.3. Elektrolit Terjadinya proses elektrolisis air atau suatu larutan adalah karena adanya ion-ion elektrolit dalam larutan. Elektrolit umumnya dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan lemah. II.3.1 Elektrolit kuat Elektrolit kuat adalah zat yang terionisasi sempurna dalam larutan, yang meliputi padatan ion, asam kuat dan basa kuat. Sebagai hasil pengionan sempurna, konsentrasi ion dalam larutan sebanding dengan konsentrasi elektrolit yang ditambahkan. Pada konsentrasi rendah, konduktivitas molar elektrolit kuat mentaati hukum Kohlrausch, yaitu bahwa konduktivitas molar sebanding dengan akar dari konsentrasi, dan dituliskan dalam bentuk persamaan II.3 di bawah ini (Atkins, 1999): Dalam persamaan di atas, Λ o m merupakan konduktivitas molar pembatas, yaitu konduktivitas molar dalam limit konsentrasi (jika ion tidak berantaraksi), sedangkan μ adalah koefisien yang bergantung pada stoikiometri elektrolit (apakah itu berbentuk MA, atau M 2 A dan seterusnya). Kohlrausch juga membuktikan bahwa Λ o m dapat dinyatakan sebagai jumlah kontribusi dari ion individualnya. Jika konduktivitas molar pembatas kation dinyatakan dengan λ + dan untuk anion dinyatakan dengan λ-, maka hukum migrasi bebas ion dapat diungkapkan dalam persamaan II.4 di bawah ini (Atkins, 1999): Dengan ν + dan ν - merupakan jumlah kation dan anion persatuan rumus elektrolit (ν + = ν - = 1 untuk HCl, NaCl dan CuSO 4, tetapi ν + = 1, ν - = 2 untuk MgCl 2 ).

5 9 Konduktivitas molar pembatas untuk beberapa elektrolit kuat diberikan dalam Tabel II.2 di bawah ini (Atkins, 1999): Tabel II.2 Konduktivitas ion pembatas dalam air pada 25 o C (Atkins, 1999) Kation Li + Konduktivitas (S cm 2 mol -1 ) 38,7 Anion Konduktivitas (S cm 2 mol -1 ) Na + 50,10 K + 73,50 Cl - 76,35 Mg ,0 SO ,0 Ca ,0 OH - 199,1 Ba ,2 H + 349,6 III.3.2 Elektrolit lemah Elektrolit lemah adalah zat yang tidak terionisasi sempurna dalam larutan. Penggandaan konsentrasi nominal elektrolit lemah, tidak menggandakan jumlah ion tersebut dalam larutan, karena dipengaruhi derajat ionisasinya. Zat ini meliputi asam Bronsted lemah seperti CH 3 COOH dan basa Bronsted lemah seperti NH 3 (Atkins, 1999). II.4. Gerakan Ion Gerakan ion dalam larutan dapat dipelajari dengan mengukur konduktivitas listrik dari larutan elektrolit. Migrasi kation menuju elektroda bermuatan negatif dan anion menuju elektroda bermuatan positif membawa muatan melalui larutan. Jika dua elektroda yang terpisah dengan jarak berada pada beda potensial Φ, maka ion dalam larutan di antara kedua elektroda itu, mengalami medan listrik seragam yang besarnya dapat dihitung dengan persamaan II.5 di bawah ini (Atkins, 1999):

