(PSLK) 2016, PENERAPAN THINK PAIR SHARE

dokumen-dokumen yang mirip
Lutfi Nur Zakyah 1, Herawati Susilo 2, Triastono Imam Prasetyo 3 Universitas Negeri Malang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN:

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 2 No. 1, ISSN

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.1 (2016) : 47-52

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 1 NOMOR 1 (ISSN: ) (Halaman 71-77)

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

Oleh Ayu* Sonedi** Kata kunci: Hasil belajar Ekonomi, Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

Kintan Limiansi 1), Sri Endah Indriwati 2) 1) Prodi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

Agus et al., Penerapan Model Pembelajaran Murder Kelas X Sos SMA Negeri 1 Maron...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

Husnul Chotimah SMKN 13 Malang

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DILENGKAPI MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF JIGSAW BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN MAHASISWA. Eka Vasia Anggis Universitas Wiralodra Indramayu

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 6 SEMARANG MELALUI MODEL PBL

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. dianamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA MATAKULIAH EKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS MIND MAPPING DALAM MATA KULIAH FISIOLOGI HEWAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS TADULAKO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan manusia adalah sistem organ yang terjadi dalam tubuh manusia. Pada materi ini siswa


BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Biologi OLEH :

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

Rata-rata UN SMP/Sederajat

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUKAN MACRO MEDIA FLASH 8 PADA MATA PELAJARAN IPA BERBASIS LESSON STUDY DI SMP

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

I. PENDAHULUAN. kepada siswa sejak tingkat dasar secara umum dalam mata pelajaran ilmu

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

Transkripsi:

PENERAPAN THINK PAIR SHARE BERBASIS LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF KELAS SBM-C MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG Herdina Sukma Pranita 1), Sri Endah Indriwati 2), Herawati Susilo 3) Program Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang e-mail : herdinasukmapranita29@yahoo.com telp. 081330532904 Abstrak Hasil observasi dengan pengamatan langsung dalam pembelajaran mahasiswa dengan dosen didapatkan bahwa pembelajaran yang selama ini berlangsung belum menggali keaktifan mahasiswa dalam berargumen, merumuskan masalah, mengevaluasi dan masih didominansi oleh mahasiswa tertentu, sehingga sikap sosial dalam pembelajaran masih belum muncul. Pembelajaran melalui think pair share dinilai dapat memberikan pengalaman sosial dalam belajar. Mahasiswa dapat mendiskusikan dengan teman kelompok, mampu mensharekan jawaban hasil diskusi dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif mahasiswa. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa kelas SBM-C semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Data kemampuan berpikir kritis berupa skor yang diperoleh dari rubrik kemampuan berpikir kritis. Hasil belajar terdiri atas hasil belajar kognitif berupa tes evaluasi akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kemampuan berpikir kritis siswa tiap indikatornya mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu merumuskan masalah dari 64,34 menjadi 75; indikator memberikan argumen dari 78,13 menjadi 85,16; indikator melakukan deduksi dari 64,38 menjadi 76,56; indikator melakukan induksi dari 64,06 menjadi 75; indikator melakukan evaluasi dari 69,44 menjadi 86,72 dan indikator melaksanakan/memutuskan tindakan dari 73,13 menjadi 86,72. 2) hasil belajar kognitif klasikal mahasiswa dari 80,4 menjadi 89,7 dengan presentase ketuntasan meningkat dari 68,75% menjadi 100%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah: (1) Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) berbasis lesson study dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. (2) Pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) berbasis lesson study dapat meningkatkan hasil belajar kognitif mahasiswa. Saran dari penelitian ini adalah:(1) Pendidik diharapkan menerapkan model pembelajaran think pair share berbasis lesson study agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kognitif siswa. (2) bagi pendidik perlu melakukan inovasi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TPS untuk mengurangi sikap individual siswa dan membangun sikap sosial dengan teman kelompok atau kelas. Kata kunci : Pembelajaran Think Pair Share, lesson study, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar kognitif, Mahasiswa SBM-C Universitas Negeri Malang PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan terdapat suatu interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak terlepas untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran yaitu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Secara umum prestasi belajar siswa di Indonesia ditentukan oleh kemampuan kognitif dalam memahami materi pelajaran yang telah ditentukan dalam 846