6 10 Adanya medan listrik tersebut, ion yang bermuatan ze, mengalami gaya (F) yang besarnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan II.6 di bawah ini (Atkins, 1999): Gaya ini menyebabkan kation bergerak menuju elektroda negatif dan anion bergerak menuju elektroda positif. Akan tetapi, saat ion bergerak melalui pelarut, ion tersebut mengalami gaya gesekan ( ) yang besarnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan II.7 di bawah ini (Atkins, 1999): Dalam persamaan ini, η merupakan viskositas larutan (kg m -1 s -1 ), adalah jarijari hidrat ion, s adalah kecepatan ion dan π = 3,14. Kedua gaya ini, bekerja dalam arah yang berlawanan dan ion akan mencapai kecepatan akhir (kecepatan hanyut), jika gaya mempercepat (F) diimbangi oleh gaya gesekan ( ). Besarnya kecepatan hanyut ion ( ) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan II.8 di bawah ini (Atkins, 1999): Menurut persamaan di atas, kecepatan hanyut ion sebanding dengan kuat medan listrik yang diberikan, sehingga persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi persamaan II.9 di bawah ini (Atkins, 1999): Dalam hal ini, adalah mobilitas ion. Berdasarkan eksperimen, konduktivitas molar ion logam alkali bertambah dari Li + ke Cs + walaupun radius ionnya bertambah (Tabel II.3). Berdasarkan teori, konduktivitas akan berkurang dengan bertambahnya ukuran ion. Ukuran ion yang digunakan/mempengaruhi konduktivitas adalah ukuran ion dalam larutan (jari-jari hidrat ion), yaitu jari-jari efektifnya dalam larutan dengan memperhitungkan molekul H 2 O yang dibawa dalam bola hidrasinya. Ion kecil menimbulkan medan listrik lebih kuat daripada ion besar. Jadi dengan jari-jari ion kecil, dapat mempunyai jari-jari hidrat besar, karena ion tersebut menyeret banyak molekul pelarut melalui larutan saat bermigrasi (Tabel II.3) (Atkins, 1999).

7 Alkali Tanah Alkali 11 Tabel II.3 Jari-jari ion golongan alkali dan alkali tanah (Worrall, 1986) Golongan Lambang Unsur jari-jari ion (pm) Jari-jari hidrat (pm) Li Na K Rb Cs Mg Ca Ba Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wei dkk. (1991) bahwa pada konsentrasi yang sama, jumlah molekul air hidrasi (N hyd ) per molekul elektrolit meningkat dengan menurunnya jari-jari ionnya (kation), dimana N hyd (LiCl) > N hyd (RbCl) > N hyd (CsCl). Namun jumlah molekul air hidrasi akan menurun dengan meningkatnya konsentrasi larutan. Proton, walaupun sangat kecil mempunyai konduktivitas molar yang sangat tinggi, ini karena proton bertingkahlaku dengan mekanisme, yang tidak bersangkutan dengan gerakan sebenarnya melalui larutan. Menurut mekanisme rantai migrasi proton, proton yang terlarut bergerak melalui larutan dengan gerakan efektif yang berhubungan dengan penataan ulang ikatan dalam gugus molekul air. Mekanisme rantai migrasi proton dapat dilihat pada Gambar II.1 di bawah ini (Barrow, 1996).

8 12 H H H H + + Н О H O H O H O H H + H H H (-) (-) H O H O H O H O OH - Gambar II.1 Pergerakan (a) H + dan (b) OH - melalui mekanisme transfer proton II.5. Elektrolisis Air Menurut Chang (2005) air di dalam gelas kimia pada kondisi atmosfer (1 atm dan 25 o C) tidak akan terurai secara spontan membentuk gas hidrogen dan oksigen, sebab perubahan energi bebas standar untuk reaksi ini positif dan besar, seperti yang ditunjukkan pada persamaan II.10 dibawah ini: 2H 2 O (l) 2H 2(g) + O 2(g) ΔG = 474,4 kj (II.10) Namun demikian, reaksi ini dapat dibuat berlangsung di dalam sel elektrolisis Hoffman. Sel ini terdiri atas sepasang elektroda yang terbuat dari logam nonreaktif (inert) seperti platina. Ketika elektroda-elektrodanya dihubungkan ke baterai, ternyata tidak terjadi sesuatu, karena tidak cukup ion dalam air murni untuk membawa arus listrik (pada air murni hanya memiliki ion H + dan OH - sebesar 1 x 10-7 M). Reaksi akan terjadi dengan mudah dalam larutan H 2 SO 4 0,1 M, sebab terdapat cukup ion dalam air murni untuk membawa arus listrik (Chang, 2005). Proses pada anodanya adalah: 2H 2 O (l) O 2(g) + 4H + (aq) + 4e - Sementara pada katoda terjadi H + (aq) + e - ½ H 2(g) Sehingga reaksi keseluruhan yang terjadi adalah Anoda (oksidasi): 2H 2 O (l) 2H 2(g) + 4 H + (aq) + 4e - Katoda (reduksi): 4H + (aq) + e - 2 H 2(g) 2H 2 O (l) 2H 2(g) + O 2(g)