kurikulum (Bahri, 2008) [2]. Fakta di lapangan, pengajaran di Indonesia hanya berpedoman pada sebuah kurikulum yang menuntut intelegensi tinggi dan mayoritas guru mempersiapkan siswa hanya untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa memperhatikan kondisi pemikiran internal (kognisi) yang terjadi di dalam diri siswa terbangun ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. Masalah lain yang banyak terjadi dalam proses pembelajaran berdasarkan pengalaman adalah seringkali siswa lupa tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru selang beberapa waktu tertentu dan konsep-konsep dari materi ajar sulit untuk dipahami. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Fenomena pembelajaran di sekolah selama ini sebagian besar siswa kurang aktif berinteraksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, baik melalui pertanyaan maupun mengajukan pendapat pada saat kegiatan proses pembelajaran terjadi di kelas. Masalah proses pembelajaran biologi ini menurut Miranda (2010) [6] diduga antara lain erat kaitannya dengan kemampuan berpikir kritis. Proses pembelajaran di sekolah diharapkan juga melatih siswa untuk berpikir kritis. Membelajarkan berpikir kritis penting karena melalui berpikir kritis, siswa akan dilatih untuk mengamati keadaan, memunculkan pertanyaan, merumuskan hipotesis, melakukan observasi dan mengumpulkan data, lalu memberikan kesimpulan. Berpikir kritis juga melatih siswa untuk berpikir logis dan tidak menerima sesuatu dengan mudah. Menurut National Education Association sebagai lembaga independen pemerintah Amerika yang bergerak di bidang pendidikan, (2010) [7] menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis penting untuk membantu siswa dalam mengembangkan bakatnya, melatih konsentrasi dan memfokuskan permasalahan serta berpikir analitis. Kemampuan berpikir kritis yang baik akan menunjang keberhasilan belajar siswa. Beberapa kajian telah mengungkapkan adanya hubungan (bahkan pengaruh) antara kemampuan penalaran formal dan prestasi belajar biologi siswa, termasuk keterampilan laboratorium dan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis mengaktifkan kemampuan analisis dan evaluasi bukti, identifikasi, pertanyaan, kesimpulan logis, memahami aplikasi argumen (Friedrichesen, 2001) [4]. Berpikir kritis juga melatih siswa untuk berpikir logis dan tidak menerima sesuatu dengan mudah. Menurut National Education Association sebagai lembaga independen pemerintah Amerika yang bergerak di bidang pendidikan, (2010) [7] menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis penting untuk membantu siswa dalam mengembangkan bakatnya, melatih konsentrasi dan memfokuskan permasalahan serta berpikir analitis. Observasi pada proses pembelajaran Strategi Belajar Mengajar di Offering C mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang pada 27 Agustus 2015 dan 3 September 2015 materi pendekatan pembelajaran di Gedung O5 ruang PKBM 108 secara umum sudah menerapkan pendekatan saintifik Kurikulum 2013. Masalah belajar yang teramati sesuai hasil observasi yaitu kemampuan berpikir kritis mahasiswa kurang dikembangkan selama proses pembelajaran. Kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1985) [3] dalam Arnyana (2004:29) [1] meliputi kemampuan merumuskan masalah, memberikan argumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, dan memutuskan serta melaksanakan. Kemampuan berpikir kritis yang belum dikembangkan oleh mahasiswa SBM Offering C adalah melakukan deduksi, melakukan induksi, dan melakukan evaluasi. Tiga kemampuan berpikir kritis yang lain yaitu merumuskan masalah, 847

memberikan argumen, memutuskan dan melaksanakan sudah dilaksanakan, namun didominasi orang tertentu saja dan terlihat individualisme. Kemampuan berpikir yang kurang dalam proses pembelajaran mengakibatkan siswa menjadi pasif, tidak memiliki kemandirian serta kesadaran dalam belajar, dan akhirnya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi rendah. Berdasarkan fakta mengenai kurangnya berpikir kritis maka perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif yang sesuai digunakan dalam pembelajaran SBM ini adalah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dan mahasiswa juga harus ikut terjun dengan maksimal dalam pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat diajukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran TPS memiliki prosedur yang secara eksplisit memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Upaya untuk mendukung proses pembelajaran di kelas agar lebih bervariasi dan menarik untuk siswa selain ditunjang dengan model pembelajaran dapat melakukan Lesson study. Menurut Susilo (2011) [10] melalui Lesson study guru dapat belajar dari pembelajaran yang kurang sempurna setelah guru merancang, melaksanakan dan mendiskusikan pembelajaran yang telah dilakukan. Potensi pengembangan Lesson Study dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) menurut Widodo (2008) [1] bahwa partisipasi dalam lesson study bukanlah hanya bermanfaat bagi peserta didik namun juga bagi pengembangan profesionalisme guru yang bersangkutan. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan permasalahan dalam penelitian ini serta dampak dari tindakan yang diberikan. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dengan melakukan tindakan tertentu. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan model Think Pair Share (TPS) berbasis Lesson study untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar mahasiswa Pendidikan Biologi Offering C matakuliah strategi belajar mengajar di Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September hingga bulan Okotober. Alat pengumpul data penelitian menggunakan soal kemampuan berpikir kritis yang mengacu pada indikator (1) merumuskan masalah, (2) memberikan argumen, (3) melakukan deduksi, (4) melakukan induksi, (5) melakukan evaluasi, (6) memutuskan dan melaksanakan tindakan. Soal tes kognitif untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. Soal tes diberikan kepada siswa diakhir setiap siklus pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar keterlaksanaan lesson study serta dokumentasi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbasis LS ini ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Prosedur kegiatan LS (a) Perencanaan tindakan, (b) Pelaksanaan tindakan dan observasi, dengan melakukan kegiatan Lesson study di setiap pertemuannya, dan (c) Tahap refleksi tiap akhir siklus 848

HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Pembelajaran TPS Berdasarkan lembar keterlaksanaan pembelajaran TPS oleh dosen dan mahasiswa, Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dari 25 aspek terdapat 3 aspek yang belum terlaksana yaitu mahasiswa belum mengumpulkan jurnal dan resume sesuai perintah dosen yang direncanakan sesuai SAP, pergantian pasangan secara acak belum nampak dengan jelas, dan tidak semua kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok serta kurangnya waktu dalam review. Pada siklus kedua, sintaks pembelajaran think pair share sudah dilakukan dengan baik sesuai perencanaan dalam SAP. Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran TPS dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 12,2%, Diagram batang keterlaksanaan sintaks TPS dapat dilihat pada Gambar 1. Presentase Keterlaksanaan Sintaks 100 80 60 40 20 0 Diagram Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran TPS Siklus 1Siklus 2 Keterlaksan aan Sintaks Gambar 1 Diagram keterlaksanaan sintaks pembelajaran TPS siklus I dan II Keterlaksanaan Lesson Study Tahap plan pada kedua siklus terlaksana dengan baik. Pada tahap do siklus I pertemuan pertama tidak terlaksana secara keseluruhan. Dari 22 aspek, hanya terlaksana 20 aspek. Aspek yang tidak terlaksana yaitu tidak terjadi diskusi kelompok dalam mengerjakan LKM dan tidak ada dikusi dalam mengumpulkan data, karena kegiatan diskusi dilakukan pada pertemuan kedua. Pada pertemuan kedua dari 22 aspek terlaksana 21 aspek. Aspek yang tidak terlaksana yaitu alokasi waktu dalam pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan. Pada kegiatan see kedua pertemuan tidak terlaksana secara keseluruhan. Dari 16 aspek yang tidak terlaksana sebesar 14 aspek yaitu moderator tidak menyampaikan garis besar tata tertib refleksi dan moderator tidak memberi kesempatan pada dosen model untuk merespon hasil komentar peserta refleksi. Pada siklus II semua tahapan lesson study terlaksana dengan baik. Peningkatan keterlaksanaan keterlaksanaan LS pada do dan see yaitu sebesar 6,82% dan 12,5%. Diagram batang keterlaksanaan sintaks dan keterlaksanaan LS dilihat pada Gambar 2. 849

Persentase Keterlaksanaan LS 120 100 80 60 40 20 0 Diagram Keterlaksanaan Lesson Study Plan Do See Siklus 1 Gambar 2. Diagram keterlaksanaan lesson study siklus I dan II Kemampuan Berpikir Kritis Data hasil kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang diperoleh dari hasil LKM, persentase kemampuan berpikir kritis siklus II secara klasikal dengan indikator yaitu merumuskan masalah sebesar 75; memberikan argumen sebesar 85,16; melakukan deduksi sebesar 76,56; melakukan induksi sebesar 75; melakukan evaluasi sebesar 86,72; memutuskan dan melaksanakan sebesar 86,72. Hasil analisis kemampuan berpikir kritis siklus I terdapat pada Lampiran 29. Terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil observasi dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil LKM, peningkatan nilai kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II yaitu merumuskan masalah sebesar 10,66; memberikan argumen sebesar 7,03; melakukan deduksi sebesar 12,18; melakukan induksi sebesar 10,94; melakukan evaluasi sebesar 17,28; memutuskan dan melaksanakan sebesar 13,59. Berdasarkan hasil tersebut, maka terbukti bahwa pembelajaran siklus II dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Diagram batang kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Gambar 4.15. Gambar 3. Diagram kemampuan berpikir kritis klasikal siklus I dan II Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan hasil tes evaluasi akhir siklus I, dari 16 orang siswa, 5 orang mahasiswa yang belum mencapai KKM. Hasil evaluasi dikatakan tuntas jika berada > 80. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I ini yaitu 80,4. Secara klasikal rata-rata persentase hasil belajar kognitif mahasiswa pada siklus 1 yaitu 68,75%. Berdasarkan hasil tes evaluasi akhir siklus II, 16 orang mahasiswa nilai evaluasi berada diatas KKM. Nilai rata-rata klasikal pada siklus I ini yaitu 89,7. Secara klasikal rata-rata persentase hasil belajar kognitif mahasiswa pada siklus I yaitu 100%. 850