9 13 Elektrolisis air adalah demonstrasi yang praktis untuk menggambarkan rumus molekul air, bahwa air terdekomposisi menghasilkan dua gas hidrogen dan satu gas oksigen. Volume gas ini dapat terukur dengan menggunakan sel elektrolisis Hoffman (Gambar II.2), yang mana dua elektroda terbuat dari logam inert platina yang dihubungkan ke power supply DC (Zhou, 1996). Gambar II.2 Sel elektrolisis Hoffman Menurut Zhou (1996) untuk mempermudah gerakan arus dalam sel elektrolisis, beberapa tetes H 2 SO 4 atau NaOH biasanya ditambahkan ke dalam air. Disamping itu juga menurut Russell yang dikutip olehnya, untuk mempermudah gerakan arus dalam sel elektrolisis dapat juga ditambahkan garam Na 2 SO 4 ke dalam air. Berdasarkan persamaan reaksi dekomposisi air pada persamaan II.10, terlihat bahwa jumlah gas hidrogen yang diproduksi adalah dua kali lebih banyak dari pada gas oksigen. Tapi dalam prakteknya, hasil dari demonstrasi sering tidak sama dengan teori, dimana volume gas hidrogen lebih besar dari dua kali lipat gas oksigen. Zhou (1996) mengatakan bahwa ini terjadi karena gas oksigen lebih larut dalam air daripada gas hidrogen, contohnya, pada temperatur 20 o C dan tekanan 100 kpa kelarutan oksigen adalah 31 ml/l dimana gas hidrogen 18 ml/l. Berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukannya, untuk reaksi yang optimum dalam elektrolisis air yang dapat menghasilkan gas hidrogen dan

10 14 oksigen dengan perbandingan 2:1 adalah pada konsentrasi 10 15%w elektrolit H 2 SO 4 atau NaOH dan voltase antara 18 sampai 24 Volt. II.6. Elektrolisis Larutan Garam Klorida Menurut Achmad (1992) pada waktu mengelektrolisis larutan NaCl, reaksi yang terjadi pada anoda akan mempunyai dua kemungkinan yaitu: 1. Apabila konsentrasi NaCl sangat kecil (larutan NaCl sangat encer) reaksi yang terjadi adalah Reaksi pada anoda (+) 2H 2 O (l) O 2(g) + 4H + (aq) + 4e Reaksi pada katoda (-) 2H 2 O (l) + 2e H 2(g) + 2OH - (aq) Reaksi sel 6 H 2 O (l) 2H 2(g) + O 2(g) + 4H + + 4OH - (aq) 2. Apabila konsentrasi NaCl tinggi (larutan NaCl pekat) reaksi yang terjadi adalah Reaksi pada anoda (+) 2Cl - (aq) Cl 2(g) + 2e Reaksi pada katoda (-) 2H 2 O (l) + 2e H 2(g) + 2OH - (aq) Reaksi sel 2Cl - (aq) + 2H 2 O (l) Cl 2(g) + H 2(g) + 2OH - (aq) Namun pada pernyataanya tidak disebutkan batasan antara larutan sangat encer dan pekat (Ahmad, 1992). Menurut Shakhashiri (2006) pada elektrolisis air asin (larutan NaCl), air direduksi pada katoda. Hal ini terjadi karena air lebih mudah direduksi daripada ion natrium. Ini digambarkan dalam potensial reduksi standar mereka (Tabel II.4). Pada anoda, dimana oksidasi terjadi, situasinya tidak jelas. Potensial oksidasi standar untuk air adalah -1,23 volt dan untuk ion klorida -1,36 volt. Ini artinya bahwa air lebih mudah dioksidasi daripada ion klorida. Dalam kenyataannya ion klorida yang dioksidasi, bukan air. Hal senada juga diungkapkan oleh Chang (2005) yang mengatakan bahwa potensial reduksi standar (arus nol) untuk oksigen dan klor tidak berbeda jauh, tetapi nilainya mengisaratkan bahwa yang cenderung terjadi adalah H 2 O teroksidasi pada anoda. Namun dari percobaannya ternyata gas yang dibebaskan pada anoda ialah Cl 2, bukan O 2.

11 15 Reaksi yang terjadi pada elektroda, tidak dapat diprediksi hanya dengan melihat potensial reduksi standar, ini karena potensial reduksi standar dinyatakan pada kondisi kesetimbangan, ketika tidak ada arus yang mengalir. Ketika arus mulai bergerak, distribusi pada ion yang mengelilingi elektroda berubah dan kesetimbangan potensial elektroda tidak tepat lagi. Potensial sel bergantung pada besarnya arus yang bergerak terus padanya (Sakhashiri, 2006). Perbedaan antara kesetimbangan potensial pada arus nol dan potensial ketika arus mengalir dinamakan potensial lebih. Besarnya potensial lebih bergantung pada komposisi elektroda dan elektrolit, maupun arus. Umumnya, pada potensial lebih yang kecil, prediksi reaksi yang terjadi pada elektroda yang didasarkan pada potensial elektroda standar biasanya benar. Tetapi dalam elektrolisis natrium klorida encer, potensial lebih untuk oksidasi air (sebuah molekul netral) cukup besar, sehingga membuat air lebih sulit dioksidasi daripada ion klorida (Sakhashiri, 2006). Pada penelitian ini, difokuskan kepada laju produksi gas hidrogen pada elektrolisis larutan garam klorida. Garam klorida yang digunakan adalah garam klorida yang berasal dari golongan alkali dan alkali tanah, yang selanjutnya disebut dengan garam alkali klorida dan garam alkali tanah klorida. Garam alkali klorida yang digunakan yaitu litium klorida (LiCl), natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl) dan garam alkali tanah klorida yang digunakan adalah magnesium klorida heksahidrat (MgCl 2.6H 2 O), kalsium klorida dihidrat (CaCl 2.2H 2 O), dan barium klorida dihidrat (BaCl 2.2H 2 O). Elektrolisis pada penelitian ini menggunakan sel elektrolisis Hoffman yang dibuat di bengkel gelas Laboratorium Kimia FMIPA ITB, dengan bahan dari buret yang dirancang seperti Gambar II.3 di bawah ini:

12 Gambar II.3 Rancangan alat yang digunakan dalam penelitian Secara teori, jika larutan garam klorida di atas dielektrolisis pada keadaan standar, maka beberapa reaksi yang mungkin terjadi adalah: a. Pada katoda (reduksi) Li + (aq) + e Na + (aq) + e K + (aq) + e Mg 2+ (aq) + 2e Ca 2+ (aq) + 2e Ba 2+ (aq) + 2e 2H 2 O (l) + 2e b. Pada anoda (oksidasi) Li (s) Na (s) K (s) Mg (s) Ca (s) Ba (s) H 2(g) + 2OH - (aq) 2Cl - (aq) Cl 2(g) + 2e - 2H 2 O (l) O 2(g) + 4H + (aq) + 4e - Jika dilihat dari harga potensial reduksinya (Tabel II.4), maka secara umum reaksi yang paling mungkin terjadi pada katoda adalah reaksi reduksi hidrogen, ini karena suatu zat akan mudah direduksi jika memiliki harga potensial reduksi bernilai positif. Semakin positif harga potensial reduksinya maka semakin mudah zat tersebut direduksi (Chang, 2005).