Dilihat dari keseluruhan seluruhan data kognitif, menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai kognitif sebesar 31,25% dari siklus I sebesar 68,75%. Berdasarkan perolehan data, terjadi peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I ke siklus II. Diagram batanghasil belajar ranah kognitif pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4. Diagram hasil belajar kognitif siklus I dan II Think Pair Share Berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang diukur dengan soal kasus pada lembar kerja mahasiswa (LKM) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan di setiap indikator berpikir kritisnya. Peningkatan skor berpikir kritis secara klasikal pada penelitian ini disebabkan oleh kegiatan mahasiswa saat kegiatan bertanya dan merumuskan masalah, memberikan argumen pada saat diskusi presentasi dan dalam LKM, kegiatan saling bertukar informasi setelah diskusi kelompok. Peningkatan skor kemampuan berpikir kritis juga disebabkan oleh faktor internal dari mahasiswa sendiri yang tergali dengan soal yang diberikan oleh dosen, karena sebenarnya tiap mahasiswa sudah memiliki bakat untuk menjadi kritis namun belum terungkap karena alat ukur yang digunakan belum bisa mengukur kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah soal kasus dalam lembar kerja mahasiswa (LKM). Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Peranan TPS sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah untuk optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas. Berpikir kritis dan pendidikan memiliki keterkaitan yang sangat jelas, pendidikan tidak dapat diberikan dengan baik tanpa didahului proses pemikiran yang matang dalam penyampaiannya. Kemampuan untuk berpikir kritis berkontribusi terhadap kesuksesan karir dan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi. Menurut Profesor David T Conley dalam National Education Association (2010) [7] menyatakan bahwa habits of mind seperti kegiatan menganalisis, menginterpretasi, memberikan presisi dan akurasi, problem solving, dan melakukan penalaran merupakan kebiasaan yang dapat atau sama pentingnya dengan konten suatu ilmu dalam menentukan kesuksesan di bangku kuliah. Melatih siswa berpikir kritis dan problem solving sangat penting bagi siswa karena berpikir kritis akan membimbing siswa untuk mengembangkan kemampuannya yang lain seperti semakin 851

meningkatnya kemampuan untuk berkonsentrasi, semakin dalam kemampuan menganalisisnya dan meningkatkan proses berpikir siswa. Pembelajaran dengan model think pair share (TPS) dalam penelitian ini dapat membantu mahasiswa Kelas SBM-C mengasah dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya karena pada TPS terdapat diskusi secara berpasangan yang membantu siswa membangun dan menggali kemampuan berpikir kritis dengan tetap memunculkan nilai sosial. Sebelum berpasangan mahasiswa mampu menggali kemampuan berpikir kritisnya. Setelah mendapatkan hasil diskusi harapannya mahasiswa mampu memberikan jawaban dengan teman-teman kelas sesuai dengan pemikiran dan hasil diskusinya. Pada proses ini mahasiswa lain sebagai peserta diskusi akan memberikan pendapat yang memicu dalam kemampuan berpikir kritis yaitu memberikan arguman dan melakukan evaluasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yuliarini dalam Malahayati (2011) teknik TPS ini memberikan kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan pertisipasi mereka pada orang lain. Penerapan pembelajaran TPS memberi kesempatan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Secara langsung siswa dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antar satu dengan yang lainnya, berdiskusi dan mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah di lakukan, sehingga mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. Think Pair Share Berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Hasil belajar kognitif diukur dengan menggunakan tes akhir siklus berupa tes evaluasi. Hasil belajar kognitif siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar kognitif ini disebabkan oleh kegiatan siswa dan motivasi dari diri siswa sendiri untuk terus belajar. Kegiatan siswa dalam pembelajaran yang mendukung hasil belajar kognitif adalah mengamati jawaban teman dalam kegiatan diskusi dengan kelompok melalui mengkomunikasikan hasil diskusi. Peningkatan hasil belajar kognitif juga disebabkan oleh masing-masing mahasiswa mengetahui skor evaluasinya, sehingga mahasiswa yang belum tuntas termotivasi untuk meningkatkan nilainya. Hal ini sesuai dengan Susanto (2002) [9] bahwa setiap siswa ingin tahu hasil perkerjaannya yang merupakan umpan balik untuk memperbaiki kegagalan. Menurut Sardiman (2003) [8] dengan mengetahui hasil pekerjaannya, apalagi terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar sehingga hasil belajar akan terus meningkat. Setelah diberi tindakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif TPS terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari siklus I sebesar 68,75% dan siklus II meningkat sebesar 100%. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Hal ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus II sudah tercapai. Hal ini sesuai dengan Susanto (2002) [9], bahwa belajar merupakan proses dimana otak atau pikiran mengadakan reaksi terhadap kondisi-kondisi luar, dan reaksi itu dapat dimodifikasi dengan pengalaman-pengalaman yang dialami sebelumnya. Melalui proses belajar siswa dapat mengadaptasikan dirinya pada lingkungan hidupnya. Adaptasi itu dapat berupa perubahan pikiran, sikap, dan keterampilan, sehingga 852