13 17 Tabel II.4 Daftar potensial reduksi standar (Chang, 2005) Setengah reaksi E o (V) Cl 2(g) + 2 e 2Cl - (aq) +1,36 O 2(g) + 4 H + (aq) + 4 e H 2 O (l) +1,23 2 H 2 O (l) + 2 e H 2(g) + 2OH - (aq) -0,83 Mg 2+ (aq) + 2e Mg (s) -2,37 Na + (aq) + e - Na (s) -2,71 Ca 2+ (aq) + 2e Ca (s) -2,87 Ba 2+ (aq) + 2e Ba (s) -2,90 K + (aq) + e - K (s) -2,93 Li + (aq) + e - Li (s) -3,05 Jika dilihat dari ion-ion penyusun garam klorida yang digunakan, dari beberapa ion tersebut banyak terkandung di dalam air laut (Tabel I.1), sehingga kajian tentang elektrolisis air laut atau air asin, sedikit banyak akan memberikan gambaran tentang reaksi yang mungkin terjadi pada penelitian ini. Salah satu penelitian tentang elektrolisis air laut atau air asin adalah yang dilakukan oleh Hussein (1992), yaitu melakukan penelitian dengan mengelektrolisis air laut buatan dengan sumber ion elektrolitnya adalah garam klorida (NaCl dan NaCl+MgCl 2 ), yang diterapkan pada voltase 6 20 volt. Menurut hasil penelitiannya, laju produksi gas hidrogen akan meningkat dengan meningkatnya total zat terlarut (ion elektrolit), ini menunjukkan meningkatnya konduktivitas larutan garam. Laju produksi gas hidrogenpun meningkat dengan meningkatnya voltase yang digunakan. Selain gas hidrogen, pada katoda juga diperoleh endapan magnesium (Mg(OH) 2 ). Menurut Williams yang dikutip olehnya mengatakan bahwa pada elektrolisis air laut, endapan Mg(OH) 2 dan Ca(OH) 2 ditemukan. Endapan magnesium hidroksida meningkat sebanding dengan meningkatnya total zat terlarut dalam larutan (Hussein, 1992).

14 18 Pada anoda, reaksi yang mungkin terjadi adalah reaksi oksidasi air menjadi gas oksigen, karena suatu zat akan mudah dioksidasi jika harga potesial reduksinya bernilai negatif. Semakin negatif harga potensial reduksinya maka semakin mudah zat tersebut dioksidasi. Namun, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Hussein (1992), gas klor adalah produk utama pada anoda dalam elektrolisis air garam yang mengandung klorida. Menurut Williams yang dikutip olehnya menyatakan bahwa gas klor akan meningkat dengan meningkatnya voltase, tetapi dalam pernyataannya tidak disebutkan tentang lamanya waktu elektrolisis. Untuk menganalisis gas klor yang dihasilkan dari elektrolisis dapat ditentukan dengan menggunakan alat GC (gas chromatografi). Hasil yang tidak akurat dari penggunaan alat GC pada analisis gas klor adalah dari fakta dimana gas klor lebih berat dari oksigen dan cenderung berada di bawah (larut), sehingga analisis menjadi lemah (Hussein, 1992). Gas klor mempunyai kelarutan yang cukup besar dalam air. Kelarutan gas klor akan menurun terus menerus dengan meningkatnya konsentrasi MClx (M = Na, K, Ca, Ba, Mg, Ni, Co, Zn, Fe(III)) dalam larutan. (Alkan dkk., 2005). Untuk mengetahui gas yang dihasilkan pada elektrolisis, baik di katoda maupun di anoda, pada penelitian ini digunakan larutan indikator bromtimol biru sebagai uji kualitatif. Pemilihan indikator ini didasarkan pada rentang ph dari bromtimol biru antara , dimana pada rentang ph tersebut merupakan keadaan ph air murni. Penggunaan indikator ini juga didasarkan pada teori, bahwa kompetisi reaksi oksidasi terjadi pada anoda, dimana oksidasi oksigen akan meningkatkan konsentrasi H + sehingga akan menurunkan ph di sekitar anoda dan akan memberikan perubahan warna jika di dalam larutan terdapat indikator. Sedangkan jika ion klorida yang dioksidasi tidak akan memberikan perubahan warna indikator. Pada katoda, jika oksidasi dari H 2 O menjadi gas hidrogen maka akan meningkatkan konsentrasi OH -, sehingga akan meningkatkan ph di sekitar katoda dan akan memberikan perubahan warna indikator yang berbeda.

15 19 Penggunaan indikator pada elektrolisis sudah banyak digunakan, karena perubahan warna yang ditunjukan oleh suatu indikator dapat menggambarkan reaksi yang terjadi. Menurut Eggen dan Kvittingen (2004) jika ditambahkan indikator bromtimol biru dalam suatu larutan, maka akan terjadi perubahan warna pada indikator yaitu perubahan warna dari hijau ke biru pada elektroda negatif dan kuning pada elektroda positif. Sedangkan jika ion klorida yang dioksidasi, maka tidak akan terjadi perubahan warna disekitar anoda. Hal senada juga dikatakan oleh Stauffer dan Fox (2008), penambahan indikator 1,10 phenanthrolin dan thimolpthalin pada elektrolisis air yang menggunakan paku besi sebagai elektroda, akan memberikan perubahan warna yang berbeda yaitu orange pada anoda (kompleks Fe 2+ dengan 1,10 phenanthroline) dan biru pada katoda indikasi adanya ion OH -. Selain dengan indikator, adanya gas klor dapat diketahui dengan cara melewatkan gas klor ke dalam larutan KI. Gas klor atau air klor di dalam larutan KI akan mengoksidasi ion iodida menjadi iodin dan menyebabkan perubahan warna dari bening (tidak berwarna) menjadi coklat (Vogel, 1985).

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK Nama : Ririn Vidiastuti NIM : 06111010015 Shift : A Kelompok : 5 (Lima) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK A. Jumlah Ion yang Ada Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008)

BAB II ISI. Sumber gambar: (salirawati, 2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya hantar listrik adalah parameter yang dipengaruhi oleh salinitas tinggi rendahnya berkaitan erat dengan nilai salinitas. Konduktivitas (Daya Hantar Listrik / DHL)

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA 1. Larutan Elektrolit 2. Persamaan Ionik 3. Reaksi Asam Basa 4. Perlakuan Larutan

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN ION ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI GAS HIDROGEN PADA ELEKTROLISIS LARUTAN GARAM KLORIDA TESIS

PENGARUH UKURAN ION ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI GAS HIDROGEN PADA ELEKTROLISIS LARUTAN GARAM KLORIDA TESIS PENGARUH UKURAN ION ELEKTROLIT TERHADAP PRODUKSI GAS HIDROGEN PADA ELEKTROLISIS LARUTAN GARAM KLORIDA TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memproleh gelar Magister dari Institut Teknologi

Lebih terperinci

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 1. Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1 Jumlah bilangan oksidasi senyawa adalah nol, Kalium (K) mempunyai biloks +1 karena

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na.