mendorong siswa untuk mulai aktif dalam berpikir dan membuat hasil belajarnya meningkat. Hal ini memperlihatkan bahwa model pembelajaran kooperatif TPS dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) berbasis lesson study dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa kelas SBM-C Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.. Peningkatan skor berpikir kritis secara klasikal pada penelitian ini disebabkan oleh faktor eksternal dengan kegiatan mahasiswa pada saat diskusi dan faktor internal mahasiswa sendiri sudah memeiliki bakat berpikir secara kritis namun belum tergali. Berdasarkan hasil LKM, peningkatan nilai kemampuan berpikir kritis dari siklus I ke siklus II yaitu merumuskan masalah sebesar 10,66; memberikan argumen sebesar 7,03; melakukan deduksi sebesar 12,18; melakukan induksi sebesar 10,94; melakukan evaluasi sebesar 17,28; memutuskan dan melaksanakan sebesar 13,59. (2) Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berbasis Lesson Study dapat meningkatkan hasil belajar kognitif mahasiswa kelas SBM-C Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang. Ketuntasan hasil belajar kognitif meningkat dari sebesar 68,75% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II, peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 31,25%. Saran dari penelitian ini adalah (1) Pendidik diharapkan memperhatikan pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa agar siswa dapat menerapkan konsepkonsep strategi belajar mengajar yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. (2) bagi pendidik perlu melakukan inovasi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TPS untuk mengurangi sikap individual siswa dan membangun sikap sosial dengan teman kelompok atau kelas. DAFTAR PUSTAKA Arnyana, IBP. 2004. Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan Masalah Dipandu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Bahri, Samsul. & Apriana, Evi. 2008. Peran Pengetahuan Awal Strategi Kognitif dan Metakognitif Terhadap Pencapaian Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. 6(1) : 58-64,(http://id.pdfsb.com/readonline), diakses 1 September 2015 Ennis, R and Eric Weir.1985. The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. (Online), ( http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/tewctet/ennis-weir_merged.pdf), diakses pada 1 November 2015 Friedrichsen, P.M. 2001. Science in Elementary Education. 2 nd edition. New York: Macmillan Publishing Company. Malahayati, Eva, Nurul. 2011. Pengaruh pembelajaran berbasis masalah melalui strategi Think pair share terhadap kemampuan metakognitif, kemampuan berpikir 853

kritis, hasil belajar biologi dan retensi siswa dengan kemampuan akademik berbeda. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Malang. Miranda, Yulia. 2010. Dampak Pembelajaran Metakognitif dengan Strategi Kooperatif terhadap Kemampuan Metakognitif Siswa dalam Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri Palangka Raya. Jurnal Penelitian Kependidikan.(Online) 20(2) : 187-200, (http:// Journal%20Biologi/6(2)2010), diakses 23 November 2015 NEA, 2010. Preparing 21 st Century Students for a Global Society, An Educator s Guide to the Four Cs. (Online), (http://www.nea.org/assets/docs/a-guide-to-four- Cs.pdf), diakses pada 27 Oktober 2015 Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Radja Grafindo Persada. Susanto, P. 2002. Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme. Malang: JICA. Susilo, H., Husnul C, Ridwan J, Jumiati, Yuyun D.S, Sunarjo. 2011. Lesson Study Berbasis Sekolah Guru Konservatif Menuju Guru Inovatif. Malang: Bayumedia Publishing. Widodo, A. 2008. Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru-guru SD melalui Lesson Study. (Online), (http://jurnal.upi.edu/file/jurnal_ari1.pdf), diakses 1 September 2015. 854