Dalam 1 golongan dari atas ke bawah energi ionisasi bertambah kecil ionisasi K < ionisasi Na. 20 Soal + pembahasan. 1. Unsur-unsur golongan alkali disusun dengan meningkatnya nomor atom, yaitu : Li, Na, K, Rb dan Cs. Sifat-sifat golongan alkali yang betul adalah. A. sifat reduktor Na lebih kuat

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8 1. Pada suatu suhu tertentu, kelarutan PbI 2 dalam air adalah 1,5 x 10-3 mol/liter. Berdasarkan itu maka Kp PbI 2 adalah... A. 4,50 x 10-9 B. 3,37 x 10-9 C. 6,75 x 10-8 S : PbI 2 = 1,5. 10-3 mol/liter

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan

Reaksi Dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Reaksi Dan Stoikiometri Larutan Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri dari:

Lebih terperinci

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s) Persamaan Redoks Dalam reaksi redoks, satu zat akan teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Proses ini terkadang mudah untuk dilihat; untuk contoh ketika balok logam tembaga ditempatkan dalam larutan perak

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

Reaksi dan Stoikiometri Larutan

Reaksi dan Stoikiometri Larutan Reaksi dan Stoikiometri Larutan A. PERSAMAAN REAKSI ION Persamaan reaksi ion adalah persamaan reaksi yang menjelaskan bagaimana reaksi antar-ion terjadi pada larutan elektrolit. Persamaan reaksi ion terdiri

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Gambar 1.1 Proses kenaikan titik didih Sumber: Jendela Iptek Materi Pada pelajaran bab pertama ini, akan dipelajari tentang penurunan tekanan uap larutan ( P), kenaikan titik

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 9 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 9 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 9 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Isotop terdiri dari A. 13 proton, 14 elektron dan 27

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 8 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Di antara unsur-unsur 12 P, 16 Q, 19 R, 34 S dan 53

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI

BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI BAB III TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI A. STANDAR KOMPETENSI Mendiskripsikan hukumhukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia. B. Kompetensi Dasar : Menuliskan nama senyawa anorganik

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT BAB 6 LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT Standar Kompetensi Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat larutan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

LOGO TEORI ASAM BASA

LOGO TEORI ASAM BASA LOGO TEORI ASAM BASA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP 2012 Beberapa ilmuan telah memberikan definisi tentang konsep asam basa Meskipun beberapa definisi terlihat kurang jelas dan berbeda satu sama lain, tetapi

Lebih terperinci

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS A. Pililah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Reduksi 1 mol ion MnO 4 - menjadi ion Mn 2+, memerlukan muatan listrik sebanyak. A. 1 F D. 2 F B. 3 F E. 4 F C. 5 F 2. Reaksi

Lebih terperinci

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PENYETARAN REAKSI REDOKS Dalam menyetarakan reaksi redoks JUMLAH ATOM dan MUATAN harus sama Metode ½ Reaksi Langkah-langkah:

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 01. Diketahui ion X 3+ mempunyai 10 elektron dan 14 neutron.

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam PERCOBAAN VI A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam B. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Mengetahui sifat bahan kimia terutama logam Cu dan logam Mg terhadap asam sitrat. 2. Mengamati reaksi-reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Diskusi

Bab IV Hasil dan Diskusi Bab IV Hasil dan Diskusi IV.1 Hasil Eksperimen Eksperimen dikerjakan di laboratorium penelitian Kimia Analitik. Suhu ruang saat bekerja berkisar 24-25 C. Data yang diperoleh mencakup data hasil kalibrasi

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 11 BAB VIII LARUTAN ASAM DAN BASA Asam dan basa sudah dikenal sejak dahulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti

Lebih terperinci

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A

KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A KONDUKTOMETRI OLEH : AMANAH FIRDAUSA NOFITASARI KIMIA A 2011 11030234016 Pengertia n Konduktometri Metode analisis yang memanfaatkan pengukuran daya hantar listrik, yang dihasilkan dari sepasang elektroda

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA Di soal diketahui dan ditanya: m (NH 2 ) 2 CO = 12.000 ton/tahun (pabrik) m N 2 = ton/tahun?

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: TERMOKIMIA Pada soal diketahui dan ditanya: ΔH c C 2 H 5 OH = -1380 kj/mol ΔH d C 6 H 12 O 6 = -60 kj/mol ΔH c C

Lebih terperinci

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA

BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA BAB IV BILANGAN OKSIDASI DAN TATA NAMA SENYAWA 1. BILANGAN OKSIDASI Bilangan oksidasi suatu unsur menggambarkan kemampuan unsur tersebut berikatan dengan unsur lain dan menunjukkan bagaimana peranan elektron

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001):

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001): Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Elektrokimia Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi

Lebih terperinci

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 26. Diketahui lambing unsur Fe, maka jumlah p +, e - dan n o dalam ion Fe 3+ adalah.... Jawab :, Fe 3+ + 3e - Fe [ 18 Ar] 4s 2 3d 6 [

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: 1. Rahma Tia (1113016200044) 2. Diana Rafita. S (1113016200051) 3. Agus Sulistiono (1113016200052) 4. Siti Fazriah (1113016200062) Kelompok 4

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan (swelling) tanah lempung tanpa elektrokinetik Hasil pengujian pengembangan tanah lempung tanpa elektrokinetik dapat dilihat pada Lampiran

Lebih terperinci

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK

STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA. Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK STUDI ELEKTROLISIS LARUTAN KALIUM IODIDA Oleh : Aceng Haetami ABSTRAK Telah dilakukan penelitian dengan judul : Studi Elektrolisis Larutan Kalium Iodida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : waktu

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 11 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 11 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 11 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Unsur dengan nomor massa 45 dan mempunyai jumlah netron

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Laporan Praktikum Kimia Dasar II Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Tanah (Swelling) Lempung Ekspansif tanpa Metode Elektrokinetik Hasil pengujian berikut dilakukan sebagai pembanding bagaimana nilai pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5

D. 3 dan 4 E. 1 dan 5 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20 elektron dan 20 netron 2. 10 elektron dan 12 netron 3. 15 proton dan 16 netron 4. 20 netron dan 19 proton 5. 12 proton dan 12 netron Yang memiliki

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

Soal 1. Asal mula dari Atmosfir (18 poin)

Soal 1. Asal mula dari Atmosfir (18 poin) Soal 1. Asal mula dari Atmosfir (18 poin) Pada awal mula kehidupan dimuka bumi, komposisi atmosfir sangat berbeda dengan keadaan sekarang ini. Pada saat itu, gas A, metana, ammonia, dan gas gas lain kandungannya

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 3

SIMULASI UJIAN NASIONAL 3 SIMULASI UJIAN NASIONAL 3 1. Diketahui: H, Li, Be, O, F, Ne, Na, Mg, 1 3 4 8 9 10 11 12 Ar, 18 36 Kr Kelompok unsur atau ion berikut yang mempunyai konfigurasi elektron yang sama (A) O 2-, F -, Ne (D)

Lebih terperinci

D. golongan IIIA perioda 4 E. golongan VIA perioda 5

D. golongan IIIA perioda 4 E. golongan VIA perioda 5 1. Isotop terdiri dari... A. 13 proton, 14 elektron dan 27 neutron B. 13 proton, 13 elektron dan 27 neutron C. 13 proton, 13 elektron dan 14 neutron D. 14 proton, 14 elektron dan 13 neutron E. 27 proton,

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban yang

Lebih terperinci

Volume gas oksigen yang diperlukan pada reaksi tersebut pada keadaan standart adalah. (Mr propana = 44)

Volume gas oksigen yang diperlukan pada reaksi tersebut pada keadaan standart adalah. (Mr propana = 44) 1. Suatu unsut terletak pada periode ke-3 golongan IIIA, konfigurasi elektron unsur tersebut adalah... A. 1s 2 2s 2 2p 1 B. 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 C. 1s 2 2s 2 2p 6 3s 2 3p 1 D. 1s 2 2s 2 2p 6 3d 10 4s 2

Lebih terperinci